Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini dibahas tentang asuhan keperawatan pada An.A. Adapun ruang lingkup dari
pembahasan ini adalah sesuai dengan proses keperawatan yaitu mulai dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan (intervensi), pelaksanaan (implementasi), dan evaluasi.

A. Pengkajian

Proses pengkajian yang dilakukan pada An.A dengan dilakukan dengan wawancara, observasi,
dan pemeriksaaan fisik langsung ke An.A,selain itu penulis mendapatkan keterangan dari Bp.A
maupun dari keluarga An.A, diskusi dengan perawat ruangan dan dari catatan medis
keperawatan An.A. Pelaksanaan pengkajian mengacu pada teori, akan tetapi disesuaikan dengan
kondisi An.A saat dikaji.

Pada saat dilakukan pengkajian An.A dan suami atau keluarga An.A cukup terbuka dan sudah
terjalin hubungan saling percaya sehingga memudahkan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
Hal ini dibuktikan dengan An.A dan keluarga klien mau menjawab pertanyaan dan menerima
saran yang diberikan oleh pengkaji. Dari data yang terkumpul kemudian dilakukan analisa dan
identifikasi masalah yang dihadapi oleh klien yang merupakan data fokus dan selanjutnya
dirumuskan diagnosa atau masalah keperawatan. Kondisi klinis yang ditunjukkan oleh klien pada
kasus An.A saat dikaji sesuai dengan teori yang ada yaitu permasalahan utama klien pada pla
makanan atau gangguan nutrisi yang bertentangan dengan budaya klien.

Proses pengkajian dalam kasus diatas sesuai dengan teori Sunrise Model yaitu dikaji berdasarkan
7 komponen Sunrise Model yaitu faktor teknologi (technological factors), Faktor agama dan
falsafah hidup (religious and philosophical factors), Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural
value and life ways), Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors),
Faktor ekonomi (economical factors, dan Faktor pendidikan (educational factors). Proses
pengkajan ini disesuaikan dengan kondisi klien.

B. Diangnosa Keperawatan

Adapun diagnosa yang muncul pada An.A adlah sebagai berikut:

1. Risiko nutrisi berhubungan dengan kepercayaan tentang nilai budaya terhadap makanan.
2. Risiko infeksi berhubungan dengan penggunaan obat tradisiona.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kepercayaan tentang efektivitas perilaku
promosi kesehatan.

Diagnosa diatas diambil berdasarkan kondisi yang dialami pasien dn diaplikasikan dari
NANDA 2012 dan teori Sunrise Model. Dimana masalah yang dihadapi klien disebabkan
oleh faktor eksternal seperti lingkungan dan orang-orang disekitarnya. Selain itu faktor
kebiasaan dalam keluarga juga berpengaruh dalam hal ini.

Setelah diagnosa keperawatan ditegakkan selanjutkan dilakukan pembuatan rencana tindakan


dan kriteria hasil untuk mengatasi masalah keperawatan yang ada paa klien.

C. Perencanaan (Intervensi)

Perencanaan dalam proses keperawatan dimulai setelah data terkumpul, dan dikelompokkan,
dianalisa dan ditetapkan masalah keperawatan. Perencanaan disusun berdasarkan prioritas
masalah yang disesuaikan dengan kondisi klien. Setelah masalah ditentukan berdasarkan
prioritas, tujuan pelayanan keperawatan ditetapkan. Tujuan ini bisa ditetapkan dalam jangka
panjang atau pendek, harus jelas, dapat diukur dan realistis.

Pola diagnosa keperawatan Risiko Nutrisi diinterversikan asuhan keperawatan selama 2x24 jam,
pada diagnosa keperawatan Risiko Tinggi Infeksi diinterversikan asuhan keperawatan selama
1x24 jam, dan diagnose keperawatan yang terakhir yaitu Kurag Pengetahuan diinterversikan
selama 1x24 jam.

Interversi yang kami berikan terhadap klien mengacu pada NIC-NOC dan kondisi klien. Dalam
interversi ini kami memberikan waktu yang berbeda pada setiap intervensi. Dari ketiga diagnosa
diatas risiko nutrisi kami beikan waktu lebih lama karena pada kasus risiko nutrisi
penanganannya memang cukup susah.Ketidakmauan klien untuk makan-makanan yang
mengandung protein membuat proses pemulihan kondisi klien semakin lama. Maka dari itu
intervensi terhadap diagnosa risiko infeksi dan kurang pengetahuan waktunya lebih kami
percepat dengan tujuan risiko nutrisi terhadap klien bisa teratasi.

Begitu juga dengan intervensi risiko infeksi dan kurang pengetahuan, waktu yang kami
rencanakan lebih pendek. Hal ini dikarenakan seseorang yang mengalami risiko infeksi faktor
yang mempengaruhinya adalah kurangnya pengetahuan tentang penggunaan obat tradisional.
Sehingga dengan teratasinya risiko infeksi diharapkan klien tidak mengalami infeksi lagi karena
klien paham dan mempunyai pengetahuan yang lebih.

D. Pelaksanaan (Implementasi)

Setelah rencana keperawatan dibuat, kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan. Pelaksanaan


rencana asuhan keperawatan merupakan kegiatan aatau tindakan yang diberikan An.A dengan
menerapkan pengetahuan dan kemampuan klinik yang dimiliki oleh klien berdasarkan ilmu-ilmu
keperawatan dan ilmu-ilmu lainnya yang terkait. Seluruh perencanaan tindakan yang telah dibuat
dapat terlaksana dengan baik.

Pada kasus diatas semua intervensi kami implementasikan, kemudian tujuan pada intervensi
sudah teratasi sehingga pada evaluasi intervensi dihentikan atau dipertahankan.
E. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap evaluasi dalam proses
keperawatan menyangkut pengumplan data subjektif dan data objektif.

Tujuan tahap evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik rencana keperawatan, menilai,
meningatkan mutu asuhan keperawatan yang diberikan serta hasilnya dengan standar yang telah
ditetapkan lebih dulu.

Anda mungkin juga menyukai