Anda di halaman 1dari 1

ETIOLOGI

Penyebab infeksi sifilis primer yaitu Treponema pallidum. Treponema pallidum


merupakan salah satu bakteri spirochaeta. Bakteri ini berbentuk spiral. Terdapat empat
subspecies yang sudah ditemukan, yaitu Treponema pallidum pallidum, Treponema pallidum
pertenue, Treponema pallidum carateum, dan Treponema pallidum endemicum.
Treponema pallidum merupakan spirochaeta yang bersifat motile yang umumnya
menginfeksi melalui kontak seksual langsung, masuk ke dalam tubuh inang melalui celah di
antara sel epitel. Organisme ini juga dapat menyebabkan sifilis. ditularkan kepada janin
melalui jalur transplasental selama masa-masa akhir kehamilan. Struktur tubuhnya yang
berupa heliks memungkinkan Treponema pallidum pallidum bergerak dengan pola gerakan
yang khas untuk bergerak di dalam medium kental seperti lender (mucus). Dengan demikian
organisme ini dapat mengakses sampai ke sistem peredaran darah dan getah bening inang
melalui jaringan dan membran mucosa.

FAKTOR RESIKO
Sifilis primer bisa ditularkan atau diturunkan dari seorang ibu kepada anak dalam
kandungannya. Sipilis kongenital, melalui infeksi transplasental terjadi pada saat janin berada
di dalam kandungan ibu yang menderita sifilis. Penularan karena mencium atau pada saat
menimang bayi dengan sifilis kongenital jarang sekali terjadi. Cara penularan sifilis lainnya
antara lain melalui transmisi darah. Hal ini bisa terjadi jika pendonor darah menderita sifilis
pada stadium awal. Ada lagi kemungkinan penularan cara lain, yaitu penularan melalui
barang-barang yang tercemar bakteri penyebab sifilis, Treponema pallidum, walaupun itu
baru secara teoritis saja, karena kenyataannya boleh dikatakan tidak pernah terjadi. Jadi dari
keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa resiko penularan penyakit syphilis dapat terjadi
jika:
1. Melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap penyakit sifilis, jika tidak
(pernah) melakukan hubungan seksual aktif dengan penderita sifilis maka dia tidak akan
punya resiko terkena penyakit ini.
2. Ibu menderita sifilis saat sedang mengandung kepada janinnya lewat transplasental
3. Lewat transfusi darah dari darah penderita sifilis.

Rowawi, R. (2013). Sifilis Laten: Diagnosis dan Pengobatan. Global Medical and Health
Communication, pp. 79–86.

Anda mungkin juga menyukai