Anda di halaman 1dari 12

PENELITIAN EKSPERIMEN, TINDAKAN KELAS, DAN

PENGEMBANGAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Penelusuran Pustaka

Mata Kuliah TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH

Disusun Oleh:

Ayu Kusuma Dewi (180210204249)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
1. Penelitian Ekperimen

A. Pengertian Penelitian Eksperimen

Borg & Gall (1983), menyatakan bahwa penelitian eksperimen


merupakan penelitian yang paling dapat diandalkan keilmiahannya
(paling valid), karena dilakukan dengan pengontrolan secara ketat
terhadap variabel-variabel pengganggu di luar yang
dieksperimenkan.

Emmory, penelitian eksperimen merupakan bentuk khusus


investigasi yang digunakan untuk menentukan variabel-variabel
apa saja dan bagaimana bentuk hubungan antara satu dengan yang
lainnya. Menurut konsep klasik, eksperimen merupakan penelitian
untuk menentukan pengaruh variabel perlakuan (independent
variable) terhadap variabel dampak (dependent variable).

Arboleda (1981: 27) mendefinisikan eksperimen sebagai suatu


penelitian yang dengan sengaja peneliti melakukan manipulasi
terhadap satu atau lebih variabel dengan suatu cara tertentu
sehingga berpengaruh pada satu atau lebih variabel lain yang di
ukur.

Gay (1981: 207-208) menyatakan bahwa metode penelitian


eksperimental merupakan satu-satunya metode penelitian yang
dapat menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal
(sebab akibat). Dalam penelitian eksperimen dilakukan manipulasi
paling sedikit satu variabel, mengontrol varibel lain yang relevan
dan mengobservasi efek atau pengaruhnya terhadap satu atau lebih
variabel terikat.

Kerlinger (2006: 315) menambahkan definisi eksperimen sebagai


suatu penelitian ilmiah dimana peneliti memanipulasi dan
mengontrol satu atau lebih variabel bebas dan melakukan
pengamatan terhadap variabel-variabel terikat untuk menemukan
variasi yang muncul bersamaan dengan manipulasi terhadap

1
variabel bebas tersebut.

Jadi dapat disimpulkan penelitian eksperimen yaitu penelitian yang


dilakukan terhadap variabel yang data-datanya belum ada sehingga
perlu dilakukan proses manipulasi melalui pemberian
treatment/perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian yang
kemudian diamati/diukur dampaknya (data yang akan datang).

B. Karakteristik Penelitian Eksperimen

Karakteristik penelitian eksperimen, yang membedakannya dengan


penelitian positivistik lainnya, yaitu:

1. Metode eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian


yang dianggap paling dapat menguji hipotesis hubungan sebab-
akibat, atau paling dapat memenuhi validitas internal.

2. Metode eksperimen merupakan rancangan penelitian yang


memberikan pengujian hipotesis yang paling ketat dibanding jenis
penelitian yang lain.

3. Metode eksperimen merupakan penelitian yang digunakan untuk


mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap dampaknya dalam
kondisi yang terkendalikan.

4. Ciri khas yang membedakan penelitian eksperimen dengan


penelitian yg lain:

a. Satu atau lebih variabel bebas dimanipulasi (kondisinya dibuat


berbeda, misal: treatment dan non-treatment

b. Semua variabel lainnya, kecuali variabel perlakuan (variabel


bebas), dikendalikan (dipertahankan tetap).

c. Pengaruh manipulasi variabel bebas (pemberian perlakuan)


terhadap variabel erikat diamati, dengan asumsi karena diberi
perlakuan yang berbeda maka akan berdampak yang berbeda pula.

d. Adanya komparasi, sehingga perlu penyamaan antara kelompok

2
yang akan dikenai perlakuan dengan kelompok yang tidak dikenai
perlakuan (dua kelompok yang akan dibandingkan tersebut harus
komparabel).

C. Prosedur Penelitian Eksperimen:

Langkah-langkah penelitian eksperimen, yaitu:

1. Memilih dan merumuskan masalah, termasuk akan menguji-


cobakan perlakuan apa, dampak dampak apa yang ingin dilihat.

2. Memilih subyek yang akan dikenai perlakuan dan subyek yang


tidak dikenai perlakuan.

3. Memilih disain penelitian eksperimen.

4.Mengembangkan instrumen pengukuran (instrumen untuk


mengumpulkan data)

5. Melaksanakan prosedur penelitian dan pengumpulan data.

6. Menganalisis data

7. Perumusan kesimpulan

D. Tujuan Penelitian Eksperimen

Tujuan penelitian eksperimen yang ditulis oleh Isaac dan Michael


(1977:24) yaitu untuk meneliti kemungkinan sebab akibat dengan
mengenakan satu atau lebih kondisi perlakuan pada satu atau lebih
kelompok eksperimen dan membandingkan hasilnya dengan satu atau
lebih kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan. Dalam penelitian
eksperimen, dibedakan pengertian antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberi
perlakuan berupa variabel bebas, sedangkan kelompok kontrol adalah
kelompok yang tidak diberi perlakuan apapun atau diberi perlakuan
natural (Azwar, 2007: 110).

3
2. Penelitian Tindakan Kelas

A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas merupakan kutipan dalam bahasa Inggris


Classroom Action Research, yang memiliki arti yaitu penelitian yang
dilakukan pada sebuah kelas digunakan untuk mengetahui akibat dari
tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian dikelas tersebut.
Pertama kali penelitian ini ditunjukkan oleh Kurt Lewin pada tahun
1946, yang kemudian dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc
Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt dan lainnya.

Definisi penelitian tindakan kelas menurut para ahli seperti di bawah


ini:

a. Sanford (1970) & Kemmis (1993) dalam I Gede Harja Subrata:

Sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifat


reflektif mandiri, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan
perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau
situasi.

b. Elliot (1982) dalam Suwarsih Madya:

Kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan


kualitas tindakan di dalamnya. Seluruh prosesnya--ditelaah, diagnosis,
perencanaan,pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh menciptakan
hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan
professional.

c. Kemis dan Taggart (1988) dalam Suwarsih Madya:

Suatu bentuk penelitian reflektif diri kolektif yang dilakukan oleh


peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran
dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka, serta
pemahaman mereka terhadap praktik-praktik itu dan terhadap situasi
tempat dilakukan praktik-praktik tersebut.

4
d. Suyatno (1997), memandang bahwa penelitian tindakan kelas
merupakan bentuk penelitian yang reflektif dilakukan oleh guru sendiri,
hasilnya dapat digunakan sebagai alat untuk pengembangan
kurikulum,pengembangan sekolah, dan pengembangan keahlian
mengajar tersebut dilakukan.

Sehingga bisa diperoleh kesimpulan bahwa Penelitian Tindakan Kelas


(PTK) adalah sebagai suatu bentuk pemaparan yang besifat reflektif
oleh pelaku tindakan, yang juga dilakukan untuk meningkatkan
kemantapan rasional dari tindakan-tindakan dalam melaksanakan tugas,
memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan,
dan juga memperbaiki kondisi dimana praktik-praktik pembelajaran.

B. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Tujuan penelitian tindakan kelas atau biasa disebut dengan classroom


action research adalah meningkatkan dan memperbaiki praktik
pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru. W.R. Borg, seperti
yang dikutip oleh Suyatno (1997:8), menyebutkan bahwa tujuan utama
dari penelitian tindakan kelas adalah pengembangan keterampilan guru
berdasarkan pada persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi oleh
guru di kelasnya, dan bukan yang bertujuan untuk pencapaian
pengetahuan umum dalam bidang pendidikan.

Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan masalah,


memperbaiki kondisi, mengembangkan dan meningkatkan mutu
pembelajaran.

C. MANFAAT PTK

Manfaat PTK terkait dengan sebuah komponen pembelajaran adalah


seperti berikut:

1. Inovasi pembelajaran

2. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas

3. Peningkatan profesionalisme guru (Suyatno,1997:9).

5
D. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Beberapa ahli menyebutkan karakteristik penelitian tindakan kelas


seperti berikut : (1) didasarkan atas masalah yang dihadapi guru dalam
pembelajaran; (2) dilakukan secara kolaboratif melalui kerja sama
dengan pihak lain; (3) peneliti sekaligus sebagai praktisi yang
melakukan refleksi; (4) bertujuan memecahkan masalah atau
meningkatkan mutu pembelajaran; (5) dilaksanakan dalam rangkaian
langkah yang terdiri dari beberapa siklus; (6) yang diteliti adalah
tindakan yang dilakukan, meliputi efektifitas metode, teknik, atau
proses pembelajaran (termasuk perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian); (7) tindakan yang dilakukan adalah tindakan yang diberikan
oleh guru kepada peserta didik.

Ahli yang lain menyebutkan ada enam karakteristik penelitian tindakan


kelas (Winter: 1996), yaitu : (1) kritik refleksi, yaitu adanya refleksi
yang bersifat evaluasi pelaksanaan pembelajaran; (2) kritik dialektis,
yaitu adanya pandangan kritis dan obyektif terhadap kelemahan atau
hambatan dalam pelaksanaan; (3) kolaboratif, yaitu adanya kerjasama
dengan pihak lain untuk mengamati atau sumber data atas masalah yang
dihadapi dalam pembelajaran; (4) resiko, berarti peneliti atau guru
sendiri harus berani mengambil resiko bahwa hipotesisnya meleset atau
beresiko untuk melakukan perubahan yang bersifat perbaikan; (5)
susunan jamak, yaitu bersifat reflektif, dialektis, partisipatif dan
kolaboratif; dan (6) intenalisasi teori dan praktik, teori dan praktik
bukanlah hal yang terpisah, tetapi hanya merupakan satu hal yang
memiliki tahapan berbeda, yang saling bergantung satu sama lain,
dengan demikian pengembangan teori akan berakibat pada praktik
demikian juga pengembangan praktik yang berdampak pada teori.

E. Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas

Prinsip-prinsip yang harus dipenuhi apabila akan melakukan penelitian


tindakan kelas. Prinsip-prinsip tersebut adalah : (1) tidak mengganggu

6
komitmen guru sebagai pengajar; (2) metode pengumpulan data tidak
menuntut waktu yang berlebihan; (3) metodologi yang digunakan harus
reliable sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi serta
merumuskan hipotesis secara meyakinkan; (4) masalah berawal dari
kondisi nyata di kelas yang dihadapi guru; (5) dalam penyelenggaraan
penelitian, guru harus memperhatikan etika profesionalitas guru; (6)
meskipun yang dilakukan adalah di kelas, tetapi harus dilihat dalam
konteks sekolah secara menyeluruh; (7) tidak mengenal populasi dan
sampel; (8) tidak mengenal kelompok eksperimen dan control; dan (9)
tidak untuk digeneralisasikan.

F. BENTUK-BENTUK PTK

Oja dan Smulyan, seperti dikutip oleh (1997:17), menyebutkan bahwa


terdapat empat bentuk PTK, yaitu:

1. Guru sebagai peneliti

2. Penelitian tindakan kolaboratif

3. Simultan-terintegrasi

4. Adminitrasi sosial eksperimental.

3. Penelitian Pengembangan

A. Pengertian Penelitian Pengembangan

Penelitian Pengembangan atau Research and Development (R&D)


Menurut Gay (1990) merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk
mengembangkan suatu produk yang efektif untuk digunakan sekolah,
dan bukan untuk menguji teori.

Sedangkan menurut Borg and Gall (1983:772) mendefinisikan


penelitian pengembangan sebagai berikut:

"Educational Research and development (R & D) is a process used to


develop and validate educational products. The steps of this process are
usually referred to as the R & D cycle, which consists of studying
research findings pertinent to the product to be developed, developing

7
the products based on these findings, field testing it in the setting where
it will be used eventually, and revising it to correct the deficiencies
found in the filed-testing stage. In more rigorous programs of R&D, this
cycle is repeated until the field-test data indicate that the product meets
its behaviorally defined objectives".

Seals dan Richey (1994) mendefinisikan penelitian pengembangan


sebagai suatu pengkajian sistematik terhadap pendesainan,
pengembangan dan evaluasi program, proses dan produk pembelajaran
yang harus memenuhi kriteria validitas, kepraktisan, dan efektifitas.

Sedangkan menurut Plomp (1999) menambahkan kriteria “dapat


menunjukkan nilai tambah” selain ketiga kriteria tersebut.

Dari pendapat para ahli, maka bisa diperoleh kesimpulan bahwa


penelitian pengembangan yaitu suatu proses yang digunakan untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan
dalam pendidikan. Produk yang dihasilkan antara lain: bahan pelatihan
untuk guru, materi belajar, media, soal, dan sistem pengelolaan dalam
pembelajaran.

B. Karakteristik dan Motif Penelitian Pengembangan

Menurut Wayan (2009) terdapat 4 karateristik dalam penelitian


pengembangan, yaitu:

1. Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan


dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran
sebagai pertanggung jawaban profesional dan komitmennya terhadap
pemerolehan kualitas pembelajaran.

2. Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta


media belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi
siswa.

3. Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji


ahli, dan uji coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga

8
produk yang dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas
pembelajaran. Proses pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan
tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat
dipertanggung jawabkan secara akademik.

4. Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media


pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara
sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan
originalitas.

Sedangkan untuk motif penelitian pengembangan seperti dikatakan oleh


Akker (1999), yaitu:

1. Motif dasarnya bahwa penelitian kebanyakan dilakukan bersifat


tradisional, seperti eksperimen, survey, analisis korelasi yang fokusnya
pada analsis deskriptif yang tidak memberikan hasil yang berguna
untuk desain dan pengembangan dalam pendidikan.

2. Keadaan yang sangat kompleks dari banyknya perubahan kebijakan


di dalam dunia pendidikan, sehingga diperlukan pendekatan penelitian
yang lebih evolusioner (interaktif dan siklis).

3. Penelitian bidang pendidikan secara umum kebanyakan mengarah


pada reputasi yang ragu-ragu dikarenakan relevasi ketiadaan bukti.

C. Tujuan Penelitian Pengembangan

Menurut Akker (1999) tujuan dari penelitian pengembangan dapat


dibedakan berdasarkan pengembangan pada bagian kurikulum,
teknologi dan media, pelajaran dan instuksi, dan pendidikan guru
didaktis.

D. Langkah-langkah dan Metode Penelitian Pengembangan

Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan:

a. Potensi dan Masalah

b. Mengumpulkan Informasi

c. Desain Produk

9
d. Validasi Desain

e. Perbaikan Desain

f. Uji Coba Produk

g. Revisi Produk

h. Ujicoba Pemakaian

i. Revisi Produk Lanjut

j. Pembuatan Produk Masal

Ada juga langkah-langkah penelitian pengembangan (R & D) menurut


Borg dan Hall (1989:775), yaitu: a) Penelitian dan Pengumpulan Data,
b) Perencanaan, c) Pengembangan Produk Awal, d) Uji coba produk
awal / Uji Coba Terbatas, e) Penyempurnaan Produk Awal, f) Uji Coba
Lapangan Lebih Luas, g) Penyempurnaan Produk Hasil Uji Lapangan
Lebih Luas, h) Uji Coba Produk Akhir, i) Revisi atau Penyempurnaan
Produk Akhir, j) Diseminasi dan Implementasi

10
DAFTAR PUSTAKA

Alfiantika, Ninit. 2018. Metode Penelitian Pengajar Bahasa Indonesia.


Yogyakarta: Deepublish.

Setyosari, Punaji. 2016. Metode Penelitian dan Pengembangan Edisi Keempat.


Jakarta: Prenadamedia.

Payadnya, I Putu Gede Andrey dan Jayantika, I Gusti Agung Ngurah Trisna.
2018. Panduan Penelitian Eksperimen Beserta Analisis Statistik Dengan
SPSS. Yogyakarta: Deepublish.

Mahmud dan Priatna, Tedi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik.
Bandung: Tsabita.

Jaedun, Amat. 2011. Metode Penelitian Eksperimen. Yogyakarya: UNY

Anda mungkin juga menyukai