Anda di halaman 1dari 58

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pemeriksaan Antenatal Care adalah pemeriksaan dan pengawasan kehamilan


untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar.Pelayanan antenatal atau Antenatal Care
(ANC) ialah untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan
memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara
memadai. Pelaksanaan pelayanan antenatal di Indonesia dilaksanakan bersesuaian
dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan
Kebidanan (SPK).1

Kesehatan ibu dan anak merupakan masalah kesehatan yang menjadi perhatian
dunia. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup. Sustainable
Development Goals (SDGs) merupakan upaya pembangunan berkelanjutan yang
menjadi acuan dalam kerangka pembangunan dan perundingan negara-negara di
dunia sebagai pengganti pembangunan global Millenium Development Goals
(MDGs) yang telah berakhir di tahun 2015. SDGs memiliki beberapa tujuan,
diantaranya menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi
semua orang di segala usia, dengan salah satu outputnya mengurangi Angka
Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2030.2

Menurut statistik kesehatan World Health Organization (WHO) tahun 2015,


setiap hari diperkirakan sebanyak 830 wanita meninggal dunia akibat masalah
persalinan dan 99% kematian ibu akibat masalah persalinan terjadi di negara-
negara berkembang.Rasio kematian ibu di negara berkembang secara global 239
per 100.000 kelahiran hidup manakala di negara sudah berkembang maju adalah
12 per 100.000 kelahiran hidup.2
1
Cakupan pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care menurut WHO
2015 angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi dibandingkan negara
Association of Southeast Asia Nations (ASEAN) lainnya. Menurut Survei
Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 AKI di Indonesia mencapai 305 per
100.000 kelahiran hidup.3

Menurut Riskesdas 2018, Kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan di


Indonesia yaitu K1 96,1 % dan K4 74,1%.Selain daripada kunjungan ibu hamil ke
tenaga kesehatan, Pemberian tablet besi dan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
perlu diiberikan perhatianselaras dengan peningkatan kualitas pelayanan antenatal
yang lain. Pemberian imunisasi TT penting karena berkaitan dengan masih
terdapatnya kasus Tetanus Neonatorum secara nasional pada tahun 2014 sebanyak
75 kasus dengan angka kematian (CFR = Case Fatality rate) 65,3%.

Pada tahun 2016, Jawa Barat masih belum mencakupi semua target yang
di tetapkan yaitu cakupan imunisasi TT2+ sebesar 95,5% dan Kabupaten
Karawang cakupannya masih dibawah rata-rata Jawa Barat yaitu 88,9%. Cakupan
pemberian zat besi ibu hamil pada kunjungan pertama (F1) mencapai 102,3% dan
pada kunjungan ketiga (F3) terjadi penurunan 6,5 point menjadi 95,7%.Menurut
data Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang 2016, didapatkan AKB mengalami
penurunan dari 4,09 per 1.000 angka kelahiran pada tahun 2015 menjadi 3,93 per
1.000 angka kelahiran pada tahun 2016.Berdasarkan perbandingan antara
kabupaten di Jawa Barat tahun 2016, Karawang menduduki tangga ke-tujuh pada
cakupan K1 (89,80%) dan tangga ke-empat pada cakupan K4 (84,95%) yaitu di
atas cakupan keseluruhan Jawa Barat bagi cakupan K 1 (85,90%) dan K4 (77,01%)
pada tahun tersebut.6

Berdasarkan Laporan Tahunan Program Antenatal Care pada Tahun 2018


UPTD Puskesmas Tirtajaya menunjukkan bahwa cakupan kunjungan K1 sebesar
51,0% dan kunjungan K4 sebesar 44,6% dari target 100% serta terdapat ibu hamil
yang mangkir (drop out) pada pelayanan K4 sebesar 6,4 %.
1. Untuk mendukung SDGs, UPTD Puskesmas Tirtajaya Kabupaten Karawang,
menjalankan pelayanan antenatal care kunjungan K1 dan K4 yang termasuk
dalam program Puskesmas. Karena belum diketahuinya tingkat keberhasilan
program, masalah, penyebab masalah dan cara penyelesaian permasalahan
program pelayanan antenatal care kunjungan K1 dan K4 di UPTD Puskesmas
Tirtajaya pada periode Januari sampai dengan Desember 2019 maka evaluasi
program ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan
program.

1.2 Rumusan Masalahan


1. Statistik kesehatan World Health Organization (WHO) tahun 2015,
sebanyak 830 wanita meninggal dunia akibat masalah persalinanpada
setiap hari dan 99% kematian ibu akibat masalah persalinan terjadi di
negara-negara berkembang
2. Statistik kesehatan World Health Organization (WHO) tahun 2015,
cakupan pemeriksaan kehamilan atau pelayanan antenatal Indonesia angka
kematian ibu di Indonesia masih tinggi dibandingkan negara Association
of Southeast Asia Nations (ASEAN) lainnya.
3. Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia menurut Survei Penduduk Antar
Sensus (SUPAS) 2015mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup.
4. Kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan tahun 2018 menurut Riskesdas
yaitu K1 96,1 % dan K4 74,1%.
5. Kasus tetanus neonatorum secara nasional pada tahun 2014 sebanyak 75
kasus dengan angka kematian (CFR = Case Fatality Rate) 65,3%.
6. Pada tahun 2016 Jawa Barat belum mencakupi semua target yang di
tetapkan yaitu cakupan imunisasi TT2+ sebesar 95,5% dan Kab.
Karawang 88,9%. Cakupan pemberian zat besi ibu hamil pada kunjungan
pertama (F1) mencapai 102,3% dan pada kunjungan ketiga (F3) terjadi
penurunan 6,5 point menjadi 95,7%.
7. Karawang menduduki tangga ke-tujuh pada cakupan K1 (89,80%) dan
tangga ke-empat pada cakupan K4 (84,95%) pada tahun 2016.
8. Berdasarkan Laporan Tahunan Program Antenatal Care Tahun 2018
UPTD Puskesmas Tirtajaya menunjukkan bahwa cakupan kunjungan K1
sebesar 51,0% dan kunjungan K4 sebesar 44,6% dari target 100% serta
terdapat ibu hamil yang mangkir (drop out) pada pelayanan K4 sebesar 6,4
%.

1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum :

Diketahuinya masalah, penyebab masalah, dan solusi dari masalah dalam


unsur-unsur sistem program pelayanan kesehatan ibu hamil (Antenatal Care) di
UPTD Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan
Desember 2019 sehingga dapat diselesaikan dengan menggunakan pendekatan
sistem.

1.3.2 Tujuan Khusus:

2. Diketahuinya cakupan akses kunjungan ibu hamil: kunjungan pertama (K1)


dan kunjungan keempat (K4) di UPTD Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten
Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2019

3. Diketahuinya cakupan pemberian tablet zat besi, terutama Fe 1 dan Fe3 di


UPTD Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Januari sampai
dengan Desember 2019

4. Diketahuinya cakupan pemberian imunisasi TT1 dan TT2 di UPTD Puskesmas


Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2019

5. Diketahuinya cakupan deteksi risiko tinggi pada ibu hamil oleh tenaga
kesehatan di UPTD Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang
periode Januari sampai dengan Desember 2019
6. Diketahuinya cakupan rujukan ibu hamil risiko tinggi di UPTD Puskesmas
Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember
2019

7. Diketahuinya cakupan penanganan komplikasi obstetri yang ditanganin di


UPTD Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Januari sampai
dengan Desember 2019

8. Diketahuinya cakupan kegiatan kunjungan rumah ibu hamil di UPTD


Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan
Desember 2019

9. Diketahuinya cakupan pencatatan dan pelaporan Program Pelayanan Antenatal


di UPTD Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Januari sampai
dengan Desember 2019
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Evaluator

1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat kuliah.


2. Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengatur program,
khususnya program kesehatan.
3. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam mengambil
langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, antara lain perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan.
4. Mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi Pelayanan
Antenatal di Puskesmas dalam lingkup wilayah kerjanya.

1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi

1. Mengamalkan Tri Darma Perguruan Tinggi.


2. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya
di bidang kesehatan.
3. Mewujudkan Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) sebagai
universitas yang menghasilkan dokter yang berkualitas.

1.4.3 Bagi Puskesmas yang Dievaluasi

Dengan adanya masukan-masukan berupa hasil evaluasi dan


beberapa saran-saran sederhana maka diharapkan dapat menjadi umpan
balik positif bagi UPTD Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang dalam
meningkatkan efisiensi dan efektivitas program pelayanan kesehatan ibu
hamil maupun program-program lainnya, sehingga seluruh masyarakat
dalam meningkatkan derajat kesehatan dengan pelayanan yang bermutu.

1.4.4 Bagi Masyarakat

Menjadi bahan informasi bagi masyarakat bahwa Program


Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil di UPTD Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten
Karawang mempunyai peranan yang sangat penting, selain untuk
meningkatkan kesejahteraan dan taraf ekonomi masyarakat itu sendiri.

1.5 Sasaran
Ibu hamil yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya,
Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2019
Bab II
Materi dan Metode

2.1. Materi

Materi yang dievaluasi dalam Program Pelayanan Antenatal (ANC)


berdasarkan Catatan Bulanan KIA, Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan
Ibu dan Anak (PWS KIA) dan Kohort ibu hamil di UPTD Puskesmas
Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember
2019 yang terdiri dari :
1. Kunjungan kehamilan K1 dan K4
2. Pemberian tablet zat besi, terutama Fe1 dan Fe3 kepada ibu hamil
3. Pemberian imunisasi TT1 dan TT2 kepada ibu hamil
4. Deteksi risiko tinggi pada ibu hamil oleh tenaga kesehatan
5. Rujukan ibu hamil risiko tinggi
6. Penanganan komplikasi obstetri yang ditanganin
7. Kegiatan kunjungan rumah ibu hamil berisiko tinggi.
8. Pencatatan dan pelaporan

2.2. Metode

Evaluasi dilakukan dengan melakukan pengumpulan data, pengolahan,


analisis dan interpretasi data dengan menggunakan metode pendekatan sistem,
terhadap Program Pelayanan Antenatal (Antenatal Care) di UPTD Puskesmas
Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember
2019 yang sehingga ditemukan masalah yang ada dan kemudian dibuat usulan
dan saran sebagai pemecahan masalah tersebut berdasarkan penyebab masalah
yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.
Bab III
Kerangka Teoritis

3.1 Kerangka Teoritis

5
Lingkungan

1 2 3 6

Masukan Proses Keluaran Dampak

4
Umpan balik

Gambar 3.1 . Pendekatan Sistem


Gambar di atas menerangkan sistem dengan definisi menurut
Ryans adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling berhubungan oleh
suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi
dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Elemen
tersebut, yaitu:
1. Masukan (input), adalah kumpulan bagian atau elemen yang
terdapat dalam sistem, dan yang diperlukan untuk dapat
berfungsinya sistem tersebut, dan terdiri dari unsur berikut yang
merupakan variabel dalam melaksanakan evaluasi program
Pelayanan Antenatal (ANC) yaitu:
- Tenaga (man)
- Dana (money)
- Sarana (material)
- Metode (methods)
2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang
terdapat dalam sistem yang berfungsi untuk mengubah masukan
menjadi keluaran yang direncanakan, yang terdiri dari unsur
berikut merupakan variabel dalam melaksanakan evaluasi program
ANC yaitu:
- Perencanaan (planning)
- Organisasi (organization)
- Pelaksanaan (actuating)
- Pengawasan (controlling)
3. Keluaran (output) adalah elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Umpan balik (feedback) adalah elemen yang merupakan keluaran
dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
5. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak
dikelola sistem tapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
6. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran
suatu sistem.

3.1.1 Variabel dan Tolok Ukur


Tolok ukur terdiri daripada variabel-variabel : masukan, proses,
keluaran, lingkungan, umpan balik dan dampak yang digunakan sebagai
pembanding atau target yang harus dicapai dalam program Antenatal Care
(ANC).
Bab IV
Penyajian Data

4.1 Sumber Data


Data yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari :

 Data Geografi dan Data Demografi Puskesmas Tirtajaya Kecamatan


Tirtajaya, Kabupaten Karawang tahun 2018.

 Laporan Bulanan KIA UPTD Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten


Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2019

 Rekapitulasi Laporan PWS (Pemantauan Wilayah Setempat) - KIA


UPTD Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Januari
sampai dengan Desember 2019

 Register Kohort Ibu Hamil UPTD Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten


Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2019
4.2 Data Umum
4.2.1 Data Geografis
4.2.1.1 Lokasi Puskesmas
Lokasi gedung UPTD Puskesmas Tirtajaya terletak di tepi jalan
utama yaitu Jalan Raya Sabajaya No.14, Desa Sabajaya,
Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat.
Jarak Puskesmas Tirtajaya sendiri + 45 kilometer dan
membutuhkan waktu + 90 menit perjalanan jika menggunakan
kendaraan roda empat dari kota Kabupaten.
4.2.1.2 Batas wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Jatisari, Kabupaten
Karawang:
- Sebelah Utara : Laut Jawa
- Sebelah Barat : wilayah kerja Puskesmas Jayakerta
- Sebelah Selatan : wilayah kerja Puskesmas Cibuaya
- Sebelah Timur : wilayah kerja Puskesmas Batujaya
4.2.1.3 Luas wilayah kerja
Puskesmas Tirtajaya memiliki luas tanah sebesar 1680 m 2 dan
dengan luas bangunan 900 m2, yang memiliki wilayah kerja
11.362,815 Ha, terdiri dari darat seluas 847.788 Ha, sawah seluas
4.449.027 Ha, tambak seluas 6.066.000 Ha. Puskesmas Tirtajaya
mempunyai 11 desa, 48 RW dan 135 RT. Desa yang terdapat di
Puskesmas Tirtajaya adalah sebagai berikut:
- Desa Pisang Sambo
- Desa Sabajaya
- Desa Gempolkarya
- Desa Medankarya
- Desa Tambaksumur
- Desa Tambaksari
- Desa Sumurlaban
- Desa Srijaya
- Desa Bolang
- Desa Kutamakmur
- Desa Srikamulyan

4.2.2 Data Demografis

4.2.2.1 Jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya


berdasarkan pada tahun 2018 yaitu sebesar 73.888 jiwa yang terdiri
dari 35.115 jiwa laki-laki dan 37.773 jiwa perempuan. Dengan
jumlah kepala keluarga 26.735 keluarga.
4.2.2.2 Jumlah penduduk miskin adalah 33.085 jiwa dari data penduduk
seluruhnya 73.888 jiwa.
4.2.2.3 Tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Tirtajaya sebagian besar yaitu tamat SD/SLTP 63,51%, tidak tamat
SD 14,92%, SLTA 18,88%, dan sarjana 2,69%.
4.2.2.4 Mata pencaharian terbanyak di Kecamatan Tirtajaya adalah petani
sebanyak 9.379 KK atau sebesar 35,08%.

4.2.3 Data Fasilitas Kesehatan


Jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang ada pada wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Jatisari, antara lain:

 Puskesmas induk : 1 buah


 Puskesmas pembantu : 4 buah
 Klinik 24 jam : 1 buah
 Praktek Dokter umum : 2 buah
 Praktek Bidan : 28 buah
 Posbindu : 11 buah
 Posyandu : 48 buah
 Pusling : 11 desa
 PONED : 1 buah
 Laboratorium : 1 buah

4.3 Data Khusus


4.3.1 Masukan
A. Tenaga
- Kepala Puskesmas : 1 orang
- Dokter Umum : 2 orang
- Petugas gizi kesehatan : 1 orang
- Bidan desa : 11 orang
- Bidan puskesmas : 17 orang
- Konselor ASI : 2 orang
- Kader posyandu : 22 orang/posyandu (11 desa)
B. Dana

- Dana Anggaran Umum atau Pendapatan dan Belanja Daerah


(APBD) Kabupaten Karawang Tingkat II: Tersedia
- Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) UPTD Puskesmas
Tirtajaya: Tersedia

C. Sarana

- Medis
Meja ginekologi : 1 buah
Doppler : 3 set
Timbangan dewasa : 3 buah
Pita pengukur : 2 buah
Tensimeter : 2 buah
Stetoskop : 1 buah
USG dan monitor : 1 set
Tablet besi : Tersedia
Vaksin TT dan alat suntik : Tersedia
Alat dan bahan laboratorium : Mesin hitung
haemoglobin, Stick Proteinuria, Tes pack, Pregnancy strip Beta
HCG

- Non medis
Ruang KIA : Tersedia
Ruang PONED : Tersedia
Ruang USG : Tersedia
Kursi tunggu : Tersedia
Lampu : Tersedia
Lemari alat : Tersedia
Lemari obat : Tersedia
Kasa steril : 1 buah
Meja administrasi : Ada
Tempat sampah : 2 buah
Tempat tidur ibu hamil : 2 buah
Meja instrument stainless :-
Alat peraga penyuluhan (leaflet) : 10 buah
Buku KIA : Ada
Buku pencatatan hasil imunisasi : Ada
Buku pencatatan stok vaksin : Ada
Kartu pencatatan suhu lemari es : Ada
Kartu pencataan suhu freezer : Ada

D. Metode

Terdapat metode untuk


1. Kunjungan kehamilan
Setiap ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya dilakukan
pemeriksaan antenatal. Pemeriksaan antenatal dilakukan dengan
standar pemeriksaan antenatal di mulai dengan:

a) Anamnesis

Meliputi identitas ibu hamil, riwayat kontrasepsi/KB,


kehamilan sebelumnya dan kehamilan sekarang. Pada
kunjungan pertama, dikumpulkan informasi mengenai ibu
hamil yaitu menanyakan identitas, keluhan yang sekarang
dirasakan, riwayat haid, riwayat perkawinan, riwayat
kehamilan (HPHT, gerakan janin, masalah atau tanda-tanda
bahaya misalnya penglihatan kabur, keluhan yang lazim
pada kehamilan, penggunaan obat, dan kekhawatiran yang
dirasakan ibu hamil), riwayat kehamilan yang lalu (berapa
kali hamil, perdarahan (kehamilan, persalinan, dan nifas),
14
riwayat persalinan, hipertensi, melahirkan janin dengan BB
< 2,5 Kg atau > 4 Kg, riwayat keguguran, bayi yang
dilahirkan, riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat
keluarga (penyakit keturunan, anak kembar, penyakit
menular, dll), riwayat sosial ekonomi dan budaya (status
perkawinan, riwayat KB, dukungan keluarga pada
kehamilan, kebiasaan makan dan gizi, kebiasaan hidup
sehat, dll), kebiasaan kerja pasien setiap hari, dan tempat
persalinan yang diinginkan.

Pada kunjungan berikutnya dikumpulkan informasi


mengenai kehamilan untuk mendeteksi komplikasi dan
melanjutkan pelayanan yang diperlukan.

b) Pemeriksaan Fisik
i. Pemeriksaan Umum :
- Tinggi Badan dan Berat Badan
 Tinggi badan: Diukur tanpa alas kaki, satuan centimeter.
 Berat badan: Ditimbang tanpa alas kaki dan pakaian
seringan mungkin, satuan kilogram
- Tekanan darah: Menggunakan sfigmomanometer, satuan
mmHg.
ii. Pemeriksaan Obstetri
- Mengukur TFU
 Menggunakan pita ukur, diukur dari fundus ke simfisis
dengan satuan sentimeter.
- Menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
(DJJ)
 Untuk menentukan presentasi janin dilakukan palpasi atau
pemeriksaan Leopold (Leopold I – IV)

15
 Leopold I : Menentukan Tinggi Fundus Uteri
dengan palpasi setelah usia kehamilan 12 minggu
dan dengan pita pengukur (dari simfisis pubis
sampai dengan bagian janin yang ada di fundus
uteri) setelah usia kehamilan 22 minggu, dan
dengan perabaan untuk menentukan usia kehamilan
dan juga untuk mengetahui bagian janin apa yang
terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu).
 Leopold II : Meraba samping rahim dan merasakan
di sebelah mana teraba tahanan yang lebih keras dan
tahanan terus dari atas ke bawah, untuk menentukan
di mana letak punggung ataupun kaki janin pada
kedua sisi perut ibu.
 Leopold III : Meraba bagian bawah rahim dengan
satu tangan untuk mengetahui bagian janin yang
berada di bawah rahim serta menentukan bagian
janin tersebut sudah menyentuh pintu atas panggul
atau tidak.
 Leopold IV : Meraba bagian janin yang berada di
bagian bawah rahim dengan dua tangan dan
menentukan sampai di mana janin telah masuk
Pintu Atas Panggul.
- Pemeriksaan auskultasi untuk menentukan denyut
jantung janin menggunakan Doppler. Denyut
jantung janin normal 110-150 kali/menit. Bila ada
kelainan denyut mungkin dapat disebabkan oleh
adanya kelainan janin atau plasenta.
iii. Pemeriksaan Laboratorium
- Hemoglobin : dengan mesin hitung Hb
- Protein urin : dengan stick protein urin
- Gula darah : dengan glukometer
- Tes kehamilan : tes β HCG

Kunjungan ibu hamil K1 dan K4


o K1 adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali
untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
dengan standar oleh tenaga kesehatan di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
o K4 adalah kunjungan ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan
standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi
waktu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester
II, dan 2 kali pada trimester III di suatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.
2. Pemberian Tablet zat besi
Diberikan minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan,
yaitu 30 tablet besi (Fe1) pada kunjungan pertama (K1), 30 tablet
besi (Fe2) pada kunjungan kedua (K2) dan 30 tablet besi (Fe3) pada
kunjungan keempat (K4).Untuk pencegahan anemia diberikan 1
tablet / hari, sedangkan untuk pengobatan anemia diberikan 3
tablet / hari. Tablet besi diminum setelah makan.
3. Pemberian imunisasi TT
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil
harus mendapatkan imunisasi TT. Pada kontak pertama ibu hamil
diskrining status imunisasi Ttnya. Pemberian imunisasi TT pada
ibu hamil, di sesuaikan dengan status TT pada ibu saat ini. Ibu
hamil minimal meliliki status imunisasi T2 agar mendapatkan
perlindungan terhadap infeksi tetanus. Ibu hamil dengan status
imunisasi T5 (TT long life) tidak perlu diberikan imunisasi TT lagi.
4. Deteksi ibu hamil risiko tinggi : kegiatan yang dilakukan untuk
menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan
komplikasi kebidanan.
a. Faktor risiko pada ibu hamil antara lain :
- Primigravida < 20 tahun atau > 35 tahun
- Anak lebih dari 4
- Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun
- Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas
(LILA) < 23,5 cm dan penambahan berat badan < 9 kg
selama masa kehamilan.
- Anemia dengan dari Hb < 11 g/dL.
- Tinggi badan < 145 cm, atau dengan kelainan bentuk
panggul dan tulang belakang.
- Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau
sebelum kehamilan ini.
- Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain:
TBC, kelainan jantung-ginjal-hati, psikosis, kelainan
endokrin, tumor dan keganasan.
- Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, KET, mola
hidatidosa, KPD, bayi dengan cacat kongenital.
- Riwayat persalinan dengan komplikasi: persalinan dengan
seksio sesarea, ekstraksivakum / forseps.
- Riwayat nifas dengan komplikasi: perdarahan pasca
persalinan, infeksi masa nifas, psikosis post partum (post
partum blues).
- Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis,
hipertensi dan riwayat cacat kongenital.
- Kelainan jumlah janin: kehamilan ganda, janin dampit.
- Kelainan besar janin: pertumbuhan janin terhambat, janin
besar.
- Kelainan letak dan posisi janin: letak lintang, sungsang
pada usia kehamilan > 32 minggu.
b. Komplikasi pada ibu hamil :
- Ketuban pecah dini
- Perdarahan pervaginam: keguguran, plasenta previa,
solusio plasenta.
- Hipertensi dalam kehamilan: tekanan darah tinggi (sistolik
> 140 mmHg, diastolik > 90 mmHg), dengan atau tanpa
edema pre-tibial.
- Ancaman persalinan prematur.
- Infeksi berat dalam kehamilan: demam berdarah, tifus
abdominalis, sepsis.
5. Rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil:

Merupakan pelayanan kepada ibu hamil dengan komplikasi


kebidanan untuk mendapat penanganan definitif sesuai standar oleh
tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan
rujukan. Ibu hamil yang tidak dapat dilakukan di Puskesmas
mampu PONED dirujuk ke rumah sakit PONEK.
6. Penanganan komplikasi obstetri yang ditanganin (PONED)
Merupakan penanganan komplikasi kebidanan, penyakit
menular maupun tidak menular serta masalah gizi yang terjadi pada
waktu hamil, bersalin dan nifas.pelayanan diberikan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi.
Komplikasi kebidanan, penyakit dan masalah gizi yang sering
terjadi adalah perdarahan, preeklamsia/eklamsia, persalinan macet,
infeksi, abortus, malaria, HIV/AIDS, sifilis, TB, hipertensi,
diabetes melitus, Anemia gizi besi (AGB) dan kurang energi kronis
(KEK)
7. Kunjungan rumah ibu hamil : Mengunjungi rumah minimal
1x/bulan, untuk memeriksakan keadaan kesehatan ibu hamil dan
janinnya dengan menghitung DJJ (Denyut Jantung Janin) terutama
pada kasus ibu hamil dengan risiko tinggi dan sedang serta
memberikan nasihat-nasihat tentang menjaga kehamilannya oleh
bidan desa.
8. Pencatatan dan pelaporan: Menggunakan SP2TP.
- Pencatatan
 Register ibu hamil : buku register untuk mencatat setiap
ibu hamil yang diperiksa.
 Buku KIA : buku untuk memantau perkembangan
kesehatan ibu hamil setiap kali pemeriksaan kehamilan,
dipegang oleh ibu hamil.
 Kohort ibu hamil : buku pencatatan perkembangan
kesehatan ibu hamil.
 Pencatatan PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat
Kesehatan Ibu dan Anak): Setiap bulannya, Puskesmas
melakukan pencatatan PWS KIA berdasarkan data
pencatatan di Puskesmas. Selain itu data sasaran juga
diperoleh dengan mengumpulkan data yang berasal dari
lintas program dan fasilitas pelayanan lain yang ada di
wilayah kerja.
- Pelaporan
 Laporan Bulanan KIA (LB3): merupakan formulir
pelaporan KIA untuk dilaporkan ke Suku Dinas Kesehatan
Kabupaten Karawang.
4.3.2 Proses
A. Perencanaan
Ada tertulis, lengkap dan terperinci mengenai :
1. Kunjungan ibu hamil K1 dan K4
- Merencanakan perawatan kehamilan dan pendeteksian dini risiko
tinggi pada ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas yang
akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pukul 08:00
sampai dengan 14:00 WIB di poliklinik KIA dimana
penerapannya terdiri atas 10T (Timbang, Tensi, Tinggi badan,
status gizi/ LILA, Tinggi fundus uteri, Tentukan presentasi
janin dan denyut jantung janin, menentukan status Tetanus
Toksoid dan pemberian Tetanus Toksoid jika diperlukan,
pemberian Tablet Fe, pemeriksaan laboratorium rutin dan
khusus bila ada indikasi, Tatalaksana kasus, Temu wicara).

2. Pemberian tablet zat besi

- Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pukul 08:00
sampai dengan 14:00 WIB.
- Pemberian tablet besi mulai diberikan pada ibu hamil mulai
trimester I sebanyak 90 tablet yang diberikan dalam 3 tahap.

3. Pemberian imunisasi TT pada Ibu Hamil

 Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pukul 08:00
sampai dengan 14:00 WIB.
 Ibu hamil yang belum pernah diberikan imunisasi TT harus
mendapatkan imunisasi paling sedikit 2 kali suntikan selama
kehamilannya, yaitu pertama pada saat K1 dan kedua kali pada
4 minggu kemudian.
4. Deteksi risiko ibu hamil
Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pukul 08:00 sampai
dengan 14:00 WIB.
5. Rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil (PONEK)
Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pukul 08:00 sampai
dengan 14:00 WIB dan bidan jaga PONED 24 jam

6. Penanganan komplikasi obstetri yang di tanganin


Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pukul 08:00 sampai
dengan 14:00 WIB dan bidan jaga PONED 24 jam
7. Kelas ibu hamil : merencanakan kegiatan kelas ibu hamil dengan umur
kehamilan antara 4 sampai 36 minggu yang dilakukan 4 kali dalam 1
bulan di 1 desa dengan jarak 1 minggu pada setiap pertemuannya.
8. Kunjungan rumah : akan dilakukan minimal 1 bulan sekali oleh bidan
desa dengan sasaran ibu hamil dengan risiko tinggi dan sedang
9. Pencatatan dan pelaporan :
- Pencatatan : akan dilakukan setiap hari kerja pada pukul 08:00
sampai dengan 14:00 WIB.
- Pelaporan : akan dilakukan setiap awal bulan.

B. Organisasi

Terdapat bagan pengorganisasian program Cakupan Pelayanan Anak


Balita. Bidan pelaksana Kesehatan Ibu dan Anak sebagai koordinator
program (programmer), kemudian programmer melakukan koordinasi
dengan koordinator pelayanan SDIDTK dan tenaga pelaksana Gizi, bidan-
bidan KIA, bidan desa dan para kader posyandu untuk kemudian
melimpahkan tugas. Terdapat struktur tertulis dan pembagian tugas yang
teratur dalam melaksanakan tugasnya (Bagan 2). Pengorganisasian dalam
program Cakupan Pelayanan Anak Balita dibagi berdasarkan jabatan:

a. Kepala Puskesmas

 Sebagai pemimpin dan pengkoordinasi pelaksanaan urusan Dinas


Kesehatan dengan melakukan pembinaan, pengendalian dan
memberikan fasilitasi terhadap pemberantasan penyakit, pelayanan
kesehatan, kesehatan keluarga serta promosi dan kesehatan
lingkungan.
 Mempertanggungjawabkan dan melaporkan hasil kinerja puskesmas
Tirtajayamelalui Kepala Dinas Kesehatan Karawang, untuk
menciptakan masyarakat kecamatan Tirtajaya yang sehat, kuat dan
sejahtera.
b. Bagian Tata Usaha UPTD Puskesmas Tirtajaya

 Melaksanakan pengelolaan surat menyurat, kearsipan, kepegawaian,


perlengkapan, kehumasan, kerumahtanggaan, penyusunan program,
evaluasi dan pelaporan, sesuai peraturan yang berlaku guna
kelancaran program kerja dalam kesekretariatan.
c. Koordinator Program Kesehatan Ibu dan Anak

 Bertanggung jawab terhadap cakupan dan keberhasilan indikator


Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
 Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pelayanan KIA di
Posyandu.

 Melakukan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak


(PWS- KIA).

 Perencanaan, pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan Ibu dan


Anak (KIA).

d. Koordinator pelayanan SDIDTK

 Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pelayanan SDIDTK di


Posyandu dan wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya.
 Bertanggung jawab memberikan penyegaran pelatihan terhadap
bidan desa mengenai cara deteksi dini tumbuh kembang anak.
e. Tenaga Pelaksana Gizi

 Bertanggung jawab dalam pelaksanaan Upaya


Perbaikan Gizi Keluarga serta sebagai pemantau
berkala perkembangan gizi anak balita.
f. Bidan Desa
 Sebagai pelaksana pelayanan kesehatan anak balita di Posyandu.

Kepala Puskemas

dr. Hardi hermawan

Bidan Koordinator Neneng S, SST


Bidan Puskesmas

Nurhasanah, Amd.Keb

BiDes Pisangsambo BiDes Sumurlaban BiDes Kutamakmur

Ade H, Amd.Keb Sri C A, Amd.Keb Radipah, SST

BiDes Gempolkarya BiDes Srijaya BiDes Bolang

Ika M, Amd.Keb Fitri Tei, Amd.Keb Dewi P, Amd.Keb

BiDes Medankarya BiDes Srikamulyan BiDes Tambaksumur

Pipin S, Amd.Keb Evi H, Amd.Keb Eva N, Amd.Keb

BiDes Sabajaya BiDes Tambaksari

Selvi R, Amd.Keb Rizka AHI, Amd.Keb

Bagan 2. Pengorganisasian Program Pelayanan

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

UPTD Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang.


C. Pelaksanaan

1. Kunjungan ibu hamil K1 dan K4 : Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00
WIB di poli KIA dan setiap diadakan Posyandu .
2. Pemberian tablet zat besi Fe1 dan Fe3 : Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-
14.00 WIB.
3. Deteksi risiko ibu hamil : Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB dan
bidan jaga PONED 24 jam. Sebagian ibu hamil risiko tinggi ditangani oleh dokter
umum dan bidan PONED 24 jam.
4. Pemberian imunisasi TT :Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB.
5. Dilaksanakannya pendeteksian dini risiko tinggi kehamilan pada ibu hamil pada saat
pemeriksaan 10T saat kunjungan ibu hamil yang dilakukan bidan setiap hari kerja
pukul 08.00-14.00 WIB di Puskesmas Tirtajaya atau Posyandu.

6. Penanganan komplikasi obstetri yang di tanganin dilakukan oleh bidan setiap hari
kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB dan bidan jaga PONED 24 jam
7. Kunjungan rumah akan dilakukan minimal 1 bulan sekali oleh bidan desa dengan
sasaran ibu hamil dengan risiko tinggi dan sedang.
8. Pencatatan dan pelaporan :
- Pencatatan: Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB.
- Pelaporan: Dilakukan setiap awal bulan.

D. Pengawasan

1. Pengawasan kepala Puskesmas rapat bulanan

 Ada, tiap bulan diadakan rapat dan dipimpin oleh kepala Puskesmas untuk
mengetahui apakah program berjalan sesuai dengan rencana (Lokakarya Mini
Bulanan)

2. Pencatatan dan pelaporan bulanan

 Ada, 1x/bulan dilaporkan hasil pencatatan dari setiap sector yang berkaitan
dengan program kepada kepala Puskesmas dan ditandatangani oleh kepala
Puskesmas.

25
4.3.3 Keluaran
1. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 dan K4
Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun = 2064 ibu hamil. Data yang digunakan dari
periode Januari sampai dengan Desember 2019. Jumlah kunjungan K1 (periode
Januari sampai dengan Desember 2019) = 2064 orang ibu hamil.

Jumlah kunjungan bumil(K 1)


Cakupan K1 Murni = x 100 %
Jumlah sasaran ibuhamil

1843
= x 100 %
2064
= 89,29 %
Target−Cakupan
Besar masalah = x 100 %
Target
100−89,29
` = x 100 %
100
= 10,71 %
Kesimpulan : Cakupan kunjungan ibu hamil K 1 belum mencapai target dengan besar
masalah 10,71 %
Jumlah kunjungan bumil( K 4)
Cakupan K4 = x 100 %
Jumlah sasaranibu hamil
1728
= x 100 %
2064
= 83,72 %
Target−Cakupan
Besar masalah = x 100 %
Target
100−83,72
` = x 100 %
100
= 16, 28 %

Kesimpulan : Cakupan kunjungan ibu hamil K 4 belum mencapai target dengan besar
masalah 16,28 %.
2. Cakupan pemberian tablet zat besi Fe1 dan Fe3 pada ibu hamil
Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun = 2064 orang ibu hamil. Data yang digunakan dari
Januari sampai dengan desember 2019. Jumlah ibu hamil yang mendapatkan Fe1 ( Periode
januari sampai dengan Desember 2019 = 2064 orang ibu hamil.

Jumlah bumil yang mendapat tablet zat besi(Fe 1)


Cakupan pemberian Fe1 = x 100 %
Jumlah sasaranibu hamil
1934
= x 100 %
2064
= 87,7 %
Target−Cakupan
Besar masalah = x 100%
Target
100−87,7 %
= x 100 %
100 %
= 12,3 %

Kesimpulan : Cakupan pemberian tablet zat besi Fe1 belum mencapai target dengan
besar masalah 12,3 %

Jumlah bumil yang mendapat tablet zat besi(Fe 3)


Cakupan pemberian Fe3 = x 100 %
Jumlah sasaran ibuhamil
1728
= x 100 %
2064
= 70,1 %
Target−Cakupan
Besar masalah = x 100%
Target
100−70,1 %
= x 100 %
100 %
= 29,9 %

Kesimpulan : Cakupan pemberian tablet zat besi Fe3 belum mencapai target dengan
besar masalah 29,9 %
3. Cakupan pemberian imunisasi TT1 dan TT2 pada ibu hamil

Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun = 2064 orang ibu hamil. Data yang
digunakan dari Januari sampai dengan desember 2019. Jumlah ibu hamil yang
mendapatkan imunisasi TT1 (periode januari sampai dengan desember 2019) = 1.809
orang ibu hamil.
Jumlah bumil yang mendapat imunisasi TT (TT 1)
Cakupan pemberian TT1 = x 100 %
Jumlah sasaran ibuhamil
655
= x 100 %
2064
= 10.1 %
Target−Cakupan
Besar masalah = x 100%
Target
100−10,1 %
= x 100 %
100 %
= 89,9 %

Kesimpulan : Cakupan pemberian imunsasi TT1 belum mencapai target dengan besar
masalah 89.9%.
Jumlah bumil yang mendapat imunisasi TT (TT 2)
Cakupan pemberian TT2 = x 100 %
Jumlah sasaran ibuhamil
603
= x 100 %
2064
= 8.5 %
Target−Cakupan
Besar masalah = x 100%
Target
100−8.5 %
= x 100 %
100 %
= 91,5 %

Kesimpulan : Cakupan pemberian imunsasi TT2 belum mencapai target dengan besar
masalah 91,5 %.

4. Cakupan deteksi risiko ibu hamil oleh tenaga kesehatan


Target cakupan deteksi risiko ibu hamil selama 1 tahun = 100 %
Jumlah ibuhamil risiko tinggi
Cakupan deteksi resiko = x 100 %
20 % x jumlah sasaran ibu hamil
85
= x 100 %
412
= 20,6 %
Target−Cakupan
Besar masalah = x 100%
Target
100 %−20,6 %
= x 100 %
100 %
= 79,4%
Kesimpulan : Cakupan deteksi resiko ibu hamil oleh tenaga kesehatan belum mencapai
target dengan besar masalah 79,4%
5. Cakupan rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil tidak dapat dinilai karena tidak
didapatkan data
6. Cakupan penanganan komplikasi obstetri yang ditanganin
Target cakupan penanganan komplikasi obstetri selama 1 tahun = 100%

Jumlah ibu hamil risiko tinggi yang di tangani


Cakupan deteksi resiko = x 100 %
20 % x jumlah sasaranibuhamil
172
= x 100 %
412
= 17,4 %
Target−Cakupan
Besar masalah = x 100%
Target
100 %−17,4 %
= x 100 %
100 %
= 82,6 %

Kesimpulan : Cakupan penanganan komplikasi obstetri yang ditanganin belum


mencapai target dengan besar masalah 82,6%
7. Cakupan kunjungan rumah ibu hamil : tidak dapat dinilai karena tidak didapatkan
data
8. Catatan dan pelaporan kurang lengkap.

a. Laporan yang disajikan merupakan laporan absolut kedatangan ibu hamil ke


semua prasarana kesehatan seperti posyandu, puskesmas, bidan desa dan
swasta namun tidak spesifik dalam menyatakan tempat kunjungan.
b. Tidak ada data mengenai rujukan kasus resiko tinggi ibu hamil
c. Tidak ada data mengenai kunjungan rumah ibu hamil

4.4 Lingkungan
1. Fisik
- Lokasi :
 Lebih mudah mencapai tempat praktek bidan swasta yang jaraknya lebih
dekat dari rumah.
 Mudah dicapai oleh ibu hamil dari desa terjauh ke Puskesmas dengan jarak
yaitu 8 km dan waktu tempuh terlama adalah 30 menit serta dari desa
terdekat dengan jarak yaitu 50 m dan waktu tempuh tercepat adalah 2
menit.

- Transportasi :
 Tersedia sarana transportasi umum yang relatif murah seperti angkutan umum
 Jalur jalan raya rata dan mudah dilalui oleh prasarana trasportasi darat.

- Fasilitas kesehatan :
- Adanya fasilitas kesehatan yang lain yakni klinik 24 jam dan Bidan praktek
swasta dan juga pustu.

2. Non fisik

 Keadaan sosial ekonomi masyarakat dapat mempengaruhi keberhasilan


program. Dari 73.888 jiwa penduduk mayoritas mata pencaharian sebagai petani
dan 33.085 jiwa diantaranta termasuk dalam penduduk mskin. Sehingga dengan
tingkat ekonomi kurang tersebut maka dapat mempengaruhi perilaku
masyarakat untuk mencapai akses kesehatan.
 Pendidikan masyarakat dapat mempengaruhi keberhasilan program. Sebagian
besar penduduk berpendidikan rendah yaitu hanya tamatan SD/SLTP yaitu
sebesar 63,51% dari total penduduk.
 Dengan pendidikan yang rendah maka pengetahuan masyarakat khususnya ibu
hamil masih kurang mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan atau
perawatan pada saat hamil.

 Dengan budaya setempat yang bersifat turun-temurun menyebabkan sebagian


ibu hamil masih ada yang pergi memeriksakan kehamilannya pada dukun
beranak atau paraji.
 Masih banyak bidan praktek swasta yang tidak melakukan pencatatan dan
pelaporan kepada Puskesas Tirtajaya
4.5 Umpan Balik
1. Adanya pencatatan dan pelaporan tiap bulan sebagai masukan dalam perencanaan
program ANC selanjutnya. Namun terdapat beberapa kegiatan dalam program
ANC yang tidak dicatat secara lengkap, antara lain :
- Pemberian vaksin TT1 dan TT2 pada ibu hamil
- Rujukan kasus resiko tinggi ibu hamil
- Kunjungan rumah ibu hamil
2. Adaya evaluasi dari koordinator bidang setiap 2 bulan sekali kepada setiap bidan
desa.
3. Adanya rapat kerja bulanan bersama Kepala Puskesmas satu bulan satu kali yang
mengevaluasi program yang telah dilaksanakan.

4.6 Dampak
1. Dampak langsung: dapat turut serta dalam menurunkan angka kejadian anemia pada
ibu hamil, angka kejadian bayi lahir dengan berat badan rendah, angka kejadian pre
eklamsi pada ibu hamil.
2. Dampak tidak langsung: dapat turut serta dalam menurunkan kejadian Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Bab V
Pembahasan

Tabel 1: Hasil Pengamatan Cakupan di UPTD Puskesmas Tirtajaya Dibandingkan dengan Tolok Ukur
yang Telah Ditetapkan
Variabel Tolok Ukur Cakupan Masalah
Keluaran
1. Cakupan K4 100% 83,72% 16,28%
2. Cakupan Fe3 100% 70.1% 29,9%
3. Cakupan TT2 100% 8,5% 91,5%
4. Cakupan deteksi ibu hamil 100% 20,6% 79,4%
risiko tinggi 100%
5. Cakupan penanganan 17.4% 82,6%
komplikasi obstetri yang 100%
ditanganin
6. Kunjungan rumah ibu 0% 100%
hamil 100%
7. Rujukan kasus resiko 100%
0%
tinggi ibu hamil
100%

Masalah Menurut Masukan


Keterangan : (+) = bermasalah

No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah


1 Tenaga  Dokter Umum  Ada poli USG setiap (-)
(Man) Senin dan Jumat, untuk
screening awal
kehamilan.
 Bidan KIA dan Poned  Ada 17 orang tenaga (-)
sebagai penanggung
jawab program
sekaligus
pelaksana program ANC
 Bidan Desa  Ada 11 bidan untuk 11 (-)
Desa
 Kader Posyandu  Ada 22 orang untuk 11 (-)
Desa

2 Dana  Dana APB  Tersedia (-)


(Money)  Dana BOK  Tersedia (-)
3 Sarana  Meja Ginekologi  Ada (-)
(Material)  Doppler  Ada (-)
 Tensimeter  Ada (-)
 Stetoskop  Ada (-)
 Pita pengukur  Ada (-)
 Pita ukur LiLA  Ada (-)
 USG  Ada (-)
 Tablet Fe  Ada (-)
 Vaksin TT dan alat suntik  Ada (-)
 Alat dan bahan laboratorium  Ada (-)
 Leaflet  Tidak Ada (+)
 Poster  Tidak Ada (+)
 Buku KIA  Ada (-)
4 Metode  Timbang BB dan ukur TB  Sesuai dengan tolok ukur (-)
(Method)  Ukur tekanan darah  Sesuai dengan tolok ukur (-)
 Nilai status gizi  Sesuai dengan tolok ukur (-)
 Ukur tinggi fundus uteri  Sesuai dengan tolok ukur (-)
 Tentukan presentasi janin dan  Sesuai dengan tolok ukur (-)
denyut jantung janin (DJJ)
 Skrining status imunisasi  Sesuai dengan tolok ukur (-)
Tetanus dan berikan
imunisasi Tetanus
Toksoid bila
diperlukan

 Pemberin Tablet tambah darah  Sesuai dengan tolok ukur (-)


 Pemeriksaan Laboratorium  Sesuai dengan tolok ukur (-)
(rutin dan khusus)
 Tatalaksana/ penanganan  Sesuai dengan tolok ukur (-)
Khusu
s
 Temu Wicara (Konseling)  Sesuai dengan tolok ukur (-)
Masalah Menurut Proses

No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah


1 Perencanaan  Merencanakan perawatan  Sudah dilakukan (-)
kehamilan bagi ibu hamil
yang berkunjung ke
Puskesmas
 Melakukan pendeteksian  Sudah dilakukan (-)
dini risiko tingi pada ibu
hamil bersaaan saat
pemeriksaan 10T

 Kelas Ibu Hamil 4 kali  Ada tetapi belum (+)


dalam sebulan dilakukan secara rutin
 Kunjungan rumah ibu  Ada tetapi belum (+)
hamil khususnya yang dilakukan secara rutin
berisiko tinggi dan sedang
setiap bulannya
 Pencatatan dan pelaporan  Sudah direncanakan (-)
setiap bulan SP2TP dan pelaporan
setiap bulannya serta
pelaporan setiap 3 bulan
ke Dinas Kesehatan

2 Pengorganisasian  Dibentuk struktur  Struktur organisasi (+)


organisasi, Kepala sudah dibentuk dan
puskesmas sebagai jelaas, dalam
penanggung jawab pelaksanaannya sudah
program melimpahkan berjalan sesuai dengan
kekuasaan kepada struktiral organisasi.
coordinator program Namun, terdapat
(programmer) yang beberapa tanggung
kemudian melakukan jawab yang
koordinasi dengan dilimpahkan yang
pelaksana program belum dilaksanakan
dengann baik
3 Pelaksanaan  Dilakukan pemeriksaan  Sudah diterapkan (-)
kehamilan dengan metode
10T
 Pemberian tablet besi  Sudah dilakukan (-)
 Pemberian imunisasi TT  Sudah dilakukan seusai (-)
dengan status imunisasi
TT ibu hamil
 Pendeteksian dini risiko  Sudah dilakukan (-)
tinggi kehamilan
 Kelas ibu hamil yang  Sudah dilakukan tapi (+)
dilakukan oleh bidan desa tidak rutin
 Kunjungan rummah ibu  Sudah dilakukan (+)
hamil dengan risiko tinggi namun pendataan tidak
dan sedang lengkap
 Dibuat pencatatan dan  Sudah dibuat namun (+)
pelaporan ada beberapa data yang
tidak ada seperti
cakupan kunjungan ibu
hamil yang dating ke
bidan praktek swasta
dan dokter umum.
4 Pengawasan  Dilakukan pertemuan/rapat  Sudah dilakukan (-)
bulanan dan juga tahunan pengawasan program
yang dipimpin oleh kepala dalam bentuk lokakarya
pskesmas untuk mengetahui mini bulanan
apakah program berjalan
sesuai rencana atau tidak
Masalah Menurut Lingkungan

No Variabel Tolok Ukur Tolok Ukur Pencapaian Masalah


1 Fisik  Lokasi  Bukan  Masyarakat lebih mudah (+)
hambatan mengjangkau bidan
praktek swasta khususnya
untuk masyarakat yang
desanya berjarak jauh
dari puskesmas
 Transportasi  Bukan hambatan  Tersedianya sarana (-)
transportasi angkutan umum
 Fasilitas  Bukan hambatan  Terdapat klinik 24 jam (-)
Kesehatan dan bidan praktek swasta

2 Non Fisik  Ekonomi  Bukan  Mayoritas penduduk (+)


hambatan status ekonomi rendah
dengan mata
pencahariaan petani
 Pendidikan  Bukan  Mayoritas penduduk (+)
hambatan status pendidikan rendah
dengan lulusan SD/SLTP
 Pengetahuan  Bukan  Mayoritas penduduk (+)
hambatan memiliki pengetahuan
yang rendah terhadap
Kesehatan
 Sosial  Bukan hambatan  Sebagian besar ibu hamil (-)
Budaya masih memiliki
kepercayaan untuk
memeriksa kehamilannya
pada dukun
beranak atau paraji
 Bidan  Bukan  Masih banyak bidan (+)
Praktek hambatan praktek swasta yang tidak
Swasta melakukan pencatatan
dan pelapora kepada
Puskesmas
Bab VI
Perumusan Masalah

6.1 Masalah Menurut Keluaran


a) Cakupan kunjungan K4 sebesar 89.30%, dari target 100%.
b) Cakupan pemberian tablet besi Fe3 sebesar 89.36%, dari target 100%.
c) Cakupan pemberian imunisasi TT2 sebesar 29.47%, dari target 100%.
d) Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi oleh tenaga kesehatan sebesar 21.32% dari
target 100%.
e) Cakupan penanganan komplikasi obstetri yang ditanganin sebesar 44.0% dari target
100%.
f) Rujukan kasus resiko tinggi ibu hamil tidak ada data tertulis.
g) Pelaksanaan kunjungan rumah ibu hamil tidak ada data tertulis.

6.2 Masalah Menurut Masukan


a) Kurangnya media promosi di puskesmas, posyandu dan tempat-tempat umum seperti
leaflet dan poster.
6.3 Masalah Menurut Proses
6.3.1 Perencanaan
a) Belum dijalankan dengan baik tentang perencanaan kelas ibu hamil yang
merupakan sarana tepat untuk mengedukasi para ibu hamil agar memiliki
pengetahuan mengenai bagaimana bahayanya kehamilan yang tidak dipantau
secara berkala.
6.3.2 Organisasi
a) Pada struktur organisasi sudah dibentuk dan jelas, dalam pelaksanaannya
sudah
berjalan sesuai dengan struktural organisasi namun terdapat beberapa
tanggung jawab yang dilimpahkan yang belum dilaksanakan dengan baik
6.3.3 Pelaksanaan

a) Belum dijalankan dengan baik tentang pelaksanaan kelas ibu hamil yang
merupakan sarana tepat untuk mengedukasi para ibu hamil agar memiliki
pengetahuan mengenai bagaimana bahayanya kehamilan yang tidak dipantau
secara berkala.
b) Belum dijalankan dengan baik tentang pelaksanaan kunjungan rumah ibu
hamil khususnya yang berisiko tinggi dan sedang setiap bulannya.
6.3.4 Pengawasan
a) Sudah dibuat pencatatan dan pelaporan, namun beberapa data yang belum
lengkap seperti kunjungan rumah ibu hamil dengan resiko sedang dan tinggi.

6.4 Masalah Menurut Lingkungan


a) Mayoritas penduduk status ekonomi rendah dengan mata pencahariaan petani.
b) Mayoritas penduduk status pendidikan rendah dengan lulusan SD/SLTP.

c) Mayoritas penduduk memiliki pengetahuan yang rendah terhadap kesehatan.


d) Sebagian besar ibu hamil masih memiliki kepercayaan untuk memeriksa
kehamilannya pada dukun beranak atau paraji.
e) Masih banyak bidna praktek swasta yang tidak melakukan pencatatan dan pelaporan
kepada Puskesmas.
Bab VII
Prioritas Masalah

7.1 Masalah Menurut Keluaran


a) Cakupan kunjungan ibu hamil K4 periode Januari sampai dengan Desember 2019
sebesar 83,72%, dari target 100% dengan besar masalah 16,28%.
b) Cakupan pemberian tablet besi Fe3 periode Januari sampai dengan Desember 2019
sebesar 70,1%, dari target 100% dengan besar masalah 29,9%.
c) Cakupan pemberian imunisasi TT2 periode Januari sampai dengan Desember 2019
sebesar 8,5%, dari target 100% dengan besar masalah 91,5%.
d) Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi oleh tenaga kesehatan periode Januari sampai
dengan Desember 2019 sebesar 20,6% dari target 100% dengan besar masalah 79,4%.
e) Cakupan penanganan komplikasi obstetri yang ditangani periode Januari sampai
dengan Desember 2019 sebesar 17,4% dari target 100% dengan besar masalah
82,6%.
f) Rujukan kasus resiko tinggi ibu hamil tidak ada data tertulis.
g) Pelaksanaan kunjungan rumah ibu hamil tidak ada data tertulis.
7.2 Prioritas Masalah
Tabel 2. Prioritas Masalah
No Parameter Masalah
A B C D E F G
1. Besar masalah 3 3 5 4 5 3 3
2. Akibat yang 3 3 4 4 5 3 3
ditimbulkan
3. Keuntungan sosial yang 3 3 4 3 3 3 3
diperoleh
4. Teknologi yang 3 3 3 3 3 3 3
tersedia
5. Sumber daya yang 3 3 4 3 3 3 3
tersedia
Jumlah 15 15 20 17 19 15 15

Keterangan: 5 : Sangat penting 2 : Kurang penting


4 : Penting 1 : Sangat kurang penting

3 : Cukup penting/sedang
Yang menjadi prioritas masalah adalah:
a) Cakupan pemberian imunisasi TT2 periode Januari 2019 sampai dengan Desember
2019 sebesar 8,5%, dari target 100% dengan besar masalah 91.5%.
Bab VIII
Penyelesaian Masalah

8.1 Masalah :
1. Cakupan pemberian imunisasi TT2 periode Januari sampai dengan Desember 2019
sebesar 8.5 %, dari target 100% dengan besar masalah 91,5%.
 Penyebab dari unsur masukan
1. Kurangnya media promosi di Puskesmas, Posyandu dan tempat-tempat
umum seperti leaflet dan poster mengenai pentingnya imunisasi TT.
 Penyebab dari unsur proses
1. Belum dijalankan degan baik tentang pelaksanaan kelas ibu hamil yang
merupakan sarana tempat untuk mengedukasi para ibu hamil agar
memiliki pengetahuan mengenai bagaimana bahayanya kehamilan yang
tidak diberikan imunisasi TT.
2. Belum dijalankan dengan baik tentang pelaksanaan pemberian imunisasi
TT khususnya yang berisiko tinggi dan sedang setiap bulannya.
3. Pada struktur organisasi sudah dibentuk dan jelas, dalam pelaksanaannya
sudah berjalan sesuai dengan structural organisasi namun terdapat
beberapa tanggung jawab yang dilimpahkan yang belum dilaksanakan
dengan baik.
4. Sudah dibuat pencatatan dan pelaporan namun beberapa data yang belum
lengkap seperti kunjungan rumah ibu hamil dengan risiko sedang dan
tinggi.
- Penyebab dari unsur lingkungan :
1. Tingkat pengetahuan dan ekonomi masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas rata-rata masih rendah sehingga pengetahuan, sikap dan
perilaku ibu hamil terhadap kesehatan dan keselamatan ibu serta janin
yang dikandungnya masih kurang.
2. Sebagian besar ibu hamil masih memiliki kepercayaan untuk memeriksa
kehamilannya pada dukun beranak atau paraji.
3. Masih banyak bidan praktek swasta yang tidak melakukan pencatatan
dan pelaporan kepada Puskesmas.

- Penyelesaian Masalah:
1. Meningkatkan promosi kesehatan mengenai pentingnya pemberian
imunisasi TT.
2. Mengadakan penyuluhan kelompok di ruang tunggu puskesmas, saat
dilakukannya kelas ibu hamil, posyandu dan saat kunjungan rumah
menggunakan buku KIA. Penyuluhan yang diberikan harus disesuaikan
dengan tingkat pendidikan ibu hamil, agar dapat meningkatkan
pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya kesehatan dan keselamatan
ibu dan janin yang dikandungnya serta risiko tinggi dalam kehamilan
sehingga ibu hamil memiliki kesadaran untuk memeriksakan sendiri
kehamilannya di fasilitas kesehatan serta rutin mengkonsumsi tablet besi
pada masa kehamilannya.
3. Menghimbau para kader dan bidan desa untuk wajib melakukan
kunjungan rumah terutama ibu hamil yang tidak mengikuti kelas ibu
hamil atau posyandu untuk melakukan pemberian imunisasi TT dan
melakukan pendataan.
4. Memberikan edukasi pada pasangan usia subur agar pada saat hamil
melakukan imunisasi TT untuk mencegah komplikasi lebih dini.
5. Memberikan ganjaran dan penghargaan bagi bidan dan kader yang aktif
sehingga mendorong minat dan semangat para bidan dan kader untuk
terus memberikan yang terbaik.
6. Memperbaiki pencatatan dan pelaporan dari setiap data yang didapat
baik itu dari bidan desa, maupun bidan praktek swasta secara teliti.
Bab IX

Kesimpulan dan Saran

9.1 Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program pelayanan antenatal dengan cara pendekatan sistem dapat
diambil kesimpulan bahwa program pelayanan antenatal di UPTD Puskesmas Tirtajaya,
Kabupaten Karawang pada periode Desember 2018 sampai dengan November 2019,
sebagian besar berjalan dengan baik. Ditemukan beberapa kekurangan yang menjadi
masalah, yaitu:
a) Cakupan kunjungan K1 sebesar 95.73%, dari target 100%.
b) Cakupan kunjungan K4 sebesar 89.30%, dari target 100%.
c) Cakupan pemberian tablet besi Fe3 sebesar 99.11%, dari target 100%.
d) Cakupan pemberian tablet besi Fe3 sebesar 89.36%, dari target 100%.
e) Cakupan pemberian imunisasi TT1 sebesar 33.29%, dari target 100%.
f) Cakupan pemberian imunisasi TT2 sebesar 29.47%, dari target 100%.
g) Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi oleh tenaga kesehatan sebesar 21.32% dari
target 100%.
h) Cakupan penanganan komplikasi obstetri yang ditanganin sebesar 44.0% dari target
100%.
i) Rujukan kasus resiko tinggi ibu hamil tidak ada data tertulis.
j) Pelaksanaan kunjungan rumah ibu hamil tidak ada data tertulis.

Dengan prioritas masalah :


1. Cakupan pemberian imunisasi TT2 periode Januari sampai dengan Desember 2019
sebesar 29.47%, dari target 100% dengan besar masalah 70.53%.
9.2 Saran
Saran untuk Puskesmas Tirtajaya:
Cakupan pemberian imunisasi TT2 periode Januari sampai dengan
Desember 2019 sebesar 29.47%

a. Mengoptimalkan kunjungan para kader dan bidan desa untuk


melakukan penyuluhan baik itu ketika kunjungan rumah maupun
saat di puskesmas dan mendata ibu hamil yang belum melakukan
kunjungan kehamilan dan melakukan pelayanan konseling atau temu
wicara yang membicarakan mengenai risiko pada kehamilan yang
berkaitan dengan imunisasi TT.
b. Melakukan pendekatan terhadap kepala desa, tokoh masyarakat
ataupun tokoh agama dengan cara memberikan penyuluhan dan
promosi kesehatan agar mereka bisa membina dan meyampaikan ke
masyarakat terutama ibu hamil saat pertemuan di balai desa ataupun
ditempat ibadah
c. Melakukan penyuluhan dan promosi kesehatan lebih banyak lagi
baik dengan media buku KIA, leaflet, poster ataupun berupa
bimbingan kelas ibu hamil. Agar para ibu hamil memiliki
pengetahuan mengenai pentingnya imunisasi TT.

d. Menghimbau ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya untuk


selalu membawa buku KIA untuk pendataan dan melakukan
penyuluhan mengenai pentingnya buku KIA bagi Ibu dan anaknya.
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan dengan baik, agar
mempermudah mengetahui dan mengantisipasi terjadinya
komplikasi dalam kehamilan. Pencatatan dapat dilakukan melalui
kelas ibu hamil.
Melalui saran di atas diharapkan agar dapat membantu berjalannya
program Pelayanan kunjungan antenatalcare pada periode yang akan
datang sehingga dapat mencapai target yang diinginkan. Diharapkan
melalui saran di atas, program Pelayanan Antenatal di Puskesmas
Kecamatan Tirtajaya Karawang dapat berjalan dengan lebih baik pada
periode yang akan datang sehingga dapat meningkatkan cakupan sesuai
target.
Daftar pustaka

1. Pelayanan antenatal. Pedoman Pelayanan Antenatal. 2007. Departemen Kesehatan RI,


Jakarta: 2007; hal 1-83.
2. Maternal mortality. World Health Organization (WHO). Diunduh dari
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/maternal-mortality
3. Profil kesehatan Indonesia tahun 2017. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. 2018. h.103-11.
4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Laporan nasional riskesdas. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018.
5. Artikel program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS). Di unduh dari
http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/371#more-371
6. Profil data kesehatan indonesia tahun 2011. Jakarta : Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2012. hlm 125-208.
7. Data Kesehatan Kabupaten Karawang. Di unduh dari
http://www.karawangkab.go.id/informasi-umum/data-hasil-
pembangunan/kesehatan.htm
Lampiran

Lampiran I

Gambar 1. Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kecamatan


Tirtajaya, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa
Barat

Tabel 1. Luas Area Tiap Desa Di Kecamatan Tirtajaya

Jenis Areal
No Desa Jumlah
Darat Sawah Tambak (Ha)
(Ha) (Ha)
1 Pisang Sambo 92.000 460.000 - 552.400
2 Sabajaya 156.500 387.500 - 544.000
3 Medankarya 64.013 520.446 - 584.459
4 Tambaksumur 92.201 726.419 2.750.000 3.586.620
5 Tambaksari 74.453 98.636 3.316.000 3.489.089
6 Srijaya 97.900 395.999 - 493.899
7 Srikamulyan 96.773 529.260 - 626.033
8 Kutamakmur 82.195 360.000 - 442.195
9 Bolang 48.056 426.000 - 474.056
10 Gempolkarya 18.832 291.232 - 310.064
11 Sumurlaban 24.865 253.135 - 278.000
Jumlah 847.788 4.449.027 6.066.000 11.362.815
Sumber: Laporan Tahunan Kecamatan Tirtajaya tahun 2018
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya pada Tahun
2018 adalah 73.888 jiwa dimana laki-laki sebanyak 35.115 jiwa dan
perempuan sebanyak 37.773 jiwa dan jumlah kepala keluarga 26.735
jiwa.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah


Kerja Puskesmas Tirtajaya Tahun 2018

Jumlah Penduduk

No Nama Desa Jumlah


Laki-laki Perempuan

1 Pisangsambo 4570 4809 9379


2 Sabajaya 3979 4895 8874
3 Gempol Karya 2395 2347 4742
4 Medan Karya 3223 3102 6325
5 Tambak Sari 4058 4114 8202
6 Tambak Sumur 3766 4183 7949
7 Sumur Laban 1963 2088 4051
8 Srijaya 3129 3502 6631
9 Srikamulyan 3742 3639 7381
10 Kuta Makmur 2429 2233 4662
11 Bolang 2861 2831 5692
Jumlah 35115 37773 73888

Sumber: Data demografi wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya tahun 2018


Tabel 3. Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya Tahun 2018

Tingkat Pendidikan

Tamat SD / SLTP

SLT A

S2

S3
S1
Tidak Tamat SD

DI
No Desa

1 2 3 4 6 7 8 9 10
1 Pisangsambo 429 2,054 695 97
2 Sabajaya 427 2,086 659 99
3 Medan karya 287 1,475 511 68
4 Tambaksumur 310 1,784 633 65
5 Tambaksari 391 1,858 469 50
6 Srijaya 415 1,620 415 51
7 Srikamulyan 452 1,570 435 62
8 Kutamakmur 355 1,019 309 60
9 Bolang 337 1,333 293 54
10 Gempolkarya 336 1,052 302 55
11 Sumurlaban 219 1,002 289 53
Jumlah 3,958 16,853 5,010 714

50
Tabel 4. Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Kepala
Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang

No Desa Jumla Mata Pencaharian


h
KK Petani Pedagang Buruh PNS/TNI Lain-lain
/
POLRI
1 Pisangsambo 2.998 852 510 1.281 89 266
2 Sabajaya 3.326 567 883 1.350 17 508
3 Medankarya 2.393 1.486 28 488 27 364
4 Tambaksumur 2.848 824 256 589 17 1.162
5 Tambaksari 2.838 324 320 504 28 1.624
6 Srijaya 2.540 862 362 932 11 367
7 Srikamulyan 2.568 1.235 1.112 102 20 93
8 Kutamakmur 1.778 1.500 115 41 30 92
9 Bolang 2.047 940 128 120 11 848
10 Gempolkarya 1.796 680 140 875 14 87
11 Sumurlaban 1.603 109 1891 723 - 582
Jumlah 26.735 9.379 4.043 7.005 265 5.993

Tabel 5. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Tirtajaya

No. Sarana Kesehatan Jumlah


1 Puskesmas Induk 1 bh
2 Puskesmas Pembantu 4 bh
3 Posyandu 48 pos
4 Posbindu 11 pos
5 Pusling 11 desa
6 USG 1 bh
7 Laboratorium 1 bh
8 PONED 1 bh
9 Balai Pengobatan 24 Jam 1 bh
10 Praktik Dokter Umum Swasta 2 bh
11 Praktik Dokter Gigi -
12 Praktik Bidan Swasta 28 bh
Lampiran II

Laporan Bulanan UPTD Puskesmas Tirtajaya Karawang


Periode 2019
Lampiran IV
Dokumentasi Kegiatan Pelayanan ANC

Dokumentasi Kelas Ibu Hamil


Dokumentasi Posyandu

Anda mungkin juga menyukai