PENDAHULUAN
2.1.4 Ergonomi
Menurut (Sastrowinanto, 1985)Ergonomi berasal dari kata Yunani ergos (bekerja) dan
nomos (hukum alam), sehingga memiliki makna yaitu ilmu yang meneliti tentang kaitan
antara orang dengan lingkungan kerjanya.
Menurut (Tarwaka, 2004)Pengertian Ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam sistem
kerja. Ergonomi adalah ilmu, seni, dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau
menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun
istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga
kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik.
Dalam praktiknya menunjukkan bahwa setiap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan,
apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan mengakibatkan ketidaknyamanan, biaya
tinggi, kecelakaan dan penyakit akibat kerja meningkat, performansi menurun yang
berakibat kepada penuruan efisiensi dan daya kerja. Dengan demikian, penerapan ergonomi
di segala bidang kegiatan adalah suatu keharusan (Tarwaka, 2004)
2.1.5 Antropometri
Dalam kehidupan sehari-hari, lingkungan hidup manusia akan dipermudah dengan
berbagai macam teknologi. Teknologi tersebut tentu disesuaikan dengan antropometri dari
populasi manusia yang tinggal pada lingkungan hidup tertentu. Dalam bukunya,
(Nurmianto, 1991) menjelaskan bahwa antropometri adalah satu kumpulan data numerik
yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk dan kekuatan
serta penerapandari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Menurut (Sanders &
McCormick, 1987) antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik
tubuh lainnya yang relevan dengan desain tentang sesuatu yang dipakai orang. Sehingga
dalam penerapan sebuah teklogi dalam lingkungan hidup manusia dibutuhkan ukuran
dimensi tubuh manusia sehingga dalam pengimpelementasian teknologi tidak salah guna
dan lebih mudah digunakan kebanyakan manusia.
Data antropometri pada umumnya memiliki peranan penting dalam perancangan produk
atapun peraalatan dan stasiun kerja. Pada data antropometri harus memiliki nilai yang akurat
sehingga dalam proses perancangan tidak mengakibatkan rasa yang tidak nyaman bagi
pengguna produk yang telah dirancang. Namun pada umunnya, data antropometri yang
digunakan menggunakan data pada orang normal dan masih jarang masyarakat penyandang
disabilitas yang diperhatikan. Hal tersebut mengakibatkan pengimplementasian pada produk
yang mendukung masyarakat penyandang disabilitas masih minim. Dalam perancangan
produk, produk tersebut juga harus dapat digunakan oleh siapapun.
2.1.6 Usabilitas
Usabilitas adalah sebuah ukuran atau sebuah karakteristik yang mendeskripsikan
seberapa efektif seorang pengguna dalam berinteraksi dengan suatu produk. Usabilitas juga
merupakan ukuran seberapa mudah suatu produk bisa dipelajari dengan cepat dan seberapa
mudah suatu produk dapat digunakan (JeffAxup, 2004). Sementara itu, tidak hanya terbatas
kepada “penggunaan yang mudah”, tetapi menjelaskan bahwa tujuan dimana suatu produk
digunakan harus dicapai dengan efektivitas, efisiensi, dan kepuasan. Menurut (ISO, 2018),
usabilitas dapat didefinisikan sebagai tingkatan dimana sebuah produk dapat digunakan oleh
pengguna tertentu untuk mencapai suatu tujuan dengan efektivitas, efisiensi, dan kepuasan
dalam konteks tertentu dari penggunaan.
Menurut (ISO, 2018), usabilitas memiliki beberapa komponen yang secara tradisional
dikaitkan dengan tiga atribut usabilitas sebagai berikut :
a. Efektivitas (effectiveness)
Merupakan tingkatan yang menunjukkan seberapa baik pengguna mencapai tujuan
mereka dengan menggunakan sistem serta kelengkapan yang dapat diperoleh dalam
menyelesaikan tugas.
b. Efisiensi (efficiency)
Merupakan tingkatan seberapa besar sumberdaya yang dikeluarkan guna mencapai
ketepatan dan kelengkapan tujuan.
c. Kepuasan (satisfaction)
Merupakan kebebasan dari ketidak nyamanan, dan sikap positif terhadap penggunaan
produk atau ukuran subjektif bagaimana pengguna merasa puas tentang penggunaan
sistem.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
9. Model Rekomendasi
Model rekomendasi berupa produk jadi yang siap diimplementasikan kepada subjek
penelitian.
10. Implementasi Model
Implementasi model akan dilakukan untuk mengetahui efektivitas, efisiensi, dan kepuasan
dari subjek penelitian.
11. Data Usabilitas
Data Usabilitas berupa efektivitas, efisiensi, dan tingkat error dari produk yang telah dibuat
dibanding dengan produk yang sudah ada.
12. Analisa Model
Analisa model dilakukan dengan metode Usabulitas untuk mengetahui apakah produk yang
dibuat telah memenuhi komponen-komponen Usabilitas, yaitu : efektivitas, efisiensi, dan
kepuasan.
13. Kesimpulan
Setelah didapatkan hasil berdasarkan pengambilan data dan analisis, maka dapat ditarik
kesimpulan yang menjawab rumusan-rumusan masalah disertai dengan rekomendasi bagi
penelitian selanjutnya.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tinggi Siku
2. (TSD) P50 25,12 - 36,7
Duduk
Tinggi
3. TPO P50 42,98 - 42,98
Popliteal
Pantat
4. PPO P50 48,74 - 48,74
Popliteal
5. Lebar Bahu LB P50 42,08 - 42,08
Jarak
Tangan
6 JRT P50 36,43 - 36,43
Kanan dan
Tangan Kiri
Jangkauan
7 JT P5 64,4 - 64,4
Tangan
Panjang
Telapak
8 PTLK P50 17,27 - 17,27
Lengan
Kaki
4.3 Analisis
4.3.1 Analisa Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk memastikan bahwa data yang akan diolah
telah berdistribusi normal atau mewakili seluruh populasi yang ada.
Berdasarkan uji normalitas yang telah dilakukan dengan menggunakan
software SPSS dapat diketahui bahwa semua data telah berdistribusi normal
dengan hipotesis diterima karena nilai Sig. > 0,05 sebagai berikut :
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas
5.2 Saran
Saran peneliti bagi pihak perbelanjaan adalah seharusnya produk trolley yang
khusus disabilitas setidaknya disediakan, karena walaupun penyandang disabilitas
mempunyai jumlah sedikit tetapi para penyandang disabilitas mempunyai hak untuk
berbelanja dengan nyaman, serta mempunyai hak untuk menikmati fasilitas-fasilitas
yang diberikan oleh pihak perbelanjaan.