Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

KOMUNITAS PADA PENYAKIT MENTAL

Disusun Oleh :

ANISA NURUL FADILAH

(K.17.01.001)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEGA BUANA

PALOPO

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat allah SWT. Karena rahmat-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Komunitas Pada penyakit mental”
Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang membantu dalam
mengerjakan makalah ini, sehigga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini jauh
dari kata sempurna, untuk itu saya mohon maaf yang sebesar besarnya apabila ada kekurangan
atau kesalahan penulisan pada makalah ini. Saya menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan
dan pemahaman saya tentang materi ini, untuk itu saya meminta kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan tugas kedepannya.

Belopa , 18 juni 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................................2
C. Tujuan .....................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI................................................................................................3


A. Konsep Keperawatan pada penyakit mental ...........................................................3
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.......................................................................7

BAB III PENUTUP.............................................................................................................10


A. Kesimpulan..............................................................................................................10
B. Saran........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama
dengan dibawah pemerintahan yang sama ,area atau lokasi yang sama dimana mereka
tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama(riadi,2007)
Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan sistem
sosial tertentu.komunitas meliputi individu,keluarga,kelompok,dan masyarakat.salah
satu agregat di komunitas adalah kelompok-kelompok dewasa yang tergolong kelompok
beresiko terhadap timbulnya masalah lesehatan yang tidak adekuat yang bisa dijadikan
intervensi oleh perawat.
Menurut WHO,keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan keterampilan illmu keperawatan ,ilmu kesehatan masyarakat dan
bantuan sosial,sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan
guna meningkatkan kesehatan,penyempurnaan kondisi sosial,perbaikan lingkungan
fisik,rehabilitas,pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar,ditunjukan kepada
individu,keluarga,yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat
secara keseluruhan.
Penyakit mental Adalah penyakit yang mempengaruhi emosi,pola pikir,dan perilaku
penderitanya,gejala yang dialami beragam disesuaikan dengan gangguan mental yang di
alami perubahan gaya hidup di Indonesia penderita penyakit mental diidentikkan
dengan sebutan orang gila atau sakit jiwa dan sering mengalami perilaku yang tidak
menyenangkan, bahkan hingga dipasung.
Penyakit mental dipengaruhi oleh peristiwa dalam kehidupan yang meninggalkan
dampak yang besar pada kepribadiandan perilaku seseorang.peistiwa tersebut dapat
berupa kekerasan dalam rumah tangga,pelecehan anak, atau stress berat jangka panjang.
Penyakit mental adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi,
proses berpikir,perilaku dan persepsi( penangkapan panca indera) , penyakit mental atau
gangguan mental menimbulkan stress dan penderitan bagi penderita
(stuart & sundeen,1998),

1
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Konep Dasar keperawatan komunitas pada penyakit mental ?
2. Bagaimana Asuhan Keperawatan komunitas pada penyakit mental ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Konsep Dasar Keperawatan pada penyakit mental
2. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan pada penyakit mental

2
BAB II
PEMBAHASAN
A.Konsep Dasar Keperawatan Komunitas Penyakit Mental

1. Pengertian
Penyakit mental merupakan deskripsi sindrom dengan variasi penyebab .banyak
yang belum diketahui dengan pasti dan perjalanan penyakit tidak selalu bersifat
kronis,pada umumnya ditandai adanya pikiran dan persepsi serta ada penyimpangan
yang fundamental karakteristik dari pikiran dan persepsi (maslim 2002)
Penyakit mental Adalah penyakit yang mempengaruhi emosi,pola pikir,dan
perilaku penderitanya,
Penyakit mental atau gangguan mental menurut Depkes RI(2000) adalah suatu
perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa
yang menimbulkan penderitaan pada individu atau hambatan dalam melaksanakan
peran sosial .

2. Etiologi
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit mental diantaranya:
a. Faktor genetic atau terdapat riwayat pengidap gangguan mental dalam keluarga
b. Sejarah hidup yang getir misalnya kehilangan orang tua semasa kecil, terlalu
banyak ejekan dari orang lain,dibully secara keterlaluan.
c. Keadaan sosio-ekonomi yang rendah
d. Kekerasan dalam rumah tangga atau pelecehan lainnya
e. Pengangguran atau kehilangan pekerjaan

3. Tanda dan gejala


a. Alam perasaan (affect)tumpul dan mendatar. Gambaran alam perasaan ini dapat
terlihat dari wajah yang tidak menunjukan ekspresi
b. Menarik diri atau mengasingkan diri ,tidak mau bergaul atau kontak dengan
orang lain, suka melamun
c. Kehilangan kemampuan untuk berkosentrasi

3
d. Delusi atau waham yaitu keyakinan yang tidak rasional (tidak masuk akal)
meskipun telah dibuktikan secara obyektif bahwa keyakinannya itu tidak
rasional,namun penderita tetap meyakini kebenarannya. Sering berpikir atau
melamun yang tidak biasa(delusi)
e. Halusinasi yaitu penglaman panca indra tanpa ada rangsangan misalnya
penderita mendengar suara-suara atau bisikan di telinganya padahal tidak ada
sumber dari suara atau bisikan itu.
f. Merasa depresi,sedih atau stress tingkat tinggi secara terus menerus
g. Memiliki pemikiran untuk mengakhiri hidup atau bunuh diri
h. Pola tidur terjadi perubahan tidak seperti biasa nya
i. Kontak emosional amat miskin,sukar di ajak bicara dan pendiam
j. Sulit dalam berpikir abstrak

4. Penanganan
a. Psikofamakologi
Penanganan penderita penyakit mental dengan cara ini adalah dengan
memberikan terapi obat-obatan yang akan ditujukan pada gangguan fungsi
neuro-transmitter sehingga gejala-gejala klinisdapat dihilangkan. Terapi obat
diberikan dalam jangka waktu relatiflama,berbulan bahakan bertahun.
b. Psikoterapi
Terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan
terapi psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana keampuan menilai
realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik. Psikoterapi ini
bermacam-macam bentuknya antara lain:
1) Psikoterapi suportif dimaksudkan untuk memberikan dorongan semangat
dan motivasi agar penderita tidak merasa putus asa dan semangat juangnya
2) Psikoterapi Re-eduktif dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang
yang maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu lalu.
3) Psikoterapi rekonstruktif untuk memperbaiki kembali kepribadian yang
telah mengalami keretakan menjadi kpribadian utuh seperti semula sebelum
sakit.

4
4) Psikologi kognitif untuk memulihkan kembali fungsi kognitif (daya pikir
dan daya ingat ) rasional sehingga penderita mampu membedakan nilai-nilai
moral etika
5) Psikoterapi peilaku untuk memulihkan gangguan perilaku yang terganggu
menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan diri
c. Terapi psikosisial
Dengan terapi ini dimaksudkan agar penderita mampu kembali beradaptasi
demgam lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri,mampu mandiri. Tidak
tergantung pada orang lain sehingga tidak menjadi beban keluarga. Penderita
selama menjalani terapi psikososial ini hendaknya masih tetap mengkonsumsi
obat psikofamaka (hawari 2007)
d. Terapj psikoreligius
Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual keagamaan seperti
sembahyang,berdoa,memanjatkan puji-pujian kepda tuhan,ceramah
keagamaan,kajian kitab suci.
e. Rehabilitas
Program rehabilitas penting dilakukan sebagai persiapan penempatan
kembali ke keluarga dan masyarakat.program ini biasanya dilakukan di
lemaga(institusi) rehabiltasi misalnya di rumah sakit jiwa dalam program
rehabilitas dilakukan sebagai kegiatan antara lain : terapi kelompok yang
bertujuan membebaskan penderita dari stress dan dan dapat di terima oleh
keluarga dan masyarakat .menjalankan ibadah keagamaan bersama, kegiatan
kesenian,terapi fisik berupa olahraga,dan rekreasi. Pada umumnya program
rehabilitasi ini berlangsung antara 3-6 bulan.

5. Pencegahan
a. Jaga kesehatan fisik
Olahraga serta kebiasaan makan yang sehat bukan hanya berguna untuk
kesehatan jasmani tetapi juga untuk kesehatan mental
b. Berpikir positif

5
berpikir positif dan selalu ada sisi positif dalam setiap hal dan tetap
mengupayakan solusi untuk keluar dari masalah
c. Melakukan apapun dengan rasa percaya diri
Kepercayaan diri yang rendah berhubungan erat dengan kesehatan mental
yang rendah pula selain itu juga ternyata berkaitan dengan gangguan ,menarik
diri dari pergaulan dan mengisolasi diri.
d. Mrngontrol dan menurunkan stress
Stress dapat menghancurkan kebahagiaan ,oleh karena itu buatlah
prioritas, serta hal-hal lain yang dapat membantu mengurangi stress

6
B.Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Penyakit Mental
1. Pengkajian
Pengkajian berikut dilakukan menurut teori community as partner/client digambarkan
sebagai inti ( core)dengan 8 sub system yang saling mempengaruhi
a. Data inti(core)
1) Demografi : usia penderita,pengalaman sebelumnya/riwayat trauma, etnis
terdiri dari suku bangsa dan ras
2) Tipe keluarga : keluarga/bukan keluarga
3) Status perkawinan : kawin,janda/duda,single
4) Statistic vital
5) Nilai-nilai keyakinan dan agama
b. Data subsistem komunitas
Delapan data subsistem yang perlu dikumpulkan dalam pengkajian komunitas
meliputi :
1) Lingkungan fisik
Dilihat di lingkungan masyarakat,kebersihan lingkungan kualitas
air,pembuangan limbah,kualitas udara,kualitas makanan,akses dan aktifitas
masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan. Data dapat di kumpulkan dengan
wishield survey dan observasi.
2) Pelayanan kesehatan dan sosial
Ketersediaan pelayanan kesehatan untuk penderita penyakit mental melalui
puskesmas
3) Ekonomi
Dilihat dari jumlah pendapatan keluarga,jenis pekerjaan penanggung
jawab,jumlah penghasilan dan pengeluaran
4) Transportasi dan keamanan
Dilihat dari alat transportasi apa yang digunakan (mobil, motor atau sepeda)
5) Politik dan pemerintahan
Politik dan pemerintahan terkait dengan kesehatan apakah cukup menunjang
sehingga mempermudah mendapat pelayanan kesehatan mental

7
6) Komunikasi
Komunikasi yang digunakan di wilayah tersebut adalah musyawarah yang
dilakukan antar Negara dan pejabat kelurahan serta setiap informasi yang ada
sering dilakukan melalui masjid ,media komunikasi yang ada di masyarakat
namun terhadap kesehatan jiwa belum bgitu berdampak karena masih sedikit
media yang menjelaskan mengenai kesehatan jiwa
7) Pendidikan
8) Rekreasi
Tempat yang digunakan untuk menghibur atau menghilangkan stress

2. Diagnosa
1) Harga diri rendah situasional berhubungan dengan gangguan gambaran diri akibat
diperlakukan kasar dalam suatu kelompok masyarakat
2) Resiko peningkatan terjadinya gangguan mental berhubungan dengan minimnya
pengetahuan masyarakat
3. Intervensi
Diagnosa I
Harga diri rendah situasional berhubungan dengan gangguan gambaran diri akibat
diperlakukan kasar dalam suatu kelompok masyarakat
a. Tujuan
a) Koping komunitas di masyarakat menjadi efektif dalam menjalani masalah
b) Masyarakat dapat mengatasi stress
c) Tidak terjadi kekerasan
d) Percaya diri meningkat
e) Kedekatan orang tua dan anak menjadi lebih baik
b. Rencana tindakan
a) Pembentukan kelompok kerja kesehatan jiwa di masyarakat
b) Pembentukan kelompok pendukung seperti kelompok pengajian,kelompok
diskusi kesehatan jiwa
c) Terapi modalitas keperawatan berupa pemberian teknik relaksasi nafas dalam
d) Terapi komplementer berupa manajemen stress

8
Diagnosa II
Resiko peningkatan terjadinya gangguan mental berhubungan dengan minimnya
pengetahuan masyarakat
a. Tujuan
a) Pengetahuan masyarakat tentang penyakit mental dapat di mengerti
b) Masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam pergaulan dan aktivitas yang di
senangi
c) Dapat melakukan deteksi dini kesehatan jiwa pada masyarakat di lingkungan
sekitarnya
d) Masyarakat mampu mengontrol stress
e) Dapat berbagi cerita dengan teman dan keluarga saat menghadapi masalah
b. Rencana tindakan
a) Edukasi penyuluhan tentang penyakit mental
b) Penyuluhan tentang bagaimana cara memecahkan masalah
c)

9
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Penyakit mental dimaknakan sebagai adanya penyimpangan dari norma-norma
perilaku yang mencakup pikiran,perasaan dan tindakan. Penyakit mental adalah pola
psikologis atau perilaku yang pada umumnya terkait dengan stress atau kelainan
mental yang tidak dianggap sebagai bagian dari perkembangan normal manusia. 26
juta penduduk Indonesia mengalami penyakit mental atau disebut gangguan jiwa
yang dimana panik dan cemas adalah gejala paling ringan. Penanganan pada
gangguan mental dengan farmakologi,psikoterapi,psikoreligius,dan rehabilitas.

B. Saran
Gangguan mental maih menjadi persoalan serius, hal ini diperburuk dengan
minimnya pelayanan dan fasilitas kesehat jiwa di berbagai daerah sehingga banyak
penderita gangguan mental yang belum tertangani dengan baik, saran sebagai tenaga
kesehatan harus lebih memperhatikan masalah kesehatan jiwa daan bagi pemerintah
lebih memperbanyak fasilitas kesehatan bagi seseorang dengan gangguan
mental/penyakit mental.

10
Daftar pustaka

Yosep,Iyus.2007.keperawatan jiwa. Aep Gunarsa. Bandung. PT. Refika aditama

Keliat,Budi Anna.2011.keperawatan kesehatan jiwa komunitas. CMHN


Basic.jakarta:EGC

Sundari,siti 2005 kesehatan mental.jakarta:PT.Rineka cipta

11

Anda mungkin juga menyukai