Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL

KARYA TULIS ILMIAH


FORMULASI TABLET EFFERVESCENT EKSTRAK BUNGA ROSELLA
(Hibiscus sabdariffa L.)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna


Mencapai Gelar Ahli Madya Farmasi

Oleh :
ANJAR WATININGSIH
17.71.018060

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
PALANGKA RAYA
2020

i
HALAMAN PERSETUJUAN

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan judul “Formulasi Tablet Effervescent Ekstrak Bunga Rosella (Hibiscus
sabdariffa L.)”.Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III Farmasi Fakultas Ilmu
Kesehatan, Universitas MuhammadiyahPalangkaraya.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terwujud berkat bantuan dari
berbagai pihak dan tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Bapak Dr. Sonedi, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya.
2. Ibu Nurhalina SKM., M.Epid, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
UniversitasPalangkaraya.
3. Ibu Nurul Chusna, S.Farm., M.Sc.,Apt, selaku ketua Program Studi D-III
Farmasi Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
4. Ibu Syahrida Dian Ardhany, M. Sc,.Apt, selaku dosen Pembimbing
Akademik
5. Ibu Rezqi Handayani, M.P.H., Apt, selaku pengajar dan pembimbing I
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang banyak memberikan
bimbingan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapatdiselesaikan.
6. Ibu Evi Mulyani, S.Farm., M.Farm., Apt, selaku pengajar dan
pembimbing II dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang banyak
memberikan bimbingan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini
dapatdiselesaikan.
7. Bapak/ibu dosen dan seluruh Staf Pegawai Program Studi D-III farmasi
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya yang telah memberikan bekal
ilmu pengetahuan kepada penulis selamaperkuliahan.
8. Ayah ibu serta adik tercinta yang telah memberikan dukungan moril dan
material sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.

iii
9. Teman-teman dan para sahabat yang kusayangi serta semua pihak yang
telah membantu dan memberikan solusi serta dorongan semangat dalam
menyusun Karya Tulis ini.
Penulis menyadari sepenuhnya dalam hal ini meskipun telah berusaha
sebatas kemampuan yang ada, penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari sempurna. Untuk itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila banyak kekurangan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Dan
demi kemajuan kita bersama, maka penulis mohon saran dan kritik yang
bersifat membangun guna kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Palangka Raya, Januari 2020

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii


KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 5
2.1 Pengertian Tablet ............................................................................... 5
2.2 Pengertian Effervescent...................................................................... 5
2.3 Tinjauan Umum ................................................................................. 5
2.4 Antioksidan ........................................................................................ 6
2.5 Pengertian Ekstraksi .......................................................................... 7
2.6 Metode Perkolasi ............................................................................... 7
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 9
3.1 Jenis dan Metode Penelitian .............................................................. 9
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 9
3.3 Teknik Pengumpulan Data................................................................. 9
3.3.1. Alat ......................................................................................... 9
3.3.2. Bahan ..................................................................................... 9
3.3.3. Prosedur Penelitian .............................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

v
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Belakangan ini hampir di seluruh tempat didengungkan program
kembali kealam, termasuk di dalam dunia pengobatan medis, pengobatan
herbal menjadi sangat potensial dan produktif sejak program tersebut
direncanakan. Hal ini mengingat pengobatan herbal yang memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan dengan pengobatan secara kimia. Pada umumnya
untuk pengobatan herbal tidak ada efek samping jika digunakan pada dosis
normal (Suparni dan Wulandari,2012).
Pengobatan herbal biasanya juga sangat ampuh dan efektif. Ada
banyak riwayat kasus penyakit-penyakit yang tidak dapat diobati secara
medis, ternyata dapat disembuhkan dengan pengobatan herbal, meskipun
biasanya ini memakan waktu yang lama. Pengobatannya pun tidak
didasarkan pada obat-obatan herbal yang sudah tersertifikasi, tetapi
memanfaatkan resep dan pengalaman turun temurun yang diwariskan secara
lisan (Suparni dan Wulandari,2012).
Pengobatan herbal sudah sangat dikenal masyarakat Indonesia secara
luas sejak dahulu kala karena penerapannya yang mudah dan sederhana
serta harga bahan-bahannya yang murah meriah yang sangat berbeda
dengan harga obat-obat kimia yang semakin mahal yang tidak terjangkau
oleh semua kalangan masyarakat. Pengobatan herbal banyak diminati oleh
masyarakat karena biasanya bahan-bahannya dapat ditemukan dengan
mudah di lingkungan sekitar mereka. Pada umumnya kandungan zat-zat di
dalam bahan-bahan alami tidak hanya bersifat menyembuhkan, tetapi juga
meningkatkan daya tahan tubuh secara signifikan. Kondisi inilah yang
mendorong pengembangan pengobatan dari tumbuh-tumbuhan dan segala
sesuatu yang berada di alam (Suparni dan Wulandari,2012).
Pada umumnya penggunaan tanaman obat oleh masyarakat masih
dalam bentuk sediaan yang tradisional, yaitu dengan cara direbus atau
2

diseduh, sehingga dinilai kurang praktis dalam penggunaannya. Salah satu


upaya untuk mengembangkan tanaman obat agar menjadi sediaan farmasi
yaitu membuatnya dalam bentuk sediaan granul, tablet dan kapsul. Sediaan
farmasi menjadi pilihan peneliti dikarenakan sediaan farmasi lebih
dipercaya dikalangan masyarakat daripada sediaan jamu-jamuan biasa,
karena sediaan farmasi telah memiliki dasar ilmiah yang jelas dan pada
pembuatannya telah melewati berbagai proses uji jadi tingkat keamanannya
lebih terjamin.
Di Indonesia tepatnya di pulau Kalimantan banyak terdapat
tumbuhan/tanaman yang dapat dijadikan bahan obat tradisional, khususnya
Kalimantan Tengah dengan luas mencapai 15.380.410 Ha termasuk salah
satu kawasan banyak menyimpan keanekaragaman hayati yang sudah
dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sejak puluhan tahun lamanya untuk
pengobatan. Tentunya khasiat yang ditimbulkan oleh obat tradisional tidak
kalah dengan obat-obatan sintetis serta efek sampingnya yang ditimbulkan
tidak sebesar efek samping dari obat tradisional yaitu Rosella.
Tanaman Rosella atau Roselle dengan nama lain Hibiscus sabdariffa
L. adalah tanaman yang sudah banyak dikenal dan dimanfaatkan di berbagai
Negara termasuk di Indonesia. Bagian yang dimanfaatkan dari tanaman ini
adalah bunganya yang berwarna merah, dan ada pula yang berwarna ungu.
Pemanfaatan bunga Rosella sebagai bahan pangan sangat beragam, antara
lain sebagai teh herbal, selai, jus, peyedap rasa dan lain-lain. Bunga Rosella
di Indonesia lebih banyak dikenal sebagai bunga yang dapat digunakan
sebagai bahan baku pembuatan teh herbal atau dibeberapa daerah disebut
sebagai teh merah. Berbagai kandungan antioksidan yang terdapat dalam
kelopak Rosella menjadikan teh yang berasal dari Rosella memiliki banyak
manfaat. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia Nomor
10.65/35.15/05, setiap 100 gr Rosella mengandung 260-280 mg vitamin C,
vitamin D, vitaman B1 dan vitamin B2. Kandungan lainnya yaitu kalsium
486 mg, omega 3, magnesium, betta karotin dan asam amino esensial,
seperti lysine dan agrinine (Yuariski dan Suherman,2012).
3

Tidak banyak orang yang mengetahui bahwa di Provinsi Kalimantan


Tengah, tepatnya di Keluruhan kalampangan Kota Palangka Raya terdapat
suatu tempat budidaya tanaman Rosella tersebut. Pada penelitian
sebelumnya digunakan tanaman Rosella yang bunganya berwarna ungu,
karena pada Rosella ungu kelopak bunga lebih tebal dan lebih besar
dibandingkan dengan Rosella merah serta memiliki warna yang lebih gelap.
Dari Penelitian sebelumnya telah dilakukan pembuatan granul
effervescent dan dihasilkan formulasi sediaan granul yang stabil dan telah
lulus melalui serangkain pengujian, maka sediaan dilanjutkan ke tahap
formulasi teknologi sediaan yaitu menjadi sediaan Tablet effervescent. Pada
masa modern ini telah banyak produk Vitamin C sintesis yang dikemas
dalam bentuk tablet effervescent sehingga dipasaran tablet effervescent
dikenal sangat identik dengan vitamin C selain itu bentuk sediaan tablet
effervescent dipilih karena tablet larut air memiliki daya serap yang lebih
tinggi sehingga sudah larut secara merata dengan air dan lebih mudah
masuk ke dalam darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh, mudah untuk
diminum dan ramah bagi lambung dibandingkan tablet biasa. Serta seperti
yang telah diketahui Rosella merupakan tanaman yang mengandung
Vitamin C, atas dasar kandungann tersebut, peneliti mencoba berinovasi
membuat Rosella menjadi sediaan Tablet effervescent, sehingga peneliti
tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Formulasi Tablet Effervescent
Ekstrak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)”.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana membuat formulasi tablet effervescent dari ekstrak bunga
Rosella sebagai sediaan obat yang lebih modern?
2. Bagaimana pengaruh perbedaan formulasi tablet effervescentterhadap
sifat fisik tablet?
4

1.3. Tujuan Penelitian


Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Untuk membuat suatu inovasi sediaan farmasi dari bunga Rosella
yaitu sediaan Tablet effervescent.
2. Untuk Mengetahui pengaruh perbedaan formulasi tablet effervescent
terhadap sifat fisik tablet.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat, yaitu:
1. Bagi Masyarakat
Sebagai media informasi bagi masyarakat, dan sebagai upaya
pemanfaatan bunga Rosella yang berguna untuk memelihara
kesehatan daya tahan tubuh.
2. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan serta ilmu pengetahuan tentang teori dan
cara membuat formulasi sediaan obat, khususnya formulasi Tablet
effervescent dan juga sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar ahli
madya.
3. Bagi mahasiswa
Menjadi bahan acuan/referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya
terkait bunga Rosella.
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tablet


Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak, berbentuk
rata atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat
atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan (Anief,1997).
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV Tahun 1995, Tablet adalah
sediaan dapat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan
tablet kempa. Tablet Effervescent yang larut, dibuat dengan cara dikempa;
selain zat aktif juga mengandung campuran asam (asam sitrat,asam tartrat)
dan natrium bikarbonat, yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan
karbon dioksida.
2.2 Pengertian Effervescent
Effervescent didefenisikan sebagai bentuk sediaan yang
menghasilkan gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia larutan. Gas yang
dihasilkan saat pelarutan Effervescent adalah karbon dioksida sehingga
dapat memberikan efek sparkling (rasa seperti air soda) (Lieberman, et al.,
1992).
2.3 Tinjauan Umum

Gambar 1 Tanaman Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L.)


6

Tanaman Rosella atau Roselle dengan nama lain Hibiscus sabdariffa


L. adalah tanaman yang sudah banyak dikenal dan dimanfaatkan di berbagai
Negara termasuk di Indonesia. Bagian yang dimanfaatkan dari tanaman ini
adalah bunganya yang berwarna merah, dan ada pula yang berwarna
ungu.(Yuariski dan Suherman,2012).
Tanaman rosella dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo : Malvales
Family : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus sabdariffa L (Dasuki,1991).
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia Nomor
10.65/35.15/05, setiap 100 gr Rosella mengandung 260-280 mg vitamin C,
vitamin D, vitaman B1 dan vitamin B2. Kandungan lainnya yaitu kalsium
486 mg, omega 3, magnesium, betta karotin dan asam amino esensial,
seperti lysine dan agrinine (Yuariski dan Suherman,2012).
Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) adalah tanaman yang berasal dari
Asia dan Afrika. Menurut penelitian yang dilakukan Hsieh et al (2008)
kelopak bunga Rosella memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50
0,25 mg/ml (Ruangsri et al, 2008).
2.4 Antioksidan
Antioksidan merupakan suatu zat yang mampu menetralisir atau
meredam dampak negatif dari adanya radikal bebas. Radikal bebas sendiri
merupakan suatu molekul yang mempunyai kumpulan elektron yang tidak
berpasangan pada suatu lingkaran luarnya. Manfaat dari antioksidan untuk
menangkal radikal bebas ini yang menjadikan antioksidan sangat banyak
diteliti oleh para peneliti. Berbagai hasil penelitian, antioksidan dilaporkan
dapat memperlambat proses yang dapat diakibatkan oleh radikal bebas
7

seperti adanya tokoferol, askorbat, flavonoid dan adanya likopen (Andriani,


2007).
2.5 Pengertian Ekstraksi
Menurut Departemen Kesehatan RI Tahun 2000 tentang Parameter
Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, dikatakan bahwa ekstraksi adalah
kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehinggga terpisah
dari bahan yang tidak dapat larut dengan menggunakan pelarut
cair.Senyawa aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat
digolongkan kedalam golongan minyak atsiri, alkaloida, falvonoida dan
lain-lain. Dengan diketahuinya senyawa aktif yang dikandung simplisia
akan mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat.
2.6 Metode Perkolasi
Pada formulasi tablet effervescent ekstrak bunga Rosella, digunakan
metode perkolasi untuk mengekstrak bunga Rosella tersebut. Menurut
Farmakope Indonesia Edisi III Tahun 1979, perkolasi kecuali dinyatakan
lain, lakukan sebagai berikut: Basahi 10 bagian simplisia atau campuran
simplisia dengan derajat halus yang cocok dengan 2,5 bagian sampai 5
bagian cairan penyari, masukkan ke dalam bejana tertutup sekurang-
kurangnya selama 3 jam. Pindahkan massa sedikit demi sedikit ke dalam
perkolator sambil tiap kali ditekan hati-hati, tuangi dengan cairan penyari
secukupnya sampai cairan mulai menetes dan di atas simplisia masih
terdapat selapis cairan penyari, tutup perkolator, biarkan selama 24 jam.
Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 1 ml per menit, tambahkan
berulang–ulang cairan penyari secukupnya sehingga selalu terdapat selapis
cairan penyari di atas simplisia, hingga diperoleh 80 bagian perkolat.
Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena:
1. Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang
terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah sehingga
meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi.
2. Ruangan diantara butir-butir serbuk simplisia membentuk saluran tempat
mengalir cairan penyari. Karena kecilnya saluran kapiler tersebut, maka
8

kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas, sehingga dapat


meningkatkan perbedaan konsentrasi.
9

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Metode Penelitian


Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Eksperimental dengan Pendekatan Laboratorium. Karena adanya perlakuan
yang diberikan terhadap objek penelitian.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakognosi dan Ilmu
Resep Fakultas Ilmu Kesehatan Uviversitas Muhammadiyah Palangkaraya
dan dilaksanakan pada bulan Januari-April 2020
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Alat
Teknik Pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan
ekperimen Laboratorium. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Blender, Beaker Glass, Batang Pengaduk, Cawan
Porselin, Gelas Ukur, Pisau, Timbangan analitik, Kertas Saring, Benang
Wol, Mesin Pencetak Tablet, Perkolasi, Evaporator, Waterbath, Corong,
Stopwacth, Pengayak Mesh 14.
3.3.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simplisia
bunga rosella ungu, etanol 95%, laktosa, asam sitrat, asam tartrat, natrium
bikarbonat, dan PVP.
Tabel 1 Formula granul effervescent ekstrak bunga Rosella

Formula
Bahan
1 2 3
Ekstrak Bunga Rosella 116,6 mg 116,6 mg 116,6 mg
Asam Sitrat 63,3 mg 63,3 mg 63,3 mg
Asam Tartrat 93,3 mg 93,3 mg 93,3 mg
10

Natrium Bikarbonat 176,6 mg 176,6 mg 176,6 mg


Laktosa 50 mg 50 mg 50 mg
PVP 5 mg 25 mg 50 mg
Jumlah 504,8 mg 524,8 mg 549,8 mg
Catatan : rentang PVP formula 1,2,dan 3 adalah 1%, 5 % dan 10 %
dalam bobot tablet 500 mg.
3.3.3. Prosedur Penelitian
a. Pemilihan Simplisia
Tumbuhan yang dipilih dalam penelitian ini adalah Bunga
Rosella Berwarna ungukarena pada Rosella ungu kelopak bunga lebih
tebal dan lebih besar dibandingkan dengan Rosella merah serta memiliki
warna yang lebih gelap.
b. Pembuatan Simplisia Kering Bunga Rosella
1. Rosella segar yang digunakan diambil dari Kelurahan Kalampangan
Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah dengan usia
tanaman 10 bulan.
2. Dilakukan pemisahan kelopak denganbiji.
3. Kemudian dipilah bahan tanaman yang masih segar dari bagian lain
tanaman yaitu tanah, kerikil dan dari bahan yangrusak.
4. Kemudian dilakukan pencucian kelopak bunga Rosella menggunakan
air, yang selanjutnya ditiriskan.
5. Dilakukan pengeringan pada bunga Rosella dengan menggunakan cara
pengeringan yang paling sederhana yaitu dengan sinar matahari,
namun tidak terkena sinar matahari secara langsung melainkan ditutup
menggunakan atap, dimana bahan disebarkan rata diatas alas,
kemudian dikeringkan lebih kurang selama 5 hari.
c. Pembuatan Ekstrak Bunga Rosella dengan Metode Perkolasi
(Voigt,1971)
1. Sebanyak 1 kg sampel bunga Rosella kering dihaluskan hingga
diperoleh simplisia berupa serbuk kasar. Kemudian diperkolasi
dengan etanol 95%.
11

2. Serbuk kasar simplisia dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam


perkolator, dituangi dengan cairan penyari secukupnya sampai
cairan mulai menetes dan di atas simplisia masih terdapat selapis
cairan penyari, bahan pengekstraksi berada 1-2 cm di atas lapisan
simplisia.
3. Tutup perkolator, biarkan selama 24 jam.
4. Setelah 24 jam, buka perkolator biarkan cairan menetes dengan
kecepatan 1 ml per menit, tambahkan berulang–ulang cairan
penyari secukupnya sehingga selalu terdapat selapis cairan penyari
di atas simplisia.
5. Hasil perkolasi, kemudian diuapkan dengan menggunakan water
bath hingga diperoleh ekstrak kental bunga Rosella.
d. Pembuatan Granul Effervescent dengan Metode Granulasi
Basah (Ansel,1989)
1. Ditimbang ekstrak kental bunga Rosella, asam sitrat, asam tartrat,
natrium bikarbonat, dan laktosa.
2. Masing-masing bahan dihaluskan dengan menggunakan mortir dan
stamfer secara terpisah.
3. Zat aktif dan bahan tambahan dimasukkan ke dalam wadah,
kemudian diaduk hingga homogen.
4. Campuran serbuk diletakkan di atas lempeng atau nampan yang
sesuai dalam sebuah oven, kemudian dipanasi dengan suhu 40ºC.
5. Selama proses pemanasan, serbukdibolak-balikkan.
6. Setelah mencapai kepadatan yang tepat, serbuk ini dikeluarkan dari
oven, dan diremas melalui ayakan No. 10 untuk membuat granul
yang sesuai.
7. Ketika semua adonan telah melalui ayakan, granul-granul ini
dipanaskan menggunakan oven pada suhu 50 °C kemudian segera
pindahkan ke wadah lalu disegel secara tepat dan rapat.
12

e. Pembuatan Tablet
Ruangan pengempaan tablet dikondisikan selama 30 menit
dengan mengatur suhu ruangan di bawah suhu 25°C dan kelembaban
ruangan terjaga. Tablet dibuat dengan mengalirkan sejumlah massa
granul kedalam mesin pengempa tablet dan mengempanya dengan mesin
pengempa tablet. Pengempaan berlangsung dengan mengalirkan
sejumlah massa granul dari hopper ke dalam lubang die dengan ukuran
tertentu, kemudian massa yang telah masuk akan dikempa dengan
tekanan yang dihasilkan dari pertemuan antara punch atas dan punch
bawah. Pengaturan punch atas dan bawah harus sama untuk setiap
homogen. Granul kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 40-
60°C. Setelah kering, granul kemudian ditambahkan dengan PVP sebagai
pengikat, selanjutnya diuji sifat fisiknya.
f. Pengujian Granul Effervescent Ekstrak Bunga Rosella
1. Pemeriksaan Organoleptis Granul
Uji organoleptis dilakukan dengan melihat secara langsung
mulai dari bentuk, warna dan bau dari granul effervescent ekstrak
bunga Rosella yang dihasilkan.
2. Uji Volume Ketukan
Sampel diketuk 1250 kali dan volume hasil ketukan dibaca
pada skala gelas ukur yang tertera.Setelah 1250 ketukan lagi, volume
yang dihasilkan tidak boleh menyusut > 2ml dibanding 1250 ketukan
yang pertama (Voigt,1971).
3. Uji Daya Alir
25 gram granul dituang hati-hati ke dalam corong gelas, yang
ujungnya telah ditutup.Kemudian bagian bawah corong dibuka
sehingga granul dapat mengalir di atas meja yang telah dilapisi kertas.
Waktu alir granul ditentukan pada saat granul mulai mengalir sampai
granul berhenti mengalir menggunakan stopwatch. Kecepatan alir
dihitung dengan rumus:
13

( )

4. Uji Sudut Kemiringan


Untuk menentukan sifat aliran digunakan kemiringan aliran
yang dihasilkan jika suatu zat dibiarkan mengalir bebas dari corong ke
atas dasar.Serbuk tersebut akan membentuk suatu kerucut yang
kemudian sudut kemiringannya diukur. Sudut tuang dihasilkan
dari:

Keterangan:
h : tinggi kerucutserbuk,
r : jari-jari bidang dasar kerucut (Voigt,1971).
Dimana 25 gram granul dituang hati-hati ke dalam corong
gelas yang ujungnya telah ditutup.Kemudian bagian bawah corong
dibuka sehingga granul dapat mengalir di atas meja yang telah dilapisi
kertas millimetre block.
g. Pengujian Tablet Effervescent
1. Pengujian Penampilan Tablet
Pengontrolan penampilan umum tablet melibatkan
pengukuran sejumlah kelengkapan seperti ukuran tablet, bentuk,
warna, ada tidaknya bau, rasa, bentuk permukaan, konsistensi dan
cacat fisik, serta kemudian untuk membaca tanda-tanda pengenal
(Banker dan Anderson, 1994).
2. Pengujian Keseragaman Ukuran
Uji keseragaman ukuran dilakukan dengan mengukur diameter
dan ketebalan tablet dengan menggunakan jangka sorong. Untuk tablet
effervescent dengan berat 4,5-5 g umumnya memiliki diameter tablet
2,52-2,54 cm (Lieberman & Lachman, 1989).
14

3. Pengujian Keseragaman Bobot


Tablet sebanyak 20 ditimbang satu per satu dan dihitung bobot
rata-rata setiap tablet. Menurut Farmakope Indonesia III (1979), tidak
boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang
dari kolom A, dan tidak satu pun tablet yang bobotnya menyimpang
dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom B.
Tabel 2 Persentase Penyimpangan Bobot Tablet

Penyimpanan bobot
Bobot rata-rata rata-rata (%)
A B
25 atau kurang 15 30
26-150 mg 10 20
151-300 mg 7,5 15
Lebih dari 300 mg 5 10
4. Pengujian Kekerasan
Satu tablet diletakkan di tengah dan tegak lurus pada hardness
tester, mula-mula skala pada posisi nol, kemudian alat diputar pelan-
pelan sampai tablet pecah. Dibaca skala yang dicapai pada saat tablet
pecah atau hancur (Banker dan Anderson,1994).
5. Pengujian Kerapuhan
Uji kerapuhan tablet dilakukan dengan membebasdebukan 20
tablet kemudian ditimbang dan dimasukkan ke dalam friabilator tester.
Alat dijalankan selama 4 menit dengan kecepatan 25 putaran per
menit. Setelah itu, tablet dibebasdebukan lagi dan ditimbang (Voigt,
1984). Kerapuhan dinyatakan sebagai % sesuai dengan persamaan 1.
Rumus kerapuhan tablet adalah sebagai berikut :
( )

Keterangan :
M1 : Berat awal tablet
M2 : Berat akhir tablet setelah perlakukan
15

6. Pengujian Waktu Hancur


Uji waktu hancur diambil tiga tablet kemudian diuji satu
persatu dalam suatu gelas yang kemudian ditentukan waktu larutnya
mulai dari tablet dimasukkan dalam gelas hingga tablet habis larut,
waktu larut tablet effervescent adalah kurang dari 5 menit (300 detik)
pada suhu 25ºC (Lieberman & Lachman, 1989).
16

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Y. (2007). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrsk Betaglukan dari


Saccaromyces cerevisiae. JurnalGradien 3 (1), 226-230.
Anief., M. (1997). Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University.
Ansel, H. C.-6. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Banker, G. d. (1994). Tablet In the Theory and Practice of Industrial Pharmacy.
Jakarta: UI Press.
Dasuki, U. (1991). Sistematika Tumbuhan Tinggi. Bandung: Penerbit ITB.
Departemen Kesehatan RI. (1979). Farmakope Indonesia edisi 3. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI (1995). farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta:
Direktorat Jendral. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
Jakarta: Departeman Kesehatan RI.
Lachman L., H. L.-7. (1989). Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta: UI
Press.
Lieberman HA, L. S. (1992). Pharmaceutical Dosage Forms Volume 1. New
York: Marcel Dekker Inc.
Ruangsri, P. C. (2008). Changes in Quality and Bioactive Properties of
Concentrated Roselle (Hibiscus sabdariffa Linn.). As. J. Food AgInd, Hal
62-67.
Ruangsri, P. C. (2008). Changes in Quality and Bioactive Properties of
Concentrated Roselle (Hibiscus sabdariffa Linn.) Extract. As. J. Food
AgInd,1(02), , Hal 62-67.
Suparni, d. W. (2012). Herbal Nusantara: 1001 Ramuan Asli Indonesia.
Yogyakarta: ANDI.
Voight, R. (1971). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi V. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Voigt, T. (1984). Buku Ajar Teknologi Farmasi. Yogyakarta: UGM Press.
17

Yuariski, O. &. (2012). Pengeringan Bunga Rosella (Hisbiscuss Sabdariffa Linn)


Menggunakan Pengeringan rak dan udara resirkulasi. Jurnal Teknologi
Kimia dan Industri, 1-6.

Anda mungkin juga menyukai