Artikel (Ruslian Fernando Acb 114 068)
Artikel (Ruslian Fernando Acb 114 068)
ARTIKEL
OLEH
RUSLIAN FERNANDO
ACB 114 068
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2019
ARTIKEL PENDIDIKAN FISIKA 2019, Universitas Palangka Raya
Ruslian Fernando1), Dr. Pendi Sinulingga, M.Pd2), Saulim DT Hutahaean, S.Pd, M.Pd3)
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Palangka Raya
Jl. Yos Sudarso III, Palangka Raya-Kalteng
Email : ruslianfernando23@gmail.com
2, 3
Dosen Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Palangka Raya
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mendeskripsikan hasil pengamatan terhadap
keterampilan proses sains siswa secara kelompok dan individu (2) untuk mendeskripsikan
hasil belajar siswa setelah menggunakan model discovery learning pada materi tekanan.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian pre-experimental. Populasi penelitian adalah seluruh
siswa kelas VIII SMP Santa Maria Palangka Raya yang berjumlah tiga kelas. Jumlah sampel
dalam penelitian ini sebanyak satu kelas yang berjumlah 23 siswa. Hasil penelitian yang
diperoleh adalah (1) Nilai hasil rata-rata keterampilan proses sains siswa dengan
menggunakan model discovery learning setiap kelompok tiap pertemuan sebesar 79.58%
dengan kategori baik dan penguasaan keterampilan proses sains individu dengan kategori
cukup baik sebanyak 2 siswa dengan nilai 12,50%, kategori baik sebanyak 6 siswa dengan
nilai 37,50%, dan kategori sangat baik sebanyak 8 siswa dengan nilai 50%. (2) hasil belajar
siswa setelah menerapkan model discovery learning dari 16 siswa yang mengikuti tes hasil
belajar di peroleh 11 orang siswa tuntas dan 5 orang siswa tidak tuntas. Secara klasikal tidak
tuntas, karena hanya diperoleh 68,75%, TPK yang tuntas sebanyak 23 TPK dari 31 TPK
dengan persentase TPK yang tuntas 74,19%.
Kata Kunci : model discovery learning, keterampilan proses sains, hasil belajar kognitif
ABSTRACT
The purpose of this study is: (1) to describe the observations of science process skills of
students in groups and individuals (2) to describe student learning outcomes after using a discovery
learning model on pressure material. This research was included in pre-experimental research. The
study population was all eighth grade students of Palangka Raya Santa Maria Middle School which
numbered three classes. The number of samples in this study were one class, amounting to 23
students. The results obtained were (1) the value of the average science process skills of students
using discovery learning models for each group at 79.58% with good categories and mastery of
individual science process skills with good enough categories of 2 students with a value of 12.50 %,
good categories as many as 6 students with a value of 37.50%, and a very good category of 8 students
with a value of 50%. (2) student learning outcomes after applying the discovery learning model of 16
students who took the test of learning outcomes were obtained 11 students completed and 5 students
did not complete. Classically it is not complete, because only 68.75% are obtained, TPK is completed
by 23 TPK from 31 TPK with a percentage of TPK completed 74.19%.
Keywords : discovery learning model, science process skills, cognitive learning outcomes
ARTIKEL PENDIDIKAN FISIKA 2019, Universitas Palangka Raya
Peneliti berpendapat bahwa siswa yang terdapat 24 siswa tuntas, secara klasikal tidak
dapat menemukan sendiri, fakta, konsep, teori, tuntas dengan diperoleh 82,75% siswa yang
dan hukum, maka siswa dapat mengingatnya tuntas, dan ketuntasan TPK diperoleh 18 TPK
dalam jangka waktu yang panjang tuntas (81,82%) dari 22 TPK. Hasil penelitian
dibandingkan hanya mendapatkan teori dari Yustantin dengan judul penerapan model
guru saja. Hal ini dapat dibuktikan dengan discovery learning untuk meningkatkan
kerucut pengalaman Edgar Dale. Arsyad pemahaman konsep pada materi pokok usaha
(2010: 10) menyatakan bahwa pengalaman dan energi siswa kelas XI IPA semester I di
langsung akan memberikan kesan paling utuh SMAN-4 Palangka Raya tahun ajaran
dan paling bermakna mengenai informasi dan 2014/2015 adalah menyatakan bahwa
gagasan yang terkandung dalam pengalaman ketuntasan hasil belajar siswa diperoleh 27
ini karena melibatkan indera penglihatan, siswa tuntas dari 36 siswa, secara klasikal 75%
pendengaran, perasaan, penciuman dan peraba. siswa tuntas serta TPK yang tuntas sebanyak
Berdasarkan hasil observasi dan 16 TPK (69,57%).
wawancara, peneliti memilih model discovery Berdasarkan uraian yang dikemukakan di
learning. Model discovery learning adalah atas, peneliti tertarik untuk melakukan
model pembelajaran yang cocok melatih penelitian di kelas VIII SMP Santa Maria
digunakan untuk melibatkan siswa dalam Palangka Raya dengan judul “Penerapan
mendapatkan pengalaman pembelajaran secara Model Discovery Learning untuk Melatih
langsung dan diterapkan dalam melatih Keterampilan Proses Sains pada Materi
keterampilan proses sains siswa salah yaitu Tekanan di Kelas VIII Semester II SMP Santa
model discovery learning (Ratnasari, 2017: Maria Tahun Ajaran 2018/2019”.
325). Model discovery learning diartikan
sebagai suatu prosedur mengajar yang B. Metode Penelitian
mementingkan pengajaran, perseorangan, Penelitian ini termasuk dalam penelitian
manipulasi objek dan percobaan, sebelum pre-experimental karena desain penelitian ini
sampai pada generalisasi (Suryosubroto, 2009: belum merupakan eksperimen sungguh-
178). Model discovery learning mengarahkan sungguh dalam arti setelah variabel bebas
siswa untuk memahami konsep, arti, dan diberi perlakuan (treatment), maka variabel
hubungan melalui proses intuitif untuk akhir tersebut diobservasi akan menjadi variabel
pada suatu kesimpulan (Wahjudi, 2015: 2). terikat. Adapun desain penelitian ini adalah
Pengaplikasian model discovery learning di one shot case study yaitu terdapat suatu
dalam kelas ada beberapa prosedur yang kelompok diberi treatment/perlakuan, dan
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya diobservasi hasilnya (Sugiyono,
menurut Syah dalam Setiani dkk (2015: 216) 2015: 110).
yaitu, stimulasi/pemberian rangsangan Instrumen 1 digunakan adalah tes
(stimulation), pernyataan masalah (problem keterampilan proses sains dalam bentuk tes
statement), pengumpulan data (data kinerja. Tes ini bertujuan untuk mengukur
collection), pemrosesan data (data processing), keterampilan proses sains siswa, yang
verifikasi (verification) dan berkaitan dengan membuat hipotesis,
generalisasi/menarik kesimpulan melakukan percobaan, menganalisis data dan
(generalization). Model discovery learning membuat kesimpulan. Keterampilan proses
akan memberi alternatif bagi pembelajaran sains yang dinilai yaitu keterampilan proses
IPA untuk melatih keterampilan proses sains sains secara kelompok dan keterampilan proses
siswa sehingga pembelajaran berpusat pada sains secara individu. Keterampilan proses
siswa. sains secara kelompok dilakukan di setiap
Hasil penelitian Predhana yang berjudul pertemuan pembelajaran secara kelompok
penerapan metode discovery learning untuk dengan mengerjakan lembar kerja siswa yang
melatih keterampilan proses sains pada materi terdapat pada masing-masing RPP.
kalor siswa di kelas VII SMPN 9 Palangka Keterampilan proses sains secara individu
Raya tahun ajaran 2014/2015 menyatakan dilaksanakan setelah diberi pembelajaran
keterampilan proses sains siswa terdapat model discovery learning pada materi tekanan
20,7% berkategori cukup baik, 51,72% dengan pengamatan dilakukan oleh 4 (empat)
berkategori baik, dan 27,58% berkategori orang pengamat.
sangat baik. Hasil belajar ketuntasan individu
ARTIKEL PENDIDIKAN FISIKA 2019, Universitas Palangka Raya
Instrumen 2 yang digunakan yaitu Tes penerapan model discovery learning selama 3
Hasil Belajar (THB) Kognitif Tes hasil belajar pertemuan yang diperoleh dari skor yang
dalam bentuk pilihan ganda. Tes ini bertujuan diberikan oleh pengamat untuk masing-masing
untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa. kelompok. Skor yang diperoleh berdasarkan
Tes ini diberikan setelah semua pembelajaran komponen merumuskan hipotesis, melakukan
dengan menggunakan model discovery percobaan, menganalisis data dan menyusun
learning pada materi tekanan selesai. Tes hasil kesimpulan dalam setiap pertemuan disajikan
belajar (THB) kognitif berupa soal-soal materi pada Diagram 1 sebagai berikut.
tekanan. Tes yang digunakan berupa tes
tertulis dalam bentuk tes objektif dengan 4 Diagram 1. Hasil Keterampilan Proses
pilihan, yaitu a, b, c, dan d sebanyak 40 soal Sains Tiap Pertemuan
dengan acuan bahwa setiap item tes yang
dijawab benar skor 1 dan item yang dijawab
salah diberi skor 0. Sebelum dipergunakan,
soal terlebih dahulu diujicobakan untuk
mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya. pembeda
Pertemuan ke-2 dengan melakukan keterampilan proses sains tiap individu diikuti
percobaan mengenai Hukum Pascal dan oleh 16 siswa dari 23 siswa sedangkan 7 orang
Hukum Archimedes. Berdasarkan Tabel 1 siswa tidak mengikuti tes dikarenakan adanya
diagram maka terlihat bahwa kelompok III kegiatan sekolah.
memiliki skor 34,5 (78,41%) sedangkan Tabel 2. Hasil Keterampilan Proses Sains Tiap
kelompok IV mengalami penurunan skor Individu
menjadi 33,5 (76,16%). Penurunan perolehan No Skor
skor kelompok pada pertemuan ke-2 dapat Nilai Kategori
Urut Total
terlihat pada Tabel 1. Perolehan skor tersebut
1 35 79.55 Baik
dikarenakan sebagian kelompok siswa sedikit
2 33 75.00 Baik
kebingungan dalam mengikuti langkah kerja
3 36 81.82 Sangat Baik
dan merangkai alat percobaan Hukum Pascal
dan Hukum Archimedes sesuai dengan lembar 4 43 97.73 Sangat Baik
kerja siswa (LKS). Permasalahan seperti ini 5 43 97.73 Sangat Baik
terjadi dimungkinkan karena beberapa faktor 6 35 79.55 Baik
diantaranya siswa tidak benar-benar dalam 7 25 56.82 Cukup Baik
membaca lembar kerja siswa (LKS) yang 8 33 75.00 Baik
sudah diberikan sebagai pedoman kegiatan 9 38 86.36 Sangat Baik
percobaan. Selain itu siswa belum terlalu 10 41 93.18 Sangat Baik
mengenal alat dan bahan yang digunakan 11 31 70.45 Baik
dalam percobaan Hukum Archimedes 12 31 70.45 Baik
sehingga siswa sulit memahami prosedur kerja 13 26 59.09 Cukup Baik
dan juga kurang kerja sama dalam kelompok. 14 42 95.45 Sangat Baik
Siswa sedikit kesulitan dalam menganalisis 15 37 84.09 Sangat Baik
data hasil percobaan sehingga cenderung lama 16 39 88.64 Sangat Baik
dalam mengerjakannya. Permasalahan seperti Hasil keterampilan proses sains siswa yang
ini terjadi dimungkinkan karena beberapa dilakukan siswa per individu pada kegiatan tes
faktor diantaranya siswa yang ada dalam keterampilan proses sains secara sederhana
kelompok tersebut kurang memahami akan disajikan pada Diagram 2.
materi karena guru hanya memberikan
penguatan di akhir setelah kegiatan percobaan.
Pada pertemuan ke-3 dengan melakukan
percobaan mengenai Hukum Tekanan Gas.
Ditinjau dari perolehan skor masing-masing
kelompok pada pertemuan ke-3 terdapat
kelompok yang mengalami penurunan
perolehan skor kelompok. Penurunan
perolehan skor kelompok pada pertemuan ke-3
dapat terlihat pada Tabel 1, hal ini terlihat jelas Diagram 2. Hasil Keterampilan Proses
pada kelompok II, III dan IV yang termasuk ke Sains Individu
dalam kriteria baik dengan perolehan masing- Hasil keterampilan proses sains individu
masing skor 33 (75%), 32 (72,73%) dan 32 dengan kategori sangat baik diperoleh siswa
(72,73%). Perolehan skor tersebut dikarenakan dengan nomor 3, 4, 5, 9, 10, 14, 15 dan 16.
siswa telah mengambil alat dan bahan dengan Faktor yang menyebabkan 8 orang siswa
tepat serta mengikuti prosedur kerja dengan memperoleh kategori sangat baik karena siswa
cukup baik, namun dalam melakukan melakukan percobaan dengan sangat baik, dan
percobaan menyalakan lilin dan menuang air mendengar serta memperhatikan arahan dari
kesumba serta menutup lilin menggunakan guru. Sehingga siswa mampu merumuskan
gelas masih memerlukan bantuan oleh guru hipotesis dengan benar berdasarkan rumusan
dan pengamat. masalah, mampu merangkai alat dan bahan
percobaan dengan benar, melakukan percobaan
b. Hasil Keterampilan Proses Sains Tiap sesuai petunjuk yang diberikan dalam LKS,
Individu siswa juga mampu membaca skala neraca
Hasil keterampilan proses sains tiap pegas dengan tepat dan benar serta siswa dapat
individu disajikan pada Tabel 2. Tes menganalisi hasil percobaan tanpa bantuan dari
ARTIKEL PENDIDIKAN FISIKA 2019, Universitas Palangka Raya
guru serta menarik kesimpulan berdasarkan keterampilan proses sains ke dalam rangkaian
rumusan masalah untuk membuktikan proses belajar mengajar guna mengarahkan
kebenaran dari hipotesis yang dituliskan oleh siswa pada proses kontruksi pengetahuan
siswa. secara mandiri.
Hasil keterampilan proses sains individu
dengan kategori baik diperoleh siswa dengan c. Hasil Keterampilan Proses Sains Setiap
nomor 1, 2, 6, 8, 11 dan 12 Faktor yang Aspek
menyebabkan 6 orang siswa memperoleh Hasil keterampilan proses sains setiap
kategori baik karena karena dalam melakukan aspek disajikan pada Tabel 3.
percobaan siswa tersebut memperhatikan Tabel 3. Hasil Keterampilan proses Sains
arahan yang diberikan guru meski ada Setiap Aspek
beberapa siswa yang masih bertanya pada
langkah kerja percobaan yang masih kurang
dimengerti pada saat melakukan tes seperti
cara menggunakan neraca pegas dan
menganalisis data sehingga perlu bimbingan
guru dan pengamat. Selain itu, siswa tersebut
merupakan siswa yang tertib melakukan
percobaan pada saat keterampilan proses sains
kelompok.
Hasil keterampilan proses sains individu
dengan kategori cukup baik diperoleh siswa
dengan nomor 7 dan 13. Faktor yang
menyebabkan 2 orang siswa memperoleh
kategori cukup baik siswa tersebut kurang Hasil keterampilan proses sains setiap
mengerti dengan yang dilakukan ketika aspek bertujuan untuk mengetahui hasil
kegiatan percobaan mana yang belum keterampilan proses sains siswa tiap aspek
dimengerti oleh siswa dan siswa juga kurang seperti merumuskan hipotesis, melakukan
bertanya pada guru tentang hal yang tidak percobaan, menganalisis data dan menyusun
dimengerti selama kegiatan percobaan kesimpulan. Hasil keterampilan proses sains
sehingga membuat kesulitan dalam melakukan setia aspek disajikan pada Diagram 3.
tes keterampilan proses sains individu,
sehingga perlu bimbingan guru dan pengamat
dalam melakukan percobaan di beberapa aspek
seperti pada saat merangkai alat dan bahan,
menggunakan neraca pegas dan menganalisis
data hasil pengukuran.
Melatih keterampilan proses sains siswa
selama pembelajaran merupakan hal yang
sangat penting. Siswa semakin terlatih dalam
membuat hipotesis yang benar, mengenal alat
dan bahan yang digunakan selama praktikum,
mampu menganalisis hasil percobaan yang
dilakukan dan mampu membuat kesimpulan Diagram 3. Hasil Keterampilan Proses Sains
sesuai dengan rumusan yang ada selama Setiap Aspek
kegiatan percobaan. Selain itu menurut Berdasarkan Diagram 5 di atas
pendapat Ambarsari (2013: 91) menunjukkan hasil keterampilan setiap
mengemukakan bahwa melatih keterampilan komponen keterampilan proses sains siswa.
proses sains mengarahkan pada pembentukan Perolehan skor yang paling rendah adalah
pengetahuan oleh siswa sebagai hasil dari aspek melakukan percobaan Hal ini
proses pencarian dan penemuannya sendiri. dikarenakan ketidaktepatan siswa dalam
Hal tersebut didukung oleh pernyataan melakukan percobaan dengan persentase skor
Haryono dalam Ambarsari (2013: 91) bahwa 78%. Perolehan skor tertinggi adalah aspek
keterampilan proses sains adalah pembentukan menganalisis data yaitu menyusun data hasil
pembelajaran yang mengintegrasikan percobaan dengan skor 84%.
ARTIKEL PENDIDIKAN FISIKA 2019, Universitas Palangka Raya
b. Ketuntasan Klasikal
Ketuntasan klasikal dapat dilihat pada
Diagram 5 sebagai berikut.
TPK yang tidak tuntas terdapat 8 TPK pengaplikasian rumus tekanan udara
dengan persentase 25,18%. TPK yang tidak banyak siswa yang kurang mengerti cara
tuntas terdiri dari 1 aspek pengetahuan (C 1), 3 mengerjakan dan juga guru hanya
aspek penerapan (C3), 3 aspek analisis (C4), memberikan rumus tanpa mengaplikasikan
dan 1 aspek sintesis (C 5). Ketidaktuntasan TPK ke dalam soal.
dapat dilihat pada Tabel 7. 3. 3 TPK yang tidak tuntas merupakan aspek
Tabel 7. TPK Tidak Tuntas analisis (C4) dapat ditinjau dari tingkat
No No. Kategori kesukaran soal yang terdapat pada soal
Aspek Sub Materi
TPK Soal Soal nomor 4 dan 13 kategori sedang dan 8
4 4 Sedang C4 Tekanan Zat kategori sukar. Tidak tuntasnya soal
8 8 Sukar C4 Padat dengan kategori soal sedang dikarenakan
Tekanan Zat siswa belum bisa menganalisis dengan
13 13 Sedang C4
Cair baik penerapan tekanan dalam kehidupan
17 17 Sedang C3 Hukum sehari-hari dan soal dengan kategori sukar
Pascal & tidak tuntas karena soal tersebut
20 20 Sedang C3 Hukum
menganalisis besarnya suatu tekanan dari
Archimedes
dua benda yang memiliki luas permukaan
26 26 Sedang C1
27 27 Sedang C5
Tekanan berbeda dan diberi gaya yang sama besar.
Gas Siswa masih mengalami kesulitan dalam
30 30 Sedang C3
Berdasarkan Tabel 7 di atas, faktor TPK menganalisis suatu permasalahan yang
8 yang tidak tuntas tes hasil belajar kognitif disajikan.
setelah pembelajaran dengan model discovery 4. 1 TPK yang tidak tuntas merupakan TPK
learning adalah sebagai berikut. aspek sintesis (C5) dapat ditinjau dari
1. 1 TPK yang tidak tuntas pada aspek tingkat kesukaran soal terdapat pada soal
pengetahuan (C1) dapat ditinjau dari nomor 27. Tidak tuntasnya TPK dengan
tingkat kesukaran soal. TPK aspek kategori soal sedang dikarenakan siswa
pengetahuan (C1) yang tidak tuntas yaitu tidak mampu menjelaskan pengaruh suatu
soal nomor 26 dan termasuk dalam ketinggian dengan keadaan tekanan dalam
kategori soal sedang. TPK aspek tubuh. Kurangnya pengetahuan yang
pengetahuan (C1) dengan kategori sedang didapatkan siswa akan pengaplikasian
tidak tuntas dikarenakan siswa masih tekanan udara dalam kehidupan sehar-hari
kurang mengerti tentang pengertian sehingga siswa banyak mengalami
tentang tekanan udara kesulitan dalam menjawab soal.
2. 3 TPK yang tidak tuntas pada aspek Hamiyah (2014: 276) mengemukakan
penerapan (C3) dapat ditinjau dari tingkat bahwa keberhasilan TPK dapat dilihat
kesukaran soal. TPK yang tidak tuntas melalui perumusan tujuan yang akan
pada aspek penerapan (C3) yaitu soal mempengaruhi kegiatan pembelajaran
nomor 17, 20 dan 30 dan termasuk sekaligus sebagai sasaran yang akan
kategori soal sedang. Tidak tuntasnya TPK dicapai dalam setiap kegiatan
aspek penerapan dikarenakan soal nomor pembelajaran. Perumusan TPK yang
17 tersebut merupakan soal perhitungan bermacam-macam akan memunculkan
hukum Pascal dimana siswa mengalami hasil belajar atau perubahan perilaku
kesulitan dalam mengerjakan dan juga ada sehingga perumusan TPK harus yang
beberapa siswa yang tidak tahu tentang sesuai dengan perilaku yang hendak
luas penampang jika diketahui diameter dicapai.
suatu benda dan ada juga yang tidak
mengubah satuan yang digunakan ke D. Simpulan dan Saran
dalam satuan internasional, dan soal nomor 1. Simpulan
20 merupakan pengaplikasian hukum Berdasarkan hasil analisis data yang telah
Archimedes tentang berat semu ada dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
beberapa siswa menjumlahkan antar berat a. Keterampilan proses sains siswa dengan
di udara dan gaya Archimedes sehingga menggunakan model discovery learning di
siswa terkecoh ketika memilih opsi kelas VIII-C SMP Santa Maria Palangka
jawaban sedangkan soal nomor 30 tentang Raya diperoleh sebagai berikut.
ARTIKEL PENDIDIKAN FISIKA 2019, Universitas Palangka Raya
Siswa SMA pada Materi Fluida Statis. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Jurnal Universitas Negeri Surabaya, Kombinasi (Mix Methodes). Bandung:
4(2) : 636-645 Alfabeta
Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Suyono & Hariyanto. 2015. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Pembelajaran. Bandung : PT Remaja
Hamiyah, Nur. (2014). Strategi Belajar Rosdakarya
Mengajar di Kelas. Jakarta: Prestasi Suryosubroto. (2009). Proses Belajar
Pustakaraya Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka
Predhana, Putu Atmaka. (2015). Penerapan Cipta.
Model D iscovery Learning Untuk Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu.
Melatih Keterampilan Proses Sains Pada Jakarta: Bumi Aksara
Materi Kalor Siswa di Kelas VII SMPN 9 Wahjudi, Eko. 2015. Penerapan Discovery
Palangka Raya Tahun Ajaran 2014/201. Learning dalam Pembelajaran IPA
Palangka Raya: Universitas Palangka Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Hasil
Raya Belajar Siswa Kelas IX-I di SMP Negeri
Ratnasari, Rizka Yuni., & Erman. (2017). 1 Kalianget. Jurnal Lentera Sains
Penerapan Model Discovery Learning (Lensa), 5 : 1-15
dalam pembelajaran IPA Materi Zat Yustantin, Tia. (2016). Penerapan Model
Aditif untuk Melatih Keterampilan Proses Discovery Learning untuk Meningkatkan
Sains Siswa SMP Negeri 1 Beji. E-Jurnal Pemahaman Konsep pada Materi Pokok
Pensa 5(3) : 325-329 Usaha dan Energi Siswa Kelas XI IPA
Setiani, Ani., & Priansa, Donni Juni. (2015). Semester I di SMAN 4 Palangka Raya
Manajemen Siswa dan Model Tahun Ajaran 2014/2015. Palangka Raya:
Pembelajaran : Cerdas, Kreatif, dan Universitas Palangka Raya
Inovatif. Bandung : Alfabet