Anda di halaman 1dari 14

NSAID

NSAID atau Non Steroidal Anti Inflammatory Drug merupakan obat yang
digunakan untuk mengontrol rasa sakit akibat adanya proses inflamasi dalam
tubuh. NSAID memiliki sifat analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun
panas/demam), dan anti inflamasi. NSAID terbagi menjadi beberapa golongan,
yaitu:
- Salisiat : Aspirin
- Derivat as. propionat : Ibuprofen, Naproksen, Fenoprofen,
Ketoprofen
- Derivat indol : Indometasin, Etodolak
- Derivat pirol : Ketorolak, Diklofenak
- Fenamat : Asam Mefenamat
- Oksikam : Piroksikam, Meloksikam
- Nambumeton
- Pirazolon : Phenyl-butazon
- Selektif penghambat COX-2 : Celecoxib, Rofecoxib
- Acetaminofen/Paracetamol

1. Aspirin
A. Farmakokinetik
Absorbsi : Lambung dan usus halus
Distribusi : Seluruh cairan dan jaringan tubuh
Metabolisis : Hati
Ekskresi : Urin
T1/2 : 15 menit

B. Farmakodinamik
Memiliki efek abalgesik, antipiretik dan antiinflamasi. Aspirin menghambat
sintesis prostaglanding (reseptor rasa sakit) di pusat pengaturan panas
(hipothalamus) dan perifer.

C. Indikasi
- Arthritis rheumatoid
- Reumatik akut

D. Kontraindikasi
- Ulcer : menyebabkan internal bleeding dan hemoragi
- Asma ; Serangan asma yang menyerupai reaksi alergi
- Diabetes : dosis tinggi dapat menyebabkan hiperglikemia
atau hipoglikemia
- Hipokoagulasi : perdarahan yang berlebih
- Flu : Reye syndrome pada anak-anak

E. Indikasi di Kedokteran Gigi


- Inflamasi pada TMJ
- Nyeri gigi akut
- Rasa sakit pada abses dentoalveolar dan pasca bedah
- Hemoragi setelah atau sebelum operasi

F. Efek Samping
- Dispepsia
- Nausea
- Gangguan GI
- Reaksi alergi
- Reye’s Syndrome pada anak

G. Interaksi Obat
- Dengan Warfarin, Heparin, Etanol : Internal bleeding, hemoragi
- Dengan Insulin : Hiperglikemia / hipoglikemia
- Dengan Sulfonylurea : Hipoglikemia
- Dengan Fenitoin, Valporic acid : Konsentrasi plasma
meningkat

H. Dosis
- Pada orang dewasa: 325-1000mg tiap 4-6 jam
- Maksimal 4gr/hari, tidak lebih dari 10 hari

2. Ibuprofen
A. Farmakokinetik
Absorbsi : GI tract
Distribusi : Ikatan protein plasma 90-99%
Metabolisis : Hati
Ekskresi : Urin
T1/2 : 2-4 jam

B. Farmakodinamik
Menghambat enzim siklooksigenase (COX) dalam biosintesis prostaglandin

C. Indikasi
- Gejala reumatik
- Trauma otot, tulang, sendi
- Nyeri sedang-ringan
D. Kontraindikasi
- Alergi aspirin/NSAID lain
- Asma
- Urtikaria
- Ibu hamil & menyusui
- Angiodema
- Ulserasi peptic
- Gangguan hemoragi
- Gangguan ginjal, hati, jantung

E. Efek Samping
- Pusing
- Mual, muntah
- Diare
- Konstipasi
- Nyeri lambung
- Ruam
- Trombositopenia

F. Interaksi Obat
- Dengan NSAID/Aspirin : Meningkatkan efek samping
- Dengan Warfarin & heparin : Meningkatkan efek antikoagulan dan
resiko hemoragi
- Dengan Antidiabetes : Meningkatkan ikatan protein dan
hipoglikemia
- Dengan Antiplatelet : Meningkatkan resiko perdarahan pada GI
- Dengan Digoxin : Memperburuk gagal jantung, menurunkan
kecepatan filtrasi glomerulus, meningkatkan konsentrasi plasma
- Dengan Kortikosteroid sistemik : ulserasi peptik

G. Dosis
- Dewasa : 400-600 mg tiap 4-6 jam, maksimal 2400mg/hari
- Anak-anak : pada 2-12 th 10mg/kgBB setiap 6-8 jam, lebih dari 12 th
200-400mg setiap 4 jam dengan maksimal 1200mg/hari

3. Naproxen
A. Farmakokinetik
Absorbsi : GI Tract
Distribusi : Seluruh cairan dan jaringan tubuh
Metabolisis : Hati
Ekskresi : Urin
T1/2 : 15 jam

B. Farmakodinamik
Menghambat enzim siklooksigenase (COX) dalam biosintesis prostaglandin,
menghambat COX.

C. Indikasi
- Nyeri sedang – berat
- Kelainan musculoskeletal
- Rematoid artritis
- Dysmenorrhea
- Gout akut
- Migraine

D. Indikasi di Kedokteran gigi


- Pasca ekstraksi gigi

E. Kontraindikasi
- Asma
- Rhinitis
- Urtikaria
- Hamil trisemester 3

F. Efek Samping
- Iritasi GI
- Dispepsia
- Sakit kepala
- Lelah, berkeringat
- EM, SJS, TEN

G. Interaksi Obat
- Dengan Ibuprofen, aspirin : Ulserasi GI, kerusakan ginjal dan hati
- Dengan Kortikosteroid sistemik : Ulserasi peptik, perdarahan GI

H. Dosis
- 220mg untuk penanganan rasa sakit pasca bedah dengan dosis maksimal
660mg/hari
- 250/275mg setiap 6-8 jam dengan max. 1375 mg/hari

4. Ketoprofen
A. Farmakokinetik
Absorbsi : GI, lambat jika terdapat makanan
Distribusi : Seluruh cairan dan jaringan tubuh
Metabolisis : Hati
Ekskresi : Urin
T1/2 : 2-4 jam

B. Farmakodinamik
Menghambat COX non selektif dan lipoksigenasi

C. Indikasi
- Arthritis rheumatoid
- Osteoarthritis

D. Indikasi di Kedokteran gigi


- Nyeri pasca operasi

E. Kontraindikasi
- Hipersensitivitas
- Gangguan ginjal dan hati

F. Efek Samping
- Mual, muntah
- Sakit kepala
- Dispepsia
- Ruam
- Edema
- Ulkus peptikum

G. Interaksi Obat
- Dengan Aspirin/Antacid : meningkatkan efek samping

H. Dosis
- 25-50mg setiap 6-8 jam untuk nyeri ringan – sedang, dengan dosis
maksimal 300mg/hari
- 100mg untuk nyeri pada gigi
- 300mg untuk arthritis

5. Fenoprofen
A. Farmakokinetik
Absorbsi : GI Tract (Lambung)
Distribusi : Seluruh cairan dan jaringan tubuh
Metabolisis : Hati
Ekskresi : Urin
T1/2 : 2,5 jam

B. Farmakodinamik
Menghambat enzim siklooksigenase (COX) dalam biosintesis prostaglandin,
menghambat COX.

C. Indikasi
- Nyeri ringan - sedang

D. Indikasi di Kedokteran gigi


- Nyeri pasca operasi

E. Kontraindikasi
- Hipersensitivitas
- Kehamilan trimester ke 3

F. Efek Samping
- Angiodema
- Trombositopenia

G. Interaksi Obat
- Dengan Aspirin/Antacid : Menurunkan efektivitas

H. Dosis
- 200mg setiap 4-6 jam

6. Indometasin
A. Farmakokinetik
Absorbsi : GI Tract, protein binding 99%
Metabolisis : Hati
Ekskresi : Urin, empedu
T1/2 : 2-4jam

B. Farmakodinamik
Efek antipiretik dan analgesic, karena memiliki kemampuan toksik,
penggunaan indometasin dibatasi.

C. Indikasi
- Rheumatoid arthritis
- Osteoarthitis
D. Kontraindikasi
- Lesi di GI

E. Efek Samping
- Diare
- Nausea
- Sakit kepala
- Alergi
- Urtikaria
- Perdarahan di esophagus, duodenum, abdomen

F. Dosis
- Sakit sendi : Inisial 25mg 2-3 hari sampai 150-300mg/hari
- Gout : 150-200 mg/hari
- Dismenorrhea : 75mg/hari

7. Etodolak
A. Farmakokinetik
OOA : 30mnt
DOA : 4-6 jam
Masa kerjanya pendek sehingga harus diberikan 3-4x/hari

B. Farmakodinamik
3x lebih efektif untuk COX 2 dibandingkan COX 1

C. Indikasi
- Pankreas akut
- Arthritis
- Rematoid

D. Indikasi pada Kedokteran gigi


- Analgesik pasca bedah

E. Kontraindikasi
- Hipersensitivitas
- Alergi
- Ulcer aktif pada GI

F. Efek Samping
- Nausea
- Pusing
- Gastritis
G. Interaksi Obat
- Dengan Aspirin: Peningkatan resiko perdarahan

H. Dosis
- Untuk Rematoid artritis : 600-1000mg/hari
- Untuk nyeri akut : 200-400 mg/6-8 jam

8. Ketorolak
A. Farmakokinetik
Absorbsi : GI tract
Distribusi : Ikatan protein plasma > 99%, menembus plasenta dan ASI
Metabolisis : Hati
Ekskresi : Urin
T1/2 : 2,5 – 5 jam

B. Farmakodinamik
Menghambat sintesis prostaglandin, menghambat COX 1 dan COX 2,
menghambat proses agregasi platelet, memperpanjang waktu perdarahan.

C. Indikasi
- Nyeri bedah akut
- Rheumatioid artritis
- Osteoartritis

D. Indikasi di Kedokteran gigi


- Nyeri pasca operasi gigi/bedah mulut

E. Kontraindikasi
- Hipersensitivitas
- Sebelum operasi
- Urtikaria
- Rhinitis

F. Efek Samping
- Gangguan GI
- Nyeri abdominal
- Dispepsia
- Ulserasi peptic
- Sakit pada injection site

G. Interaksi Obat
- Dengan NSAID lain : Meningkatkan konsentrasi
lama sehingga meningkatkan efek samping
- Dengan antikoagulan dan anti thrombosis : meningkatkan resiko
perdarahan
- Dengan obat diuretic : Meningkatkan resiko
kerusakan ginjal
- Dengan Metotreksat : memberikan efek toksik

H. Dosis
- 200mg setiap 4-6 jam

9. Diklofenak
A. Farmakokinetik
Absorbsi : GI Tract
Distribusi : Ikatan protein plasma > 99%, distribusi ke dalam cairan
sinovial
Metabolisis : Hati
Ekskresi : Urin
T1/2 : 1 -2 jam

B. Farmakodinamik
Menghambat COX sehingga terjadi penurunan asam arachidonat

C. Indikasi
- Penyakit sendi
- Sakit post traumatik dan post operasi

D. Indikasi di Kedokteran gigi


- Inflamasi akibat operasi gigi

E. Kontraindikasi
- Hipersensitivitas
- Asma
- Urtikaria
- Rhinitis
- Ulkus peptikum

F. Efek Samping
- Gangguan GI
- Peptik ulcer
- Nyeri epigastrik
G. Interaksi Obat
- Dengan Ibuprofen, aspirin : Meningkatkan ulserasi GI dan kerusakan
hati & ginjal
- Kortikosteroid sistemik : Meningkatkan resiko ulserasi peptic
dan perdarahan GI

H. Dosis
- 50-100mg untuk sakit pasca ekstraksi M3 dengan dosis maksimal
150mg/hari

10. Asam Mefenamat


A. Farmakokinetik
Absorbsi : GI Tract
Distribusi : Ikatan protein plasma > 90%
Metabolisis : Hati
Ekskresi : Urin ± 52%, feses ± 20%
T1/2 : 2-4 jam

B. Farmakodinamik
Menghambat COX 1 dan COX 2, juga menghambat sintesa prostaglandin

C. Indikasi
- Nyeri akut dan kronik
- Sakit kepala
- Nyeri sendi
- Nyeri otot

D. Indikasi di Kedokteran gigi


- Sakit gigi
- Sakit pasca operasi dental

E. Kontraindikasi
- Hipersensitivitas
- Tukak lambung
- Asma
- Gangguan ginjal, jantung, hati

F. Efek Samping
- Gangguan GI
- Tinnitus
- Perdarahan lambung
G. Interaksi Obat
- Dengan Ibuprofen, aspirin : Meningkatkan ulserasi GI, kerusakan ginjal
dan hati
- Dengan kortikosteroid sistemik : Meningkatkan ulserasi peptic dan
perdarahan GI

H. Dosis
- 500mg 3x sehari

11. Piroksikam
A. Farmakokinetik
Absorbsi : GI Tract
Distribusi : ASI
Ekskresi : Urin dan feses

B. Farmakodinamik
Menghalangi sintesis prostaglandin. Piroksika mengurangi demam dengan
bereaksi di pusat regulasi suhu di hipotalamus.

C. Indikasi
- Reumatik
- Gouy
- Kelainan musculoskeletal
- Nyeri pasca operasi
- Pereda nyeri lokal

D. Kontraindikasi
- Hipersensitivitas
- Ulserasi peptik aktif
- Kehamilan trimester ke 3

E. Efek Samping
- Gangguan GI
- Peptik ulser
- Tinnitus
- Sakit kepala
- Ruan

F. Interaksi Obat
- Meningkatkan efek phentoind dan sulfonylureas

G. Dosis
- Rheumatic : 20mg/hari
- Gout akut, kelainan musculoskeletal, nyeri pasca operasi : 40mg/hari
- Nyeri lokal : 0,5% gel, 3-4x/hari

12. Celecoxib
A. Farmakokinetik
Absorbsi : GI Tract
Distribusi : Ke dalam jaringan dengan ikatan protein plasma 97%
Metabolisis : Hati
Ekskresi : Urin dan feses
T1/2 : 10-12 jam

B. Farmakodinamik
Menghambat COX 2

C. Indikasi
- Nyeri akut
- Osteoartritis

D. Indikasi pada Kedokteran Gigi


- Nyeri gigi post bedah

E. Kontraindikasi
- Hipersensitivitas
- Kaligata

F. Efek Samping
- Diare
- Dispepsia
- Sakit kepala
- Rinitis
- Ruam
- Mulut kering
- Sinusitis
- GI toksisitas

G. Interaksi Obat
- Dengan Aspirin : Meningkatkan perdarahan GI
- Dengan Flukonazol & metronidazole : Meningkatkan konsentrasi
celecoxib dalam darah
- Dengan Warfarin : Meningkatkan perdarahan
H. Dosis
- 200mg/hari, max. 400mg/hari

13. Acetaminofen/Paracetamol
A. Farmakokinetik
Absorbsi : Usus halus
Distribusi : Cairan dan jaringan tubuh dengan ikatan plasma 40%
Metabolisme : Hati
Ekskresi : Urin
T1/2 :2-4 jam

B. Farmakodinamik
Memberikan efek antipiretik dan analgesic yang kuat, namun antiinflamasi
yang lemah. Paracetamol bekerja dengan menghambat COX dan sintesa
prostaglandin hanya pada SSP

C. Indikasi
- Pasien yang memiliki kontraindikasi dengan aspirin
- Obat antipiretik pilihan pada anak karena tidak menyebabkan Reye’s
Syndrome
- Demam, flu

D. Indikasi dalam Kedokteran Gigi


- Pereda rasa sakit post operasi ekstraksi M3

E. Kontraindikasi
- Hipersensitivitas
- Gangguan fungsi hati
- Anemia

F. Efek Samping
- Nausea
- Iritasi/perdarahan lambung
- Reaksi alergi
- Kerusakan hati

G. Interaksi Obat
- Dengan Warfarin : Meningkatkan aksi
anti koagulan
- Dengan Metoklopramid dan domperidone : Meningkatkan absorpsi
paracetamol
H. Dosis
- 500-1000mg setiap 4-6 jam, dengan dosis maksimal 4000mg/hari pada
orang dewasa
- 10-15mg/kgBB setiap 4-6 jam, dengan dosis maksimal 65mg/kgBB per
harinya pada anak-anak

Anda mungkin juga menyukai