Anda di halaman 1dari 5

“ Cara Mempersingkat Waktu Tunggu di Pendaftaran”

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Nama Anggota:
1. Rahma Aulia S (19001001)
2. Lidwina Azahra R P (19001003)
3. Gebi Agustin (19001005)
4. Nahila Abilah (19001007)
5. Maheswari Farah S (19001009)
6. Febi Nikhayatul K (19001011)

Jl. Muararajeun Lama No.51 Cihaur Geulis, Kec. Cibeunying Kaler, Kota Bandung,
Jawa Barat 0122, Tlp. (022) 20527666

Email: info@apikesbandung.ac.id Website: www.apikesbandung.ac.id

2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan
hidayahNya kepada ilahi sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik. Adapun makalah yang kami buat ini yang berjudul “Cara
Mempersingkat Waktu Tunggu di Pendaftaran” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sistem Penjamin Mutu dengan dosen pengampu Bapak Zulham Effendi, MM. Dan
penulisan makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu kami mengucapkan terima
kasih kepada dosen pengampu, orang tua, teman-teman dan pihak yang telah
membantu.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik maupun saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan demi menyempurnakan tugas makalah ini. Semoga tugas makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin .
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bandung, 06 Oktober 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Waktu tunggu pelayanan merupakan masalah yang masih banyak dijumpai dalam
praktik pelayanan kesehatan, dan salah satu komponen yang potensial menyebabkan
ketidakpuasan, dimana dengan menunggu dalam waktu yang lama menyebabkan
ketidakpuasan terhadap pasien. Menurut Buhang (2007), dikaitkan dengan manajemen mutu,
aspek lamanya waktu tunggu pasien dalam mendapatkan pelayanan kesehatan merupakan
salah satu hal penting dan sangat menentukan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh suatu unit pelayanan kesehatan, sekaligus mencerminkan bagaimana rumah sakit
mengelola komponen pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien.
Dalam segi konteks, waktu tunggu adalah masalah yang selalu menimbulkan keluhan
pasien di beberapa rumah sakit, seringkali masalah waktu menunggu pelayanan ini kurang
mendapatkan perhatian oleh pihak manajemen rumah sakit. Suatu rumah sakit mengabaikan
lama waktu tunggu dalam pelayanan kesehatannya maka secara totalitas kualitas pelayanan
rumah sakit dianggap tidak profesional dan dapat menurunkan kepuasan pasien sekaligus
keluarga pasien. Setiap rumah sakit pada dasarnya dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan dan kepuasan pasien. Peningkatan mutu pelayanan merupakan prioritas utama
dalam sebuah manajemen rumah sakit, salah satu dimensi mutu pelayanan kesehatan adalah
akses terhadap pelayanan yang ditandai dengan waktu tunggu pasien yang cepat (Buhang,
2007).
Menurut Tjiptono (2007), mengidentifikasikan lima dimensi kualitas mutu
pelayanan, antara lain tangible (berwujud), reliability (keandalan), responsiveness (daya
tanggap), assurance (jaminan/keyakinan), emphaty (kesediaan untuk perduli). Waktu tunggu
pelayanan adalah waktu yang digunakan pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
mulai tempat pendaftaran sampai masuk ke ruang pemeriksaan dokter. Menurut Kapustiak
(2002), waktu tunggu merupakan total waktu yang digunakan oleh pasien menunggu di
poliklinik, terhitung dari pasien mendaftar sampai pasien dipanggil/masuk ke ruang poliklinik
(Kapustiak, 2000).
Berdasarkan Kepmenkes RI No.129/Menkes/SK/IV/2008 pada pelayanan rawat jalan
untuk indikator waktu tunggu pelayanan di rawat jalan yaitu ≤ 60 menit dimulai dari pasien
mendaftar sampai diterima/dilayani oleh dokter spesialis. Waktu tunggu pasien merupakan
salah satu komponen yang potensial menyebabkan ketidakpuasan. Pasien akan menganggap
pelayanan kesehatan jelek apabila sakitnya tidak sembuh-sembuh, antri lama, dan petugas
kesehatan tidak ramah meskipun profesional (Wijono, 1999).
Waktu tunggu terdiri dari 4 dimensi yaitu objektif (actual waiting time),
subjektif/persepsi atau (estimasi lamanya menunggu), kognitif (evaluasi proses menunggu),
afektif (respon terhadap proses menunggu). Keempat dimensi tersebut tampak bahwa hanya 1
dimensi yang bersifat objektif yaitu actual waiting time, sedang tiga dimensi lainnya bersifat
subjektif yang tergantung persepsi masing-masing individu (Dewanto, 2012).

BAB II
KESIMPULAN

Dari penjelasan yang telah dipaparkan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
cara mempersingkat waktu tunggu di pendaftaran sangat dibutuhkan, karena aspek lamanya
waktu tunggu pasien dalam mendapatkan pelayanan kesehatan merupakan salah satu hal
penting dan sangat menentukan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh suatu unit
pelayanan kesehatan, sekaligus mencerminkan bagaimana rumah sakit mengelola komponen
pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien. Adapun cara mempersingkat
waktu tunggu di pendaftaran adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kinerja sesuai dengan kompetensi perekam medis. Jika waktu tunggu
pasien lama juga mempengaruhi tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan. Waktu
tunggu dalam pemberian pelayanan dari memperoleh kartu registrasi sampai
memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya, dan penataan dokumen
rekam medis. Berdasarkan standar penyediaan dokumen rekam medis pelayanan
rawat jalan adalah maksimal 10 menit (DepKes RI, 2008).

2. Harus didukung dari sumber daya yang baik dan sarana prasarana yang mendukung
penuh dalam melaksanakan tugas di TPPRJ dan keterampilan petugas dalam
menjalani tugasnya.

3. Menggunakan sistem komputerisasi misalnya di kartu identitas berobat tercantum


barcode yang nantinya langsung terScan agar waktu tunggu dalam penyediaan
dokumentasi berkas rekam medis mulai dari kedatangan pasien di tempat penerimaan
pasien sampai dikirimnya berkas rekam medis ke poliklinik tujuan lebih cepat.

4. Menggunakan aplikasi pendaftaran , agar mendaftarkan cukup lewat aplikasi dan di


bagian pendaftaran menawarkan ada beberapa dokter spesialis untuk memilih, dan
jam pemeriksaan, sesuai jam yang dijanjikan tinggal datang ke Rumah Sakit,
puskesmas, atau klinik, sehingga prosedur pendaftaran dan waktu tunggu untuk
diperiksa dokter tidak lama.

5. Menjadikan Ruang tunggu yang nyaman dan luas, sehingga pasien dan keluarga
pasien yang menunggu bisa lebih nyaman, ditambah fasilitas yang mendukung
seperti ada wifi gratis.

6. Membuat sistem antrian dengan menggunakan tehnologi seperti smartphone


maupun sms gateway dengan menggunakan notifikasi remainder dapat
mengurangi waktu.

Anda mungkin juga menyukai