DAN MOTORIK
Pendidikan Inklusi
Yang diampu oleh Wahyu Nurmalasari, M.Pd.
Disusun kelompok 7 :
1. Karakteristik Akademik
2. Karakteristik Sosial/Emosional
Kehadiran anak cacat yang tidak diterima oleh orang tua dan disingkirkan dari
masyarakat akan merusak perkembangan pribadi anak mengakibatkan timbulnya problem
emosi.
3. Karakteristik Fisik/Kesehatan
- Ataxia
- Spastik
- Dyskenisia
- Dyskenisia
- Poliomyelitis
- Spina bifida
1. Ketentuan Umum
Untuk mengembangkan alat asesmen, dilihat dari cara pengadaannya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian,
pertama alat asesmen yang bersifat formal, yaitu alat asesmen yang memiliki kaidah-kaidah berdasarkan
pengkajian para ahli. Alat asesmen ini biasanya sudah baku, untuk penggunaannya dibutuhkan pengetahuan
khusus, dengan demikian tidak semua orang dapat menggunakannya.
Fokus perhatian dalam merancang asesmen yang bersifat informal, yakni :
- Pertama asesmen harus diarahkan kepada penggalian kemampuan yang dikuasai anak
- Kedua hambatan atau kesulitan yang dialami anak
- Ketiga lingkungan yang mempengaruhi anak.
2. Ketentuan Khusus
Secara khusus dalam mengembangkan alat asesmen mengikuti langkah-langkah :
- Menentukan Area Fokus
- Menentukan Informasi yang diperlukan
- Menentukan Bagaimana Merekamnya
- Menentukan Kriteria
F. Alat Bantu Belajar Anak Tunadaksa
a.Alat Asesmen
Asesmen dilakukan pada anak tuna daksa dilakukan untuk mengetahui
keadaan postur tubuh, keseimbangan tubuh, kekuatan otot, mobilitas,
intelegensi, serta perabaan.
b.Alat Latihan Fisik atau Bina Gerak.
Pada umumnya anak tuna daksa mengalami hambatan dalam pindah
diri (ambulasi), dan koordinasi atau keseimbangan tubuh. Agar anak tuna
daksa dapat melakukan kegiatan hidup sehari-hari diperlukan latihan.
c.Alat Bina Diri.
Agar anak tuna daksa dapat melakukan perawatan diri dan kegiatan
hidup sehari-hari (activity of daily living), maka perlu latihan
d.Alat Bantu Belajar atau Akademik
Untuk membantu penguasaan kemampuan di bidang akademik, maka
dibutuhkan layanan dan peralatan khusus.
TERIMA
KASIH