Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MANAJEMAN PATIENT SAFETY

“PARASITE”

Kelompok 6 :

Irma Lestari

Dona Utami

Amila Ihsana

Singgih Romadhon

AKADEMI KEPERAWATAN AL-IKHLAS


2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang ‘’Jenis Organisme Parasit’’.
Tujuan penulis membuat makalah ini adalah dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah
Management Patient Safety. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak menemukan
kesulitan maupun hambatan dalam hal materi yang akan dibahas, buku referensi yang akan
digunakan, keterbatasan buku referensi yang ada di perpustakaan, dan keterbatasan waktu
dalam penyusunan makalah ini. Walaupun ditemukan kesulitan maupun hambatan dalam
penyusunan makalah ini, penulis tetap berusaha dan bekerja keras untuk menghadapi
berbagai kesulitan maupun hambatan tersebut, sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik dan maksimal.

Bogor, Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
Definisi parasit
Jenis jenis Parasit
Klasifikasi parasit pada manusia
Berdasarkan tempat berparasitnya
Kerugian tempat berparasit
BAB II PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Parasitologi adalah studi tentang parasit dan hubungan mereka dengan organisme tuan rumah.
Sepanjang sejarah, orang telah diatasi dengan lebih dari 100 jenis parasit yang mempengaruhi
manusia. Parasit tidak, bagaimanapun, telah secara sistematis dipelajari sampai beberapa
abad terakhir. Dengan penemuan mikroskop di akhir 1600-an, para ilmuwan Belanda Anton
von Leeuwenhoek (1632-1723) adalah mungkin orang pertama yang mengamati parasit
mikroskopis. Sebagai orang Barat mulai melakukan perjalanan dan bekerja lebih sering di
bagian tropis dunia, peneliti medis harus mempelajari dan mengobati berbagai infeksi baru,
banyak yang disebabkan oleh parasit. Pada awal 1900an, parasitologi telah dikembangkan
sebagai bidang studi khusus.
Biasanya, infeksi parasit tidak langsung membunuh tuan rumah. Stres ditempatkan pada
sumber organisme dapat mempengaruhi pertumbuhan, kemampuan untuk mereproduksi, dan
kelangsungan hidup. Stres ini kadang-kadang dapat menyebabkan kematian dini host. Parasit,
dan penyakit mereka menyebabkan dan mengirimkan, telah bertanggung jawab untuk
penderitaan manusia yang luar biasa dan hilangnya nyawa sepanjang sejarah. Mayoritas
infeksi parasit terjadi dalam daerah tropis dan di antara populasi berpenghasilan rendah.
Namun, hampir semua wilayah di dunia mempertahankan spesies parasit, dan semua manusia
rentan terhadap infeksi.

B. Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan parasit ?
2.      Apa sajakah jenis-jenis parasit ?
3.      Apa saja Penggolongan Parasit?
4.      Apa saja Penggolongan Host?
5. Apa saja Hewan-Hewan Yang Termasuk Parasit?
6.      Bagaimana akibat kerugian parasit ?
7. Bagaimana Cara Penularan Parasit?

C. Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi dari parasit
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis parasit
3.      Untuk mengetahui penggolongan parasit
4.      Untuk mengetahui penggolongan host
5. Untuk mengetahui hewan yang termasuk parasit
6.      Untuk mengetahui akibat kerugian dari parasit
7. Untuk mengetahui cara penularan parasit
BAB II
PEMBAHASAN
A.     Definisi Parasit
Parasit berasal dari kata “Parasitus” (Latin) = “Parasitos” (Grik), yang artinya seseorang
yang ikut makan semeja. Mengandung maksud seseorang yang ikut makan makanan orang
lain tanpa seijin orang yang memiliki makanan tersebut . Jadi Parasit adalah organisme yang
selama atau sebagian hayatnya hidup pada atau didalam tubuh organisme lain, dimana parasit
tersebut mendapat makanan tanpa ada konpensasi apapun untuk hidupnya.
Parasit merupakan kelompok organisme yang hidup, berkembang biak, dan menghisap
makanan dari organisme lain yang ditumpanginya. Jadi hidup atau tidaknya suatu parasit
sangat tergantung pada tubuh inangnya. Parasit ini sangat merugikan inangnya dalam
berbagai hal, dapat menyebabkan inangnya sakit dan mengganggu proses metabolisme pada
tempat yang ditumpanginya tersebut.
Parasit adalah hewan atau tumbuh-tumbuhan yang berada pada tubuh, insang, maupun
lendir inangnya dan mengambil manfaat dari inang tersebut. Dengan kata lain parasit hidup
dari pengorbanan inangnya. Parasit dapat berupa udang renik, protozoa, cacing, bakteri,
virus, dan jamur. Manfaat yang diambil parasit terutama adalah zat makanan dari inangnya.
Secara umum penyakit dibedakan menjadi dua kelompok yaitu penyakit infeksi dan non
infeksi. Penyakit infeksi disebabkan oleh organisme hidup seperti parasit, jamur, bakteri, dan
virus dan penyakit non infeksi disebabkan oleh faktor non hidup seperti pakan, lingkungan,
keturunan dan penanganan (Afrianto dan Liviawaty, 2003).

B.     Jenis-Jenis Parasit
Jenis-jenis parasit dapat berupa:
1.      Cacing
2.      Protozoa
3.      Artopoda
4.      Virus
5.      Bakteri
6.      Jamur

1)      Cacing
merupakan organisme seperti cacing nematode termasuk (cacing gelang), cestode
(cacing pita), dan trematode. Lintah juga cacing dan dianggap ektoparasit, karena mereka
menempel pada kulit luar tuan rumah mereka. Salah satu yang paling terkenal adalah
nematode Trichinella spiralis. Pada satu tahap siklus hidupnya, nematode ini tinggal
dijaringan otot hewan, temasuk babi. Akhirnya, organisme ini membuat jalan mereka ke
dalam jaringan usus manusia yang kebetulan menelan terinfeksi, matang babi.
Penyakit parasit lain yang juga cukup tinggi kejadiannya di peternakan ialah cacingan. Kasus
cacingan memang selama ini kurang diperhatikan oleh peternak, karena rendahnya angka kematian
yang ditimbulkan. Sulitnya deteksi dini kasus cacingan juga disinyalir menjadi alasan mengapa
penanganan cacingan sulit dilakukan sejak awal kejadian kasus.
Sebagaimana yang sering terjadi di lapangan, penyebab cacingan pada ayam masih
didominasi oleh cacing Ascaridia galli (cacing gilik) dan Raillietina sp. (cacing pita). Pada
ayam pullet (komersil), biasanya kasus cacingan didominasi Ascaridia galli. Sementara menjelang
dewasa dan sepanjang masa produksi (umur 10 minggu ke atas) umumnya cacing yang menyerang
adalah Raillietina sp.(Trobos, 2011).
a.     Cacing Nematoda (Cacing Gilik)
Ascaridia galli  adalah salah satu nematoda yang biasa menyerang ayam. Cacing ini
berwarna putih, bulat, tidak bersegmen, panjangnya sekitar 6-13 cm dan menyerang usus
halus bagian tengah (duodenum dan jejenum).
Dalam siklus hidupnya, Ascaridia galli tidak membutuhkan inang antara. Penularan penyakit
hanya terjadi secara horizontal dari ayam sakit ke ayam sehat melalui ransum, air
minum, litter, atau peralatan lain yang tercemar feses yang mengandung telur infektif. Telur
infektif adalah telur yang mengandung larva cacing.Ayam yang terinfeksi cacingan akan
mengeluarkan telur cacing dalam jumlah banyak. Kondisi litter yang basah serta lembab,
ditambah dengan kontaminasi ransum yang tercecer, akan memungkinkan telur cacing
berkembang menjadi telur infektif.
b.    Cacing Cestoda (Cacing Pita)
Raillietina sp. adalah jenis cestoda yang paling umum menginfeksi ayam. Berbeda
halnya dengan cacing gilik, cacing pita tidak menyerang secara frontal. Namun perlahan tapi
pasti akan terjadi penurunan produksi drastis walaupun secara kasat mata gejala klinis tidak
terlihat nyata.
Raillietina sp. adalah cacing pita yang bentuk tubuhnya panjang, pipih seperti pita.
Siklus hidup cacing pita umumnya melewati inang antara seperti serangga (lalat dan
kumbang), serta cacing tanah. Peran inang antara itu pula yang menjadikan cacing pita
mudah tersebar luas. Telur yang keluar bersama feses akan bersifat aktif di lingkungan,
sehingga kemudian dapat termakan dan berkembang di dalam tubuh inang antara.
Cacing pita memiliki predileksi di usus halus, maka secara umum akibat yang
ditimbulkan oleh cacing tersebut adalah kerusakan pada mukosa saluran pencernaan, dimana
terjadi peradangan dan penebalan selaput lendir usus. Pada ayam petelur juga akan dijumpai
penurunan jumlah, ukuran dan daya tetas telur.
Tindakan pengobatan terhadap ayam yang terkena cacingan harus dilakukan dengan tepat,
baik tepat obat, tepat dosis dan tepat aplikasi. Secara detail, penjelasan mengenai pengobatan
cacingan pada ayam akan dibahas pada artikel suplemen edisi kali ini.
2)    Protozoa
merupakan organisme bersel tunggal yang melaksanakan sebagian fungsi fisiologis
yang sama seperti organisme yang lebih kompleks. Lebih dari 45.000 spesies protozoa
diketahui, banyak yang parasit. Sebagai parasit manusia, kelompok organisme secara historis
menjadi penyebab lebih penderitaan dan kematian dari kategori lain dari diseasecausing
organisme. Protozoa usus terjadi di seluruh dunia. Mereka terutama umum di daerah di mana
sumber makanan dan air tergantung pada kontaminasi dari hewan dan kotoran manusia.
Biasanya, protozoa yang menginfeksi tuan rumah mereka melalui air atau makanan
melakukannya sambil dalam keadaan tidak aktif, yang disebut kista. Kista terdiri dari
protozoa terbungkus dalam membran luar pelindung. Membran melindungi organisme karena
perjalanan melalui saluran pencernaan dari tuan rumah sebelumnya. Sekali di dalam host
baru, parasit berkembang menjadi bentuk dewasa yang feed dan mereproduksi.Jenis lain dari
protozoa parasit menginfeksi darah atau jaringan dari host mereka. Protozoa ini biasanya
ditularkan melalui organisme lain, yang disebut vektor. Vektor A adalah organisme yang
membawa parasit dari satu host ke host lain. Dalam banyak kasus, vektor adalah invertebrata,
seperti serangga itu sendiri memakan host dan kemudian melewati protozoa pada melalui
luka gigitan. Beberapa yang paling terkenal dari protozoa ini adalah orang-orang yang
menyebabkan malaria dan penyakit tidur Afrika.
3)      Artopoda
merupakan organisme yang ditandai dengan kerangka eksterior dan badan
tersegmentasi. Contohnya termasuk krustasea, serangga, dan arakhnida. Arthropoda adalah
hewan yang paling beragam dan didistribusikan secara luas di planet ini. Banyak spesies
arthropoda berfungsi sebagai pembawa penyakit bakteri dan virus, sebagai tuan rumah
perantara untuk protozoa dan cacing parasit, dan sebagai parasit sendiri.
Spesies serangga tertentu adalah operator dari beberapa penyakit yang paling ditakuti
manusia, termasuk malaria, tifus, dan wabah. Sebagai konsumen dari tanaman pertanian dan
parasit ternak kami, serangga juga umat manusia nomor satu pesaing untuk sumber daya.
Nyamuk pembawa paling terkenal dari penyakit dan parasit. Nyamuk betina bergantung pada
host berdarah panas untuk melayani sebagai makanan darah untuk memberi makan telur mereka.
Selama proses menembus kulit host dengan panjang mereka, mengisap bagian mulut, air liur dari
nyamuk tersebut dipindahkan ke daerah gigitan. Setiap virus, protozoa, atau infeksi cacing dilakukan
di nyamuk menggigit dapat ditransfer langsung ke dalam aliran darah inangnya. Di antara penyakit ini
adalah malaria, demam kuning, filariasis, kaki gajah, dan heartworm.
4)      Virus
merupakan parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme bilogois.
Virus hanya dapat berperoduksi  didalam material  hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan seluler untuk
berperoduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya
menjadi tak berdaya.Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat yang
diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau
kombinasi ketiganya.Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat
bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel
eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara
istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota
(bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat
menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu
terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV),
hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau).
5)      Bakteri
merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas
dibandingkan makhluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di
darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan
tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan
makhluk hidup yang lain. Bakteri juga organisme uniseluler dan prokariot serta umumnya
tidak memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopik).

6)      Jamur (fungi)
Merupakan organisme eukariotik yang bersel tunggal atau banyak dengan tidak
memiliki klorofil. Sel jamur memiliki dinding yang tersusun atas kitin. Karena sifat-sifatnya
tersebut dalam klasifikasi makhluk hidup, jamur dipisahkan dalam kingdomnya tersendiri, ia
tidak termasuk dalam kingdom protista, monera, maupun plantae. Kearena tidak berklorofil,
jamur termasuk ke dalam makhluk hidup heterotof (memperoleh makanan dari organisme
lainnya), dalam hal ini jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang ada
dilingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit (hidup dengan menguai sampah
organik seperti bankai menjadi bahan anorganik). Ada juga jamur yang hidup secara parasit
(memperoleh bahan organik dari inangnya), adapula yang hidup dengan simbiosis
mutualisme (hidup dengan organisme lain agar sama-sama mendapatkan untung).

C. Penggolongan Parasit

Berdasarkan cara hidupnya, parasit terbagi menjadi 2, yaitu :

1. Ektoparasit (ectozoa)

Yaitu parasit yang hidup di luar tubuh hospes atau liang-liang kulit yang masih
mempunyai hubungan dengan dunia luar. Misal : di kulit, rambut, rongga telinga luar. Contoh
nyamuk dan lalat.

2. Endoparasit (entozoa)

Yaitu parasit yang hidup di dalam tubuh hospes. Misal : di dalam darah, rongga tubuh,
usus, dan organ tubuh lainnya. Contoh di dalam hati : Fasciola hepatica (sapi).

Berdasarkan sifatnya, parasit terbagi menjadi 5, yaitu :

1. Parasit Fakultatif

Parasit fakultatif adalah organisme yang sebenarnya organisme hidup bebas, tetapi karena
kondisi tertentu mengharuskan organisme tersebut hidup sebagai parasit sehingga sifat hidup
keparasitannya tidak mutlak. Contoh : lalat-lalat Sarcophaga, Chrysomyia, Caeophara, dan
lain-lain.

Stadium larvanya normal hidup di dalam kotoran ternak, tetapi karena tidak ada kotoran
ternak terpaksa lalat bertelur didalam tubuh yang luka sehingga waktu menetas larva
menimbulkan miasis yang dijumpai pada sela-sela teracak, bagian kuku atau telinga luar.
2. Parasit Obligat

Parasit obligat adalah semua organisme yang hidupnya berada di dalam tubuh inang, dan
akan mati bila berada di luar inang. Contoh : semua organisme patogen.

3. Parasit Insidentil

Parasit insidentil atau parasit sporadis adalah suatu parasit yang karena sesuatu sebab berada
pada hospes yang tidak sewajarnya. Contoh : Gongylonema scutum, cacing nematoda pada
mulut sapi---mulut manusia.

4. Parasit Eratika

Parasit eratika adalah parasit yang terdapat pada hospes yang wajar tetapi lokasinya pada
daerah yang tidak sewajarnya. Contoh : Ascaris lumbricoides, nematoda duodenum manusia
dan babi---akibat kelaparan/gerakan antiperistaltik dinding usus---masuk ke lambung atau
kantung empedu.

5. Parasit Spuriosa

Adalah parasit yang masuk ke dalam tubuh hospes tanpa menimbulkan keluhan/penyakit
pada hospes dan keluar dari tubuh hospes tanpa perubahan apapun. Terjadi saat diagnose
pascamati, misal sebelum mati anjing makan feses sapi mengandung telur cacing Moniezia
expansa.

D. Penggolongan Hospes / Host

Hospes adalah induk semang / sel inang tempat parasit tinggal sementara atau selamanya
demi kelangsungan hidunya. Hospes terbagi menjadi 2, yaitu :

1. Definitive Host

Atau hospes tetap adalah tempat hidup parasit stadium dewasa /stadium sexual.
Contoh: manusia sebagai hospes definitif dari cacing gelang (Ascaris lumbricoides).

2. Intermediate Host

Atau hospes perantara yaitu tempat hidup parasit stadium larva. Contoh : manusia
sebagai hospes perantara dari parasit malaria, karena stadium sexual berada dalam tubuh
nyamuk Anopheles.

E. Hewan-Hewan Yang Termasuk Parasit

Ada beberapa hewan yang termasuk parasit, beberapa hewan tersebut adalah cacing, caplak,
tungau, nyamuk, kutu dan lalat.

1. Cacing Parasit
Cacing parasit adalah cacing yang hidup sebagai parasit pada organisme lain, baik hewan
atau tumbuhan. Mereka adalah organisme yang seperti cacing yang hidup dan makan pada
tubuh yang ditumpangi serta menerima makanan dan perlindungan sementara menyerap
nutrisi tubuh yang ditumpangi. Penyerapan ini menyebabkan kelemahan dan penyakit.
Penyakit yang diakibatkan oleh cacing parasit biasanya disebut secara umum sebagai
kecacingan.

Berdasarkan taksonomi, cacing parasit terbagi menjadi 3, yaitu :

- Nemathelminthes (cacing gilik; ema = benang).

Ciri-ciri stadium dewasa : berbentuk bulat memanjang, pada potongan transversal tampak
rongga badan dan alat-alat, dan mempunyai alat kelamin terpisah.

- Platyhelminthes (cacing pipih)

Ciri-ciri stadium dewasa: berbadan pipih, tidak punya rongga badan dan biasanya bersifat
hermafrodit. Platyhelminthes dibagi menjadi Kelas Trematoda (cacing daun) dan Cestoda
(cacing pita).

Ilmu yang mempelajari parasit yang berupa cacing adalah Helmintologi. Beberapa cacing
parasit hewan/manusia : Cacing gelang (Ascaris), penyebab askariasis. Cacing hati
(Fasciola), menghuni organ hati hewan ternak (terutama sapi dan babi). Cacing kremi
(Enterobius), menghuni usus manusia dan menyebabkan gatal disekitar dubur. Cacing pipih
darah, penyebab skistosomiasis (Schistosomia). Cacing pita (Taenia). Cacing tambang,
penyebab ankilostomiasis (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus). Cacing
penyebab filariasis, seperti Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Brugia timori, Loa loa,
Mansonella streptocerca, Onchocerca volvulus, Dracunculus medinensis, Mansonella
perstans, dan Mansonella ozzardi.

Beberapa cacing parasit tumbuhan : cacing puru akar (Pratylenchus dan Heterodera).
Nematoda akar (P.coffeae, Radopholus similis, dan beberapa Meloidogyne).

2. Caplak

Caplak adalah ektoparasit penghisap darah pada hewan vertebrata. Sama seperti anggota
arachnida lainnya tubuh caplak terbagi menjadi dua bagian, yaitu : bagian depan disebut
cephalothorax (prosoma) dan bagian belakang tubuh disebut abdomen (ophistosoma).
Meskipun demikian, tidak terdapat batas yang jelas diantara dua bagian tubuh tersebut.
Caplak dewasa mempunyai alat-alat tubuh pada arachnida seperti khelisera dan palpus (alat
sensori) yang terdapat dibagian atas, dan enathosoma/capitulum, dan empat pasang kaki
(Kendall, 2008).

Contoh caplak berkulit keras di Indonesia adalah caplak sapi (Boophilus microplus), caplak
anjing (Rhipicephalus sanguineus), caplak babi (Dermacentor auratus).

Caplak dapat bertahan hidup selama berbulan-bulan tanpa makan jika belum mendapatkan
induk semangnya. Caplak dapat hidup pada 1-3 induk semang berbeda selama fase
pertumbuhannya sehingga dikenal dengan sebutan caplak berinduk semang satu, berinduk
semang dua dan berinduk semang tiga (Vredevoe, 1997).

Caplak anjing (Rhipicephalus sanguineus)

Caplak memiliki 4 tahapan siklus hidup mulai dari telur - larva - nimfa - dewasa. Memiliki
lama siklus hidup lebih kurang lebih 3 bulan. Rhipicephalus sanguineus merupakan caplak
berinang 3, umumnya anjing. Caplak betina bertelur sampai 5.000 butir telur, selanjutnya
telur akan menetas dalam 17-30 hari dan kemudian larva menempel pada inang ke-1 (rambut
panjang belakang leher anjing).

Larva menghisap darah 2—6 hari, jatuh, dan berubah menjadi nimfa 5-23 hari. Lalu nimfa
menempel pada inang ke-2, terutama di belakang leher, menghisap darah 4-9 hari, jatuh, dan
berubah menjadi dewasa 11-73 hari. Caplak dewasa kemudian menempel pada inang ke-3
yang sering pada hospes telinga dan sela-sela jari kaki anjing, menghisap darah pada 6-21
hari dan lalu jatuh untuk bertelur. Larva tidak makan dapat hidup sampai dengan 8,5 bulan,
sedangkan caplak dewasa dapat bertahan 19 bulan.

Seekor caplak dewasa dapat mengisap darah 0,5-2 mililiter, dalam waktu singkat dapat
menyebabkan anemia bagi inangnya. Luka trauma akibat gigitan caplak juga dapat menjadi
tempat infeksi sekunder. Caplak juga dapat menyebabkan depresi syaraf akibat toksin yang
diproduksi oleh caplak betina di kelenjar saliva. Paralisis biasanya dimulai dari otot belakang
tubuh, kemudian menyebar ke seluruh tubuh, terakhir menyerang otot-otot pernapasan.
Paralisis berlangsung selama 1-4 hari. Inang yang sembuh dari tick paralisis menjadi kebal
selama 8 minggu sampai 8 bulan.

Seekor caplak betina mampu bertelur 100 butir sehari [3]. Setelah menetas, muncul larvanya
yang segera mencari induk semang untuk menghisap darah yang pertama. Setelah itu larva
berubah menjadi caplak muda. Caplak muda ini bisa mengalami hibernasi selama bertahun-
tahun sebelum berubah menjadi caplak dewasa. Caplak dewasa pun mampu hidup tanpa
menghisap darah selama bertahun-tahun. Caplak betina menghisap darah 8-10 hari hingga
bobotnya mencapai 100 kali lipat dan kemudian melepaskan diri dari anjing untuk mencari
tempat bertelur.

3. Tungau

Tungau merupakan binatang yang sangat kecil seperti kutu dan tidak tampak oleh mata.
Tungau adalah sekelompok hewan kecil bertungkai delapan yang bersama-sama dengan
caplak, menjadi anggota superordo Acarina.

Hewan ini merupakan salah satu avertebrata yang paling beraneka ragam dan sukses
beradaptasi dengan berbagai keadaan lingkungan. Beberapa tungau diketahui menjadi
penyebar penyakit (vektor) dan pemicu alergi. Walaupun demikian, ada pula tungau yang
hidup menumpang pada hewan lain namun saling menguntungkan. Di bidang pertanian,
tungau menimbulkan banyak kerusakan pada kualitas buah jeruk (umpamanya tungau karat
buah Phyllocoptura oleivera Ashmed dan tungau merah Panonychus citri, merusak daun
ketela pohon dan juga daun beberapa tumbuhan Solanaceae (cabai dan tomat). Tungau juga
menyebabkan penyakit skabies, penyakit pada kulit yang mudah menular.

Tungau debu rumah

(Dermatophagoides pteronyssinus)

Tungau jingga ; hama daun teh

(Brevipalpus phoenicis)

Tungau bukanlah kutu dalam pengertian ilmu hewan walaupun sama-sama berukuran
kecil (sehingga beberapa orang menganggap keduanya sama). Apabila kutu sejati merupakan
anggota Insecta (serangga), tungau lebih berdekatan dengan laba-laba dilihat dari
kekerabatannya. Tungau merupakan binatang sejenis kutu yang ukurannya sangat kecil, yakni
250-300 mikron berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini
transient, berwarna putih kotor, dan tidak bermata. Tungau betina panjangnya 300-450
mikron, sedangkan tungau jantan lebih kecil, kurang lebih setengahnya yakni 200 – 240
mikron x 150 – 200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki dan bergerak dengan
kecepatan 2,5 cm permenit di permukaan kulit.. Bila dilihat dari sisi fisiknya, bentuk binatang
ini lonjong dengan jumlah kaki 8 buah. Binatang mikrospis itu diembel-embeli kata “debu” di
belakang namanya karena hidupnya dari debu.

Tungau betina setelah dibuahi mencari lokasi yang tepat di permukaan kulit untuk kemudian
membentuk terowongan, dengan kecepatan 0,5 mm – 5 mm per hari. Terowongan pada kulit
dapat sampai ke perbatasan stratum korneum dan stratum granulosum. Di dalam terowongan
ini tungau betina akan tinggal selama hidupnya yaitu kurang lebih 30 hari dan bertelur
sebanyak 2-3 butir telur sehari.

Telur akan menetas setelah 3-4 hari menjadi larva yang akan keluar ke permukaan kulit untuk
kemudian masuk kulit lagi dengan menggali terowongan biasanya sekitar folikel rambut
untuk melindungi dirinya dan mendapat makanan. Setelah beberapa hari, menjadi bentuk
dewasa melalui bentuk nimfa. Waktu yang diperlukan dari telur hingga bentuk dewasa sekitar
10-14 hari. Tungau jantan mempunyai masa hidup yang lebih pendek dari pada tungau
betina, dan mempunyai peran yang kecil pada patogenesis penyakit. Biasanya hanya hidup di
permukaan kulit dan akan mati setelah membuahi tungau betina.

4. Nyamuk

Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera ; genera termasuk Anopheles, Culex,
Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus untuk
jumlah keseluruhan sekitar 41 genus yang merangkumi 3,500 spesies. Dalam bahasa Inggris
nyamuk dikenali sebagai "Mosquito", dalam bahasa Spanyol atau bahasa Portugis yang
berarti lalat kecil. Penggunaan perkataan Mosquito bermula sejak tahun 1583. Di England
nyamuk dikenali sebagai (gnats).

Dikatakan parasit, sebenarnya nyamuk hanya lah sebagai vektor penularan penyakit malaria
Siklus hidup nyamuk ada empat : telur – larva – pupa – dewasa. Masa hidupnya hanya
sepuluh hari pada suhu 25 °C. Larva nyamuk dikenali sebagai Jentik-jentik biasanya dapat
kita jumpai pada genangan yang berisi air. Jentik-jentik bernafas melalui saluran udara yang
terdapat pada ujung ekor. Pupa biasanya seaktif larva, tetapi bernafas melalui tanduk thorakis
(thoracic) terdapat pada gelung thorakis. Kebanyakan jentik-jentik memakan
mikroorganisme, tetapi beberapa jentik-jentik adalah pemangsa bagi jentik-jentik spesies lain.

Sebagian nyamuk mampu menyebarkan penyakit protozoa (protozoan) seperti malaria,


penyakit (filarial) seperti filariasis, dan penyakit bawaan virus seperti demam kuning, demam
berdarah, encephalitis, dan virus Nil Barat. Virus Nil Barat disebarkan secara tidak sengaja ke
Amerika Syarikat pada tahun 1999 dan pada tahun 2003 telah merebak keseluruh negeri
dalam Amerika Serikat. Berat nyamuk hanyalah 2 hingga 2.5 mg. Nyamuk mampu terbang
antara 1,5-2,5 km/h.

5. Kutu

Dalam arti sempit, kutu adalah serangga yang tidak bersayap dan berukura kecil, yang
dalam bahasa inggris mencakup flea (kutu yang melompat, ordo Siphonaptera) dan louse
(kutu yang lebih suka merayap). Dalam bahasa Indonesia keduanya tidak dibedakan, malah
mencakup juga sebagian dari kerabat wereng (ordo hemiptera) dan beberapa anggota ordo
Coleoptera. Yang termasuk golongan kutu parasit adalah kutu kepala pada manusia, kutu
busuk dan kutu badan pada hewan yang berbulu.

Kutu manusia adalah kutu yang menyerang manusia dengan menghisap darah dan
menimbulkan rasa gatal yang luar biasa. Kutu manusia terdiri dari beberapa jenis, diantaranya
adalah ; kutu rambut (Pediculus humanus capitis), kutu badan (Pediculus humanus humanus),
dan kutu pubis (Phthiris pubis). Kutu-kutu tersebut dapat menyerang manusia apabila kita
tidak menjaga kebersihan rambut, badan, dan pakaian. Kutu manusia dapat berpindah dari
satu orang ke orang lain, namun kehadirannya bersifat patogen atau tidak menularkan
penyakit.

Kutu busuk atau kepinding adalah serangga parasit yang ditemukan hidup di karpet atau
tempat tidur. Kutu busuk menggigit manusia tanpa ketahuan dan menimbulkan rasa gatal,
ruam serta alergi. Kutu busuk sangat sengang tinggal di karpet dan kasur. Jemur dan angin-
anginkan karpet dan kasur secara berkala untuk mengindari kehadiran kutu busuk.

6. Lalat

Lalat merupakan salah satu jenis serangga yang selalu lekat dengan kesan jorok atau kotor.
Hal ini disebabkan karena lalat ini suka hinggap di kotoran dan mereka memperoleh makanan
dengan cara memuntahkan air liurnya dan memakannya kembali. Lalat merupakan sub-ordo
dari Diptera. Ia mungkin serupa dengan nyamuk, namun sebenarnya mereka berbeda.

Sama seperti nyamuk, lalat juga merupakan medium penyebar penyakit yang cukup serius
pada manusia. Sebab saat lalat menghinggapi makanan atau sebuah tempat, maka makanan
dan tempat tersebut akan terkontaminasi dengan kuman sejumlah kurang lebih 125.000.
Dalam ilmu biologi, para ilmuan biasanya mempelajari metamorfosis lalat sebab ia
merupakan salah satu contoh

Metamorfosis lalat dimulai dari telur hasil fertilisasi. Lalat memiliki tingkatan jumlah
reproduksi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan serangga lainnya. Selain itu laju
produksinya juga lebih dibandingkan jenis serangga lain. Hal ini disebabkan kemampuan
mereka dalam hal kawin sangat efisien juga efektif terlebih pada musim kawin. Setelah
proses fertilisasi, induk lalat akan bertelur. Biasanya ia melekatkan telurnya ke dalam sumber
makanan misalnya buah yang hampir busuk. Kemudian perkembangan selanjutnya adalah
perubahan telur menjadi larva.

Metamorfosis lalat yang ditandai berubahnya telur manjadi larva dibagi ke dalam dua periode
yakni periode embrionik dan periode perkembangan postembrionik. Periode embrionik
adalah fase dimana lalat melakukan fertilisasi dan kemudian menghasikan telur yang
kemudian menetas menjadi larva muda hanya dalam kurun waktu 24 jam saja.

Penetasan larva ini terjadi di dalam tempat sang induk meletakkan telur. Larva lalat ini
kadang disebut juga dengan belatung. Pada fase ini, larva muda tersebut tak berhenti makan
dan mempersiapkan dirinya masuk ke dalam periode metamorfosis selanjutnya yakni post
embrionik.

Post embrionik adalah periode setelah telur berubah menjadi larva. Larva ini sendiri dibagi ke
dalam tiga bagian yakni larva instar I, larva instar II, dan larva instar III. Pembagian larva ini
didasarkan pada proses pergantian kulit pada larva yang memang terjadi sebanyak 3 kali
dengan kurun waktu 7 sampai 10 hari per perubahan. Setelah masa instar selesai,
metamorfosis lalat akan memasuki fase pupa atau kepompong dan kemudian selanjutnya
menjadi imago atau fase seksual yang ditandai pada perkembangan pada bagian sayap hingga
akhirnya menjadi lalat dengan tubuh yang sempurna.

Sebagai hewan dengan metamorfosis yang sempurna, lalat melalu jalur hidup : telur --> larva
(larva instar I, larva instar II, dan larva instar III) --> pupa atau kepompong --> imago atau
lalat sempurna. Para ilmuan banyak yang mempelajari metamorfosis lalat dan ia lazim
dijadikan sampel atau contoh dalam sub teori "Metamorfosis".

F. Cara Penularan
Secara umum parasit dapat ditularkan dengan dua cara, yaitu secara Vertikal dan
Horizontal (1,2):
1. PENULARAN SECARA VERTIKAL adalah penularan yang terjadi melalui induk
kepada anak yang baru dilahirkannya. Penularan dengan cara ini dapat terjadi melalui :
telur, air susu atau plasenta.
2. PENULARAN SECARA HORIZONTAL adalah cara penularan yang umumnya terjadi
antara individu yang satu dengan individu yang lainnya, atau termasuk juga yang
melalui bahan-bahan tercemar. Berkaitan dengan hal ini, cara penularan tersebut dapat
terjadi melalui :
a. KONTAK LANGSUNG adalah penularan yang terjadi karena adanya kontak
fisik antara dua individu atau lebih. Contoh : penularan kutu, tungau.
b. KONTAK TIDAK LANGSUNG adalah penularan yang terjadi bukan karena
terjadinya kontak fisik antara individu, melainkan karena sarana lain seperti
(bahan yang tercemar oleh parasit atau parasit sendiri yang aktif mencari hospes).

G. Kerugian Akibat Parasit


Kerugian akibat parasit terjadi melalui beberapa cara yaitu:

1.      Menghisap darah, cairan getah bening atau eksudat


Contoh : artropoda (lalat dan nyamuk), helminth (cacing Ancylostoma sp) dan Protozoa darah
(Plasmodium sp; Leucocytozoon sp; Trypanosoma sp) menghisap darah. Artropoda (lalat
jenis tertentu), Helmin (cacing Thelazia sp; Syngamus sp), protozoa (Trichomonas sp)
menghisap cairan getah bening atau eksudat.

2.      Menghisap makanan hospes


Contoh : Helmin (cacing Ascaris sp, Taenia spp), kesemuanya menghisap makanan hospes.

3.      Merusak jaringan tubuh


Contoh : cacing Trematoda Fasciola gigantica merusak jaringan hati, Protozoa (Eimeria sp)
merusak epitel usus, Artopoda larva lalat Gastrophylus sp merusak dinding lambung.

4.      Menimbulkan gangguan mekanik


Contoh : bentuk peralihan cacing pita echinococus granulosus (kista hidatida) yang
berpredileksi didalam hati, bisa menekan organ hati dan organ lainnya.

5.      Menimbulkan radang
Contoh : larva dari cacing Ancylostoma sp bisa menembus kulit dan menimbulkan radang.
Gigitan dari Artropoda (lalat, nyamuk, kutu, pinjal, caplak dan tungau) kesemuanya
menimbulkan radang. Protozoa Eimeria sp merusak epitel usus dan mengakibatkan terjadinya
radang.

6.      Memudahkan masuknya mikro-organisme


Contoh : artropda (gigitan nyamuk, caplak), helmin (tempat masuknya larva
cacing Ancylostoma sp) menimbulkan kelukaan dan memudahkan masuknya mikro-organisme
sehingga terjadi infeksi sekunder.

7.      Menghasilkan berbagai substansi toksik seperti (hemolysin, histilysine, antikoagulan


dan produksi toksik dari metabolismenya)
Contoh : Protozoa (Trypanosoma sp), artropoda (lalat, nyamuk, caplak) dan Helmin
(cacing Ancylostoma sp) menghasilkan substansi seperti tersebut terdahulu.

8.      Menimbulkan reaksi alergi


Contoh : artropoda (Sarcoptes sp, lalat, nyamuk, kutu dan pinjal), tempat gigitannya timbul
reaksi alergi.

9.     Dapat menstimulir terjadinya kanker


Contoh : cacing Spirocerca lupi telah terbukti dapat menstimulir (merangsang) terjadinya
kanker saluran pencernaan anjing.

10.  Membawa beberapa penyakit (Vektor)


Contoh : caplak menularkan Anaplasmosis, lalat menularkan malaria unggas.

11.   Menimbulkan penyumbatan secara mekanis


Contoh : cacing Ascaris suum jika jumlahnya banyak dapat menyumbat saluran pencernaan
babi.

12.  Dapat menghncurkan sel, karena mengadakan pertumbuhan didalamnya


Contoh : protozoa (Eimeria sp, menghancurkan sel epitel saluran cerna, Plasmodium sp,
Leucocytozoon  dan Haemoproteus, menghancurkan sel darah merah unggas).

H. Perbedaan Parasit Dan Mikroorganisme


1. Parasit adalah organisme yang hidup pada atau didalam makhluk hidup lain
( disebut inang ) dengan menyerap nutrisi, tanpa memberi bantuan atau
manfaat lain padanya
2. Sedangkan Mikroogranisme adalahorgansme yang berukuran sangat kecil dan
hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop.

I. Standard Precautions
Standard Precautions digunakan untuk semua pasien tanpa memandang status ekonomi,
sosial atau penyakit.
3. Cuci Tangan
a. Cuci tangan
Setelah menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi danbarang-barang
terkontaminasi, meskipun menggunakan sarung tangan. Cuci tangan segera
setelah melepas sarung tangan, diantara kontak dengan satu pasien dan yang
berikutnya, dan kapan saja bila diperlukan untuk mencegah perpindahan
mikroorganisme ke pasien lain atau ke lingkungan. kadang- kadang diperlukan
mencuci tangan diantara dua tugas atau prosedur yang berbeda pada pasien yang
sama untuk mencegah kontaminasi silang pada bagian tubuh yang lain
b. Gunakan sabun cuci tangan
Gunakan zat antimikroba atau zat antiseptik tanpa air untuk keadaan yang
khusus ( KLB atau infeksi hiperendemis).
4. Sarung Tangan
a. Pakai sarung tangan ( bersih dan tidak perlu steril) jika menyentuh darah,cairan
tubuh, sekresi, ekskresi dan barang-barang yang terkontaminasi.
b. Pakai sarung tangan tepat sebelum menyentuh lapisan mukosa dari kulit yang
luka.
c. Ganti sarung tangan diantara dua tugas dan prosedur berbeda pada pasien yang
sama setelah menyentuh bagian yang kemungkinan mengandung banyak
mikroorganisme .
d. Lepas sarung tangan tepat saat selesai suatu tugas, sebelum menyentuh barang
dan permukaan lingkungan yang tidak terkontaminasi dan sebelum berpindah ke
pasien lain. serta segera cuci tangan untuk mencegah perpindahan
mikroorganisme ke pasien lain atau lingkungan.
5. Masker
Gunakan masker dan pelindung mata atau wajah untuk melindungi lapisan
mukosa pada mata, hidung dan mulut saat melakukan prosedur atau aktifitas
perawatan pasien yang memungkinkan adanya cipratan darah atau cairan tubuh
lainnya.
6. Gaun / Apron
Gunakan gaun ( bersih dan tidak perlu steril) untuk melindungi kulit dan untuk
mencegah ternodanya pakaian saat melakukan prosedur dan aktifitas perawatan
pasien yang memungkinkan adanya cipratan darah. Lepas gaun kotor segera dan
cuci tangan untuk mencegah perpindahan mikroorganisme ke pasien lain atau
lingkungan.
7. Peralatan Perawatan Pasien
Peralatan perawatan pasien yang terkontaminasi darah, cairan tubuh, sekresi
dan ekskresi hendaknya diperlakukan sedemikian rupa sehingga tidak bersentuhan
dengan kulit dan lapisan mukosa, tidak mengotori pakaian dan tidak memindahkan
mikroorganisme ke pasien lain dan lingkungan. Pastikan bahwa peralatan yang dapat
dipakai ulang tidak dipakai lagi untuk pasien lain sebelum dibersihkan dan diproses
selayaknya.
8. Pengendalian Lingkungan
Rumah sakit harus memiliki prosedur yang memadai untuk perawatan rutin,
pembersihan dan desinfeksi permukaan lingkungan, tempat tidur,tiang-tiang tempat
tidur,peralatan samping tempat tidur dan permukaan lain yang sering disentuh serta
pastikan prosedur ini dilaksanakan.
9. Linen
Tangani,transportasikan dan proseslah linen yang terkontaminasi dengan
darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi dengan baik sehingga tidak bersentuhan
dengan kulit dan lapisan mukosa, tidak mengotori pakaian dan tidak memindahkan
mikroorganisme ke pasien lain dan lingkungan.
10. Keselamatan kerja karyawan dan penularan penyakit melalui darah
a. Jangan sampai terluka saat memakai jarum,skapel dan instrumen atau peralatan
lain yang tajam; saat menangani peralatan tajam setelah selesai suatu prosedur;
saat membersihkan instrumen kotor dan saat membuang jarum bekas. Jangan
memasang kembali tutup jarum atau berbuat apapun terhadap jarum itu dengan
menggunakan kedua tangan atau menggunakan tehnik apapun yang mengarahkan
mata jarum ke arah bagian tubuh manapun tetapi gunakanlah tehnik satu tangan
atau peralatan khusus untuk memegang jarum. Jangan melepas jarum bekas dari
spuitnya dengan tangan dan jangan menekuk, mematahkan atau memanipulasi
jarum bekas dengan tangan. Letakkan benda-benda tajam sekali pakai seperti
jarum dan spuit bekas, mata skapel bekas dan peralatan tajam lainnya dalam
wadah yang tahan tusukan yang diletakkan sedekat mungkin dan sepraktis
mungkin di lokasi penggunaan peralatan.
b. Peralatan yang dapat menggantikan pernafasan dari mulut ke mulut seperti
mouthpiece, kantong resusitasi dan peralatan ventilasi lainnya hendaknya
diletakkan di tempat yang sering dibutuhkan.

J. Langkah-Langkah Patient Safety


Pelaksanaan patient safety meliputi:
1. Sembilan solusi keselamatan Pasien di RS yaitu (Daud, 2007):
a. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (look-alike, sound-alike medication
names).
b. Nama obat yang mirip dan membingungkan merupakan salah satu penyebab
terjadinya kesalahan obat. Rekomendasinya adalah memperbaiki penulisan resep
dengan cara memperbaiki tulisan tangan atau membuat resep elektronik. Obat yang
ditulis adalah nama dagang dan nama generik, dosis, kekuatan, petunjuk
pemakaian, dan indikasinya untuk membedakan nama obat yang terdengar atau
terlihat mirip. 
c. Pastikan identifikasi pasien.
d. Cek ulang secara detail identifikasi pasien untuk memastikan pasien yang benar
sebelum dilakukan tindakan. Libatkan pasien dalam proses identifikasi. Pada
pasien koma, kembangkan Standar Prosedur Operasional (SPO) pendekatan non-
verbal biometrik.
e. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien.
f. Alokasi waktu yang cukup pada patugas untuk bertanya dan memberi respon.
Repeat back dan read back yaitu penerima informasi membacakan ulang informasi
yang telah ditulisnya untuk memastikan bahwa informasi telah diterima secara
benar.
g. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar.
h. Verifikasi pada tahap pre-prosedur untuk pasien yang dimaksud, prosedur, sisi dan
jika ada implant atau protesis. Tugas petugas dalam memberikan tanda agar tidak
terjadi salah persepsi serta harus melibatkan pasien. Melakukan time out pada
semua petugas sebelum memulai prosedur.
i. Kendalikan cairan elektrolit pekat.
j. Memonitor, meresepkan, menyiapkan, mendistribusi, memverifikasi, dan
memberikan cairan pekat seperti Potasium Chloride (KCL) sesuai rencana agar
tidak terjadi KTD. Standarisasi dosis, unit pengukuran, dan terminology
merupakan hal yang penting dalam penggunaan cairan pekat. Hindari pencampuran
antar cairan pekat.
k. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan.
l. Kesalahan yang sering timbul adalah saat peresepan dan pemberian obat.
Rekonsiliasi obat adalah salah suatu proses yang dirancang untuk mencegah
kesalahan pemberian obat saat pengalihan pasien.
m. Hindari salah kateter dan salah sambung slang.
n. Solusi terbaik adalah mendesain alat yang mencegah salah sambung dan tepat
digunakan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang baik.
o. Gunakan alat injeksi sekali pakai.
p. Salah satu kekhawatiran adalah tersebarnya virus HIV, virus hepatitis B, virus
hepatitis C akibat penggunaan jarum suntik yang berulang. Kembangkan program
pelatihan untuk petugas kesehatan mengenai prinsip pengendalian infeksi,
penyuntikan yang aman, dan manajemen limbah benda tajam. 
q. Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomial.
r. Bukti nyata bahwa kebersihan tangan dapat menurunkan insiden infeksi
nosokomial. Kebijakan yang mendukung adalah tersedianya air secara terus
menerus dan tersedianya cairan cuci tangan yang mengandung alkohol pada titik-
titik pelayanan pasien.

2. Tujuh langkah menuju keselamatan pasien RS sebagai panduan bagi staf Rumah Sakit
(DepKes RI, 2006):
a. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien, ciptakan kepemimpinan dan
budaya yang terbuka dan adil.
b. Pimpin dan dukung staf RS, bangunlah komitmen dan fokus yang kuat dan jelas
tentang keselamatan pasien di RS.
c. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko, kembangkan sistem dan proses
pengelolaan risiko, serta lakukan identifikasi dan penilaian hal yang potensial
bermasalah. 
d. Kembangkan sistem pelaporan, pastikan staf dapat dengan mudah melaporkan
kejadian/insiden, serta RS mengatur pelaporan kepada KKP-RS.
e. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien, kembangkan cara-cara komunikasi
yang terbuka dengan pasien.
f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien, dorong staf untuk
melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian
itu timbul.
g. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien, gunakan informasi
yang ada tentang kejadian/ masalah untuk melakukan perubahan pada sistem
pelayanan.
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Parasitologi adalah studi tentang parasit dan hubungan mereka dengan organisme tuan
rumah. Sepanjang sejarah, orang telah diatasi dengan lebih dari 100 jenis parasit yang
mempengaruhi manusia. Parasit tidak, bagaimanapun, telah secara sistematis dipelajari
sampai beberapa abad terakhir. Parasit merupakan kelompok organisme yang hidup,
berkembang biak, dan menghisap makanan dari organisme lain yang ditumpanginya. Jadi
hidup atau tidaknya suatu parasit sangat tergantung pada tubuh inangnya. Parasit ini sangat
merugikan inangnya dalam berbagai hal, dapat menyebabkan inangnya sakit dan
mengganggu proses metabolisme pada tempat yang ditumpanginya tersebut.
Berdasarkan sifatnya, parasit terbagi menjadi 5, yaitu :

- Parasit Fakultatif

- Parasit Obligat

- Parasit Insidentil

- Parasit Eratika

- Parasit Spuriosa

Beberapa contoh hewan yang termasuk hewan parasit adalah kutu, caplak, tungau, nyamuk
dan lalat.

B.  Saran
Setelah membaca makalah ini kita sudah tahu penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan
oleh parasit tersebut. Dengan demikian, kita harus rajin membersihkan rumah dan lingkungan
tempat tinggal kita, jangan biarkan ada ruangan yang lembab di rumah kita. Dan pada hewan
peliharaan agar lebih rajin lagi dimandikan dan dirawat.

DAFTAR PUSTAKA
Joe Orbitnet. 2011. Resume Parasitologi. http://warnetorbit.blogspot.co.id/2011/07/resume-
parasitologi.html. diakses tanggal 27 September 2016 Pukul 18.56
http://id.wikipedia.org/wiki/Cacing_parasit

http://info-peternakan.blogspot.com/2011/07/tungau-caplak-kutu-dan-pinjal-
induk.html#chitika_close_button

http://babiesmall.wordpress.com/2013/02/13/jenis-cacing-parasit-didalam-tubuh-manusia/

http://kelasbiologiku.blogspot.com/2013/03/mengenal-lebih-jauh-metamorfosis-pada.html

http://zaifbio.wordpress.com/category/parasitologi/

http://pancarahmat.blogspot.com/2012/06/tungau.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Tungau

Anda mungkin juga menyukai