Anda di halaman 1dari 3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tuna Daksa


Menurut Somantri (2006) tunadaksa adalah suatu keadaan rusak atau terganggu
sebagai akibat gangguan bentuk atau hambatan pada tulang, otot dan sendi dalam
fungsinya yang normal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyakit, kecelakaan atau
dapat juga disebabkan oleh pembawaan sejak lahir.
Menurut Efendi (2008), tunadaksa adalah ketidakmampuan anggota tubuh untuk
melaksanakan fungsinya disebabkan oleh berkurangnya kemampuan anggota tubuh
untuk melaksanakan fungsi secara normal akibat luka, penyakit, atau pertumbuhan
yang tidak sempurna.
Menurut Hikmawati (2011), tunadaksa adalah seseorang yang mempunyai
kelainan tubuh pada alat gerak yang meliputi tulang, otot, dan persendian baik dalam
struktur atau fungsinya yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan
hambatan baginya untuk melakukan kegiatan secara layak. 
Menurut Karyana dan Widiati (2013), tunadaksa adalah penyandang bentuk
kelainan atau kecacatan pada sistem otot, tulang, dan persendian yang dapat
mengakibatkan gangguan koordinasi, komunikasi, adaptasi, mobilisasi, dan gangguan
perkembangan keutuhan pribadi.
Menurut Aziz (2015), tunadaksa adalah mereka yang mengalami kelainan atau
kecacatan pada sistem otot, tulang, dan persendian karena kecelakaan atau kerusakan
otak yang dapat mengakibatkan gangguan gerak, kecerdasan, komunikasi, persepsi,
koordinasi, perilaku, dan adaptasi sehingga mereka memerlukan layanan informasi
secara khusus.
Secara umum tunadaksa merupakan suatu keadaan rusak atau terganggu sebagai
akibat gangguan bentuk atau hambatan pada tulang, otot, dan sendi dalam fungsinya
yang normal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyakit, kecelakaan, atau dapat juga
disebabkan oleh pembawaan sejak lahir (White House Conference, 1931). Tunadaksa
sering juga diartikan sebagai suatu kondisi yang menghambat kegiatan individu
sebagai akibat kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot, sehingga mengurangi
kapasitas normal individu untuk mengikuti pendidikan dan untuk berdiri sendiri.
Dari berbagai pengertian di atas dapat kami simpulkan bahwa anak tunadaksa
adalah seseorang yang mengalami kerusakan atau kelainan pada tulang, otot, dan
sendi dalam fungsinya secara normal sehingga mengakibatkan gangguan pada
komunikasi, bersosialisasi, dan berkembang bagi dirinya.
2.2 Karakteristik Tuna Daksa

1) Tunadaksa Ortopedi
Tunadaksa Ortopedi (Orthopadically handycapped) merupakan penyandang
tunadaksa yang mengalami kecacatan tertentu pada bagian tulang, otot tubuh
maupun persendian. Jenis tunadaksa ini adalah mereka yang mengalami kelainan,
kecacatan, ketunaan tertentu pada bagian tulang, otot tubuh, ataupun daerah
persendian baik yang dibawa sejak lahir maupun yang diperoleh kemudian
(karena penyakit atau kecelakaan) sehingga mengakibatkan terganggunya fungsi
tubuh secara normal.

2) Tunadaksa Saraf
Tunadaksa saraf (nurologically handicapped), merupakan penyandang
tunadaksa yang mengalami kelemahan pada gerak dan fungsi salah satu atau
beberapa alat geraknya yang disebabkan oleh kelainan pada saraf diotak. Menurut
derajat kecacatannya tunadaksa saraf dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :

a) Ringan, dengan ciri-ciri yaitu dapat berjalan tanpa alat bantu, bicara jelas
dan dapat membantu diri sendiri.

b) Sedang, dengan ciri-ciri yaitu membutuhkan bantuan untuk latihan


berbicara, berjalan, mengurus diri dan menggunakan alat-alat khusus.

c) Berat, dengan ciri-ciri yaitu membutuhkan perawatan tetap dalam ambulasi,


bicara dan tidak dapat menolong diri sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Somantri, Sutjihati. 2006. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.


https://www.kajianpustaka.com/2020/07/tunadaksa.html . Diakses pada tanggal 15
Oktober 2020 pada pukul 10.10

Efendi, Mohammad. 2008. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi


Aksara. https://www.kajianpustaka.com/2020/07/tunadaksa.html. Diakses pada
tanggal 15 Oktober 2020 pada pukul 10.11

Hikmawati, Fenti. 2011. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rajawali Pers.


https://www.kajianpustaka.com/2020/07/tunadaksa.html. Diakses pada tanggal 15
Oktober 2020 pada pukul 10.11

Karyana, Asep dan Widiati, Sri. 2013. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunadaksa.
Jakarta: Luxima Metro Media.
https://www.kajianpustaka.com/2020/07/tunadaksa.html. Diakses pada tanggal 15
Oktober 2020 pada pukul 10.11

Aziz, Safrudin. 2015. Pendidikan Seks Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Gava


Media. https://www.kajianpustaka.com/2020/07/tunadaksa.html. Diakses pada tanggal
15 Oktober 2020 pada pukul 10.11

Murtie Afin. 2014. Ensiklopedia Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Maxima.


https://www.kajianpustaka.com/2020/07/tunadaksa.html. Diakses pada tanggal 15
Oktober 2020 pada pukul 10.12

Pemahaman Terhadap Pusat Pemberdayaan Anak-anak Difabel.


https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/70a49aedabf3cd503be6597cd9271258.p
df . Diakses pada tanggal 15 Oktober 2020 pukul 10.09

Anda mungkin juga menyukai