Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada hakekatnya kebutuhan akan pangan merupakan kebutuhan utama
bagi setiap orang. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat
terhadap hubungan pola makan dengan kesehatan, maka menyebabkan
permintaan akan bahan pangan menjadi semakin meningkat.
Pemasaran adalah pekerjaan yang paling menentukan dalam setiap
aktivitas usaha. Tanpa pemasaran yang tepat dan benar, hasil budidaya yang
telah dilakukan akan sia-sia. Karena kegiatan pemasaran menyangkut masalah
mengalirnya produk dari produsen ke konsumen maka pemasaran
menciptakan lapangan kerja yang penting bagi masyarakat (Assauri,1987).
Aspek pemasaran merupakan aspek yang penting. Apabila mekanisme
pemasaran berjalan baik, maka semua pihak yang terlibat akan diuntungkan.
Oleh karena itu peranan lembaga pemasaran menjadi amat penting. Lembaga
pemasaran bagi negara berkembang, yang dicirikan oleh lemahnya pemasaran
hasil pertanian yang akan menentukan mekanisme pasar (Soekartawi, 2001).
Adapun komoditas yang menjadi fokus kami adalah cabai dan jagung.
Penyebaran pemasaran yang beragam di kalangan masyarakat menyebabkan
terjadinya perbedaan harga di berbagai tingkatan. Dewasa ini pemasaran yang
menjadi penelitian kami yaitu berbagai tingkat struktur pasar yang berada
pada pasar tradisional dan berbagai tingkatan struktur pasar yang ada pada
pasar modern.
Perbedaan harga yang terjadi pada tingkatan antar pedagang di pasar
tradisional dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut terjadi
karena adanya peran-peran perantara komoditas hingga sampai ke tangan
konsumen. Semakin panjang proses pemasaran sampai ke konsumen, maka
semakin mahal pula harga komoditas tersebut.
Selisih harga juga dapat terjadi antar pedagang di pasar tradisional dan
pasar modern. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya perbedaan penanganan
sebelum pemasaran, dimana pada pasar tradisional hanya terjadi proses
pemindahan antar pedagang. Dan pada pasar modern (swalayan) sebelum
melakukan pemasaran, mereka melakukan proses greeding, sorting dan juga
pengemasan. Semua proses tersebut cenderung membuat harga pada pasar
modern menjadi lebih mahal daripada pasar tradisional.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui gambaran umum antara pasar modern dan pasar tradisional
Untuk mengetahui differensiasi harga komoditas jagung dan cabai
Untuk mengetahui karakteristik produk beserta penentuan harga komoditas
jagung dan cabai
Untuk mengetahui struktur pasar modern dan pasar tradisional

1.3 Manfaat
Dapat mengetahui gambaran umum antara pasar modern dan pasar tradisional
Dapat mengetahui differensiasi harga komoditas jagung dan cabai
Dapat mengetahui karakteristik produk beserta beserta penentuan harga
komoditas jagung dan cabai
Dapat mengetahui struktur pasar modern dan pasar tradisional
BAB II
METODE

Praktikum mata kuliah Pemasaran Hasil Pertanian melalui kegiatan survey


pasar dilaksanakan pada hari Kamis, 20 November 2014. Adapun lokasi
survey yaitu Pasar Sukun Malang sebagai objek penelitian pasar tradisional
dan Superindo Supermarket sebagai pasar modern. Komoditas pertanian untuk
kegiatan survey pasar ini yang diutamakan adalah jagung dan cabai yang
menjadi fokus pengamatan kami. Sehingga ada 7 pedagang pada pasar
tradisional yang menjual jagung dan cabai sebagai narasumber kami.
Metode pengumpulan data pada kegiatan survey pasar ini ada dua, yaitu
metode primer dan metode sekunder. Metode primer terdiri dari pengumpulan
data melalui hasil wawancara yang dilakukan dengan mengajukan beberapa
pertanyaan kepada narasumber. Sedangkan metode sekunder terdiri yang
didapatkan dari penelitian dari beberapa literatur-literatur mengenai survey
pasar yang telah dilakukan.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Pasar (yang diteliti)


Pasar tradisional yang diteliti adalah pasar Sukun merupakan salah
satu pasar tradisional yang terletak dikota Malang tepat berada diantara
jalan S. Supriadi kecamatan Sukun, Kota Malang. Keberadaan pasar
Sukun turut mempengaruhi pendapatan daerah, sebab kegiatan
perdagangan di kecamatan ini berpusat di pasar Sukun. Komoditi yang
terdapat di pasar ini berupa sayuran, buah-buahan, dan daging. Fasilitas
pendukung dipasar ini antara lain: toilet, musholla, kantor kepala
pasar,dsb. Sebagian besar pedagang adalah orang madura dan sisanya
pedagang dari jawa. Sementara pembeli berasal dari daerah sekitar. Sarana
transportasi yang ada disekitar pasar Sukun antara lain; angkot, becak,
ojek,dll.
Kelemahan pasar Sukun sendiri yaitu tampilan pasar sukun yang kurang
bersih, becek dan sedikit bau sehingga membuat pembeli kurang nyaman
saat berada di pasar Sukun .Dari segi struktur pasar, pasar sukun cukup
tersetruktur karena sudah ada pengelompokan pedagang berdasarkan
komoditas produk yang dijual. Kondisi pasar sukun tidak terlalu ramai
namun penjual tetap dapat menjual dagangannya karena mempunyai
pembeli tetap.
Super Indo adalah supermarket di Indonesia. Super Indo sudah
memiliki 118 gerai yang sebagian besar tersebar di kota-kota besar
terutama di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang dan Surabaya.
Superindo terletak sangat setrategis karena berada di samping jalan. Super
Indo yang diteliti adalah Super Indo cabang Malang yang terletak di jalan
Langsep. Dari segi tampilan, Super Indo terlihat lebih bersih, rapi dan
terstruktur karena penataan komoditas sudah dikelompokkan.
3.2 Hasil survey pasar
1. Super Indo Supermarket
 Komoditas Cabai Rawit
Berat : 100gr
Harga : Rp. 7495
 Komoditas Jagung
Berat : 100gr
Harga : Rp 895
2. Pasar Sukun
 Pengecer 1 (ibu Eni)
1. Komoditas Cabai Rawit
Berat : 1 kg
Harga : Rp. 50.000/kg
Vol. penjualan :2-3 kg
Saluran pemasaran : petani- pedagang besar pasar
Gadang- pengecer (ibu Eni)
2. Komoditas Jagung
Berat : 1 kg
Harga : Rp. 4.000
Vol. penjualan : 15 kg
 Pengecer 2 (Ibu Sri)
1. Komoditas Cabai Rawit
Berat : 1 kg
Harga : Rp. 55.000
Vol. penjualan : 2 kg
2. Komoditas Jagung
Berat : 1 kg
Harga : Rp. 3.500
Vol. penjualan : 5 kg
 Pengecer 3 (Ibu Tuah)
1. Komoditas Cabai Rawit
Berat : 1 kg
Harga : Rp. 53.000
Vol. penjualan : 2 kg

2. Komoditas Jagung
Berat : 1 kg
Harga : Rp. 3.000
Vol. penjualan : 3 kg
 Pengecer 4 (Ibu Hajah)
1. Komoditas Cabai Rawit
Berat : 1 kg
Harga : Rp. 60.000
Vol. penjualan : 10 kg
2. Komoditas Jagung
Berat : 1 kg, belum dikupas
Harga : Rp. 1.500
Vol. penjualan : 10 kg
 Pengecer 5 (Ibu Nini)
1. Komoditas Cabai Rawit
Berat : 1 kg
Harga : Rp. 60.000
Vol. penjualan : 10 kg
2. Komoditas Jagung
Berat : 1 kg
Harga : Rp. 3.000
Vol. penjualan : 5 kg
 Pengecer 6 (Ibu Saudah)
1. Komoditas Cabai Rawit
Berat : 1 kg
Harga : Rp. 60.000
Vol. penjualan :3-5 kg
2. Komoditas Jagung
Berat : 1 kg, tidak dikupas
Harga : Rp. 1.500
Vol. penjualan : 50 kg, namun jika diecer biasanya akan
dikupas oleh Ibu Saudah dengan Harga Rp. 4.000
 Pengecer 7 (Ibu Riani)
1. Komoditas Cabai Rawit
Berat : 1 kg
Harga : Rp. 55.000
Vol. penjualan : 2 kg
2. Komoditas Jagung
Berat : 1 kg
Harga : Rp. 3.000
Vol. penjualan : 10 kg
Biasanya para pengecer mengambil produk dagangan mereka dari
pedagang besar di pasar Gadang, hambatan yang sering mereka temui yaitu
kehabisan barang karena produk dari pasar Gadang biasanya akan dikirim
keluar kota untuk diekspor, jika tidak cepat maka akan mendapat produk yang
tidak berkualitas bahkan tidak dapat sama sekali.
Dalam penjualan kedua komoditas ini yang paling cepat laku
ataupun habis adalah Jagung, karena harganya yang murah, dalam prinsip
dalam berdagang mereka jika produk yang mereka beli dari pedagang besar
pasar Gadang hari ini tidak habis maka keesokan harinya produk itu yang akan
dijual lagi dan mereka tidak akan membeli lagi sampai produk mereka habis.

Dalam hal ini pengecer membeli ke pedagang besar yang berbeda,


sehingga harga barang yang mereka beli dari pedagang besar tersebut berbeda.

3.3 Karakteristik Produk


Karakteristik produk adalah suatu ciri pada produk tersebut. Pada
umumnya karakteristik komoditas pertanian yaitu :
1. Musiman
Produk pertanian yang dihasilkan hanya pada periode tertentu dan
cenderung komoditas yang berbeda.
2. Mudah rusak
Produk pertanian banyak mengandung air, sehingga mudah terjadi
kebusukan terhadap produk tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut
produk pertanian memerlukan penanganan khusus dalam
pemasaran agar dapat terjual dengan cepat.
3. Bulkiness
Produk pertanian membutuhkan ruang penyimpanan yang luas
tetapi harga jualnya relative rendah.
4. Non homogen
Produk pertanian biasanya tidak seragam, hal ini disebabkan
produk pertanian yang dihasilkan dengan luas lahan yang sempit,
sehingga para petani menanam tanaman yang beragam.
Adapun karakteristik komodiats pertanian yang akan dibahas adalah
cabai dan jagung.
a. Cabai Rawit
Cabai Rawit merupakan salah satu tanaman hortikultura yang
banyak mengandung vitamin C. Cabai Rawit mempunyai karakteristik
sebagai berikut :
1. Mengandung Capsaicin yang mampu mencegah kanker.
2. Membutuhkan ruang yang tidak terlalu banyak.
3. Mengandung zat antioksidan seperti betakaroten dan vitamin C yang
cukup tinggi
4. Mudah rusak, karena Cabai Rawit mengandung banyak air sehingga
proses pembusukan akan mudah terjadi. Untuk itu harus ada
perlakuan khusus yang dilakukan agar kualitasnya terjaga. Dalam
pengolahannya cukup dengan pengolahan secara pengeringan setelah
di panen.
b. Jagung Manis
Jagung merupakan salah satu produk pertanian yang berasal dari
tanaman pangan. Adapun karakteristik komoditas jagung ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengandung Kalori tinggi
Jagung Manis mengandung 86 kalori per 100 gram.
2. Mengandung serat yang sangat tinggi yang mampu mengatur tingkat
gula darah.
3. Bulkiness, Jagung membutuhkan tempat yang luas untuk
penyimpanan tetapi harga jual Jagung sangat rendah.
4. Mengandung vitamin B kompleks dan beberapa mineral yang
dibutuhkan oleh tubuh seperti mangan, tembaga, besi dan
magnesium.
3.4 Penentuan Harga dan Siapa yang Menentukan Harga
Dalam penentuan harga dan siapa yang mnentukan harga dilihat
dari dua jenis pasar, yaitu : pasar modern dan pasar tradisional.
a. Pasar Sukun
Pada pasar tradisional (Pasar Sukun) untuk penentuan harga
barang yang dijual para pedang pengecer hanya mengikuti apa
yang ditetapkan oleh pedagang tengkulak maupun ditentukan dari
harga beli dari pasar induk Gadang. Dan harga yang dibentuk oleh
pedagang pengecer pasar Sukun berdasarkan harga beli dari pasar
induk ditambah dengan keuntungan yang ingin mereka peroleh.
b. Super Indo
Pada pasar modern (Super Indo) untuk penentuan harga
barang yang dijual pasar swalayan ini berdasarkan keputusan
direktur atau atasan yang memimpin swalayan tersebut. Karena
dalam penentuan harga barang yang akan dijual harus menghitung
semua biaya yang dikeluarkan dalam melakukan beberapa
perlakuan terhadap barang tersebut, seperti biaya grading,
penyimpanan, transportasi atau lembaga yang bersangkutan dan
tariff pajak bangunan yang digunakan. Dan harga yang dibentuk
berdasarkan keputusan pihak atasan dan bagian marketing.

3.5 Struktur Pasar


Struktur pasar adalah penggolongan produsen kebeberapa bentuk
pasar berdasarkan kepada ciri-ciri seperti jenis produk yang dihasilkan,
banyaknya perusahaan dalam industry, mudah tidaknya keluar atau masuk
ke dalam industry dan peranan iklan dalam kegiatan industry. Dalam
bidang ekonomi dibedakan menjadi pasar persaingan sempurna dan tidak
sempurna ( yang meliputi monopoli, monopolistic, oligopoly, duopoly,
monopsony dsb)
(Sukino, 2004)
1. Super Indo
Super indo merupakan pasar modern, menurut Richard (1987)
pasar modern memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Dikelola oleh suatu perusahaan (grup maupun perseorangan)
2. Barang yang dijual sama dengan barang di pasar tradisional,
namun ada perlakuan pasca panen.
3. Interaksi antara produsen dan konsumen terbatas
Dari data diatas dapat dikatakan bahwa pasar modern memiliki
struktur pasar persaingan tidak sempurna yang meliputi monopoli,
duopoly, monopsony, oligopoly dan lain sebagainya. Dimana Jumlah
pembeli lebih sedikit dibanding jumlah penjual, Penjual adalah
penentu harga, Ada hambatan keluar masuk pasar
2. Pasar Sukun
Pasar sukun merupakan pasar Tradisional, menurut Slamet (2003)
pasar tradisional adalah organisasi pasar yang sederhana, tingkat
efisiensi dan spesialisasi yang rendah, volume barang yang relative
kecil dan interaksi penjual dengan pembeli berlangsung secara real.
Menurut Richard (1987) pasar tradisional memiliki karakteristik
yaitu:
1. Dikelola oleh pemerintah kota (Dinas)
2. Barang yang dijual adalah barang kebutuhan rumah tangga
sehari-hari
3. Harga relative lebih murah
4. Adanya interaksi yang real antara penjual dan pembeli (ada
proses tawar menawar)
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pasar tradisonal
memiliki struktur pasar persaingan sempurna dimana terdapat banyak
pembeli dan penjual, terjadi interaksi real antara penjual dan pembeli,
akses keluar masuk pasar yang mudah.

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Pasar yang merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli
sehingga terjadinya suatu permintaan dan penawaran memiliki peranan
penting bagi konsumen yang membutuhkan produk maupun jasa. Struktur
pasar sendiri bermacam-macam tergantung dengan jumlah pembeli dan
penjual, jenis barang yang ditawarkan dan akses masuknya. Selain itu
struktur pasar dapat ditentukan dari jenis pasar modern atau
tradisionalnya yang hasil dari perhitungannya dimasukkan kedlam
kategori-kategori struktur pasarnya.
Pasar Tradisional seperti pasar Sukun memiliki karakteristik
produk tertentu dengan tingkat harga yang murah ini dikarenakan
terjadinya persaingan harga antar pedagang dan tidak adanya nilai tambah
pada produk tersebut. Pasar yang memiliki penjual yang banyak dengan
produk hampir sejenis digolongkan kepada struktur pasar persaingan
smpurna. Saluran pemasaran pada pasar Sukun juga pendek yaitu dari
petani- pedagang besar pasar Gadang- pengecer pasar Sukun.
Sedangkan pasar modern seperti Super Indo yang tidak memiliki
diferensiasi produk sejenis dan memiliki nilai tambah yang besar dengan
menghitung biaya seperti biaya grading, penyimpanan, transportasi atau
lembaga yang bersangkutan dan tarif pajak bangunan yang digunakan
maka dapat digolongkan menjadi pasar monopoli.
4.2. Saran
Peran pasar sangat kuat di masyarakat sehingga jika pasar
tradisional menginginkan margin keuntungan yang lebih tinggi maka
perlu melakukan perilaku khusus pada produk yang dijualnya atau
melakukan diferensiasi produk sehingga dapat menambah nilai pada
produknya dan dapat bersaing dengan pasar modern.

Anda mungkin juga menyukai