Risna LP STROKE Hemoragik
Risna LP STROKE Hemoragik
STROKE HEMORAGIK
Disusun Oleh :
Risnawati, S.Kep
NIM : 4012200021
STROKE HEMORAGIK
A. Definisi
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam
atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular
(Muttaqin, 2008).
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak pecah
sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke hemoragi antara lain:
melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien
Stroke hemoragik adalah pembuluh darah otak yang pecah sehingga menghambat
aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan kemudian
B. Etiologi
5. Infark hemoragik
b) Incontinentia urinae
4. Daerah a. Posterior
b) daerah makula karena daerah ini juga diperdarahi oleh a. Serebri media
d) Hemibalisme
D. Pathofisiologi
Stroke hemoragik terjadi perdarahan yang berasal dari pecahnya arteri penetrans yang
merupakan cabang dari pembuluh darah superfisial dan berjalan tegak lurus menuju parenkim
otak yang di bagian distalnya berupa anyaman kapiler. Aterosklerosis dapat terjadi dengan
bertambahnya umur dan adanya hipertensi kronik, sehingga sepanjang arteri penetrans terjadi
aneurisma kecil-kecil dengan diameter 1 mm. Peningkatan tekanan darah yang terus menerus
akan mengakibatkan pecahnya aneurisme ini, sehingga dapat terjadi perdarahan dalam
parenkim otak yang bisa mendorong struktur otak dan merembas kesekitarnya bahkan dapat
Ekstravasasi darah terjadi di daerah otak dan atau subaraknoid, sehingga jaringan yang ada
disekitarnya akan tergeser dan tertekan. Darah ini sangat mengiritasi jaringan otak, sehingga
dapat mengakibatkan vasospasme pada arteri di sekitar perdarahan. Spasme ini dapat
menyebar ke seluruh hemisfer otak dan sirkulus willis. Bekuan darah yang semula lunak
akhirnya akan larut dan mengecil. Daerah otak disekitar bekuan darah dapat membengkak dan
mengalami nekrosis, karena kerja enzim-enzim maka bekuan darah akan mencair, sehingga
terbentuk suatu rongga. Sesudah beberapa bulan semua jaringan nekrotik akan diganti oleh
astrosit dan kapiler-kapiler baru sehingga terbentuk jalinan desekitar rongga tadi. Akhirnya
rongga-rongga tersebut terisi oleh astroglia yang mengalami proliferasi (Sylvia & Lorraine
dan sering terdapat lebih dari satu aneurisma. Gangguan neurologis tergantung letak dan
beratnya perdarahan. Pembuluh yang mengalami gangguan biasanya arteri yang menembus
otak seperti cabang lentikulostriata dari arteri serebri media yang memperdarahi sebagian dari
3 ganglia basalis dan sebagian besar kapsula interna. Timbulnya penyakit ini mendadak dan
evolusinya dapat cepat dan konstan, berlangsung beberapa menit, beberapa jam, bahkan
beberapa hari. Gambaran klinis yang sering terjadi antara lain; sakit kepala berat, leher bagian
belakang kaku, muntah, penurunan kesadaran, dan kejang. 90% menunjukkan adanya darah
dalam cairan serebrospinal (bila perdarahan besar dan atau letak dekat ventrikel), dari semua
pasien ini 70-75% akan meninggal dalam waktu 1-30 hari, biasanya diakibatkan karena
meluasnya perdarahan sampai ke system ventrikel, herniasi lobus temporalis, dan penekanan
mesensefalon, atau mungkin disebabkan karena perembasan darah ke pusat-pusat yang vital
Penimbunan darah yang cukup banyak (100 ml) di bagian hemisfer serebri masih
dapat ditoleransi tanpa memperlihatkan gejala-gejala klinis yang nyata. Sedangkan adanya
bekuan darah dalam batang otak sebanyak 5 ml saja sudah dapat mengakibatkan kematian.
Bila perdarahan serebri akibat aneurisma yang pecah biasanya pasien masih muda, dan 20 %
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan,
alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnose
medis.
b. Keluhan utama
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan tidak
Serangan stroke hemoragik seringkali berlangsung sangat mendadak, pada saat klien
sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang
sampai tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan separoh badan atau gangguan fungsi
d. Riwayat penyakit dahulu: Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung,
anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti
1995).
e. Riwayat penyakit keluarga: Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi
f. Riwayat psikososial: Stroke memang suatu penyakit yang sangat mahal. Biaya untuk
sehingga faktor biaya ini dapat mempengaruhi stabilitas emosi dan pikiran klien dan
keluarga.
F. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
mengelami penurunan kesadaran, Suara bicara : kadang mengalami gangguan yaitu sukar
bervariasi.
b. Pemeriksaan integument
1) Kulit : jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika kekurangan
cairan maka turgor kulit kan jelek. Di samping itu perlu juga dikaji tanda-tanda
dekubitus terutama pada daerah yang menonjol karena klien CVA Bleeding harus
ronchi, wheezing ataupun suara nafas tambahan, pernafasan tidak teratur akibat
retensio urine.
6) Pemeriksaan ekstremitas: Sering didapatkan kelumpuhan pada salah satu sisi
tubuh.
7) Pemeriksaan neurologi:
d) Pemeriksaan refleks: Pada fase akut reflek fisiologis sisi yang lumpuh akan
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. laboratorium: mengarah pada pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, kolesterol, dan bila
2. CT scan kepala untuk mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan atau infark
3. MRI untuk mengetahui adanya edema, infark, hematom dan bergesernya struktur otak
4. Angiografi untuk mengetahui penyebab dan gambaran yang jelas mengenai pembuluh
5. Fungsi Lumbal : Menunjukan adanya tekanan normal dan biasanya ada trombosis,
emboli serabral dan TIA, sedangkan tekanan meningkat dan cairan yang mengandung
darah menujukan adanya hemoragi suaraknoid intrakranial. Kadar protein meningkat
6. Mengidentifikasi maslah didasarkan pada gelombang otak dan mungkin adanya daerah
7. Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang berlawanan dari masa
H. Analisa Data
O
1. DS : Gangguan rasa nyaman; Peningkatan TIK
kepala dengan
pengkajian P,Q,R,S,T.
DO:
-Klien tampak
memegang kepala.
- Tangan tampak
menggenggam erat.
2. DS :- Gangguan perfusi Perdarahan
Kelemahan/kelumpuhan
bergerak/menggerakan
ekstermitas.
DO:
-Hanya terbaring di
tempat tidur.
- Aktivitas dibantu
4. DS: Gangguan persepsi Penurunan sensori,
kabur melihat
tulisan/kata-kata
DO :
-Kurang konsentrasi
5. DS: - Gangguan komunikasi penurunan sirkulasi
-Bicara pelo/afasia
Bicara gagap
6. DS: Resiko gangguan nutrisi Kelemahan otot
-Perubahan sensasi rasa mengunyah dan
DO: menelan
-Kesulitan/ tidak
mengunyah
menggerakan anggota
tubuhnya
DO:
tempat tidur.
-Tidak mampu
mobilisasi
I. Diagnosa Keperawatan
penglihatan
6. Resiko gangguan nutrisi berhubungan dengan kelemahan otot mengunyah dan menelan
7. Resiko gangguan integritas kulit yang berhubungan tirah baring lama
J. Perencanaan Keperawatan
O
1. Rasa nyaman pasien terpenuhi. 1. Kaji tingkat 1. Untuk
2. Berikan dialami
nyaman, 2. Untuk
usahakan mendukung
situasi mengurangi
tenang. 3. Dengan
3. Alihkan melakukan
4. Kolaborasi perhatiannya
nyeri
pasien,penuru
nan TIK
membuat
nyeri
berkurang.
2. Setelah melakukan tindakan 1. Berikan penjelasan 1. Keluarga
tekanan 3. Mengetahui
untuk 4. Mengurangi
mengejan meningkatkan
5. Ciptakan dan
pengunjung serebral
potensial
terjadi
perdarahan
ulang.
6. Rangsangan
aktivitas yang
meningkat
dapat
meningkatkan
kenaikan TIK.
7. Memperbaiki
sel yang
masih viable
dan
mengobati
perdarahan
yang ada di
otak.
klien. dan
pernapasan.
3. Otot volunter
akan
kehilangan
tonus dan
kekuatannya
bila tidak
dilatih untuk
digerakkan.
4. Membantu
mobilisai
klien.
4. setelah melakukan tindakan 1. Tentukan 1. Untuk
4. Observasi dengan
bahagia, tidak
bermusuhan, kebingungan
saat. konsentrasi.
5. Berbicaralah 4. Untuk
kalimat-kalimat 5. Untuk
pendek. memfokuskan
perhatian
klien,
sehingga
setiap masalah
dapat
dimengerti.
5. Setelah melakukan 1. Berikan metode 1. Memenuhi
“tidak”. komunikasi.
4. Anjurkan
berkomunikasi dan
5. Hargai komunikasi
berkomunikasi. semangat
pada klien
agar lebih
sering
melakukan
komunikasi.
makan. 3. Menjaga
menelan. meningkatkan
pada 5. Menguatkan
menggunakan merunkan
resiko
terjadinya
tersedak.
7. setelah melakukan 1. Anjurkan untuk 1. Meningkatka
4. Lakukan kerusakan
menonjol yang
baru mengalami
terhadap jaringan
eritema dan
kepucatan dan
palpasi area
DAFTAR PUSTAKA
http://nursingbegin.com/askep-stroke-hemoragik/
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/