Anda di halaman 1dari 14

TUNA DAKSA

( CACAT FISIK )

Dosen Pengampu:
Ratna Khairunnisa,S.Pd.,M.Pd
Kelompok 2

Winda Eka Putri


Irma Rusardi {2186206118} {2186206124}

Nopanti
{2186206120}

Ni Made Diana M.A.M


{2186206098} Sri Indah Pratama
{2186206111}
01 Pengertian Tuna Daksa

Apa itu tunadaksa ?

Tuna daksa adalah kondisi anak yang memiliki anggota tubuh tidak
sempurna. Anak yang mengalami cacat atau kelainan hanyalah menetap pada
alat gerak (tulang, sendi, otot), sedangkan fungsi panca indra penderita
tunadaksa masih normal sehingga kelainan ini kerap disebut juga sebagai
cacat tubuh, disabilitas fisik, atau orthopedically handicapped. Jika
mengalami gangguan gerakan karena kelayuan pada fungsi syaraf otak
disebut Cerebral Palsy (CP).

03
02 Penyebab TunaDaksa

Tunadaksa merupakan kondisi yang bisa disebabkan oleh


beberapa hal, baik itu faktor keturunan, penyakit bawaan sejak lahir,
atau kecelakaan. Berikut beberapa faktor yang menjadi penyebab
disabilitas fisik.

• Fase prenatal (sebelum kelahiran): terjadi saat bayi masih dalam


kandungan, seperti kelainan genetik, gangguan pembentukan saraf,
saat mengandung mengalami trauma (kecelakaan) dan infeksi yang
menyerang otak.
• Fase noenatal (saat kelahiran): terjadi saat bayi dilahirkan,
seperti pinggul ibu yang terlalu kecil, posisi bayi sungsang,
perdarahan otak saat kelahiran, atau pemakaian anestesi
(bius) secara berlebihan.

• Fase postnatal (setelah kelahiran): terjadi setelah bayi


dilahirkan, seperti mengalami penyakit infeksi yang
menyerang otak, kecelakaan yang menyebabkan trauma
kepala, hingga amputasi anggota badan.
03 Jenis-jenis tunadaksa

Ada dua kategori utama tunadaksa, yakni disabilitas


neuromuskuloskeletal dan disabilitas muskuloskeletal. Adapun definisi dan
jenis tunadaksa dari masing-masing kategori tersebut berikut ini.
1.) Disabilitas neuromuskuloskeletal
Jenis disabilitas fisik ini disebabkan oleh kelainan pada sistem saraf pusat
(otak dan sumsum tulang belakang) sehingga anak tidak mampu
melakukan gerakan terkontrol dari bagian tubuh tertentu. Beberapa contoh
ganguan akibat kelainan pada sistem saraf pusat.

 Cerebral palsy (lumpuh otak): sekelompok gangguan yang


memengaruhi otot dan saraf sehingga terjadi gangguan fungsi motorik
terutama pada anak-anak.
 Poliomyelitis (polio): penyakit menular akibat infeksi virus yang
menyerang sistem saraf pusat sehingga menyebabkan kerusakan pada
sistem saraf motorik.

 Spina bifida: cacat lahir yang terjadi karena tulang belakang dan saraf
tulang belakang tidak terbentuk sempurna saat kehamilan.

 Stroke: gangguan suplai darah menuju otak sehingga pengidapnya bisa


terkena gangguan fungsi motorik dan sensorik tiba-tiba pada satu sisi
tubuh.

 Cedera kepala: trauma akibat benturan pada kepala yang bisa


memengaruhi fungsi motorik dan sensorik pada otak tergantung tingkat
keparahannya.
2.) Disabilitas muskuloskeletal
Jenis disabilitas fisik ini disebabkan oleh kelainan pada bentuk otot atau tulang,
penyakit, dan degenerasi (penuaan) sehingga menghambat aktivitas.
Berikut kelainan yang bisa terjadi pada sistem otot dan rangka.
 Kehilangan anggota badan: terjadi karena cacat lahir, penyakit, atau
kecelakaan yang memerlukan anggota badan buatan untuk menggantikan
fungsinya,

 Osteoartritis (pengapuran sendi): penyakit radang sendi yang diakibatkan


oleh kerusakan tulang rawan sehingga menimbulkan nyeri, sakit, atau kaku
sendi.

 Distrofi otot: sekelompok penyakit otot yang secara perlahan membuat otot
makin melemah hingga kehilangan kekuatan dan fungsinya.
04 Karakteristik anak tunadaksa

1. Karakteristik akademik
Anak tunadaksa dengan kelainan sistem otot dan rangka umumnya
memiliki tingkat kecerdasan normal sehingga bisa mengikuti pelajaran
sama dengan anak normal. Akan tetapi, anak dengan kelainan sistem saraf
pusat biasanya punya tingkat kecerdasan (IQ) yang lebih rendah
(intellectual disability).
2. Karakteristik sosial dan emosional
Beberapa anak tunadaksa mungkin merasa dirinya cacat, tidak berguna,
dan menjadi beban bagi orang lain sehingga membuatnya malas belajar,
bermain, dan bersosialisasi. Ketidakmampuan melakukan kegiatan fisik
sebagaimana mestinya juga bisa membuat anak mudah tersinggung, marah,
rendah diri, pemalu, penyendiri, hingga frustasi.
3. Karakteristik fisik dan kesehatan
Kecenderungan gangguan kesehatan lain, seperti sakit gigi,
berkurangnya kemampuan pendengaran dan penglihatan,
serta gangguan bicara umum terjadi pada anak dengan
disabilitas saraf. Selain itu, penyandang tunadaksa jenis ini
juga bisa menunjukkan tanda-tanda hiperaktif (sangat aktif)
maupun hipoaktif (sangat pasif) dalam perilakunya.
05 Cara Penangananya

- Operasi ortopedi dilakukan sebagai usaha untuk memperbaiki salah bentuk


dan salah gerak dengan mengurangi atau menghilangkan bagian yang
menyebabkan terjadinya kesalahan bentuk atau gerak.
- Fisioterapi adalah melatih otot-otot bagian badan yang mengalami
kelainan, yang dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan medis.
Dalam latihan ini melibatkan otot atau gerak secara aktif melalui berbagai
kegiatan fisik, latihan berjalan, latihan keseimbangan, dan lain-lain. Untuk
latihan fisioterapi ini sarana dan metode yang digunakan sangat bervariasi,
meliputi pengunaan air (bydrotherapy), penggunaan panas sinar
(thermotherapy), penggunaan listrik (electric therapy), penggunaan gerak-
gerak (kinesiotherapy), atau melalui pemijatan (massage).
- Activities daily living adalah latihan berbagai kegiatan sehari-hari,
dengan maksud untuk melatih penderita agar mampu melakukan
gerakan atau perbuatan menurut keterbatasan kemampuan fisiknya.
Latihan kegiatan sehari-hari dapat dikaitkan dengan aktivitas di
lingkunganrumah maupun dalam hubungannya dengan pekerjaan dan
kehidupan sosialnya.
- Occupational therapy adalah bentuk usaha atau aktifitas bersifat fisik
dan psikis dengan tujuan membantu penderita tunadaksa agar menjadi
lebih baik dan kuat dari kondisi sebelumnya melalui sejumlah tugas
atau pekerjaan tertentu. Sarana yang dapat digunakan dalam kegiatan
terapi tugas ini antara lain melukis, memahat, membuat kerajinan
tangan, menyulam, merajut, untuk melatih kemampuan tangan.
Pemberian protease adalah pemberian perangkat tiruan untuk
mengganti bagian-bagian dari tubuh yang hilang atau cacat, misalnya
kaki tiruan, tangan tiruan, mata tiruan, gigi tiruan, dan sebagainya.
Kesimpulan

Dari pembahasan diatas maka dapat menyimpulkan


bahwa tunadaksa adalah ketidakmampuan anggota tubuh
untuk melaksanakan fungsinya disebabkan oleh
berkurangnya kemampuan anggota tubuh untuk
melaksanakan fungsi secara normal akibat luka, penyakit,
atau pertumbuhan yang tidak sempurna sehingga untuk
kepentingan pembelajarannya perlu layanan secara
khusus. Seperti juga kondisi ketuntasan yang lain, kondisi
kelainan pada fungsi anggota tubuh atau tunadaksa dapat
terjadi pada saat sebelum anak lahir (prenatal), saat lahir
(neonatal), dan setelah anak lahir (postnatal).
Thanks you

Anda mungkin juga menyukai