( CACAT FISIK )
Dosen Pengampu:
Ratna Khairunnisa,S.Pd.,M.Pd
Kelompok 2
Nopanti
{2186206120}
Tuna daksa adalah kondisi anak yang memiliki anggota tubuh tidak
sempurna. Anak yang mengalami cacat atau kelainan hanyalah menetap pada
alat gerak (tulang, sendi, otot), sedangkan fungsi panca indra penderita
tunadaksa masih normal sehingga kelainan ini kerap disebut juga sebagai
cacat tubuh, disabilitas fisik, atau orthopedically handicapped. Jika
mengalami gangguan gerakan karena kelayuan pada fungsi syaraf otak
disebut Cerebral Palsy (CP).
03
02 Penyebab TunaDaksa
Spina bifida: cacat lahir yang terjadi karena tulang belakang dan saraf
tulang belakang tidak terbentuk sempurna saat kehamilan.
Distrofi otot: sekelompok penyakit otot yang secara perlahan membuat otot
makin melemah hingga kehilangan kekuatan dan fungsinya.
04 Karakteristik anak tunadaksa
1. Karakteristik akademik
Anak tunadaksa dengan kelainan sistem otot dan rangka umumnya
memiliki tingkat kecerdasan normal sehingga bisa mengikuti pelajaran
sama dengan anak normal. Akan tetapi, anak dengan kelainan sistem saraf
pusat biasanya punya tingkat kecerdasan (IQ) yang lebih rendah
(intellectual disability).
2. Karakteristik sosial dan emosional
Beberapa anak tunadaksa mungkin merasa dirinya cacat, tidak berguna,
dan menjadi beban bagi orang lain sehingga membuatnya malas belajar,
bermain, dan bersosialisasi. Ketidakmampuan melakukan kegiatan fisik
sebagaimana mestinya juga bisa membuat anak mudah tersinggung, marah,
rendah diri, pemalu, penyendiri, hingga frustasi.
3. Karakteristik fisik dan kesehatan
Kecenderungan gangguan kesehatan lain, seperti sakit gigi,
berkurangnya kemampuan pendengaran dan penglihatan,
serta gangguan bicara umum terjadi pada anak dengan
disabilitas saraf. Selain itu, penyandang tunadaksa jenis ini
juga bisa menunjukkan tanda-tanda hiperaktif (sangat aktif)
maupun hipoaktif (sangat pasif) dalam perilakunya.
05 Cara Penangananya