-1-
Sensor dan Aktuator:
Dasar & Aplikasi di Industri Manufaktur
-2-
Sensor dan Aktuator: Dasar & Aplikasi di Industri Manufaktur
Syahril Ardi, PhD
-3-
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Luas Ilmu-Nya, sehingga kami
dapat menyusun buku panduan teori sesor actuator dengan judul: Sensor dan
Aktuator, Dasar & Aplikasi di Industri Manufaktur. Buku panduan ini dapat
dijadikan bahan ajar bagi mahasiswa program studi mekatronika, elektronika,
maupun otomotif (autotronik).
Pada dua bab terakhir dari buku panduan ini penulis masukkan studi kasus aplikasi
sensor dan actuator, khususnya di Industri Manufaktur. Penulis berharap dengan
adanya bahasan studi kasus aplikasi ini, pembaca dapat lebih memahami dan
dapat memakai sensor & actuator sesuai dengan kebutuhan di industri kelak.
-4-
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
1. Pengukuran Besaran Non-Elektrik …………….. 8
Pengukuran Suhu ……………………………………………………….. 9
Pengukuran Tekanan …………………………………………………… 13
Pengukuran Gaya dan Torsi …………………………………………… 20
-5-
Pengendalian Motor Stepper …………………………………………… 94
-6-
Sensor Phototransistor dan inframerah …………………………………. 171
Driver Motor DC ………………………………………………………… 173
Perancangan dan Pembuatan ………………………………………….. 175
Spesifikasi Alat …………………………………………………………. 175
Mikrokontroler ATmega16 ………………………………………………. 178
Driver motor L298 ………………………………………………………. 180
Modul Power Supply 5 volt ……………………………………………… 182
Limit Switch ………………………………………………………………. 183
Pengujian Tegangan pada Sensor ……………………………………….. 184
Pengujian Cycle Time …………………………………………………….. 186
Kesimpulan ……………………………………………………………….. 188
Daftar Pustaka
Profil
-7-
1
Pengukuran Besaran Non-Elektrik
Dalam ilmu Fisika terdapat banyak besaran yang bersifat non-listrik misalnya:
besaran tekanan, gaya, kecepatan, percepatan atau suhu. Ketika besaran-besaran
tersebut perlu diukur dan diproses secara elektronik, maka sinyal non-elektris harus
diubah menjadi sinyal elektris. Untuk itu telah dikembangkan sensor yang dapat
mengubah komponen elektrik mereka sebagai fungsi dari variabel yang diukur.
Sebagai contoh, sebuah photoresistor dapat berubah nilai tahanannya sesuai
dengan kondisi pencahayaan di sekitarnya. Piezo-elemen dapat menghasilkan
tegangan listrik ketika mendapatkan suatu tekanan.
-8-
1. Pengukuran Suhu
Di bidang proses permesinan, temperatur adalah salah satu yang paling penting
dari semua pengukuran besaran, selaian itu besaran ini adalah besaran yang paling
sering diukur karena hampir setiap proses teknis melibatkan penggunaan energi
panas sehingga perubahan suhu yang tidak dapat dihindari. Monitoring dan regulasi
suhu diperlukan dalam hampir setiap sektor industri.
Suhu yang akan diukur terutama terletak dalam kisaran antara -200 ° C dan
2000 ° C. Berbagai efek fisik yang digunakan dalam melakukan pengukuran suhu,
misalnya, deformasi benda padat, pemuaian benda cair dan gas, pertambahan
tegangan termo-elektris antara dua kawat logam yang berbeda atau juga
perubahan hambatan listrik.
Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran panas menjadi
besaran listrik yang dapat dengan mudah dianalisis besarnya. Ada beberapa
metode yang digunakan untuk membuat sensor ini, salah satunya dengan cara
menggunakan material yang berubah hambatannya terhadap arus listrik sesuai
dengan suhunya.
-9-
a. Karakteristik PTC
Untuk mendapatkan sinyal listrik yang baik dengan sedikit kegaduhan, dapat
digunakan jembatan Wheatstone dan rangkaian Lock in Amplifier.
- 10 -
KTY (Silicone Temperature Sensor)
Bagian ini berisi sebuah jembatan Wheatstone dengan sebuah resistor termal KTY.
KTY adalah sensor silikon dengan koefisien temperatur positif.
Jembatan Wheatstone dioperasikan dengan menggunakan metode lendutan, yaitu
jembatan ini tidak dikalibrasi melainkan tegangan diferensial digunakan sebagai
ukuran untuk suhu.
Thermoelectricity
Dalam rangka untuk menghasilkan listrik melalui efek termoelektrik, suatu arus harus
dihasilkan oleh kombinasi dua bahan semikonduktor ditetapkan pada temperatur
yang berbeda. Efek termoelektrik yang menghasilkan listrik dalam situasi ini dikenal
sebagai efek Seebeck, dinamai ilmuwan yang menemukannya di tahun 1800an.
Seebeck membuktikan bahwa menggabungkan dua bahan konduktif, satu panas dan
satu didinginkan, menciptakan biaya yang melewati logam. Akhirnya, para ilmuwan
mengeksplorasi konsep ini dan menciptakan versi lebih maju dari sel Seebeck yang
menggunakan bahan konduktif sintetis dan memungkinkan pengguna untuk
mengumpulkan biaya yang dihasilkan sebagai arus listrik.
Termokopel. Termokopel terdiri dari semikonduktor penyaluran positif dan
negatif-penyaluran semikonduktor tergantung antara sumber panas dan
heat sink, atau permukaan yang dingin. Panas disalurkan dalam
semikonduktor positif, ketika sedang dikuras dari sisi negatif. Karena energi
panas berupaya untuk mencapai keseimbangan, secara alami akan
mencoba untuk mencari zat dingin, dan sejak semikonduktor dipanaskan
memiliki energi ekstra, ia memiliki elektron yang melompat tingkat dan
kreatif muatan positif. Bersama-sama, kedua efek menimbulkan arus
- 11 -
termoelektrik.
Sel termoelektrik memiliki aplikasi yang terbatas, terutama karena mereka
mahal untuk membuatnya dalam bentuk yang efisien dan membutuhkan
sumber energi yang signifikan untuk memberikan panas yang diperlukan di
tempat pertama. Salah satu aplikasi paling sukses telah di satelit, yang
menggunakan termokopel untuk menghasilkan energi sehingga mereka bisa
mandiri. Panas yang dihasilkan oleh sumber daya internal satelit, dan dingin
siap dipasok oleh ruang vakum, menciptakan proses termokopel yang kuat
yang dapat panen energi yang dapat digunakan.
- 12 -
2. Pengukuran Tekanan
Tekanan dapat diukur secara langsung maupun tidak langsung. Pengukuran tekanan
secara langsung menggunakan prinsip fisik dasar dan orientasi layar mereka untuk
menunjukkan besar tekanan sesuai dengan hubungan antara besar tekanan dan
perubahan fisik itu sendiri. Alat pengukur tekanan secara tidak langsung
menerapkan elastisitas atau kelenturan dari pegas atau medan listrik yang
dihasilkan untuk mendapatkan pembacaan tekanan.
Salah satu contoh peralatan ukur tekanan mekanis adalah manometer yang
mencakup elemen elastis (pegas) di mana tekanan diberikan. Deformasi elemen ini
berfungsi sebagai ukuran tekanan. Karena deformasi tersebut hanya sedikit,
mekanisme penunjukan digunakan untuk memperbesar efek. Skala tekanan ditandai
pada layar dan tekanan dapat dibaca langsung.
Semua jenis pengukuran tekanan secara elektris mengubah tekanan menjadi sinyal
listrik yang biasanya diperkuat dan kemudian ditampilkan. Semua peralatan ukur
dari titik tekan ke unit tampilan dapat disebut rantai pengukuran. Sebuah rantai
pengukuran dari tekanan sampai ke tampilan umumnya melibatkan tiga link:
transduser tekanan, amplifier dan unit display.
Metode yang paling umum untuk mengubah tekanan menjadi sinyal listrik adalah
dengan menggunakan penyimpangan membran sangat elastis yang berubah sesuai
tekanan yang diberikan. Penyimpangan ini dapat diukur baik menggunakan teknik
kapasitatif, induktif atau resistif.
Karena dengan deformasi sedikit saja dari sensitivitas (misalnya 1 µm untuk piezo-
elemen) dapat untuk menghasilkan sinyal yang cukup besar, hal ini memungkinkan
untuk membuat peralatan pengukuran tekanan yang sangat kecil.
Dalam metode kapasitif pengukuran tekanan membran berperan sebagai satu sisi
dari pelat kapasitor. Perubahan bentuk membran menyebabkan kapasitansicyang
kemudian dapat diukur dengan perubahan frekuensi yang ditimbulkan.
Dalam metode induktif penyimpangan membran akibat tekanan menyebabkan inti
besi berpindah melalui kumparan oleh jarak s sedemikian rupa sehingga perubahan
induktansi kumparan d terupatkur. Pada dasarnya sebuah transformator diferensial
digunakan sebagai elemen pengukur. Ini terdiri dari kumparan primer dan sekunder
yang diatur dalam pola konsentris.
- 13 -
Prinsip Kerja Sensor Tekanan
Mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Ukuran tegangan didasarkan
pada prinsip bahwa tahanan pengantar berubah sesuai dengan perubahan panjang
dan luas penampang atau membrane akibat dari adanya tekanan.
Konstruksi sensor tekanan:
Prinsip Kerja
Perubahan tekanan pada kantung menyebabkan perubahan posisi inti kumparan
sehingga mengakibatkan perubahan induksi magnetik pada kumparan. Kumparan
yang digunakan adalah kumparan CT (center tap), dengan demikian apabila inti
mengalami pergeseran maka induktansi pada salah satu kumparan bertambah
sementara induktansi pada kumparan yang lain berkurang. Kemudian pengubah
sinyal berfungsi untuk mengubah induktansi magnetik yang timbul pada kumparan
menjadi tegangan yang sebanding. Pemanfaatan sensor tekanan: mengukur tinggi
suatu cairan.
Untuk mengukur tekanan statis atau tinggi suatu cairan dapat ditentukan dengan
rumus :
P = d.g.h
Keterangan:
P = tekanan statis (pascal)
D = kepadatan cairan ( kg/m3)
G = konstanta gravitasi (9,81 m/s2)
H = tinggi cairan (m)
- 14 -
LVDT (Linear Variable differential Transformer)
Prinsip kerja
Apabila tekanan dalam tabung bertambah,
maka tabung akan bergerak menyusut dan
bila tekanan pada tabung berkurang, maka
tabung akan bergerak mengembang.
Pergerakan tabung tersebut akam membuat inti
LVDT akan tertekan dan tertarik ujung tabug
sehingga LVDT akan menghasilkam nilai
induktansi magnetik.
Kontruksi LVDT :
- 15 -
Macam-macam Sensor Tekanan
Sensor Merkury. Pada sebuah tabung berbentuk U, diisi merkury, dimana
resistansinya sebanding dengan ketinggian merkury pada tiap bagian.
Resistor akan dihubungkan dengan rangkaian jembatan wheatshone,yg mana
jika posisi setimbang maka tekanan pada tabung adalah nol. Tekanan
diterapkan pada salah satu lengan tabung sehingga jembatan tidak
setimbang yang menghasilkan sinyal keluaran.
Maka tegangan keluarannya adalah:
R
V out V V p
R
- 16 -
Gambar . (a) Bellows (b) Prinsip Kerja Sensor Bellows
Bourdon Tube. Sejenis pipa pendek lengkung , dan salah satu ujungnya
tertutup. Jika bourdon tubes diberikan tekanan maka ia akan cenderung
untuk “menegang”. Perubahan yang dihasilkan sebanding dengan besarnya
tekanan yang diberikan.
Gambar Bourdon Tubes:
Kelebihan:
Tidak mudah terpengaruh perubahan temperatur
Baik dipakai untuk mengukur tekanan antara 30-100000 Psi
- 17 -
Kekurangan
• Pada tekanan rendah 0-30 psi kurang sensitif dibanding bellows.
SFB (Silicon Fusion Bonding). Adalah gabungan bersama dari dua wafer
silicon tanpa menggunakan perekat antara. SFB digunakan pada
accelerometers, sensor tekanan dengan temperature tinggi, sensor tekanan
ultraminiature, dan sensor tekanan tinggi.
- 18 -
Kelebihan
Memanfaatkan silikon sebagai bahan strain ukur dan diafragmanya,
rangkaian bisa terintegrasi
Lebih sensistif dari metal karena strain (displacement) dan sifat
piezoresistif muncul bersamaan
Kekurangan
Selalu menggunakan 4 gauge dalam jembatan sehingga:
Gauge tidak identik
Sangat sensitif terhadap temperatur
- 19 -
3. Pengukuran Gaya dan Torsi
Sejarah
Sejarah teknologi pengukuran torsi dimulai pada tahun 1678. Pada tahun ini, Robert
Hooke mendeskripsikan proporsionalitas antara pemuaian material dan ketegangan
bahan terkait dalam hukum Hooke.
Pada 1856, Thomson, yang kemudian disebut Kelvin (skala suhu yang dinamai
menurut namanya), menemukan koherensi antara tegangan mekanik dari kawat
resistensi dan perubahan resistansi.Setelah itu, percobaan dengan kabel resistansi
secara konsisten dilakukan; misalnya pada tahun 1917 Nernst mengadakan
percobaan untuk mengukur tekanan pada mesin pembakaran. Secara bersamaan,
sensor torsi diproduksi. Sensor ini membantu untuk memecahkan berbagai masalah
dalam pembangunan dan percobaan dengan cara pengukuran reaksi momentum.
Namun, pengukuran di garis poros berputar adalah yang paling penting dan juga
aplikasi yang paling sering untuk sensor torsi.
Jika poros dimuat di bawah sebuah torsi aksial, itu liku ke sudut, sebanding dengan
torsi. Sudut ini dapat diukur dengan sistem pengukuran sudut. Menurut prinsip ini,
sensor torsi pertama berputar dengan sistem pengukuran induktif sudah diproduksi
dan ditawarkan di pasar pada 1945. Carrier frekuensi ratusan kHz digunakan untuk
memasok sensor. Beserta, sistem kumparan yang diperlukan kecil. Amplitudo dari
sinyal AC-pengukuran tegangan berbanding lurus dengan sudut rotasi dari sistem
pengukuran dan memiliki frekuensi yang sama dengan tegangan suplai.
- 20 -
Strain Gauge
Strain gauge adalah komponen elektronika yang dipakai untuk
mengukur tekanan (deformasi atau strain) pada alat ini. Alat ini
ditemukan pertama kali oleh Edward E. Simmons pada tahun 1938,
dalam bentuk foil logam yang bersifat insulatif (isolasi) yang
menempel pada benda yang akan diukur tekanannya. Jika
tekanan pada benda berubah, maka foilnya akan ter deformasi,
dan tahanan listrik alat ini akan berubah. Perubahan tahanan
listrik ini akan dimasukkan ke dalam rangkaian Jembatan
Wheatstone.
Besarnya tekanan akan dinyatakan dalam bentuk faktor gauge, GF yang
didefinisikan sebagai
- 21 -
Sebuah tegangan diterapkan untuk mengkonduksi masukan dari jaringan
gauge, dan pembacaan tegangan diambil dari output konduktor. Tegangan
masukan yang adalah 5 V atau 12 V dan pembacaan output khas dalam milivolt.
Pengukur regangan Foil digunakan dalam banyak situasi. Strain gauges melekat
pada substrat dengan lem khusus. Jenis lem tergantung pada masa pakai yang
dibutuhkan dari sistem pengukuran. Strain gauge berbasis teknologi umumnya
digunakan dalam pembuatan sensor tekanan. Alat pengukur yang digunakan dalam
sensor tekanan itu sendiri biasanya terbuat dari silikon, polysilicon, film logam, film
tebal, dan foil berikat.
Sensor Gaya
Berfungsi untuk mengubah gaya, beban, torsi dan regangan menjadi
resistansi/hambatan.
Sensor ini terbuat dari kawat tahanan tipis berdiameter sekitar 1 mm. Kawat
tahanan yang biasa digunakan adalah campuran dari bahan konstantan (60 % Cu
dan 40 % Ni).
Kawat tahanan ini dilekatkan pada papan penyangga membentuk strain gage
dengan tipe-tipe:
- 22 -
Strain gage dipasang/ditempelkan pada logam yang lentur yang dengan
permukaan yang rata agar saat logam meregang strain gage juga ikut meregang
tetapi tidak bergeser dari posisinya. Dengan melengkungnya besi/logam membuat
strain gage melengkung juga/meregang sehingga resistansinya berubah.
- 23 -
2
Pengukuran Besaran Elektrik
- 24 -
1. Sensor Induktif
Sensor induktif biasanya digunakan untuk pemgukuran perpindahan atau
pengukuran posisi. Salah satu contoh dari sensor induktif adalah LVDT (Linear
Variable Differential Transformer). LVDT hampir sama dengan transformator.
Operasinya menggunakan dua transformator dengan batang ferrit sama dan satu
buah kumparan utama. LVDT mempunyai satu koil utama, dua tambahan, dan
batang ferrit sebagaimana ditunjukan oleh Gambar 1 berikut.
Cara kerja LVDT adalah sebagai berikut: Perhatikan kedua koil tambahan. Kedua
buah koil tersebut dihubungkan dengan kebalikan. Sambungan seperti ini membuat
output kedua koil saling ditambahkan pada satu titik tengah. Dari oscillator, arus AC
diberikan kepada koil utama. Arus AC yang diberikan ke koil utama sudah diatur
sedemikian rupa sehingga ketika koil berada pada titik tengah, sinyal tegangan
diberikan merata ke dua koil tambahan. Titik tengah ini disebut ‘electrical zero
position’ (EZP). Karena kedua koil tambahan dihubungkan secara berkebalikan,
maka ketika berada pada posisi tengah output kedua koil saling menghilangkan
sehingga menghasilkan tegangan nol.
- 25 -
Gambar 2. Electrical zero position
Ketika batang ferrit berpindah ke kanan atau ke kiri, jumlah tegangan pada kedua
koil tambahan akan bergantung pada gelombang yang dihasilkan oleh koil utama.
Oleh karena itu, pergerakan apapun pada batang akan mengakibatkan mutual
inductance pada masing-masing koil tambahan. Variasi dari mutual inductance dari
masing-masing koil berakibat menginduksi tegangan yang bevariasi pada koil
tambahan. Karena koil tambahan dihubungkan secara berlawanan, maka ketika
salah satu koil tambahan mengalami kenaikan tegangan, koil yang lain mengalami
penurunan tegangan.
Tegangan yang terinduksi pada koil tambahan berhubungan dengan jumlah
lilitan. Hubungan tersebut dapat dituliskan dengan :
V0 / V in = N0 / N in
Dimana V0 , V in , N0 , N in adalah tegangan keluaran, tegangan masukan,
jumlah lilitan pada koil keluaran dan jumlah lilitan pada koil masukan.
LVDT dapat dikalibrasikan dengan mengubah – ubah posisi dari batang
ferrit dan mengukur tegangan keluaran. Kalibrasi harus dilakukan agar dapat
mengukur secara tepat.
Keuntungan utama dari LVDT daripada sensor posisi yang lain adalah
derajat kelinearan yang sangat tinggi. Cara kerja LVDT sendiri berdasarkan
transfer magnet. Sementara transfer kemagnetan merupakan system yang sangat
akurat.
- 26 -
Aplikasi dari LVDT banyak dijumpai pada industry otomotif, mesin bangunan,
pneumatic dan hidrolik silinder, system control servo, industry kayu dan kertas, control
proses, otomasi, dan lain-lain.
- 27 -
Rangkaian ini diberikan dengan tegangan AC U ~. Resistor R1 dan R2 membentuk
jembatan penuh bersama dengan dua induktor. Dari Um tegangan diukur dan
tegangan tersebut berbanding lurus dengan perpindahan dari dinamo.
Ketika batang ferid masuk kedalam perumahan silinder dan batang tersebut
terinduksi penuh didalam kumparan maka medan magnet yang dihasilkan dari
induksi tersebut semakain besar dan menghasilkan tegangan yang besar pula.
Sebaliknya ketika batang ferid terinduksi sebagian di dalam kumparan maka
medan magnet yang dihasilkan dari induksi tersebut semakin kecil dan menghasilkan
tegangan yang kecil pula.
- 28 -
Sensor Induktif dan Elektromagnet
Sensor induktif memanfaatkan perubahan induktansi sebagai akibat pergerakan inti
feromagnetik dalam koil yang disebabkan oleh bahan feromagnetik yang mendekat,
lihat Gambar 5.
Gambar 5. Sensor posisi: (a) Inti bergeser datar (b) Inti I bergser berputar,
(c) Rangkaian variable induktansi
Rangkaian perubahan induktansi dapat dihitung melalui dua induktor yang disusun
dalam rangkaian jembatan. Dan tegangan bias jembatan yang dihasilkan berupa
sinyal ac. Perubahan induktasinya dapat dikonversikan secara linier dengan rumus:
- 29 -
Sensor elektromagnetik memanfatkan gaya lorenz pada koil yang mengalami
perubahan medan magnet. Output tegangannya sebanding dengan kecepatan
perubahan posisi koil terhadap sumber magnet, lihat Gambar 6.
Perubahan medan magnet diperoleh dengan pergerakan sumber medan magnet
atau pergerakan koilnya (seperti pada mikrofon dan loudspeaker), lihat Gambar 7.
Gambar 7. Pemakaian sensor posisi: (a) pada microphone, (b) pada loudspeaker
- 30 -
Modul dan Alat yang Digunakan
1.8
Oscilloscope
Modul Induktif
Function
Generator Voltmeter
- 31 -
2. SENSOR KAPASITIF
Sensor kapasitif banyak digunakan sebagai pendeteksi perpindahan yang sangat
kecil. Jadi sensor kapasitif ini terbentuk dari 2 plat sejajar dengan bahan dielektrik
sebagai pemisah. Terdapat 10 bahan dielektrik diantaranya vakum, air, silikon,
keramik. Setiap bahan dielektrik ini mempunyai nilai permitivitas sendiri, dimana nilai
ini sangat berpengaruh pada nilai kapasitansi yang dihasilkan.
Dari 2 plat sejajar dalam sensor kapasitif, 1 plat dengan posisi tetap dan 1
plat lainnya akan berubah sesuai perpindahan obyek yang diukur. Persamaan dari
sensor kapasitif ini adalah C = e 0 e r A/d. Salah satu jenis sensor kapasitif adalah
mikropon kapasitif. Selain untuk mendeteksi perpindahan, sensor kapasitif juga
dapat digunakan untuk mengukur tekanan (pressure). Sebenarnya pengukuran
tekanan ini juga bisa dianggap mengukur perpindahan, hanya saja perpindahan
secara vertikal. Dengan memanfaatkan karakteristik dari bahan dielektrik, sensor
kapasitif digunakan juga bisa untuk mengukur kelembapan.
Sensor kapasitif dapat mengindera langsung berbagai hal, seperti: gerakan,
komposisi kimia dan medan listrik. Sensor kapasitif juga dapat mengindera berbagai
variabel yang dikonversi terlebih dahulu menjadi konstanta gerak ataupun dielektrik,
seperti: tekanan, percepatan, tinggi dan komposisi fluida.
Sensor kapasitif menggunakan elektroda konduktif dengan dielektrik.
Rangkaian detektor hanya membutuhkan tegangan (listrik) 5 Volt yang akan
mengubah variasi kapasitansi menjadi variasi voltase, frekuensi, atau lebar pulsa.
Sensor kapasitif menjangkau hampir di seluruh kehidupan masyarakat, diantaranya
adalah:
Detektor gerakan yang dapat mendeteksi perpindahan hingga 10-14 m.
Detektor ini stabil, memiliki respon cepat dan tahan terhadap berbagai
kondisi lingkungan ekstrim. Sensor kapasitif dengan elektroda besar dapat
mendeteksi dan mengukur kecepatan sebuah automobile (kendaraan).
Teknologi kapasitif menggantikan peran piezoresistance pada implementasi
silikon dari akselerometer dan sensor tekanan. Aplikasi inovatif seperti
detektor sidik jari dan infra- merah muncul pada silikon dengan dimensi
sensor ber-orde mikro serta kapasitansi elektroda 10 fF dengan resolusi
hingga 5 aF (10-18 F).
- 32 -
Saklar sentuh untuk meredupkan lampu di rumah menjadi lebih efektif dan
ekonomis jika menggunakan sensor kapasitif. Sensor kapasitif membantu
teknisi rumah dalam menyelesaikan pekerjaannya, seperti: wall stud sensor
dan digital construction level.
Komputer laptop menggunakan sensor kapasitif sebagai pengendali cursor
dua dimensi. Selain itu, sensor kapasitif transparan digunakan sebagai
monitor komputer di kios retail (pengecer).
Flow – Berbagai flow meter mengkonversi tekanan atau perpindahan
menggunakan sebuah lubang untuk volume flow atau efek Gaya Coriolis
untuk mass flow. Sensor kapasitif kemudian mengukur perpindahannya.
Tekanan – Sebuah diafragma dengan defleksi stabil dapat mengukur
tekanan dengan detektor yang sensitif terhadap jarak.
Tinggi fluida – Detektor tinggi fluida kapasitif mengindera tinggi fluida di
reservoir (tandon, kolam air) dengan mengukur perubahan kapasitansi
diantara pelat konduktif yang terbenam dalam air. Detektor tinggi fluida
kapasitif juga dapat dipasang di luar tangki non-konduktif.
Spasi – Jika objek logam dekat dengan elektroda kapasitor, kapasitansim
utual merupakan pengukur spasi yang sangat sensitif.
Sensor pemindai (scan) multi-pelat – Pengukuran spasi pelat tunggal dapat
dikembangkan menjadi pengukuran kontur menggunakan multi-pelat. Baik
permukaan konduktif maupun dielektrik dapat diukur menggunakan sensor ini
Limit switch – Limit switch dapat mendeteksi proksimitas (kedekatan)
komponen (mesin) logam yang sebanding dengan peningkatan kapasitansi.
Limit switch juga dapat medeteksi proksimitas komponen plastik berdasarkan
peningkatan konstanta dielektriknya di udara.
Tablet X-Y – Tablet input grafik kapasitif dengan berbagai ukuran dapat
menggantikan mouse komputer, yaitu sebagai devais input koordinat x-y.
Misalnya: finger-touch- sensitive, z-axis-sensitive dan devais stylus-activated.
Akselerometer – Analog Devices telah memperkenalkan IC akselerometer
dengan sensitivitas hingga 1.5 gram yang dapat berfungsi sebagai tiltmeter.
Menurut sebuah referensi, sensor kapasitif ditemukan diN at ure, 1907.
Sensor kapasitif merupakan teknologi murah dengan rangkaian pengkondisi sinyal
yang sederhana tapi memiliki kestabilan. Sensor kapasitif tidak memerlukan
penyesuaian terhadapoff set dangain. Kelembaban merupakan permasalahan klasik
- 33 -
pada berbagai tipe sensor (terutama sensor resistif), tetapi hal ini dapat dipecahkan
dengan menggunakan sensor kapasitif. Konstanta dielektrik udara yang lembab
hanya beberapa ppm (part per million) lebih tinggi dari udara kering.
Pengertian Kapasitor
Piranti yang tujuan utamanya adalah untuk memberikan kapasitas kepada
rangkaian listrik. Piranti ini pada dasarnya terdiri dari dua penghantar A
dan B yang permukaannya saling berhadapan, dan dipisahkan oleh bahan
penyekat (dielektrika) tipis.
Sistem ini dirancang agar muatan listrik yang ada pada A sama banyak
tetapi berlawanan jenis dengan muatan yang ada pada B.
Penghantar-penghantar A dan B disebut elektroda (atau keping) kapasitor
sedangkan bahan penyekatnya disebut dielektrika. Dielektrika dapat
berupa zat padat, cair atau gas.
Kapasitansi tergantung pada susunan geometris konduktor-konduktornya dan
bahan dielektrik antara kedua konduktor tersebut.
- 34 -
Perubahan Pemisahan Piring
Perubahan kapasitansi sebuah pelat kapasitor berbanding terbalik dengan jarak d
antara pelat. Oleh karena itu, jika efek eksternal menyebabkan jarak pemisah
meningkatkan,maka kapasitansinya menurun dan sebaliknya.
- 35 -
Tidak terlalu berpengaruh pada perubahan suhu dibanding sensor
resistif.
Resolusi pengukuran tinggi.
Tidak menghasilkan medan magnet atau medan listrik yang tinggi.
Studi Kasus
Kita sering bertanya-tanya tentang bagaimana cara kerja touchscreen? Sebuah
touchscreen dasar memiliki tiga komponen utama:
1. Touch sensor
2. Controller
3. Perangkat lunak driver
Touchscreen ini adalah perangkat input, sehingga perlu dikombinasikan dengan
tampilan dan PC atau perangkat lain untuk membuat sistem touch input lengkap.
Kapasitif Touchscreen
Selama sentuhan, kapasitansi bentuk antara jari dan sensor grid yang tertanam
controller serial di layar sentuh, menghitung koordinat lokasi sentuhan dan
mengirimkan mereka ke komputer untuk diproses.
- 36 -
Permukaan Layar Sentuh Kapasitif
Prinsip Kerja
Tubuh manusia adalah sebuah konduktor listrik, jadi ketika Anda menyentuh layar
dengan jari, sedikit jumlah muatan listrik ditarik saat kita menyentuh layar, hal
tersebut menciptakan drop tegangan. Masing-masing arus masuk ke elektroda pada
empat sudut. Secara teoritis, jumlah arus yang melayang melalui empat elektroda
harus sebanding dengan jarak dari titik sentuhan ke empat penjuru. Controller akan
tepat menghitung proporsi arus yang melayang melewati empat elektroda dan yang
keluar koordinat X / Y titik sentuh.
- 37 -
Banyak touchscreens resistif yang ada juga membutuhkan kalibrasi
secara berkala untuk menyetel kembali poin dengan cara menyentuh
gambar LCD yang mendasarinya.
Touchscreen HP
Mouse Pad
OSCILLOSCOPE
VOLTMETER
- 38 -
3. Optical Sensor (Encoder)
Sensor Digital Optik (Encoder)
Digital optik encoder adalah sebuah alat yang
mengubah gerakan menjadi urutan pulsa digital.
Dengan menghitung satu bit atau oleh decoding
satu set bit, pulsa dapat dikonversi ke
pengukuran posisi relatif atau absolut. Encoders
memiliki konfigurasi linier dan putar, tapi jenis
yang paling umum adalah berputar. Rotary
encoders diproduksi dalam dua bentuk dasar:
Encoder Absolut
Encoder Absolut adalah sebuah encoder di mana logika digital yang sesuai
dengan setiap posisi rotasi poros akan diterjemahkan sesuai dengan respon
suatu sensor yang nantinya akan diterjemahkan menjadi urutan pulsa digital.
Jika menggunakan sensor yang cara kerjanya sama dengan photodiode
maka akan menghasilkan pulsa berlogika 1 ketika sensor tersebut
mendapatkan warna putih, dan jika menggunakan sensor yang cara
kerjanya sama dengan LDR maka akan menghasilkan pulsa berlogika 1
ketika sensor tersebut mendapatkan warna hitam.
Encoder Incremental
Encoder Incremental adalah sebuah encoder yang menghasilkan pulsa digital
sebagai poros berputar, yang memungkinkan pengukuran posisi relatif poros.
- 39 -
Cara Kerja Absolute Encoder
Disk optik encoder absolut dirancang untuk menghasilkan kata digital yang
membedakan posisi N berbeda dari porosnya. Sebagai contoh, jika ada 8 track,
maka encoder ini mampu memproduksi 256 posisi yang berbeda atau resolusi
angular 1,406 (360/256) derajat. Yang paling umum pengkodean numerik yang
digunakan dalam encoder absolute adalah gray dan kode biner. Untuk
menggambarkan acion dari encoder absolut, gray code dan alam pola dsisk kode
biner untuk melacak jalur 4 sederhana-(4-bit) encoder diilustrasikan pada Gambar
14. Pola linear dan diagram waktu terkait apa yang photodetectors akal sebagai
kode disk memutar trek melingkar dengan poros. Kode bit output untuk kedua skema
coding tercantum dalam Tabel di bawahnya.
- 40 -
Gray code dirancang sedemikian rupa sehingga hanya satu jalur (satu bit) yang
akan mengubah keadaan untuk setiap transisi menghitung, tidak seperti kode biner
mana beberapa bit perubahan pada transisi jumlah tertentu. Efek ini dapat dilihat
dengan jelas pada Tabel. Untuk gray code, ketidakpastian selama masa transisi
adalah hanya satu hitungan, berbeda dengan kode biner, dimana ketidakpastian
bisa jumlah banyak.
Misalnya dari posisi 7 (0111) posisi 8 (1000), dimana semua empat digit perubahan
sekaligus. Jika peralatan sampling kehilangan penyesuaian yang sedikit dan tidak
lagi tepat selaras, hal ini dapat menyebabkan kesalahan. Hal ini dapat dihindari
jika kode tang digunakan hanya mengalami perubahan satu digit dari satu posisi ke
yang berikutnya. Satu kode tersebut adalah kode Gray. Seperti kita dapat lihat
pada Tabel.
- 41 -
Gambar 15 menggambarkan dua track terpisah untuk sinyal A dan B, tetapi
konfigurasi lebih umum menggunakan jalur tunggal dengan sensor A dan B offset
siklus 1 / 4 di jalur untuk menghasilkan pola sinyal yang sama.
Quadrature Sinyal A dan B dapat diterjemahkan untuk menghasilkan arah putaran
seperti pada Gambar 16.
- 42 -
Menentukan Arah Putaran
Tambahan sensor konvensional tidak memungkinkan mendeteksi arah rotasi. Untuk
membuat ini mungkin, maka perlu dibuatkan tranducer tambahan dua channel seperti
terlihat pada Gambar 17 berikut:
Modul sensor terdiri dari dua sensor incremental sederhana, sehingga selaras bahwa
urutan pulsa mereka keluaran (tegangan jejak u1 atau u2) adalah tepat 90 ° keluar
dari fase (yaitu seperempat dari satu unit dalam pola).
Rangkaian bersama, yang terdiri dari dua amplifier operasional dikonfigurasi
sebagai pembanding dan flip flop D-tipe menunjukkan bagaimana dua sinyal output
digunakan untuk menentukan arah putaran. Tergantung pada arah baik output atas
flip flop selalu HIGH atau output bawah selalu TINGGI, sedangkan output lain
dalam setiap kasus adalah LOW.
- 43 -
Contoh – Contoh Penggunaan Optical Sensor
- 44 -
Modul dan Alat Yang Digunakan Dalam Praktek
Modul Optical
Sensor
Binary
Binary Encoder
- 45 -
4. Hall Effect Sensor
Pengertian Hall Sensor
Hall Effect sensor merupakan sensor yang digunakan untuk mendeteksi medan
magnet. Hall Effect sensor akan menghasilkan sebuah tegangan yang proporsional
dengan kekuatan medan magnet yang diterima oleh sensor tersebut (Gambar 18).
- 46 -
Sensor hall effect ini hanya terdiri dari sebuah lapisan silikon dan dua buah
elektroda pada masing-masing sisi silikon. Hal ini akan menghasilkan perbedaan
tegangan pada outputnya ketika lapisan silikon ini dialiri oleh arus listrik. Tanpa
adanya pengaruh dari medan magnet maka arus yang mengalir pada silikon
tersebut akan tepat ditengah-tengah silikon dan menghasilkan tegangan yang sama
antara elektrode sebelah kiri dan elektrode sebelah kanan sehingga menghasilkan
tegangan beda tegangan 0 volt pada outputnya.
Ketika terdapat medan magnet mempengaruhi sensor ini maka arus yang mengalir
akan berbelok mendekati/menjauhi sisi yang dipengaruhi oleh medan magnet.
Ketika arus yang melalui lapisan silikon tersebut mendekati sisi silikon sebelah kiri
maka terjadi ketidak seimbangan tegagan output dan hal ini akan menghasilkan
sebuah beda tegangan di outputnya.
Semakin besar kekuatan medan magnet yang mempengaruhi sensor ini akan
menyebabkan pembelokan arus di dalam lapisan silikon ini akan semakin besar dan
semakin besar pula ketidakseimbangan tegangan antara kedua sisi lapisan silikon
pada sensor. Semakin besar ketidakseimbangan tegangan ini akan menghasilkan
beda tegangan yang semakin besar pada output sensor ini.
Arah pembelokan arah arus pada lapisan silikon ini dapat digunakan untuk
mengetahui polaritas kutub medanhall effect sensor ini. Sensor hall effect ini dapat
bekerja jika hanya salah satu sisi yang dipengaruhi oleh medan magnet. Jika kedua
sisi silikon dipengaruhi oleh medan magnet maka arah arus tidak akan dipengaruhi
oleh medan magnet itu. Oleh sebab itu jika kedua sisi silikon dipengaruhi oleh medan
magnet yang mempengaruhi magnet maka tegangan outputnya tidak akan berubah.
Sensor yang digunakan di dalam proyek ini adalah sensor UGN3503U. Sensor ini
akan menghasilkan tegangan yang proporsional dengan kekuatan medan magnet
yang dideteksi oleh sesnor ini. Selain itu komponen ini dipilih karena relatif murah,
mudah digunakan dan mempunyai performa yang cukup baik. Sensor UGN3503 ini
mempunyai 3 pin antara lain:
Pin 1: VCC, pin tegangan suplai
Pin 2: GND, pin ground
Pin 3: Vout, pin tegangan output.
- 47 -
Gambar 20. Pinout Hall effect sensor UGN3503U
Di dalam sensor ini sudah dibangun sebuah penguat yang memperkuat sinyal dari
rangkaian sensor dan menghasilkan tegangan output ditengah-tengah tegangan
suplai. Pada sensor ini jika mendapat pengaruh medan magnet dengan polaritas
kutub utara maka akan menghasilkan pengurangan pada tegangan output
sebaliknya jika terdapat pengaruh medan magnet dengan polaritas kutub selatan
maka akan menghasilkan peningkatan tegangan pada outputnya. Sensor ini dapat
merespon perubahan kekuatan medan magnet mulai kekuatan medan magnet yang
statis maupun kekuatan medan magnet yang berubah-ubah dengan frekuensi sampai
20KHz.
Sensor hall effect UGN3503 ini mempunyai suplai tegangan yang cukup lebar yaitu
mulai 4.5V sampai 6V dengan kepekaan perubahan kekuatan medan magnet
sampai frekuensi 23KHz.
- 48 -
Tegangan output yang dihasilkan tidaklah cukup kuat sehingga masih diperlukan
sebuah op amp yang digunakan untuk memperkuat perubahan sinyal dari sensor
UGN3503U.
Untuk itu digunakan sebuah op amp yang mempunyai karakteristik ‘precision
operational amplifier’. Salah satunya adalah OP77 atau TL071/TL081. Dasar
pemilihan OP77 adalah op amp ini mampu berooperasi dengan menggunakan
single supply tegangan yang cukup rendah yaitu 6 voltDC.
OP77 mempunyai gain yang cukup tinggi sekitar 100.000 pada struktur open loop.
Pada rangkaian ini OP77 dikonfigurasikan sebagai inverting amplifier dengan gain
‘close loop’ sekitar 300 dengan pengaturan nilai resistor R7 dan R1. Nilai gain ini
didapatkan dengan membagi nilai resistor R7 dengan nilai resistor R1. Tingginya
gain akan meningkatkan sensitivitas alat in namun juga menyebabkan opamp
semakin peka terhadap noise dan ‘drift’, pergeseran penguatan karena suhu atau
tegangan offset yang tidak tepat.
OP77 akan memperkuat beda tegangan antara tegangan di resistor R1 dan
tegangan pada pin non-inverting. Tegangan ini dapat diatur dengan mengatur
resistansi pada potensiometer R2 sehingga menghasilkan pembagian tegangan yang
diharapkan. Tegangan pada pin non inverting ini harus sama dengan tegangan
output sensor UGN3503 ketika tidak ada pengaruh dari medan magnet.
Kapasitor C3 berfungsi untuk mem-blok arus DC yang akan masuk ke earphone
karena dapat merusak earphone itu sendiri. Dengan adanya kapasitor ini maka
sinyal AC yang berasal dari perubahan kekuatan medan magnet dengan frekuensi
yang agak tinggi dapat didengarkan melalui earphone ini.
Resistor R4 dan R5 ini akan membagi tegangan menjadi setengah dari tegangan
suplai dan harus sama dengan tegangan output dari OP77 jika tidak ada pengaruh
- 49 -
dari medan magnet. Sehingga dengan kondisi ini (tidak ada pengaruh dari medan
magnet) akan meghasilkan pembacaan pada meter ‘0’.
VU meter yang digunakan adalah VU meter yang nilai 0-nya berada ditengah-
tengah karena pada alat ini dimungkinkan untuk bergerak ke kiri atau ke kanan
tergantung dari polaritas medan magnet. Sehingga ketika tidak ada pengaruh
medan magnet maka tegangan antara pin VU(+) dan pin VU(-) akan ) volt sehingga
VU meter tidak terjadi penyimpangan.
Penurunan tegangan output dari OP77 (sensor dipengaruhi medan magnet
berpolaritas utara) akan menghasilkan beda tegangan dimana tegangan pada pin
VU(-) akan lebih rendah daripada tegangan pada pin VU(+) sehingga terjadi aliran
arus dari pin VU(+) ke pin VU(-). Dalam kondisi seperti ini akan terjadi
penyimpangan jarum VU meter ke arah kanan. Pada kondisi sensor mendapatkan
pengaruh dari medan magnet negatif maka simpangan jarumnya akan menyimpang
ke arah kiri. Pemasangan polaritas VU meter akan menyebabkan arah simpangan
akan terbalik pula.
Pada kondisi pembacaan yang baik dibutuhkan medan magnet yang cukup kuta.
Semakin kuat medan magnet yang mempengaruhi sensor ini maka akan semakin
besar pula simpangan jarum pada VU meter. Sesuai dengan rangkaian pada
gambar 4, jika sensor dipengaruhi medan magnet negatif maka akan didapatkan
pembacaan negatif (ke kiri) sedangkan jika sensor mendapatkan pengaruh dari
medan magnet posistif maka akan didapatkan pembacaan pac\da VU meter
posistif (ke arah kanan).
Nilai R4 dan R6 akan mempengaruhi besarnya arus maksimum yang boleh lewat ke
VU meter sehingga dapat dkatakan nilai R4 dan R6 mengatur dari kondisi full scale
pembacaan VU meter pada suatu kondisi tertentu.
- 50 -
Setting
Pada saat pertama kali dihidupkan, simpangan jarum VU meter harus pada
pembacaan ‘0’. Jika simpangan jarum VU meter tidak pada ‘0’ maka perlu
mengatur potensiometer R2. Untuk pengaturan pembacaan full scalenya, sensor
didekatkan dengan sebuah magnet. Jika sudah dilakukan ternyata masih belum
didapatkan simpangan penuh maka perlu dilakukan penggantian nilai R4 dan R6
menjadi lebih kecil menjadi 27KW sampai 30KW.
Ketika sensor diletakkan didekat kabel listrik maka pembacaan tidak akan
menghasilkan simpangan tetapi ketika didengarkan melaluui earphone akan
terdengar bunyi ‘hum’. Hal ini disebabkan karena medan magnet yang dihasilkan
polaritasnya berganti-ganti dengan frekuensi sekitar 50Hz (frekuensi tegangan AC).
Pengaruh medan magnet seperti ini tidak dapat direspon oleh VU meter karena
terlalu cepat dan tegangan pada pin VU(+) dan pin VU(-) akan saling
menghilangkan dengan cepat.
- 51 -
Contoh – Contoh Pemakain Hall Sensor
Modul Hall
Sensor Hall Encoder
- 52 -
5. Resolver Sensor
Pengertian Resolver Sensor
Resolver adalah jenis rotari listrik transformator yang digunakan untuk mengukur
derajat rotasi. Hal ini dianggap sebagai perangkat analog, dan memiliki mitra
digital, encoder (atau pulsa) rotary .
Hal ini membangkitkan tegangan AC dari frekuensi yang sama di kedua gulungan
stator. Amplitudo ini tergantung pada masing-masing sudut rotor dari setiap
- 53 -
gulungan stator. Amplitudo maksimum terjadi ketika = 0) kedua kumparan memiliki
orientasi sudut yang sama. Dalam hal ini kumparan berada pada sudut yang tepat
untuk satu sama lain tidak ada tegangan induksi.
Tegangan pada kedua belitan mengambil bentuk sebagai berikut:
Faktor k merupakan rasio transformasi antara stator dan rotor. Dua tegangan stator
adalah 90 ° keluar dari fase. sudut rotor diturunkan dengan membagi dua
tegangan stator.
Animasi berikut ini mengilustrasikan prinsip suatu resolver. Hal ini dapat dilihat
bahwa jika rotor berputar pada kecepatan kontinu, tegangan di dua belitan stator
adalah amplitudo modulasi sesuai dengan sinus atau kosinus dari sudut rotor.
Resolver ini memberikan sinyal posisi absolut antara dua kutub berdekatan. Sinyal
dari resolver juga dapat digunakan untuk menurunkan kecepatan rotasi dan
perpindahan simulasi tambahan untuk pengaturan posisi. Resolver dapat
diimplementasikan dalam sensor tanpa menggunakan komponen elektronik. Karena
itu kuat dan murah. Gambar 26 memperlihatkan resolver industri.
- 54 -
Gambar 27. Kalibrasi amplifier pengukuran resolver
- 55 -
tegangan semula. Cara ini hanya menghasilkan pengaturan putaran yang
terbatas (daerah pengaturan sempit).
Pengaturan Tahanan Luar. Tahanan luar motor rotor belitan dapat diatur,
dengan demikian dihasilkan karakteristik kopel kecepatan yang berbeda-
beda. Putaran akan berubah dari n1 ke n2 ke n3 dengan bertambahnya
tahanan luar yang dihubungkan ke rotor.
Gulungan utama transformator ke stator akan tertarik oleh arus listrik sinusoidal,
yang di induksi oleh elektromagnetik dan menginduksi arus pada rotor. Saat ini
lilitan disusun pada sumbu resolver, arus yang sama diinduksi tidak peduli apapun
posisinya. Arus mengalir berkelok-kelok pada rotor, lalu arus menginduksi belitan
- 56 -
sekunder, setelah itu ke gulungan dua fase dan kembali ke stator. Kedua dua fasa
belitan, tetap di sebelah kanan (90°) sudut satu sama lain pada stator, dan
menghasilkan umpan balik sinus dan kosinus. Besarnya relatif dari dua-fasa
tegangan diukur dan digunakan untuk menentukan sudut rotor relatif ke stator.
Setelah satu revolusi penuh, sinyal-sinyal umpan balik mengulangi bentuk gelombang
mereka. Perangkat ini juga dapat muncul dalam jenis non-brushless, yaitu hanya
terdiri dalam dua tumpukan laminasi, rotor dan stator.
Untuk evaluasi posisi, kita dapat menggunakan resolver-to-Digital Converter , yang
mengubah sinyal sinus dan kosinus untuk sinyal biner (10 sampai 16 bit lebar).
Resolver resolver dasar adalah dua-kutub, yang berarti bahwa informasi sudut
adalah sudut mekanis stator. Perangkat ini dapat memberikan posisi sudut mutlak.
jenis lain adalah resolver resolver multipole. Mereka memiliki kutub * 2 p, dan
dengan demikian dapat memberikan siklus p di salah satu putaran dari rotor: listrik
sudut sudut mekanik = * p. dimana p adalah pasangan tiang. Beberapa jenis
resolver termasuk pada resolver jenis ini, dengan gulungan 2-pole digunakan untuk
posisi mutlak dan gulungan multipole untuk posisi yang akurat. resolvers dua-kutub
biasanya bisa mencapai akurasi sudut sampai sekitar + -5 derajat, sedangkan
multipole resolver dapat memberikan tingkat akurasi yang lebih baik, sampai
dengan 10 derajat untuk resolvers 16-tiang. Bahkan dapat mencapai 1derajat untuk
resolvers 128-tiang.
Resolvers multipole dapat juga digunakan untuk memantau motor listrik multipole.
Perangkat ini dapat digunakan dalam setiap aplikasi di mana rotasi yang tepat
dari suatu objek relatif terhadap objek lain diperlukan, misalnya di dalam rotary
antena platform atau robot. Dalam prakteknya, resolver biasanya langsung
dipasang ke motor listrik. Resolver sinyal umpan balik yang biasanya dimonitor untuk
beberapa revolusi oleh perangkat lain. Hal ini memungkinkan untuk pengurangan
diarahkan dari majelis yang diputar dan meningkatkan akurasi dari sistem resolver.
Karena daya yang dipasok ke resolver tidak menghasilkan pekerjaan yang
sebenarnya, tegangan yang digunakan biasanya rendah (<24 VAC) untuk semua
resolver. Resolver dirancang untuk penggunaan terestrial cenderung didorong di 50-
60) Hz listrik utama (frekuensi, sedangkan untuk atau penerbangan penggunaan
marin cenderung beroperasi pada 400 Hz (frekuensi-board generator digerakkan
oleh mesin). Kontrol sistem cenderung menggunakan frekuensi yang lebih tinggi (5
kHz).
- 57 -
Jenis lain dari Resolver
Penerima resolver. Resolvers ini digunakan dengan cara yang berlawanan
dengan resolver pemancar (tipe yang diuraikan di atas). Dua gulungan
diphased adalah energi, rasio antara sinus dan kosinus mewakili sudut listrik.
Sistem ini memutar rotor untuk mendapatkan tegangan nol pada rotor
belitan. Pada posisi ini, sudut mekanik rotor sama dengan sudut listrik
diterapkan pada stator.
Diferensial resolver. Jenis ini menggabungkan dua gulungan primer
diphased di salah satu tumpukan lembaran, sebagai dengan penerima, dan
dua diphased windings sekunder yang lain. Hubungan dari sudut listrik
disampaikan oleh dua gulungan sekunder dan sudut lainnya adalah sudut
listrik sekunder, sudut mekanik, dan sudut listrik primer. Jenis digunakan,
misalnya, sebagai fungsi trigonometri kalkulator analog.
Kelebihan Resolver
Dapat menghitung putaran motor secara presisi.
Dapat mensensor posisi rotor dengan sudut yang sangat kecil.
Kelemahan Resolver
Pemasangannya agak sulit
Desainnya lumayan rumit.
- 58 -
Modul dan Alat yang Digunakan
Function Generator
Oscilloscope
- 59 -
3
Motor AC Asinkron
Pengertian
Motor induksi adalah alat listrik yang mengubah energi listrik menjadi energy
mekanik. Listrik yang diubah adalah listrik 3 phasa. Motor induksi sering juga disebut
motor tidak serempak atau motor asinkron. Disebut motor Asinkron karena putaran
motor tidak sama dengan putaran fluks magnet stator, atau dengan kata lain bahwa
antara rotor dengan fluks magnet stator terdapat selisih perputaran yang disebut
slip.
- 60 -
Rotor terdiri dari suatu massa inti rotor dengan batang-batang Al atau Cu
yang merupakan belitan rotor yang dihubung singkat dengan suatu ring pada kedua
ujung sisi rotor. Rotor menyatu konstruksi dengan as motor. Pada ujung as sebelah
lain sisi beban, sering dipasang sudut-sudut fan pendingin yang ikut berputar
dengan putaran as- rotor.
Stator. Stator adalah bagian motor yang diam terdiri: badan motor, inti stator,
belitan stator, bearing, dan terminal box.
Gambar 2. Rotor
- 61 -
Ciri-ciri Stator:
Konstruksi statornya belapis-lapis dan mempunyai alur untuk melilitkan
kumparan.
Stator mempunyai tiga buah kumparan, ujung-ujung belitan kumparan
dihubungkan melalui terminal untuk memudahkan penyambungan dengan
sumber tegangan.
Masing-masing kumparan stator mempunyai beberapa buah kutub, jumlah
kutub ini menentukan kecepatan motor tersebut.
Semakin banyak jumlah kutubnya maka putaran yang terjadi semakin rendah.
Rotor. Rotor adalah bagian motor yang berputar, terdiri atas rotor sangkar, dan
poros rotor.
Gambar 3. Rotor
Prinsip Kerja
Prinsip kerja motor induksi dapat dilihat seperti pada Gambar 4.
- 62 -
lainnya adalah N (north = utara) untuk phasa V dan phasa W. Kompas akan saling
tarik-menarik dengan kutub S.
Berikutnya kutub S pindah ke phasa V, kompas berputar 120°, dilanjutkan kutub S
pindah ke phasa W, sehingga pada belitan stator timbul medan magnet putar.
Buktinya kompas akan memutar lagi menjadi 240°. Kejadian berlangsung silih
berganti membentuk medan magnet putar sehingga kompas berputar dalam satu
putaran penuh, proses ini berlangsung terus menerus. Dalam motor induksi kompas
digantikan oleh rotor sangkar yang akan berputar pada porosnya. Karena ada
perbedaan putaran antara medan putar stator dengan putaran rotor, maka disebut
motor induksi tidak serempak atau motor asinkron.
Susunan belitan stator motor induksi dengan dua kutub, memiliki tiga belitan yang
masing-masing berbeda sudut 120°. Ujung belitan phasa pertama U1-U2, belitan
phasa kedua V1-V2 dan belitan phasa ketiga W1-W2.
- 63 -
pembaca), dan belitan V1, U2 dan W1 bertanda titik (arus listrik menuju
pembaca). Terbentuk fluk magnet pada garis horizontal sudut 0°. Kutub S
(south = selatan) dan kutub N (north = utara).
Rotor ditempatkan di dalam rongga stator, sehingga garis medan magnet putar
stator akan memotong belitan rotor. Rotor motor induksi adalah beberapa batang
penghantar yang ujung-ujungnya dihubungsingkatkan menyerupai sangkar tupai,
maka sering disebut rotor sangkar tupai (Gambar 6), kejadian ini mengakibatkan
pada rotor timbul induksi elektromagnetis. Medan magnet putar dari stator saling
- 64 -
berinteraksi dengan medan magnet rotor, terjadilah torsi putar yang berakibat rotor
berputar.
Rpm
Kerugian
Putarannya sulit diatur.
- 65 -
Arus asut yang cukup tinggi, berkisar antara 5 s/d 6 kali arus nominal
motor.
- 66 -
Mesin Potong Mesin Pemotong Rumput
- 67 -
DC Motor Supply
Amperemeter B
Oscilloscope
- 68 -
3-Phase Power Supply
Motor Control Unit
- 69 -
4
Motor Sinkron
Motor sinkron:
Pada Motor sinkron sangat menarik untuk drive kecepatan rendah
- 70 -
Faktor daya selalu dapat menyesuaikan hingga 1,0 dengan efisiensi tinggi
Dapat meningkatkan faktor daya
Dapat dirancang untuk memberikan torsi awal yang lebih tinggi
Di mana;
F = frekuensi
P = jumlah kutub
- 71 -
Polaritas rotor tidak berpengaruh pada rotasi.
Sinkron motor seringkali langsung digabungkan ke beban dan dapat
berbagi sebuah poros bersama dan bantalan dengan beban.
Sinkron motor yang besar biasanya dimulai sebagai across the line.
Kadang-kadang, metode mengurangi tegangan, seperti autotransformer
atau bagian yang berliku dapat digunakan.Sebuah motor sinkron, seperti
namanya, berjalan pada kondisi stabil pada kecepatan tetap disebut
kecepatan sinkron.
Kecepatan sinkron bergantung pada (a) frekuensi tegangan dan (b) jumlah
kutub dalam mesin. Dengan kata lain, kecepatan motor sinkron independen
dari beban selama beban dalam kemampuan motor.
Jika beban melebihi torsi maksimum yang dapat dikembangkan oleh motor,
motor berhenti dan torsi rata-rata yang dikembangkan adalah nol.
Kebanyakan motor sinkron memiliki nilai antara 150 kW (200 hp) dan 15
MW (20,000 hp) dan kecepatan berkisar 150-1.800 r / min. Akibatnya,
mesin-mesin ini digunakan dalam industri berat.
Motor sinkron dibangun di unit besar dibandingkan dengan motor induksi
(motor induksi lebih murah untuk peringkat yang lebih kecil) dan digunakan
untuk industri kecepatan konstan
- 72 -
dari medan stator, berbentuk sudut kopel ( ); untuk kemudian berputar dengan
kecepatan yang sama lagi. Beban maksimum tercapai ketika = 90o.
Penambahan beban lebih lanjut mengakibatkan hilangnya kekuatan torsi dan motor
disebut kehilangan sinkronisasi. Oleh karena pada motor sinkron terdapat dua
sumber pembangkit fluks yaitu arus bolak-balik (AC) pada stator dan arus searah
(DC) pada rotor, maka ketika arus medan pada rotor cukup untuk membangkitkan
fluks (ggm) yang diperlukan motor, maka stator tidak perlu memberikan arus
magnetisasi atau daya reaktif dan motor bekerja pada faktor daya = 1,0. Ketika
arus medan pada rotor kurang (penguat bekurang), stator akan menarik arus
magnetisasi dari jala-jala, sehingga motor bekerja pada faktor daya terbelakang
(lagging). Sebaliknya bila arus pada medan rotor belebih (penguat berlebih),
kelebihan fluks (ggm) ini harus diimbangi, dan stator akan menarik arus yang
bersifat kapasitif dari jala-jala, dan karenanya motor bekerja pada faktor daya
mendahului (leading). Dengan demikian, faktor daya motor sinkron dapat diatur
dengan mengubah-ubah harga arus medan (IF)
- 73 -
naik. Kenaikan torsi induksi akan menambah kecepatan rotor, dan motor akan
kembali berputar pada kecepatan sinkron tapi dengan sudut torsi yang lebih
besar.
Ketika nilai Ea naik, besar arus Ia mula-mula turun dan kemudian naik lagi.
Pada nila Ea rendah, arus jangkar Ia adalah lagging dan motor bersifat induktif. Ia
bertindak seperti kombinasi resitor-induktor dan menyerap daya reaktif Q. Ketika
arus medan dinaikkan, arus jangkar menjadi kecil dan pada akhirnya menjadi
segaris (sefasa) dengan tegangan. Pada kondisi ini motor bersifat resistif murni.
Ketika arus medan dinaikkan lebih jauh, maka arus jangkar akan menjadi
mendahului (leading) dan motor menjadi beban kapasitif. Ia bertindak seperti
kombinasi resistor-kapasitor menyerap daya reaktif negatif –Q (menyuplai daya
reaktif Q ke sistem). Hubungan antara arus jangkar Ia dengan arus medan IF untuk
satu beban (P) yang tetap akan merupakan kurva yang berbentuk V
Arus jangkar minimum terjadi pada faktor daya satu dimana hanya daya
real yang disuplai ke motor. Pada titik lain, daya reaktif disuplai ke atau dari motor.
Untuk arus medan lebih rendah dari nilai yang menyebabkan Ia minimum, maka arus
jangkar akan tertinggal (lagging) dan menyerap Q. Oleh karena arus medan pada
kondisi ini adalah kecil, maka motor dikatakan under excitation. Untuk arus medan
lebih besar dari nilai yang menyebabkan Ia minimum, maka arus jangkar akan
mendahului (leading) dan menyuplai Q. Kondisi ini disebut over excitation.
- 74 -
Kondensor Sinkron
Telah diterangkan sebelumnya bahwa apabila motor sinkron diberi penguatan
berlebih, maka untuk mengkompensasi kelebihan fluks, dari jala-jala akan ditarik
arus kapasitif. Karena itu motor sinkron (tanpa beban) yang diberi penguat berlebih
akan berfungsi sebagai kapasitor dan mempunyai kemampuan untuk memperbaiki
faktor daya. Motor sinkron demikian disebut kondensor sinkron.
- 75 -
Gambar 2. Rotor motor sinkron
Sumber tegangan tiga fasa akan mengalir arus tiga fasa pada kumparan. Arus tiga
fasa pada kumparan jangkar ini menghasilkan medan putar homogen (BS). Berbeda
dengan motor induksi, motor sinkron mendapat eksitasi dari sumber DC eksternal
yang dihubungkan ke rangkaian rotor melalui slip ring dan sikat. Arus DC pada rotor
ini menghasilkan medan magnet rotor (BR) yang tetap. Kutub medan rotor mendapat
tarikan dari Gambar 2.1 memperlihatkan keadaan terjadinya torsi pada motor
sinkron. Keadaan ini dapat dijelaskan sebagai berikut: apabila kumparan jangkar
(pada stator) dihubungkan dengan kutub medan putar stator hingga turut berputar
dengan kecepatan yang sama (sinkron). Torsi yang dihasilkan motor sinkron
merupakan fungsi sudut torsi ( ). Semakin besar sudut antara kedua medan magnet,
maka torsi yang dihasilkan akan semakin besar seperti persamaan di bawah ini.
T = k .BR .Bnet sin (2.1)
Pada beban nol, sumbu kutub medan putar berimpit dengan sumbu
kumparan medan ( = 0). Setiap penambahan beban membuat medan motor
“tertinggal” dari medan stator, berbentuk sudut kopel ( ); untuk kemudian berputar
dengan kecepatan yang sama lagi. Beban maksimum tercapai ketika = 90o.
Penambahan beban lebih lanjut mengakibatkan hilangnya kekuatan torsi dan motor
disebut kehilangan sinkronisasi. Oleh karena pada motor sinkron terdapat dua
sumber pembangkit fluks yaitu arus bolak-balik (AC) pada stator dan arus searah
(DC) pada rotor, maka ketika arus medan pada rotor cukup untuk membangkitkan
fluks (ggm) yang diperlukan motor, maka stator tidak perlu memberikan arus
magnetisasi atau daya reaktif dan motor bekerja pada faktor daya = 1,0. Ketika
arus medan pada rotor kurang (penguat bekurang), stator akan menarik arus
magnetisasi dari jala-jala, sehingga motor bekerja pada faktor daya terbelakang
- 76 -
(lagging). Sebaliknya bila arus pada medan rotor belebih (penguat berlebih),
kelebihan fluks (ggm) ini harus diimbangi, dan stator akan menarik arus yang
bersifat kapasitif dari jala-jala, dan karenanya motor bekerja pada faktor daya
mendahului (leading). Dengan demikian, faktor daya motor sinkron dapat diatur
dengan mengubah-ubah harga arus medan (IF).
Metode Excitation
Dua metode yang umumnya digunakan untuk aplikasi dari medan arus DC ke
rotor synchronous motor.
Sistem tipe brush menerapkan output dari suatu generator DC yang terpisah
(Exciter) ke cincin slip dari rotor.
Sistem brushless excitation memanfaatkan suatu integral exciter dan
perakitan penyearah yang berputar yang menghilangkan kebutuhan akan
brushes.
- 77 -
Prinsip Brushless-Excitation
Metode eksitasi ini menghilangkan kebutuhan akan brushes atau sikat, baik di
exciter dan motor.
Ketika motor mulai dinyalakan (Std Device #52), mesin breaker menutup dan
menerapkan sistem AC tiga fasa ke gulungan stator motor. Motor dimulai
sebagai motor induksi menggunakan Amortisseur winding pada rotor.
Mesin breaker 52a membantu kontak juga menutup dan menerapkan output
DC dari solid-state control bidang ke stasioner exciter yang berliku. Sebuah
sistem tiga fasa AC diinduksi ke dalam gulungan rotor exciter dan tegangan
induksi ini disearahkan oleh penyearah putaran.
Ketika rotor mendekati tegangan sinkron, aplikasi SCR (Synchronizing Control
Package) dan rectifier DC diterapkan pada synchronous motor. Lihat skema
di halaman berikutnya untuk tambahan rincian.
- 78 -
Prinsip Sikronisasi
Field Application Circuit dalam suatu sistem eksitasi motor sinkron harus memenuhi
tiga fungsi:
Menyediakan jalur bebas untuk arus yang diinduksi ke wound rotor selama
proses awal dan membuka sirkit ini ketika eksitasi diterapkan. Selama proses
awal, motor beroperasi sebagai motor induksi dengan torsi yang diproduksi
oleh squirrel cage winding. Wound rotor juga dipotong oleh fluks stator
berputar dan memiliki tegangan yang terinduksi di dalamnya. Selama fase
start-up ini, SCR2 dalam diagram di atas merupakan gerbang “on” oleh
Field Application Circuit dan menyediakan jalur bebas untuk arus rotor
induksi yang melalui Field Discharge Resistor (FDR) seperti yang ditunjukkan
oleh panah merah putus-putus. Frekuensi arus rotor yang diinduksi ini
“memberitahu” rangkaian aplikasi bahwa kecepatan yang ada pada rotor
sedang berjalan. Lihat bentuk gelombang pada oscilloscope di bawah.
Ketika kecepatan rotor mencapai sekitar 97% dari sinkronisasi dan polaritas
rotor telah mencapai sinkronisasi, SCR2 akan berubah menjadi “off” dan
SCR1 merupakan gerbang “on” memungkinkan koreksi arus DC dari putaran
rectifier tiga fasa ke melewati bidang putaran, seperti yang ditunjukkan oleh
panah hijau, menghasilkan Synchronizing Torque yang diperlukan untuk rotor
untuk menarik dengan putaran fluks stator.
- 79 -
Field Application Circuit harus menghapus eksitasi segera jika motor di luar
kendali.
Rotor
Bentuk dan macam rotor.
- 80 -
Salient Motor Machine
- 81 -
Synchronous motor beroperasi pada faktor daya yang ditingkatkan, dengan
demikian dapat meningkatkan faktor daya sistem secara keseluruhan dan
menghilangkan atau mengurangi utilitas faktor daya.
Peningkatan faktor daya juga mengurangi dropnya tegangan sistem dan
dropnya tegangan pada terminal motor.
- 82 -
5
Motor Stepper
Motor stepper adalah motor yang mengubah pulsa-pulsa listrik yang diberikan
menjadi gerakan-gerakan diskrit rotor yang disebut langkah (steps). Nilai rating dari
suatu motor stepper diberikan dalam langkah per putaran (steps per revolution).
Setiap motor stepper mampu berputar untuk setiap stepnya dalam satuan sudut
(0.75, 0.9, 1.8), makin keil sudut per step-nya maka gerakan per step-nya motor
stepper tersebut makin presisi. Motor stepper umumnya mempunyai kecepatan dan
[torsi] yang rendah.
Motor stepper bekerja berdasarkan pulsa-pulsa yang diberikan pada lilitan
fasanya dalam urut-urutan yang tepat. Selain itu, pulsa-pulsa itu harus juga
menyediakan arus yang cukup besar pada lilitan fasa tersebut. Karena itu untuk
pengoperasian motor stepper pertama-tama harus mendesain suatu sequencer logic
untuk menentukan urutan pencatuan lilitan fasa motor dan kemudian menggunkan
suatu penggerak (driver) untuk menyediakan arus yang dibutuhkan oleh lilitan fasa
Elemen-elemen berikut menentukan karakteristik suatu motor stepper:
Tegangan. Motor stepper biasanya mempunyai tegangan nominal.Tegangan
yang diberikan kadang-kadang melebihi tegangan nominal untuk
mendapatkan torsi yang dibutuhkan, tetapi dapat menyebabkan panas
berlebih dan mempersingkat usia motor.
Hambatan. Karakteristik lainnya adalah hambatan-per-lilitan. Hambatan ini
akan menentukan arus yang ditarik oleh motor, dan juga memengaruhi kurva
torsi dan kecepatan kerja maksimum motor.
Derajat per langkah (step angle). Faktor ini menentukan berapa derajat
poros akan berputar untuk setiap langkah penuh (full step). Operasi setengah
langkah (half step) akan melipat-gandakan jumlah langkah-per-revolusi, dan
mengurangi derajat-per-langkahnya. Derajat-per-langkah sering disebut
sebagai resolusi motor.
- 83 -
Aplikasi Motor Stepper
Di dalam kehidupan, aplikasi yang menggunakan motor dapat di bagi menjadi
beberapa bagian menurut fungsi kerjanya, salah satunya adalah yang mempunyai
operasi linear dan mereka yang mempunyai operasi hal pemutaran.
Berikut ini adalah salah satu contoh penggunaan motor yang hanya dapat dilakukan
oleh motor stepper jenis ini, yaitu dengan operasi linear dengan operasi hal
pemutaran. Beberapa contoh lain dalam aplikasinya yaitu terhadap alat pemilihan
makanan dan di susun secara tepat dan rapih. Maka dalam aplikasinya harus
menggunakan motor yang tepat dan terpenuhi dalam kecepatan dan memposisikan
ketepatan pada setiap pengerjaannya.
Aplikasi motor stepper dengan ketilitian dan memposisikan suatu jalur ulir sekrup.
- 84 -
Motor stepper juga banyak digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang biasanya cukup
menggunakan torsi yang kecil, seperti :
1. Ink-jet printer:
2. Floppy drive:
3. Panel display:
- 85 -
Memiliki respon yang sangat baik terhadap mulai, stop dan berbalik.
Sangat realibel karena tidak adanya sikat yang bersentuhan dengan rotor
seperti pada motor DC.
Dapat menghasilkan perputaran yang lambat sehingga beban dapat
dikopel langsung ke porosnya.
Frekuensi perputaran dapat ditentukan secara bebas dan mudah pada
range yang luas.
- 86 -
b. Motor stepper tipe Permanent Magnet (PM)
Motor stepper jenis ini memiliki rotor yang berbentuk seperti kaleng bundar (tin can)
yang terdiri atas lapisan magnet permanen yang diselang-seling dengan kutub yang
berlawanan (perhatikan Gambar 4). Dengan adanya magnet permanen, maka
intensitas fluks magnet dalam motor ini akan meningkat sehingga dapat
menghasilkan torsi yang lebih besar. Motor jenis ini biasanya memiliki resolusi
langkah (step) yang rendah yaitu antara 7,50 hingga 150 per langkah atau 48
hingga 24 langkah setiap putarannya.
- 87 -
Gambar 5. Motor stepper tipe hibrid
Untuk motor stepper dengan lilitan bipolar, diperlukan sinyal pulsa yang berubah-
ubah dari positif ke negatif dan sebaliknya. Jadi pada setiap terminal lilitan (A & B)
harus dihubungkan dengan sinyal yang mengayun dari positif ke negatif dan
sebaliknya (perhatikan Gambar 7). Karena itu dibutuhkan rangkaian pengendali
yang agak lebih kompleks daripada rangkaian pengendali untuk motor unipolar.
- 88 -
Motor stepper bipolar memiliki keunggulan dibandingkan dengan motor stepper
unipolar dalam hal torsi yang lebih besar untuk ukuran yang sama.
- 89 -
Perbedaan Motor Bipolar dan Motor Uniporal
Motor Bipolar
Arus pada koil dapat berbolak balik untuk mengubah arah putar motor
Lilitan motor hanya satu dan dialiri arus dengan arah bolak-balik
Motor Unipolar
Arus mengalir satu arah , dan perubahan arah putar motor tergantung dari
lilitan (koil) yang dialiri arus
Lilitan terpisah dalam 2 bagian dan masing-masing bagian hanya dilewati
arus dalam satu arah saja.
Kelemahan jenis Bipolar adalah bahwa rangkaian drivernya lebih kompleks, karena
harus dapat mengalirkan arus dalam 2 arah (bolak-balik) lewat koil yang sama.
Sedangkan jenis Unipolar, selain motor stepper tersebut lebih mudah diperoleh di
pasaran juga memerlukan rangkaian driver yang lebih sederhana.
- 90 -
STATOR
ROTOR
- 91 -
III IV
Gambar 10. Mekanisme gerakan full step
- 92 -
Off
Off
Off
IV V VI On
On
Off
On Off
On Off
Off
VII Off VIII
- 93 -
Pengendalian Motor Stepper
Berikut ini akan diberikan contoh perancangan dan perhitungan rangkaian
pengendali motor stepper sederhana. Motor stepper yang digunkan pada contoh ini
bertipe hibrid unipolar, memiliki empat fasa dan panjang langkah sebesar 1,80 per
langkah. Motor diharapkan dapat berputar dalam dua arah dan memiliki dua
kecepatan. Karena itu diperlukan pengendali motor stepper yang memiliki empat
keluaran pulsa dengan kemampuan dua arah perputaran dan dua macam frekuensi
pulsa guna mengatur kecepatan motor.
Rangkaian pengendali motor stepper (stepper motor driver) menggunakan komponen
utama berupa sebuah IC logika XOR (74LS86) dan sebuah IC JK flip-flop (74LS76).
Rangkain dengan kedua IC tersebut berfungsi untuk menghasilkan empat pulsa
keluaran berurutan yang dapat berbalik urutannya dengan menerapkan logika
tertentu pada rangkaian. Rangkaian tersebut memerlukan pulsa clock untuk dapat
beroperasi. Sebagai sumber clock digunkan rangkaian berbasis IC timer 555.
Rangkain pembangkit clock ini dapat menghasilkan dua macam frekuensi pulsa
keluaran guna mendukung dua kecepatan motor stepper. Kemudian untuk
mendukung pulsa-pulsa dengan arus besar (sekitar 1 - 3 A) digunakan transistor
daya NPN tipe TIP31 sebagai solid state switch. Untuk lebih jelasnya perhatikanlah
rangkaian utama dari pengendali motor stepper di bawah ini :
- 94 -
Gambar di atas adalah skema rangkaian pengendali motor stepper yang dapat
bergerak ke dua arah. Keluaran pengendali motor stepper ini ada empat (pena 15,
14, 11, 10 dari IC 74LS76). Pena-pena tersebut akan menghasilkan pulsa yang
dapat menggerakkan motor stepper. Berikut ini adalah ilustrasi struktur motor
stepper sederhana dan pulasa yang dibutuhkan untuk menggerakkannya:
Gambar 13. (a) bentuk pulsa keluaran dari pengendali motor stepper (b)
penerapan pulsa pengendali pada motor stepper dan arah putaran yang
bersesuaian.
Arah putaran motor dapat diatur dengan mengatur kondisi logika masukan pada
pena 13 dari IC 74LS86. Jika diterapkan logika 0, maka motor akan berputar
berlawanan dengan arah jarum jam (counter clock wise) sedangkan jika diterapkan
logika 1, maka motor akan berputar dengan arah sesuai dengan ajah jarum jam
(clockwise). Gambar 13a di atas adalah contoh bentuk pulsa keluaran yang
menggerakkan motor stepper pada arah sesuai dengan jarum jam (clockwise)
(Gambar 13 b).
Kecepatan motor ditentukan oleh frekuensi masukan clock yang berbentuk
gelombang persegi empat. Pulsa clock ini dibangkitkan oleh rangkaian osilator
pembangkit pulsa berbasis IC timer 555. Berikut ini adalah rangkaian pembangkit
pulsa clock berbasis IC 555:
- 95 -
Gambar 14. Skema rangkaian pembangkit pulsa clock berbasis IC 555
Pulsa di atas memiliki frekuensi dan periode yang konstan. Periode dari satu
gelombang penuh adalah Tt (Time total). Th (Time high) adalah periode sinyal positif
atau tinggi sedangkan Tl (Time low) adalah periode sinyal nol atau rendah. Periode
gelombang keluaran tersebut ditentukan oleh VR1, VR2, R1, R2 dan C1. Kapasitor
C2 hanya berfungsi sebagai penstabil rangkaian. Untuk menghitung Periode
keluaran, dapat dilakukan dengan rumus berikut ini:
- 96 -
Tl = 0,693 x C1 x R2
Tt = Th + Tl
- 97 -
Karena motor yang digunakan terdiri atas 4 phase dan memiliki kecepatan sudut
1,80 per langkah, maka:
Jika frekuensi clock = 7,09 Hz, maka kecepatan motor adalah:
Jadi pada sistem ini motor stepper dapat digerakkan pada kecepatan antara
2,127 rpm hingga 127,323 rpm. Dalam penerapannya pada sistem Triaxial, VR1
pada rangkaian osilator Gambar 2.3 di atur tahanannya hingga diperoleh
kecepatan yang sesuai. Untuk dapat menghasilkan dua kecepatan, maka digunakan
dua buah tahanan variabel (VR1 dan VR2). Masing-masing tahanan variabel diatur
pada harga tahanan yang berbeda. Untuk harga tahanan yang lebih kecil akan
dihasilkan pulsa clock yang lebih tinggi frekuensinya sehingga kecepatan motor
stepper lebih tinggi. Untuk berpindah di antara dua kecepatan digunakan relay
untuk memindah terminal R1 ke VR1 atau VR2. Jika relay off, maka terminal R1
terhubung ke terminal VR1 sedangkan jika relay on, maka terminal R1 terhubung ke
terminal VR2.
Motor stepper umumnya memerlukan arus listrik yang relatif besar yaitu antara 1
hingga 2 A. Untuk itu keluaran dari pengendali motor stepper perlu dikuatkan
sehingga dapat mengalirkan arus yang besar. Penguat tersebut dapat dianggap
sebagai solid state switch karena hanya menghasilkan sinyal tinggi dan rendah (1
dan 0). Berikut ini adalah skema rangkaian solid state switch:
- 98 -
Gambar 16. Rangkaian solid state switch
Pada rangkaian di atas digunakan transistor bipolar (BJT) tipe TIP31 yang disusun
sebagai open collector switch. Transistor TIP31 adalah tergolong transistor daya
menengah yang mampu mengalirkan arus puncak hingga 5 A. Transistor-transistor ini
harus dilengkapi oleh lempengan pendingin dari aluminium untuk mengurangi panas
yang terjadi akibat besarnya arus yang mengalir. L1 - L4 adalah lilitan (wound)
dalam motor stepper. Dioda D1 - D4 berfungsi sebagai pelindung rangkaian dari
tegangan tinggi (back EMF) yang mungkin timbul dari lilitan motor stepper.
Keluaran dari rangkain pengendali motor stepper (phase1 - phase4) dihubungkan
ke masukan dari empat transistor tersebut melalui R1 - R2. Jika masukan bernilai
sinyal rendah, maka transistor akan berada pada keadaan cut-off sehingga arus
dalam lilitan motor stepper tidak mengalir. Jika masukan bernilai tinggi (diatas
tegangan ambang transistor), maka transistor akan on sehingga tegangan antara
kolektor dengan emitor (VCE ) turun dan arus dapat mengalir ke tanah (ground).
Dengan demikian motor stepper berputar.
- 99 -
Modul dan Alat Yang Digunakan
Oscilloscope
Modul Motor Stepper
Speed Control
- 100 -
Stepper Control Unit Motor Positioner
Kesimpulan
Motor stepper adalah perangkat elektromekanis yang bekerja dengan mengubah
pulsa elektronis menjadi gerakan mekanis diskrit. Motor stepper bergerak
berdasarkan urutan pulsa yang diberikan kepada motor. Karena itu, untuk
menggerakkan motor stepper diperlukan pengendali motor stepper yang
membangkitkan pulsa-pulsa periodik.
Pada dasaranya terdapat 3 tipe motor stepper yaitu:
Motor stepper tipe Variable reluctance (VR)
Motor stepper tipe Permanent Magnet (PM)
Motor stepper tipe Hybrid (HB)
Motor diharapkan dapat berputar dalam dua arah dan memiliki dua kecepatan.
Karena itu diperlukan pengendali motor stepper yang memiliki empat keluaran pulsa
dengan kemampuan dua arah perputaran dan dua macam frekuensi pulsa guna
mengatur kecepatan motor.
- 101 -
6
BRUSHLESS DC MOTOR (BLDC MOTOR)
Pendahuluan
Brushless DC motor telah digunakan secara komersial sejak Tahun 1886. Motor BLDC
mulai populer pada tahun 1992. Keterbatasan motor DC (menggunakan sikat
sebagai media hantar arus dari sumber ke komutator), telah diatasi oleh motor BLDC
ini, penggunaan sumber DC untuk pengontrolan, dan tanpa adanya brush adalah ciri
utama dari motor BLDC.
BLDC motor menghasilkan torsi maksimal saat putaran awal, selanjutnya torsi akan
menurun seiring dengan bertambahnya kecepatan motor.
BLDC motor adalah suatu jenis motor sinkron. Artinya medan magnet yang dihasilkan
oleh stator dan medan magnet rotor berputar di frekuensi dan kecepatan yang
sama. BLDC motor tidak mengalami slip, tidak seperti yang terjadi pada motor
induksi biasa.
BLDC Motor merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk memutar impeller
pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll.
Digunakan di industri mapun di rumah, seperti: mixer, bor listrik, kipas angin. BLDC
- 102 -
Motor kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa
motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.
Bagian-bagian Utama
Motor ini terdiri dari empat bagian utama, yaitu: rotor, stator, hall sensor, dan
rangkaian kontrol.
Stator. Stator suatu BLDC motor terdiri dari tumpukan baja laminasi dengan lilitan
ditempatkan di slot. Secara kebiasaan, stator menyerupai motor induksi; tetapi
lilitannya dibuat sedikit berbeda. Kebanyakan BLDC motor mempunyai tiga
gulungan-stator dihubungkan secara bintang. Masing-Masing ini lilitan dibangun
dengan banyak coil saling behubungan untuk membentuk suatu lilitan. Satu atau lebih
coil ditempatkan dalam slot dan mereka saling behubungan untuk membuat suatu
lilitan. Masing-Masing ini lilitan dibagi-bagikan diatas batas luar stator untuk
membentuk suatu bilangan genap kutub.
Ada dua jenis gulungan-stator: bentuk trapesium dan motor sinusoidal. Pembedaan
ini dibuat atas dasar interkoneksi coil di dalam gulungan-stator untuk memberikan
tipe yang berbeda terhadap Back Electromotive Force (EMF) terdapat dua macam
koneksi gulungan yang digunakan pada stator motor BLDC,yaitu koneksi bintang dan
segitiga.
Rotor. Rotor dibuat dari magnet tetap dan dapat desain dari dua sampai delapan
kutub Magnet Utara (N) atau Selatan (S).
Material magnetis yang bagus sangat diperlukan untuk mendapatkan kerapatan
medan magnet yang bagus pula. Biasanya magnet ferit yang dipakai untuk
membuat magnet tetap. Tetapi dewasa ini dengan kemajuan teknologi, campuran
logam sudah kurang populer untuk digunakan.Benar sekali magnet Ferrit lebih
- 103 -
murah, tetapi material ini mempunyai kekurangan yaitu flux yang rendah untuk
ukuran volume material yang diperlukan untuk membuat rotor.
Seakarang ini sedang dikembangkan material campuran logam yang diharapkan
bisa memberikan perbandingan size-to-weight yang lebih tinggi dan tenaga putaran
yang lebih untuk motor ukuran sama yang menggunakan magnit ferrite.
Neodymium (Nd), Samarium Unsur kimia/kobalt (Smco) dan campuran logam
Neodymium, dan Ferrite Borium ( Ndfeb) adalah beberapa contoh logam magnit
yang sudah mulai jarang.
Sebuah motor BLDC mempunyai magnet permanen yang berputar dengan tetap
pada sumbu motor, dengan menggunakan rotor berupa magnet maka tidak
dibutuhkan lagi komutator.
Hall Sensor
Tidak sama dengan DC motor brushed, putaran suatu BLDC motor dikendalikan
secara elektronis. Dalam proses berputarnya motor BLDC, gulungan-stator harus
diberi tenaga dengan suatu urutan. Hal ini penting untuk mengetahui posisi rotor
sehingga kontrol dapat mengetahui lilitan mana yang harus diberi tegangan sesuai
urutan.Posisi rotor, digunakanlah Hall Sensor yang ditempelkan ke dalam stator.
Pemasangan Hall sensor ini harus benar-benar sesuai dengan posisi magnet pada
rotor. Kesalahan posisi pada pemasangan akan menyebabkan kesalahan pula pada
saat pemberian tegangan pada lilitan stator. Biasanya Hall sensor ini dipasang
pada suatu board atau PCB dengan posisi yang sudah fix kira-kira selisih 60°
sampai 120° antara sensor yang satu dengan yang lain.
- 104 -
Gambar 3. Bentuk hall sensor
Namun sekarang hall sensor mulai ditinggalkan, dan diganti dengan resolver. Fungsi
dari Resolver ini sama dengan Hall Sensor hanya bentuk dan cara menentukan posisi
magnet rotor berbeda. Resolver sebenarnya gabungan dari Rotary Encoder dan
Hall Sensor. Satu sisi Encoder difungsikan sebagai Speed feedback sekaligus juga
sebagai penentu posisi rotor, sedangkan hall sensor untuk melihat posisi medan
magnet rotor.
Rangkaian Pengendalian
Untuk menghasilkan medan putar pada motor DC,koneksi sumber ke rotor
menggunakan brush namun pada BLDC motor,pemberian sumber dilakukan oleh
sebuah rangkaian pengontrol,rangkaian ini mendapat sumber dari listrik DC yang
kemudian diolah sehingga menghasilkan gelombang sinusoida atau kotak stator,
Kontrol ini mendapat masukan data dari hall sensor utuk mengatur pemberian
sumber pada stator.
Keunggulan
Jika dibandingkan antara motor DC dan motor AC, maka BLDC motor mempunyai
banyak keunggulan, diantaranya adalah:
- 105 -
Torsi lebih besar. Motor BLDC pada umumnya mempunyai torsi yang lebih
besar,hal ini disebabkan medan tarik yang dihasilkan oleh stator sepenuhnya
diterima oleh rotor karena rotor terbuat dari medan magnet permanen.
Tidak menyebabkan kebisingan. Saat kita menggunakan motor dc,gesekan
antara komutator dan brush akan menghasilkan suara,hal ini akan
menghasilkan ketidak nyamanan,tetapi tidak sama halnya dengan motor
BLDC,dengan tidak adanya komutatot,menyebabkan tidak adanya
kebisingan yang ditimbulkan.
Lebih tahan lama. Bagian yang sering diganti pada penggunan motor DC
adalah Brush dan komutator,hal ini karena pada saat motor DC
bekerja,terjadi gesekan secara terus menerus antara komutator dan
brush,permukaan brush akan menipis sedikit demi sedikit seiring berjalannya
waktu,sehingga kita harus melakukan penggantian brush motor,tetapi jika
kita menggunakan BLDC motor,dengan tidak adanya brush dan komutator
maka motor akan tahan lama.
Tidak adanya bunga api pada komutator. Hubungan antara brush dan
komutator yang longgar menyebabkan terjadinya percikan api diantara
keduanya,hal ini akan berbahaya jika motor digunakan pada industri yang
sensitif terhadap percikan api,tetapi dengan menggunakan BLDC
motor,dengan tidak adanya komutator dan brush menyebabkan tidak
adanya percikan api yang dirimbulkan oleh motor.
Tidak adanya belitan pada rotor. Motor BLDC tidak mengalami gaya
sentrifugal, karena gulungan didukung oleh suatu body sehingga motor
dapat didinginkan dengan mudah. Jadi, tidak membutuhkan aliran udara
untuk mendinginkan motor. Hal ini menyebabkan motor BLDC tersebut dapat
sepenuhnya tetutup dan terlindung dari kotoran atau bahan asing lainnya.
Area pengaplikasiannya dapat diperluas, termasuk daerah-daerah ledakan
berbahaya.
Kelemahan
Selain keunggulan yang dimiliki, motor BLDCpun memiliki kelemahan. Diantaranya
adalah:
- 106 -
Biaya pengadaan yang tinggi. Hal ini disebabkan karena Hall sensor
mempunyai berbgai alat pengontrol untuk menjalankannya,sedangkan pada
motor DC hanya menggunakan pengontrol berupa variable resistor.
membutuhkan pengendali kecepatan elektronik untuk menjalankannya.
Namun dari kelebihan dan kelemahan yang dimiliki,Motor BLDC tetap lebih
efisien untuk mengkonversi listrik menjadi energi mekanik dari motor DC
bersikat. kelebihan ini terutama disebabkan tidak adanya kerugian listrik
dan gesekan brush. Di bawah beban mekanik tinggi, motor BLDC dan motor
dengan sikat berkualitas tinggi sebanding dalam efisiensinya.
Ada 2 konfigurasi listrik yang digunakan untuk menjalankan stator yaitu kofigurasi
delta dan wye. Motor yang menggunakan konfigurasi delta mempunyai torsi yang
rendah pada kecepatan yang rendah, namun dapat menghasilkan putaran yang
tinggi. Sedangkan konfigurasi wye mempunyai torsi yang tinggi pada kecepatan
yang rendah, tetapi tidak bisa menghasilkan putaran yang tinggi. Meskipun efisiensi
sangat dipengaruhi oleh konstruksi motor, konfigrasi bintang biasanya lebih efisien.
Meskipun BLDC motor identik dengan motor DC permanen, namun sinyal sinusoida
yang menyuplai stator BLDC dihasilkan dari suatu sumber DC yang diolah oleh
pengontrol. Vector drive adalah pengendali motor yang mengubah sinyal DC
menjadi AC. Alat ini adalah suatu alat inverter yang sangat canggih.
Inverter atau alat pengubah arus DC ke AC biasanya mahal dan kurang efisien.
Tetapi inverter ini memiliki keuntungan, yaitu dapat menjalankkan motor dengan
lancar pada kecepatan yang rendah. Lain halnya dengan motor DC, yang
putarannya tidak konstan saat kecepatannya rendah.
Aplikasi
Aplikasi Motor BLDC yang dapat kita jumpai pada kehidupan sehari-
hari,diantaranya adalah pada :
Cooling fan pada CPU computer
- 107 -
Motor penggerak pada disket
Pada motor yang digunakan di industri, aplikasi motor BLDC semakin meningkat.
Karena daya motor BLDC lebih kecil dibandingkan dengan motor AC. Tidak adanya
kapasitor dan motor DC secara keseluruhan lebih efisisen. Daya yang kecil, putaran
yang tinggi, dan torsi yang besar, tersedianya berbagai macam ukuran, menjadikan
prodesen memilih motor BLDC dibandingkan dengan motor DC biasa.
Cara Kerja
Cara kerja motor BLDC ini adalah sebagai berikut:
1. Arus U masuk ke lilitan L1, arus tersebut akan melewati dan keluar dari L2 menuju
V.
- 108 -
2. Arus W masuk ke lilitan L3, arus tersebut akan melewati dan keluar dari L2 menuju
V.
3.Arus W masuk ke lilitan L3, arus tersebut akan melewati dan keluar dari L1 menuju
U.
4. Arus V masuk ke lilitan L2, arus tersebut akan melewati dan keluar dari L1 menuju
U.
- 109 -
5. Arus U masuk ke lilitan L1, arus tersebut akan melewati dan keluar dari L3 menuju
W.
6. Arus V masuk ke lilitan L2, arus tersebut akan melewati dan keluar dari L3 menuju
W.
7. Arus U masuk ke lilitan L1, arus tersebut akan melewati dan keluar dari L2 menuju
V.
- 110 -
Gambar 5. Cara kerja hall sensor
Berdasarkan percobaan dan praktek yang dilakukan pada modul ini, keluaran dari
suatu motor BLDC sendiri adalah pulsa kotak-kotak dan pulsa sinusoidal.
- 111 -
untuk sinkronisasi putaran medan magnet antara stator dengan rotor.
- 112 -
Gambar 11. Skema rangkaian pada saat sebelum ‘Braking’ dan sesudah ‘Braking’.
Pada saat motor dalam keadaan berputar, hanya terdapat 2 sumber arus yang
masuk kedalam stator untuk membuat medan magnet yang dapat memutarkan
- 113 -
stator. Dalam hal ini, untuk memberhentikan putaran rotor yang bergantung pada
magnet stator adalah dengan memberikan arus yang sama pada ketiga masukan.
- 114 -
7
Studi Kasus Aplikasi 1:
Perancangan Alat Inspeksi Keberadaan & Posisi Stopper Hole
Piston 5D9 dengan Menggunakan Kamera Sick Inspector I10
pada Mesin Automation Centre Bosh Cutting and Grafier
Pendahuluan
PT. XYZ merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang otomotif khususnya
dalam pembuatan piston. Dalam proses produksinya setiap jumlah reject merupakan
hal yang sangat diperhitungkan karena berpengaruh pada production cost. Salah
satu diantaranya adalah jumlah reject pada proses stopper hole drilling pada piston
tipe 5D9. Pada proses tersebut terdapat beberapa karakteristik reject diantaranya
yaitu tidak adanya stopper hole dan posisi stopper hole yang terbalik. Jika piston
reject tersebut sampai lolos dari proses visual dan ikut terkirim ke customer, maka di
khawatirkan akan mendapat claim dari customer.
Untuk menanggulangi masalah tersebut dibuatkan suatu sistem pengecekan stopper
hole secara otomatis sehingga mencegah piston yang reject agar tidak diproses
pada tahap berikutnya. Alat pendeteksi stopper hole dirancang dengan
menggunakan sensor kamera Sick Inspector I10 yang telah ada dan tidak terpakai
di PT XYZ. Dalam perancangan ini kamera pendeteksi ditempatkan pada mesin
Automation Centre Bosh Cutting and Grafier. Upaya penambahan sensor kamera ini
tidak akan menambah proses produksi yang membebankan operator, karena
memanfaatkan proses positioning pada mesin Automation Centre Bosh Cutting and
Grafier
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan maka didapatlah suatu rumusan
masalah yaitu :
Bagaimana membuat alat untuk mendeteksi piston 5D9 yang lolos tanpa
stopper hole ?
Bagaimana mencegah piston 5D9 yang lolos dengan posisi stopper hole yang
terbalik?
- 115 -
Computer Vision dan Pengolahan Citra
Computer vision adalah salah satu cabang dari artificial intelligence (kecerdasan
buatan) yang difokuskan pada pengembangan algoritma untuk menganalisa isi dari
suatu citra. Computer vision mempunyai tujuan utama untuk menganalisa obyek fisik
yang nyata berdasarkan citra yang ditangkap dari sensor. Dalam pengambilan
keputusan tentang obyek nyata, selalu dibutuhkan beberapa deskripsi obyek-obyek
tersebut dari citra yang ada.
Pengolahan citra adalah suatu metode yang digunakan untuk memproses atau
memanipulasi citra dalam bentuk 2 dimensi. Pengolahan citra berkutat pada usaha
untuk melakukan transformasi suatu gambar menjadi citra lain dengan menggunakan
teknik tertentu.
Konsep dasar pemrosesan suatu obyek yang menggunakan pengolahan citra diambil
dari kemampuan indera penglihatan manusia yang selanjutnya dihubungkan dengan
kemampuan otak manusia. Pada umumnya, obyektif dari pengolahan citra adalah
mentransformasikan atau menganalisis suatu citra sehingga informasi baru tentang
citra dibuat lebih jelas. Ada 4 klasifikasi dasar dalam pengolahan citra, yaitu: point,
area, geometric, dan frame.
Point memproses nilai pixel citra berdasarkan nilai atau posisi dari pixel
tersebut. Contoh dari proses point adalah adding, subtracting, contrast
stretching, dan lainnya.
Area memproses nilai pixel-pixel suatu citra berdasarkan nilai pixel tersebut
beserta nilai pixel tetangga sekelilingnya. Contoh dari proses area adalah
convoluting, blurring, sharpening, filtering, dan lainnya.
Geometric digunakan untuk merubah posisi dari pixel-pixel. Contoh dari
proses geometric adalah scaling, rotation, mirroring, dan lainnya.
Frame memproses nilai pixel berdasarkan operasi dari 2 buah citra atau
lebih. Contoh dari proses frame adalah addition, subtraction, and/or, dan
lainnya. Perbedaan proses frame disini dengan proses point yaitu pada
proses point, nilai-nilai pixel diproses (ditambahkan, dikurangkan, dan
lainnya) dengan suatu nilai tertentu, sedangkan pada proses frame,
pemrosesan nilai-nilai pixel dilakukan antara 2 citra.
- 116 -
Sistem Warna RGB
Semua warna yang ada merupakan perpaduan dari 3 macam warna primer, yaitu :
Warna merah
Warna hijau
Warna biru
Perpaduan dari ketiga warna primer ini dipakai pada sistem warna RGB. Bila
ketiga warna primer dicampur, maka akan dihasilkan suatu warna tertentu,
tergantung dari komposisi ketiga warna primer tersebut.
Citra pada sisitem digital dapat diwakili dengan format RGB untuk setiap titiknya,
dimana setiap komponen warna diwakili dengan satu byte. Jadi untuk masing-masing
komponen R, G, dan B mempunyai variasi dari 0 sampai 255. Total variasi yang
dihasilkan untuk sistem warna digital ini adalah 256 x 256 x 256 atau 16.777.216
jenis warna. Karena setiap komponen warna diwakili dengan 1 byte atau 8 bit,
maka total bit yang digunakan untuk mempresentasikan warna RGB adalah 8 + 8 +
8 atau 24 bit.
Vision Sensor
Vision sensor merupakan suatu sensor yang difungsikan untuk mendeteksi dan
membandingkan suatu warna, karakter, bentuk dan luas benda berdasarkan hasil
kamera terhadap objek yang disensor. Aplikasinya sangat luas misalnya
membedakan tanda berupa huruf pada cap karton, membandingkan bearing yang
baik atau cacat dengan kurangnya butir bearing atau membedakan botol produk
kosmetik berdasarkan warna produk. Vision sensor menggunakan LED sebagai sistem
pencahayaan. Vision sensor bekerja menyesuaikan image yang telah dijadikan
referensi (master Image). Master image dibuat pada saat awal sensor akan
- 117 -
digunakan. Pada sensor kamera jenis SICK Inspector I10, alat pembantu yang
digunakan dalam kamera tersebut untuk mencocokkan gambar yang ditemukan
dengan master image yaitu:
Search Region
Search region merupakan daerah gambar yang ditangkap oleh sensor yang
nantinya akan di cocokan dengan master image dengan bantuan object locator dan
detailed inspections. Jika gambar yang akan di cek berada di luar search region
maka gambar tersebut dianggap tidak sesuai atau gagal. Gambar 1
memperlihatkan search region. Daerah yang berwarna hijau merupakan search
region.
Search Region
Gambar 1. Search region
Object Locator
Object locator merupakan alat yang digunakan untuk menempatkan objek / gambar
yang telah ditangkap. Object locator akan mengenali objek yang telah di tangkap,
dan menyesuaikan dengan master image yang telah ditentukan. Sensor kamera
menempatkan referensi gambar pada object locator. Dalam sebuah referensi
gambar hanya bisa memiliki satu object locator. Gambar 2 memperlihatkan tampilan
dari object locator.
Object Locator
- 118 -
Detailed Inspections
Detailed Inspections merupakan salah satu alat yang digunakan dalam sensor
kamera SICK Inspector I10. Detailed inspections akan membandingkan kontur, jumlah
piksel atau tepi piksel setelah objek ditemukan. Terdapat tiga jenis detailed
inspections yang bisa digunakan yaitu:
Contour
Contour akan membandingkan sebuah kontur dengan kontur yang lain dalam daerah
pencarian yang sama pada objek referensi. Semakin sesuai antara kedua kontur,
maka akan semakin besar nilai match dalam detailed inspections. Gambar 3
menjelaskan tentang contour.
Gambar 3. Contour
Pixel counter
Pixel Counter menghitung banyaknya piksel dalam daerah pencarian dengan
mencocokan intensitasnya (skala abu-abu). Penempatan piksel dapat diabaikan, dan
hanya mempertimbangkan banyaknya piksel dalam daerah pencarian. Gambar 4
menjelaskan tentang pixel counter.
- 119 -
pixel counter tidak diperhitungkan, edge pixel counter hanya memperhitungkan
banyaknya jumlah piksel. Gambar 5 menjelaskan tentang edge pixel counter.
Pengumpulan Data
Stopper hole
Stopper hole merupakan salah satu bagian yang terdapat pada piston. Jenis piston
yang memiliki stopper hole yang di produksi oleh PT. XYZ yaitu piston jenis 5D9.
Gambar 6 menjelaskan stopper hole.
Stopper hole
Oil hole
Dari Gambar di atas dapat dilihat letak dari stopper hole berada di atas oil hole.
Dalam kondisi baik, posisi stopper hole satu garis dengan oil hole yang ada
dibawahnya. Gambar 7 menjelaskan posisi stopper hole terhadap oil hole.
- 120 -
Besar lubang stopper hole berdiameter 0.8 mm dan membentuk sudut 24 derajat
dengan sumbu pin hole. Sudut tersebut berfungsi sebagai penentuan letak dari
sensor kamera karena dalam proses pengecekan stopper hole harus dilakukan
dengan tegak lurus terhadap objek yang akan dicari. Gambar 8 menjelaskan sudut
dari stopper hole.
Fungsi stopper hole pada sistem motor bakar yaitu menjaga ring piston agar tidak
bergerak. Dikhawatirkan jika sambungan ring satu dengan ring yang lain pada satu
garis lurus maka pembakaran akan menjadi bocor sehingga tanda – tanda yang
terjadi yaitu akan keluar asap yang cukup banyak pada knalpot motor dan mesin
akan cepat panas karena oli yang ada akan ikut terbakar. Gambar 9 menjelaskan
tentang ring piston
kompresi
- 121 -
Pada piston tipe 5D9 terdapat 3 ring oli. Letak stopper hole berada pada ring
paling bawah. Pada ring tersebut terdapat lubang oli dan stopper hole menjaga
agar ring tersebut tidak bergerak.
Alur proses mesin centre bosh cutting and grafier dimulai dari penempatan piston
pada konveyor 1 sampai akhirnya ke kenveyor 2 melalui beberapa tahapan proses
yang ada pada mesin. Gambar 11 dan Gambar 12 menjelaskan tentang alur
proses pada mesin centre bosh cutting and grafier.
- 122 -
Konveyor 1 Positioning CBC Grafier Washing Konveyor 2
START
UNLOAD TURUN
MAIN LOOP
GRIPE ON
UNLOAD NAIK
UNLOAD GESER
KIRI
UNLOAD TURUN
GRIPE OFF
UNLOAD NAIK
UNLOAD GESER
KANAN
Proses-proses yang terdapat pada mesin Automation Centre Bosh Cutting and Grafier
yaitu:
Positioning. Proses positioning adalah proses awal pada mesin Automation
Centre Bosh Cutting and Grafier. Pada proses ini piston dari konveyor diambil
oleh unload untuk diposisikan dari keadaan yang acak ke posisi yang benar
dengan patokan pin hole berhadapan dengan operator. Proses positioning
bertujuan agar posisi piston tepat jika diletakkan terhadap jig centre bosh
cutting dan jig grafier. Selain itu proses positioning juga dapat mempermudah
- 123 -
operator dalam peletakan piston pada konveyor. Gambar 13
memeprlihatkan motor positioning.
CB (centre bosh)
Centre bosh merupakan sisa dari proses pencetakan piston. Proses centre bosh
cutting merupakan proses untuk menghilangkan centre bosh yang ada pada
bagian atas piston. Proses menghilangkan centre bosh menggunakan
Selfeeder dengan penambahan cutting tool pada ujung Selfeeder. Pada
proses ini terdapat vakum sebagai penyedot sisa material centre bosh.
- 124 -
Label pada piston
Pada proses grafier terdapat alat pokayoke berupa pengarah pin yang
memanfaatkan sumbu offset piston. Jika arah piston terbalik, maka grafier
akan memproses pemberian label dengan letak yang berlawanan. Proses
pemberian label menggunakan Telesis pinstamp TMP 1700. Gambar 16
menjelaskan grafier telesis pinstamp TMP 1700.
Station 1. Pada station ini tidak terdapat proses apapun. Station ini dibuat
agar mencukupi jumlah unload yang terdapat 6 gripper.
- 125 -
.
Pada mesin Automation Centre Bosh Cutting and Grafier terdapat motor posisi
yang memposisikan piston dari arah yang sembarang ke arah yang dituju. Proses
posisi memanfaatkan pin hole sebagai titik acuannya. Pada proses posisi terdapat
sensor photoelectric untuk mengindikasikan posisi piston terhadap pin hole.
Apabila sensor menemukan pin hole selama piston berputar, maka pemancar
dan penerima sinyal sensor akan saling berhadapan dan sensor tersebut aktif. Jika
sensor tersebut aktif maka akan mematikan motor posisi. Gambar 18 menjelaskan
proses posisi.
Sensor
photoelectric
Pinhole
Pada mesin Automation centre bosh cutting and grafier terdapat panel box
sebagai pengoperasian mesin. Panel tersebut terdapat beberapa tombol yang
memiliki fungsi untuk menjalankan mesin. Gambar 19 dan Tabel 2 menjelaskan
tentang panel box mesin automation centre bosh cutting and grafier.
- 126 -
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20
No Penjelasan Keterangan
1 Lampu Power On
2 Lampu Start Position
3 Lampu Wash Tank Empty
4 Lampu LS Grafier NG
5 Counter Counter
6 Selector Switch Manual / Auto
7 Selector Switch Vakum OFF / ON
8 Selector Switch Konveyor OFF / ON
9 Push Button Selector Switch Unloader Left / Right
10 Buzzer Buzzer
11 Push Button Unloader Up / Down
12 Push Button Unloader Clamp / Unclamp
13 Push Button Slider Grafier Advance / Back
14 Push Button Spindle OFF / ON
15 Push Button Reset
16 Push Button Selector Switch Spindle Up / Down
17 Push Button Jog
18 Push Button Auto Start
19 Push Button Emergency Emergency
20 Selector Switch TL OFF / ON
- 127 -
PLC OMRON-Sysmac CJ1M
Jenis PLC yang digunakan pada mesin centre bosh cutting and grafier adalah
OMRON-Sysmac CJ1M CPU-21. PLC OMRON-Sysmac CJ1M tersusun dari power
supply, CPU, input module dan output module. Sedangkan perangkat network
seperti Ethernet module, Profibus module dan DeviceNet module tidak digunakan,
karena PLC ini tidak diprogram untuk melakukan fungsi networking pada suatu
sistem manufaktur, melainkan hanya diprogram untuk fungsi dua arah antara
mesin CBC dan PLC.
Spesifikasi dari PLC OMRON-Sysmac CJ1M ditampilkan pada Gambar 20.
CPU Unit. Tipe CPU (Central Processing Unit) yang digunakan adalah
OMRON CJ1M CPU-21, dengan jumlah I/O sebanyak 160 points dan
jumlah unit yang terhubung maksimal sebanyak 10 units, kapasitas
programnya yaitu 5 Ksteps dengan kapasitas memori data 32 Kwords.
CPU ini juga dilengkapi dengan connection ports yaitu peripheral port dan
RS-232C port.
Power Supply (Catu daya). Power supply yang digunakan adalah power
supply dengan tipe OMRON CJ1W-PA205R dan tegangan sumber yang
dipergunakan adalah sebesar 220 V a.c. dengan maksimum daya keluaran
sebesar 25 Watt.
- 128 -
Input Module (Perangkat masukan). Perangkat masukan yang digunakan
adalah tipe OMRON CJ1W-ID211 yaitu input DC unit sebanyak 16 points,
input module yang digunakan sebanyak 3 unit, sehingga input d.c. yang
digunakan sejumlah 48 points, dengan tegangan untuk masukan (input)
sebesar 24 V DC.
- 129 -
Gambar 21 memperlihatkan skema input dan output pada mesin centre bosh cutting
and grafier.
PLC
Silinder
Photoelectric
Grafier
Proximity
Motor AC
Self feeder
Masukan
Buzzer
Keluaran
- 130 -
Perancangan dan Pengujian
Penentuan Permasalahan
Data quality control Tahun 2010 yang diperoleh dari unit PPC yaitu tentang data
reject yang terlihat pada Tabel 3. Dari data ini terlihat bahwa terdapat beberapa
kategori piston reject. Yang jadi permasalahan yaitu pada stopper hole yang tidak
ada, stopper hole yang terbalik dan posisi stopper hole yang tidak tepat.
BULAN TOTAL
KETERANGAN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEP OKT NOV (pcs)
STOPPER HOLE
TERBALIK 0 0 0 1 5 1 0 2 3 0 0 12
STOPPER HOLE
TIDAK ADA 0 0 2 2 1 2 2 2 2 3 0 16
Dari Tabel 3 didapatkan jumlah reject stopper hole tidak ada yaitu 16, dan stopper
hole terbalik 12. Jumlah tersebut sangat mengkhawatirkan jika terjadi kelalaian
dalam proses visual yang dilakukan oleh operator.
Jenis piston yang memiliki stopper hole yaitu jenis piston 5D9. PT YIMM merupakan
pelanggan dari jenis piston tersebut. Jenis piston 5D9 digunakan pada sepeda
motor.
Apabila piston reject stopper hole telah sampai ke tangan pelanggan maka akan
mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Pelanggan akan mengembalikan piston
yang telah terkirim dan meminta ganti rugi, proses pengiriman barang akan
terhambat dan terbuangnya waktu untuk memproses ulang pembuatan piston.
Selama ini dalam proses pengecekan stopper hole dilibatkan peran pegawai visual
sebagai penyeleksi piston reject. Proses visual dapat dilihat pada Gambar 22.
- 131 -
Proses visual tidak hanya mengecek stopper hole melainkan berbagai parameter
piston seperti ukuran guide bor, pin hole, piston baret dan sebagainya. Dikarenakan
proses visual yang banyak dan cepat maka kemungkinan terdapat piston yang lolos
dengan stopper hole yang reject.
Beberapa faktor yang mengakibatkan reject pada stopper hole yaitu:
Operator yang lupa memproses stopper hole
Drill mesin stopper hole yang sudah pendek
Drill mesin stopper hole patah dan tidak diketahui oleh operator
Sensor kamera bisa mendeteksi ukuran yang cukup kecil yang bisa disesuaikan
dengan ukuran stopper hole dengan diameter 2mm, karena didalam sensor kamera
terdapat fasilitas zoom terhadap objek yang akan dideteksi.
- 132 -
Penempatan Sensor Kamera Sick Inspector I10 di Line Machining
Proses pembuatan piston di PT. XYZ terbagi menjadi 2 proses. Yang pertama yaitu
proses foundry yaitu proses peleburan dan pencetakan piston dilakukan. Selanjutnya
yaitu proses machining, setelah proses foundry selesai maka piston – piston tersebut
di kirim ke area machining untuk diproses. Pada proses machining inilah stopper hole
di buat. Berikut alur proses dari area machining yang dapat dilihat pada Gambar
24.
Proses machining piston tipe 5D9 terdapat pada line 12, 22, dan 18. Line 12 dan 18
telah menggunakan kamera jenis OMRON dalam pengecekan stopper hole, akan
tetapi masih terdapat kekurangan-kekurangan yang terdapat pada kamera
tersebut yaitu:
Tidak bisa mengecek terbalik atau tidaknya letak stopper hole.
Masih menggunakan penampang berupa TV AV, sehingga tampak dari
pencitraan kamera tidak jelas dan sulit dalam penyetingan.
Konfigurasi kamera harus menggunakan driver yang menyulitkan proses
perawatan.
- 133 -
stopper hole pada mesin Automation Centre Bosh Cutting and Grafier. Hal-hal yang
menjadi pertimbangan penempatan sensor kamera yaitu harus sesudah proses
stopper hole drilling dan memungkinkan untuk dipasang sensor kamera. Pada mesin
Automation Centre Bosh Cutting and Grafier terdapat motor posisi untuk memposisikan
piston dari konveyor yang di bawa oleh gripper. Proses posisi pada mesin
Automation Centre Bosh Cutting and Grafier digunakan agar mempermudah operator
dalam meletakkan piston ke konveyor, sehingga operator bisa menempatkan piston
dengan arah yang sembarang. Perancang memanfaatkan proses posisi piston
tersebut untuk mengecek keadaan stopper hole sehingga tidak menambah proses
yang memberatkan operator dalam bekerja. Untuk fungsi peringatan memanfaatkan
alarm yang ada pada mesin Automation Centre Bosh Cutting and Grafier. Gambar
25 menjelaskan letak sensor kamera.
Dalam proses posisi tersebut, arah pin hole diposisikan menghadapkan ke arah
operator, karena proses selanjutnya adalah Centre Bosh Cutting dan proses grafier
yang terdapat pin pengarah sehingga posisi piston menjadi lurus. Pada proses
grafier label terletak pada kanan atau kiri pin hole. Gambar 26 menjelaskan
tentang grafier
- 134 -
Peletakan kamera harus menyesuaikan posisi dari stopper hole. Letak stopper
hole membentuk sudut dengan sumbu piston dengan besar sudut 24 derajat. Pada
mesin Automation Centre Bosh Cutting and Grafier tinggi jig dari base mesin yaitu 123
mm dan jarak stopper hole dari base mesin yaitu 143 mm. Oleh karena itu sensor
kamera mengikuti tinggi dari stopper hole. Gambar 27 memperlihatkan tinggi sensor
kamera dari base mesin.
143 mm
- 135 -
Dari gambar di atas dudukan sensor kamera bisa diubah posisinya searah
sumbu Y dan sumbu Z. Pada proses pengecekan stopper hole sensor kamera harus
lurus menghadap stopper hole sehingga tampilan stopper hole terlihat berada pada
tengah sensor kamera. Hal ini dilakukan agar proses pengecekan berjalan lancar.
Pada mesin Automation Centre Bosh Cutting and Grafier terdapat motor posisi
yang memposisikan piston dari arah yang sembarang ke arah yang dituju. Proses
posisi memanfaatkan pin hole sebagai titik acuannya. Pada proses posisi terdapat
sensor photoelectric untuk mengindikasikan posisi piston terhadap pin hole.
Nilai
Exposure
- 136 -
Tipe sensor kamera yang digunakan yaitu tipe dome. Pada sensor kamera ini dome
adalah berupa cangkang atau mangkuk yang memusatkan penyinaran dalam
proses pengambilan gambar. Gambar 30 memperlihatkan perbedaan bentuk sensor
kamera dengan menggunakan dome dan tidak menggunakan dome.
Dome
- 137 -
Tabel 4. Port transfer data Sensor kamera
1 Tx+ Transmit +
2 Rx+ Receive +
3 Tx- Transmit –
4 Rx- Receive –
- 138 -
Tabel 5. Masukan dan keluaran sensor kamera.
- 139 -
Pin 7 (Black). Pin 7 atau Out 3 merupakan salah satu dari keluaran yang ada
pada sensor kamera. Out 3 aktif pada saat all passed berarti aktif pada
saat semua indikasi pengecekan terpenuhi. Pada pengecekan stopper hole
terdapat dua indikasi yaitu object locator dan detailed inspection. Gambar 33
menjelaskan tentang object locator dan detailed inspection.
Object Locator
Detailed Inspections
Pada software sensor kamera out3 dicantumkan pada hasil akhir. Gambar 34
menjelaskan all passed
Out3
- 140 -
dibuat terlebih dahulu master image sebagai patokan atau referensi image yang
akan ditangkap oleh sensor kamera. Gambar 35 menjelaskan cara kerja dari
sensor kamera.
OK
NG
- 141 -
Gambar 36. Rangkain Sensor kamera
Dalam Gambar 36, rangkaian relay satu disimbolkan dengan RY 100 relay dua
dengan RY 101 dan relay tiga dengan RY 102. NO relay satu dihubungkan dengan
In3 yang berfungsi sebagai trigger. NO relay dua dihubungkan dengan In4 yang
berfungsi sebagai switch screen atau scanning sedangkan common relay tiga
dihubungkan dengan Out3 yaitu keluaran dari sensor kamera. Untuk rangkain pada
PLC akan dijelaskan pada Gambar 37.
Pada Gambar 37, common dari relay RY 100 dihubungkan ke alamat 05.11 PLC.
Alamat 05.11 merupakan keluaran dari PLC untuk mengaktifkan relay dan
mengaktifkan in3 sebagai trigger sensor kamera. Untuk alamat 05.12 dihubungkan
- 142 -
ke common relay RY 101 untuk mengaktifkan in4 sebagai scanning sensor kamera.
COM dari PLC dihubungkan ke netral sehingga alamat dari PLC bernilai negatif dan
common relay yang satu lagi dihubungkan ke P24. Untuk rangkaian keluaran sensor
kamera dijelaskan pada Gambar 38.
0.03
- 143 -
Untuk rangkaian elektrik selector switch sensor kamera dijelaskan pada Gambar 40.
N P24
SS Kamera On
04.15
COM
Gambar 40 memperlihatkan COM dari PLC bernilai P24, sehingga selector switch
dihubungkan ke netral dan alamat 04.15 sebagai masukan PLC. Jika selector switch
aktif maka proses pengecekan stopper hole dilakukan sedangkan jika selector switch
tidak aktif fungsi atau proses dari sensor kamera dilewatkan sehingga PLC tidak
perlu menunggu masukan dari sensor kamera sebagai tanda bahwa proses
dilanjutkan atau tidak dilanjutkan.
- 144 -
Gambar 42. Koneksi Sensor kamera
- 145 -
Gambar 43. Software SOPAS Engineering Tools
Pada awal penggunaan sensor kamera perlu dibuat master image sebagai referensi
gambar yang akan dicari. Untuk membuat master image tersebut dapat dilakukan
dengan cara membuat baru yaitu add reference image dan menimpah master yang
lama dengan yang baru dengan cara replace reference image. Gambar 44
memperlihatkan add dan repalce reference image.
Jika akan mengatur resolusi dari sensor kamera maka cara pengaturan dilakukan
pada tab Image setting. Pada tab object locator dan detailed inspections terdapat
pengaturan edge strength sebagai pengatur warna dari objek yang akan dicari.
Gambar 44 memperlihatkan tab-tab yang ada pada SOPAS Engineering Tool.
- 146 -
Gambar 45. Pengaturan Pada Software
Pada sensor kamera SICK Inpector I10 terdapat beberapa alat bantu dalam proses
pengecekan stopper hole. Semua alat tersebut terdapat pada software SOPAS
Engineering Tool. Alat tersebut yaitu:
Search Region.
Object Locator
Detailed Inspection
Search region
Object locator
Detailed inspection
- 147 -
98 %. Nilai tersebut didapat dari hasil coba yang menunjukkan setiap proses
pengecekan nilai dari detailed inspection berkisar antara 60 – 98. Pada awal
perancangan masih banyak terjadi error karena penampang stopper hole yang
sangat kecil pada tampilan SOPAS Engineering Tool. Dari masalah tersebut maka
digunakan fasilitas zoom pada SOPAS Engineering Tool agar tampilan dari stopper
hole terlihat besar, sehingga mudah dalam pembentukan master program. Dengan
menggunakan zoom dapat mengatasi masalah penampang stopper hole yang kecil,
namun terdapat masalah pada ring groove. Letak stopper hole berada pada ring
groove dan pada proses pengecekan, penampang ring groove membuat nilai dari
detailed inspection menjadi berkurang karena ikut terinspeksi. Untuk mengatasi hal
tersebut dilakukan perubahan metode dalam pengecekan yaitu merubah bentuk dari
detailed inspection dan object locator. Pembentukan tersebut menggunakan fungsi
mask yang dapat diatur sesuai dengan rancangan. Gambar 47 memperlihatkan
tentang mask.
Mask
Pembentukan detailed inspection dan object locator mengikuti alur dari ring groove.
Gambar 48 menjelaskan tentang pembentukan detailed inspection dan object locator
- 148 -
kamera dengan mesin CBC dan Grafier. Proses pengecekan dimulai pada saat
motor posisi berputar. Alur pengecekan stopper hole dimulai ketika tombol start
ditekan dan unload akan mengambil piston dari setiap station pada mesin
automation centre bosh cutting and grafier. Unload merupakan serangkaian silinder
pneumatic untuk mengambil piston dengan cara mengripper piston tersebut.
Gambar 49 memperlihatkan flow proses dari sensor kamera.
START
UNLOAD
TURUN
MAIN LOOP
GRIPE ON
UNLOAD
NAIK
UNLOAD
GESER KIRI
UNLOAD
TURUN
GRIPE OFF
UNLOAD NAIK
UNLOAD
GESER KANAN
- 149 -
PROSES MOTOR
POSISIONING BERPUTAR
SENSOR
PHOTOELECTRIC
AKTIF
MOTOR
BERHENTI
CAPTURE
IMAGE
ADA TIDAK
STOPPER
HOLE
YA TIDAK
SENSOR
PHOTOELECTRIC AKTIF Y
A
MOTOR
BERHENTI
GOTO MAIN
LOOP
TIDAK
PINHOLE
TERBALIK
GOTO START
YA
RESET ALARM
- 150 -
Gambar 50 memperlihatkan flow proses pada motor positioning. Penambahan
program PLC hanya pada proses motor posisi karena sensor kamera bekerja pada
saat motor posisi aktif. Dari flow proses sensor kamera tercantum bahwa proses
capture akan dilakukan maksimal sebanyak empat kali dan menyesuaikan waktu
proses mesin Otomation CBC dan Grafier. Hal tersebut dilakukan untuk
menanggulangi proses capture sebelumnya. Jika proses pengecekan stopper hole
berhasil akan dilanjutkan ke proses scanning pin hole untuk mengecek apakah posisi
stopper hole terbalik apa tidak dan jika tidak berhasil maka ditandakan dengan
alaram yang berupa buzzer dan proses mesin tidak akan berjalan kembali sebelum
tombol reset ditekan. Pada proses scanning akan diiringi oleh gerakan motor
posisioning. Jika proses scanning berhasil maka proses mesin akan lanjut, dan jika
tidak akan ditandakan dengan alaram. Gambar 51 memperlihatkan penambahan
program PLC ketika sensor kamera mengecek stopper hole.
- 151 -
Gambar 52. Trigger kamera
Gambar 52, alamat 85.00 menandakan motor posisi berhenti. Ketika motor posisi
berhenti akan mengaktifkan alamat 184.00 sebagai trigger sensor kamera dengan
delay T0184 dan setiap trigger akan mengaktifkan keluaran Q 5.11. Apabila sensor
kamera mengalami kerusakan maka terdapat fungsi langsung (bypass) tanpa proses
sensor kamera dengan menggunakan switch On/Off. Gambar 53 menjelaskan
program PLC tentang fungsi langsung (bypass).
Proses pada mesin Automation CBC dan Grafier akan kembali bekerja jika hasil dari
pengecekan stopper hole berhasil, jika tidak mesin akan berhenti.
- 152 -
Gambar 54. Inspeksi NG dan OK
Jika proses pengecekan stopper hole sudah selesai dan berhasil, maka dilanjutkan ke
proses scanning untuk mendeteksi apakah stopper hole tersebut terbalik posisinya
atau tidak. Gambar 55 memperlihatkan tambahan program pada proses scanning.
Setelah proses pengecekan dan scanning telah selesai maka menunggu proses yang
lainnya juga selesai. Apabila pengecekan stopper hole berhasil maka akan
memberitahukan informasi ke mesin dengan alamat 184.01sebagai inspeksi stopper
hole dan 185.02 sebagai inspeksi posisi stopper hole.
- 153 -
Jika hasil inspeksi gagal, maka buzzer akan menyala dan mesin centre bosh cutting
and grafier akan berhenti. Untuk mengembalikannya seperti semula, maka langkah
awal yaitu menekan memindahkan ke mode manual dan menekan tombol reset. Hal
ini dilakukan agar setiap bagian-bagian mesin kembali ke posisi semula. Setelah di
reset kembalikan ke mode otomatis dan tekan tombol AutoStart.
Pengujian
Pengujian Mesin Automation Centre Bosh Cutting and Grafier
Dalam penambahan proses inspeksi stopper hole pada mesin automation centre bosh
cutting and grafier maka fungsi dan kerja dari mesin tersebut tidak terganggu oleh
proses inspeksi stopper hole. Untuk mengetahui apakah kerja dari mesin automation
centre bosh cutting and grafier berjalan tanpa kendala, maka dilakukan pengujian
dengan cara mengecek secara manual setiap station yang ada pada mesin
automation centre bosh cutting and grafier. Pengecekan proses dilakukan mulai dari
konveyor 1 sampai dengan konveyor 2. Gambar 56 menjelaskan gambaran sistem
dari mesin automation centre bosh cutting and grafier.
1. Unload 2
2. Unload 1
3. Konveyor 1
4. Konveyor 2
6. CBC 5. Posistioning
8. Washing 7. Grafier
- 154 -
1. Konveyor 1
Pengujian konveyor 1 dilakukan dengan cara manual dan memperhatikan
beberapa parameter yang ada. Tabel 6 memperlihatkan hasil pengujian
konveyor.
2. Positioning
Pengujian pada proses positioning dilakukan dengan cara manual dan
melihat fungsi beberapa parameter pada proses tersebut.Flow proses
dari proses positioning berawal dari motor positioning berputar. Ketika
sensor photoelectric aktif melalui pinhole, maka akan mematikan motor
positioning. Tabel 4.5 memperlihatkan hasil pengujian proses positioning.
- 155 -
3. Centre bosh cutting (CBC)
Proses CBC merupakan proses pemotongan centre bosh. Pengujian
dilakukan dengan cara mengamati fungsi dan kerja dari proses CBC
terdapat beberapa parameter pengujian yang ada pada proses CBC.
Tabel 8 memperlihatkan hasil pengujian terhadap proses CBC
4. Grafier Label
Proses grafier merupakan proses pemberian label pada piston. Bagian-
bagian yang ada pada proses grafier yaitu Telesis pinstamp TMP 1700
dan slider untuk memajukan dan memundurkan piston ke posisi grafier.
Pengujian proses grafier dilakukan secara manual dengan melihat fungsi
dari setiap bagian yang ada pada prroses grafier. Tabel 9
memperlihatkan hasil pengujian pada proses grafier.
5. Washing Piston
Pengujian pada proses washing dilakukan dengan mengamati proses
tersebut dan mengecek setiap bagian yang bekerja pada proses
washing. Tabel 10 memperlihatkan hasil pengujian pada proses washing.
- 156 -
Tabel 10. Pengujian Washing Piston
No Parameter pengujian Cara Pengujian Fungsi
Slider penutup dapat
1 membuka dan Manual OK
menutup
Heater dapat
2 Manual OK
berfungsi
3 Pompa air dapat Manual OK
menyemprotkan air
6. Konveyor 2
Pengujian konveyor 2 sama dengan pengujian konveyor 1. Pengujian
dilakukan dengan cara manual dan memperhatikan beberapa parameter
yang ada. Tabel 11 menjelaskan pengujian konveyor
7. Unload 1
Pengujian dilakukan dengan cara manual dan memperhatikan beberapa
parameter yang ada. Tabel 12 memperlihatkan hasil pengujian Unload
1.
Tabel 12. Pengujian Unload 1
- 157 -
8. Unload 2
Unload 1 dan unload 2 mempunyai cara kerja yang sama. Maka
pengujian dilakukan sama dengan unload 1 yaitu dilakukan dengan cara
manual dan memperhatikan beberapa parameter yang ada. Tabel 13
memperlihatkan hasil pengujian Unload 2.
- 158 -
Tabel 14. Pengujian Rangkain Elektrik
Pengujian Program
Pengujian dilakukan pada tanggal 5 Januari 2011 di line 22 machining PT. XYZ.
Pengujian yang dilakukan untuk menguji apakah program dapat berjalan dengan
baik apa tidak. Setelah diuji selama proses mesin automation centre bosh cutting and
grafier, ternyata program dapat berjalan dengan baik, mesin dapat berhenti ketika
hasil gambar memperlihatkan hasil NG, dan tidak mengganggu keseluruhan proses
mesin Otomation CBC dan Grafier. Tabel 15 memperlihatkan hasil pengujian
program.
Tabel 15. Pengujian program
- 159 -
Pengujian yang dilakukan yaitu penempatan dari sensor kamera SICK Inspector I10
terhadap unload mesin. Untuk mengetahui posisi penempatan tersebut apakah
menabrak unload mesin CBC dan grafier. Setelah melihat mesin automation centre
bosh cutting and grafier beroperasi diketahui bahwa penempatan tersebut tidak
mengganggu proses mesin. Gambar 57 memperlihatkan posisi sensor kamera
terhadap unload mesin dan Tabel 16 memperlihatkan hasil pengujian penempatan
sensor kamera.
Unload
Sensor
Kamera
- 160 -
Pengujian Hasil Gambar Sensor Kamera
Pengujian dilakukan pada tanggal 12 Januari 2011 di line 22 machining PT XYZ.
Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui citra pada piston yang dihasilkan bagus
atau tidak dan apakah nilai yang dihasilkan bagus atau tidak. Gambar 58
memperlihatkan bahwa pengambilan gambar tergolong bagus dan Tabel 17
memperlihatkan pengujian hasil gambar sensor kamera
- 161 -
Tabel 18. Pengujian Kestabilan Sensor Kamera
TGL : 23 - 08 - 2011
No
JAM : 07.30 WIB JAM : 10.00 WIB JAM : 13.00 WIB JAM : 15.00 WIB
Keterangan:
P1 dan P2: Mengambil Gambar dengan cara 1 kali trigger
Scan: Men-scan piston sambil diputar
Pada tabel 18 terdapat satu proses inspeksi yang gagal. Hal itu disebabkan
adanya coolant yang menempel pada piston. Setelah adanya alat pendeteksi
stopper hole, maka secara otomatis jumlah reject dapat berkurang. Tabel 4.17
memperlihatkan berkurangnya jumlah reject tersebut.
- 162 -
Tabel 19. Pengujian Hasil Akhir
Bulan
Total
Keterangan Jan
Dec 10’ Feb 11’ (pcs)
11’
Stopper hole tidak 0 1 0 1
ada
Stopper hole 0 0 0 0
terbalik
Dari Tabel 19 terlihat bahwa ada satu piston yang lolos, hal itu terjadi karena
kotornya piston oleh coolant yang menempel sehingga proses pengecekan tidak
sempurna.
Pengujian waktu proses inspeksi sudah memenuhi persyaratan. Standar cycle time
mesin adalah 18 detik, sedangkan untuk satu kali inspeksi membutuhkan waktu 4
detik. Maksimal inspeksi sebanyak empat kali proses, namun ideal pengecekan
sebanyak dua kali. Total waktu inspeksi 8 detik ditambah dengan proses scanning 5
detik menjadi 13 detik.
- 163 -
8
Studi Kasus Aplikasi 2:
Perancangan Simulasi Sistem Pendingin Otomasi pada
Proses Reforming Industri Baja dengan Pengendali
Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16
Pendahuluan
- 164 -
Bagaimana pembacaan sensor pengkondisi sebagai input pada proses reforming
dalam modul simulasi?
Bagaimana menampilkan tahapan yang sedang dikerjakan pada proses
reforming oleh alat simulasi menggunakan display LCD?
Inframerah
- 165 -
Phototransistor
Phototransistor adalah transistor (biasanya dari jenis NPN) yang dapat meneruskan
arus sesuai dengan banyaknya intensitas cahaya yang mengenainya. Berbeda
dengan photoresistor yang peka terhadap cahaya tampak, phototransistor dan juga
photodioda lebih peka terhadap cahaya pada spectrum inframerah. Cahaya pada
phototransistor menggantikan peranan arus basis, semakin banyak intensitas cahaya,
semakin banyak pula arus yang dapat dialirkan dari kolektor ke emitor.
Contoh rangkaian phototransistor diatas bersifat aktif low, yang berarti tegangan
output berbanding terbalik dengan intensitas cahaya yang diterima. Output
rangkaian phototransistor biasanya dihubungkan dengan pengkondisi sinyal biner
seperti inverting transistor, komparator, ataupun Schmidt trigger.
Phototransistor sering ditemui dalam kemasan berpasangan dengan LED (biasanya
inframerah) membentuk rangkaian optokopler (atau optoisolator) dan optoreflektor.
LCD (Liquid Crystal Display) merupakan komponen elektronika yang tipis, datar yang
digunakan sebagai media dari penyampaian sebuah informasi dengan menampilkan
sejumlah karakter atau beberapa monokromatik pixel yang mempunyai latar
belakang sebuah sumber cahaya atau reflector.
- 166 -
LCD karakter menggunakan catu daya yang kecil sehingga hanya membutuhkan
baterai elektronik. LCD yang terpakai adalah LCD bertipe 16 x 2 yang berarti LCD
yang terdiri dari 2 baris dimana di setiap barisnya hanya mampu menampilkan
sebanyak 16 karakter. LCD (Liquid Crystal Display) terdiri dari 8 bit data bus (DB0-
DB7) yang digunakan untuk menyalurkan data ASCII (American Standard Code for
Information Interchange) maupun perintah pengatur kerjanya. Selain 8 bit tersebut,
ada 3 line kontrol yang merupakan bagian terpenting ketika dihubungkan oleh
mikrokontroller.
Pengiriman data ke LCD (Liquid Crystal Display) ada dua macam tipe data, yaitu
sebagai instruksi dan sebagai data karakter untuk menginterpretasikan kedua data
tersebut, digunakan instruksi Register Select dimana untuk membedakan kondisi
tersebut, jika kondisi berlogika = 1 (high) data yang diterima adalah data karakter
untuk ditampilkan di LCD sedangkan, bila berlogika = 0 (low) data yang diterima
LCD (Liquid Crystal Display) adalah data instruksi.
Instruksi diperlukan untuk LCD (Liquid Crystal Display), untuk menghapus layar atau
bisa untuk memindahkan dan meletakkan kursor pada baris dan kolom tertentu. Data
yang diperoleh di LCD nantinya akan diperintahkan untuk dibaca atau ditulis
dengan menggunakan Read & Write, data akan dituliskan di LCD bila berlogika = 0
(low), sedangkan data akan dibaca dari LCD bila berlogika = 1 (high). Kedua
instruksi tersebut akan aktif jika insruksi Enable berlogika = 1 (high), sebaliknya jika
berlogika = 0 (low), kedua instruksi tersebut akan dinonaktifkan.
Pada proses reforming, terdapat beberapa tahapan sampai akhirnya baja dapat
digunakan, yaitu mulai dari baja panas, kemudian melalui proses vacuum dan
- 167 -
dilanjutkan dengan proses pendinginan untuk pengerasan baja. Pada pembuatan
modul ini, penulis mensimulasikan tahap “pendinginan” sebagai salah satu proses
reforming yang ditunjukkan pada Gambar 4 berikut ini.
Sebelum membuat Modul Sistem Otomasi Pada Reforming Industri Baja ini, spesifikasi
yang dibutuhkan dalam pembuatan simulasi, yaitu sebagai berikut:
Membuat Modul Sistem Pendingin Otomasi Pada Proses Reforming Industri
Baja dengan pengendalinya berbasis mikrokontroler.
Menggunakan 5 buah DC motor sebagai penggerak pada konveyor I dan II,
capit, lengan naik-turun dan kanan-kiri.
Menggunakan driver motor sebagai pengendali motor DC
Tampilan terhadap proses yang sedang dikerjakan.
Adanya LCD yang memonitoring dan menampilkan proses
- 168 -
Motor DC
Motor DC yang penulis gunakan dalam modul simulasi lengan robot ini adalah motor
DC NPC 02446 yang ditunjukkan pada Gambar 5.
Jumlah motor DC yang digunakan dalam simulasi lengan robot ini berjumlah 5 buah,
dengan fungsi tiap motor adalah sebagai berikut:
Motor DC pertama digunakan untuk menggerakkan konveyor 1 (satu arah)
Motor DC kedua digunakan untuk menggerakkan konveyor 2 (satu arah)
Motor DC ketiga digunakan untuk menggerakkan lengan (dua arah)
Motor DC keempat digunakan untuk menggerakkan elevator (dua arah)
Motor DC kelima digunakan untuk menggerakkan capit (dua arah)
- 169 -
Limit Switch
Limit switch yang penulis gunakan disini berfungsi sebagai penanda jarak, dimana
pada jarak tertentu atau yang telah ditentukan tercapai maka sequence berubah ke
proses selanjutnya, serta digunakan sebagai penentu posisi.
Limit switch yang dapat digunakan untuk pembuatan alat ini adalah limit switch
bertipe H3001-1571 (Hired Hand Lower Limit Switch) seperti diperlihatkan pada
Gambar 6.. Hal ini karena limit switch ini mempunyai spesifikasi batas kerja yang
sangat cocok untuk alat yang dibuat.
Dalam alat ini digunakan inframerah sebagai transmitter dan phototransistor sebagai
receiver. Phototransistor dan inframerah disusun menjadi sebuah rangkaian seperti di
bawah ini. Tujuan dari rangkaian ini adalah untuk mendeteksi posisi, yang dalam
- 170 -
alat ini digunakan untuk mendeteksi posisi benda dan posisi lengan. Gambar 7 dan
Gambar 8 berturut-turut memperlihatkan sensor inframerah dan rangkaian
phototransistor.
- 171 -
Secara umum prinsip kerja phototransistor yang digunakan pada alat ini sama
dengan prinsip kerja transistor tipe NPN, yang akan mengalirkan arus dari kolektor
ke emitor, apabila basis mendapat trigger sebesar Ib, dimana Ib ≈ Ic. Pada
phototransistor, trigger basis dihasilkan oleh cahaya dari inframerah. Ketika
inframerah tidak ,menyala atau cahayanya terhalang, maka tegangan output
mendekati tegangan input. Tetapi apabila inframerah menyala dan cahayanya
tidak terhalang, tegangan output sama dengan ground.
Driver Motor DC
Untuk menggerakkan kelima buah motor DC seperti yang telah disebutkan pada
pembahasan sebelumnya, maka digunakan 2 buah driver motor L298. Gambar 9
memperlihatkan gambar motor driver L298.
Di mana driver L298 ini memiliki spesifikasi spesifikasi seperti berikut ini.
- 172 -
Tabel 2. Spesifikasi Driver motor L29
Spesifikasi Keterangan
Tipe L298
Input tegangan maksimal 46 volt
Arus maksimal 4 ampere
Output 4
Logic low 0 – 1,5 volt
- 173 -
Tabel 3. Logic diagram L298
Enable Input Input A’ B’ C’ D’ A’’ B’’ C’’ D’’ Output Output Arah
1 2 1 2 putar
High 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 VS 0 CW
High 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 VS CCW
Modul Sistem Pendingin Otomasi Pada Proses Reforming Industri Baja ini
menggunakan IC ATmega16 sebagai otak pengendali dari mulai proses awal
hingga akhir. Simulasi ini diumpamakan sebagai lengan yang bergerak otomatis
dari konveyor I untuk mengambil produk kemudian membawa produk tersebut ke
proses pendinginan dan terakhir memindahkannya ke konveyor II.
Urutan kerja modul simulasi alat ini dimulai dari sensor yang berfungsi sebagai
pengkondisi lengan (input) kemudian dikirim datanya kepada mikrokontroler
ATmega 16.
Setelah itu mikrokontroler akan memerintahkan motor DC (output) mana yang akan
bergerak, serta menampilkannya pada LCD.
Spesifikasi Alat
Dalam perancangan modul Sistem Pendingin Otomasi Pada Proses Reforming Industri
Baja ini (Gambar 11 dan Gambar 12), spesifikasi yang diinginkan adalah sebagai
berikut:
Membuat modul simulasi lengan robot dengan pengendalinya berbasis
mikrokontroler.
Menggunakan 5 buah DC motor sebagai penggerak pada konveyor I dan II,
capit, lengan naik-turun dan kanan-kiri.
Menggunakan driver motor sebagai pengendali motor DC
Menggunakan sensor sebagai pengkondisinya.
- 174 -
Alat ini membutuhkan input 15 volt DC.
Mikrokontroler yang digunakan adalah ATmega16
Penampil proses yang sedang dikerjakan berupa LCD DI-Smart LCD
16X2
Driver motor yang digunakan adalah driver motor L298 sebagai
pengendali motor DC
- 175 -
Gambar 12. Modul Simulasi secara keseluruhan (1) dan tampak atas (2)
Dari Gambar 13 di atas menunjukkan perancangan dari alur proses kerja simulasi
lengan robot hingga bisa berjalan secara otomatis. Pertama dimulai dari tombol
power.
Ketika tombol power dihidupkan maka tegangan 220V masuk ke modul 15V AC
untuk diubah menjadi 15V DC, yang kemudian disalurkan lagi ke modul 5V dan ke
driver L298 agar driver siap untuk menggerakan motor sesuai dengan perintah
mikrokontroler ATmega 16.
Mikrokontroler ATmega 16 akan memberi perintah kepada driver L298 setelah
mendapat masukan dari Phototransistor dan Limit Switch.
Setelah driver L298 mendapat perintah dari mikrokontroler ATmega16, maka driver
akan menggerakkan motor DC ke arah yang diperintahkan oleh mikrokontroler.
- 176 -
Dan selanjutnya mikrokontroler akan memberikan perintah juga kepada LCD untuk
menampilkan proses kerja yang sedang dikerjakan pada saat itu.
Mikrokontroler ATmega16
- 177 -
Tabel 4. Fungsi Port – port ATmega16
Port Fungsi Interface
Port A.1 Masukan phototransistor 1
Port A.3 Masukan phototransistor 2
Port A.5 Masukan phototransistor 3
Port A.7 Masukan phototransistor 4
Port B keluaran LCD
Port C keluaran Motor DC
Pada Tabel 5 di bawah ini adalah settingan detail untuk tiap-tiap port.
a. Lengan untuk bergerak ke kiri dan ke kanan (menggunakan port C2 dan C3)
Port C2 Port C3
1 0 Ke Kiri
0 1 Ke Kanan
b. Lengan untuk bergerak naik dan turun (menggunakan port C4 dan C5)
Port C4 Port C5
1 0 Lengan akan turun
0 1 Lengan akan naik
- 178 -
c. Capit (menggunakan port B6 dan B7)
Port B6 Port B7
1 0 Ketika port B6 bernilai 1 dan port B7
bernilai 0 maka Capit akan membuka
0 1 Ketika port B6 bernilai 0 dan port B7
bernilai 1 maka Capit menutup
Fungsi driver motor disini adalah untuk menggerakkan motor DC sesuai dengan yang
diperintahkan oleh mikrokontroler ATmega16.
Pada modul simulasi lengan robot ini, penulis menggunakan 2 buah driver motor
L298 untuk menggerakkan 5 buah Motor DC.
Gambar 15 di bawah adalah gambar rangkaian dari driver motor L298.
Sedangkan Gambar 16 adalah gambar dari board modul dari driver motor L298.
- 179 -
Gambar 15. Rangkaian driver motor L298
- 180 -
Driver motor L298 ini bekerja untuk menggerakkan konveyor I dan II, lengan naik-
turun, capit buka-tutup.
Gambar 17 di bawah ini adalah gambar rangkaian dari Modul Power Supply 5volt
yang penulis buat, yang berfungsi sebagai pemberi tegangan sebesar 5V DC
kepada phototransistor dan inframerah.
- 181 -
Limit Switch
Gambar 18 dan Gambar 19 di bawah ini adalah gambar dari modul rangkaian
limit switch yang berfungsi sebagai power supply (pemberi tegangan) 5volt DC
kepada limit switch.
- 182 -
Empat buah limit switch yang akan dipakai untuk pembuatan modul simulasi alat ini,
yaitu sebagai berikut ini:
limit switch capit, limit switch capit disini berfungsi sebagai sensor pengkondisi
capit saat menutup.
limit switch counter, limit switch counter berfungsi sebagai sensor pengkondisi
bahwa material sudah sampai ke bak penampung.
limit switch up, limit switch up berfungsi sebagai sensor pengkondisi dari
lengan bergerak keatas.
limit switch down,limit switch down berfungsi sebagai sensor pengkondisi dari
lengan bergerak ke bawah.
Pengujian
Pengujian yang akan dilakukan dalam Pembuatan Sistem Pendingin Otomasi Pada
Proses Reforming Industri Baja ini dilakukan pada hari rabu, 13 Oktober 2010.
Pengujian yang akan dilakukan antara lain adalah:
Pengujian kondisi tegangan pada sensor I, II, III dan IV
Pengujian cycle time dari mulai proses awal hingga akhir
(konveyor I, II)
Pengujian beban pada sensor dilakukan dengan mengukur besar tegangan pada
setiap sensornya, ditunjukkan pada Tabel 8. Sedangkan Gambar 20
memperlihatkan sensor-sensor pada modul peralatannya.
- 183 -
Gambar 20. Sensor pada modul
Berdasarkan data pada Tabel 8 di atas, dapat disimpulkan bahwa pada kondisi
low setiap sensor memiliki tegangan output kurang dari 1 volt, sedangkan pada
kondisi high, setiap sensor memiliki tegangan output lebih besar dari 1 volt.
Dan dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sensor memiliki kemampuan yang
baik sebagai pendeteksi posisi benda dan pengkondisi posisi lengan.
- 184 -
Pengujian Cycle Time
Cycle time yang dimaksud disini adalah waktu yang dibutuhkan oleh alat untuk
melakukan suatu proses produksi secara lengkap mulai dari awal hingga akhir.
Gambar 21 memperlihatkan proses konveyor 1 menuju konveyor 2. Sedangkan
Tabel 9 memperlihatkan data hasil pengujian cycle time pada alat.
Gambar 21. Pengujian konveyor I dari start (1) hingga memasuki area sensor (2)
- 185 -
Berdasarkan percobaan pada konveyor I, dapat disimpulkan bahwa waktu yang
dibutuhkan konveyor I untuk membawa material mulai dari awal (Gambar 21-1)
sampai memasuki area sensor I (Gambar 21-2) hingga display LCD menunjukkan
keterangan “input = 1” (Gambar 22) berkisar antara 2,94 detik – 3,15 detik.
Gambar 23. Pengujian konveyor II dari start (1) hingga memasuki area sensor IV (2)
- 186 -
Pengujian konveyor II dilakukan setelah proses reforming berakhir. Berdasarkan
percobaan pada konveyor II, dapat disimpulkan bahwa waktu yang dibutuhkan
konveyor II untuk membawa material dari simulasi proses reforming berakhir
(Gambar 23-1) hingga memasuki area sensor IV (Gambar 23-2) berkisar antara 4,5
– 5 detik. Display LCD (Gambar 24) menunjukkan bahwa konveyor II bekerja
Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan dan proses pengujian selama beberapa kali, dapat
disimpulkan bahwa alat ini dapat berjalan sesuai dengan program yang telah
dibuat. Pembacaan sensor yang tepat sebagai pengkondisi material dan sesuai
dengan flowchart yang telah dibuat. Pembuatan alat ini juga ditujukan sebagai
simulasi dan modul pembelajaran sensor dan actuator, serta mikrokontroler.
Diharapkan mahasiswa dapat lebih mengerti tentang aplikasi sensor & actuator,
serta ATMEL ATmega16 secara lebih mendalam. Spesifikasi lengkap modul simulasi
alat ini agar dapat berjalan dengan baik, sebagai berikut:
Modul simulasi ini membutuhkan arus 5 Ampere agar dapat bekerja
dengan baik.
Membutuhkan tegangan 15.0 Volt untuk mengaktifkan Motor DC
sebagai output.
Membutuhkan tegangan 5.0 Volt untuk mengaktifkan Driver Motor DC.
Membutuhkan tegangan 1.5 – 2.0 Volt untuk mengaktifkan sensor
sebagai input.
Cycle time yang diperlukan modul simulasi ini berjalan mulai dari
proses awal hingga akhir berkisar antara 1.2 – 1.3 menit dalam satu
kali siklus.
- 187 -
Referensi
[1] Lucas Nulle, Sensor and Actuators.
[2] Frank Petruzella, Industrial Electronics, McGraw-Hill International Editions, 1996.
[3] Syahril Ardi, M Hidayat, Ferdinand Yakob Pranata, ”Design of Automation
Cooling System Simulation in Reforming Process at Steel Industry Based on
Microcontroller”, Halaman 176 – 179, Proceedings Seminar Nasional Industrial
Services, 2011, ISBN 978-602-97095-1-3.
[4] Syahril Ardi, Deny Prasetyo, “Design of Inspection Tool for Checking The
Existence and Position of Hole Stopper Piston 5D9 Using Sick Inspector Camera at
Automation Center Bosh Cutting & Engraving Machine”, Halaman C-77 – C-80,
Proceeding SNEEMO 2011, 2011, ISBN 978-602-19043-0-5.
[5] Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, Jakarta, PT Gramedia
Pustka Utama, 1995.
[6] http://www.tpub.com/content/neets/14177/.
- 188 -
Profil
- 189 -
Sensor dan Aktuator:
Dasar & Aplikasi di Industri Manufaktur
- 190 -