Anda di halaman 1dari 11

kebutuhan nutrisi pada ibu hamil dan janin

A. Kebutuhan gizi ibu hamil


Ada beberapa hal yang perlu diperhtikan selama kehamilan yaitu diantaranya
kebutuhan selama hamil yang berbeda-beda untuk setiap individu dan juga dipengaruhi
oleh riwayat kesehatan dan status gizi sebelumnya, kekurangan asupan pada salah satu
zat akan mengakibatkan kebutuhan terhadap sesuatu nutrient terganggu, dan kebutuhan
nutrisi yang tidak konstan selama kehamilan
1. Kebutuhan energy
Selama proses kehamilan terjadi peningkatan laju metabolic basal dan
penambahan berat badan yang akan meningkatkan penggunaan kalori selama
aktifitas. Selain itu juga selama hamil, ibu membutuhkan tambahan energy/kalori
untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,plasenta, jaringan payudara, dan
cadangan lemak. Kebutuhan kalori kira-kira sekitar 15% dari kalori normal.
Tambahan energy yang diperlukan selama hamil yaitu 27.000-80.000 Kkal atau
100 Kkal/hari. Sedangkan energy yang dibutuhkan oleh janin sendiri untuk
tumbuh dan berkembang adalah 50-59 Kkal/kg/hari atau sekitar 175-350
Kkal/hari pada janin dengan BB 3,5 kg. pada awal kehamilan trimester pertama
kebutuhan energy masih sedikit dan terjadi sedikit peningkatan pada trimester
dua. Pada trimester kedua, energy digunakan untuk penambahan darah,
perkembangan uterus, pertumbuhan jaringan mammae, dan penimbunan lemak.
Pada trimester tiga energy digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta.
Berdasarkan rekomndasi yang dilakukan Oleh NRC (National Research Council)
pemberian tambahan energy untuk 2000 Kkal/hari bagi wanita berumur 25-50
tahun dengan tambahan 300 Kkal bagi ibu yang sedang hamil. Sumber energy
bias didapat dengan mengkonsumsi beras, jagung, gandum, kentang, ubi jalar, ubi
kayu dan sagu.
2. Karbohidrat
Janin memerlukan 40 gram glukosa/hari yang akan digunakan sebagai
sumber energy. Glukosa sangat dibutuhkan karena akan membantu dalam sintesis
lemak, glikogen, dan pembentukan struktur polisakarida. Glukosa sampai difetus
melalui berbagai tahapan yaitu glukosa darah maternal meningkat yang akhirnya
menyebabkan glukosa mengalir menuju ke fetus. Sesampainya di fetus, kemudian
fetus akan menstimulasi pengeluaran insulin dan akibatnya ibu mengalami
hiperglikemia dan bayi mengalami peningkatan kadar insulin. Karbohidrat
merupakan sumber utama untuk tambahan kalori yang dibutuhkan selama
kehamilan. Pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan
membutuhkan karbohidrat sebagai sumber kalori utama. Pilihan yang dianjurkan
adalah karbohidrat kompleks seperti roti,serelia, nasi dan pasta. Selain
mengandung vitamin dan mineral, karbohidrat kompleks juga meningkatkan
asupan serat yang diajurkan selama hamil untuk mencegah terjadinya konstipasi
atau sulit buang air besar dan wasir (haemorroid)
Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energy. Menurut glade B. Curtis
mengatakan bahwa tidak ada satu rekomendasi yang mengatur berapa sebenarnya
kebutuhan ideal karbohidrat bagi ibu hamil. Namun, beberapa ahli gizi sepakat
sekitar 60% dari seluruh kalori yang dibutuhkan tubuh adalah karbohidrat. Jadi,
ibu hamil membutuhkan karbohidrat sekitar 1.500 kalori. Bahan makanan yang
merupakan sumber karbohidrat adalah serelia(padi-padian) dan produk olahannya,
juga kentang, umbi dan jagung. Namun, karena tidak semua sumber karbohidrat
baik, maka ibu hamil harus bias memilih yang tepat. Misalnya sumber karbohidrat
yang perlu dibatasi adalah gula dan makanan yang mengandung banyak gula,
seperti cake dan permen. Sedangkan karbohidrat yang sebaiknya dikonsumsi
adalah karbohidrat kompleks yang terdapat pada roti gandum, kentang, serelia
atau padi-padian yang tidak digiling. Jenis ini mengandung serat dan cukup
kalori. Karbohidrat dapat melindungi protein terhadap pembakaran menjadi
energy. Mengkonsumsi cukup karbohidrat kompleks dapat mencegah sembelit.
3. Protein dan asam amino
Protein digunakan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan janin,
protein memiliki peranan penting. Selama kehamilan terjadi peningkatan protein
yang signifikan yaitu 68%. Peran protein selama proses kehamilan diantaranya
yaitu selain untuk pertumbuhan dan perkembangan janin juga untuk pembentukan
plasenta dan cairan amnion, pertumbuhan jaringan maternal seperti pertumbuhan
mammae ibu dan jaringan uterus, dan penambahan volume darah. Kebutuhan
akan protein selama kehamilan tergantung pada usia kehamilan. Total protein
fetal yang diperlukan selama masa gestasi berkisar antara 350-450g. Pada
trimester pertama kurang dari 6 gram tiap hari sampai trimester kedua, protein
yang diperlukan dan asam amino yang esensial sangat diperlukan pada trimester
awal. Pada usia 20 minggu, fetus mulai menerima asam amino esensial dari ibu,
namun asam amino non esensial (arginine dan Kristin) tidak dapat disentesis oleh
fetus.
Pada saat memasuki trimester akhir, pertumbuhan janin sangat cepat
sehingga perlu protein dalam jumlah yang besar juga yaitu 10 gram perhari atau
diperkirakan 2g/kg/hari. Namun, apabila bayi sudah lahir maka kebutuhan akan
protein semakin naik menjadi 15 gram perhari. Menurut WHO tambahan protein
untuk ibu hamil adalah 0,75 gram/kg berat badan. Secara keseluruhan jumlah
protein yang diperlukan oleh ibu hamil yaitu kurang lebih 60-76 gram setiap hari
atau sekitar 925 gram dari total protein yang dibutuhkan selama kehamilan. Ini
dapat diartikan bahwa wanita hamilmembutuhkan protein 10-15 gram lebih tinggi
dari kebutuhan wanita yang tidak hamil. Protein tersebut dibutuhkan untuk
membentuk jaringan baru, maupun plasenta dan janin. Protein juga dibutuhkan
untuk mendukung pertumbuhan diferensiasi sel. Para ahli merekomendasikan
masukan protein kedelai sedikitnya 60 gramm per hari. Volume darah akan
meningkat hingga 50% selama kehamilan dan protein dibutuhkan untuk
menghasilkan sel darah baru. Sumber protein bias didapat melalui protein hewani
dan nabati. Protein hewani meliputi daging,ikan, ungags,telur dan kerang. Sedang
untuk protein hewani bias didapat dari daging sapi,ikan,unggas. Bahan makanan
sumber protein nabati adalah kacang-kacangan seperti tahu,tempe,oncom, dan
selai kacang. Selain itu, karena protein yang berasal dari ternak juga kaya dengan
lemak, maka keseimbangan asupan protein hewani dan nabati. Pilih bahan
makanan protein hewani yang berlemak rendah.
4. Lemak
Asam lemak Eicosapentatonic Acid (EPA) dan Docosa hexanoic Acid
(DHA) memainkan peranan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan fetus,
khususnya untuk mata dan otak. Pertumbuhan dan perkembangan janin selama
dalam kandungan membutuhkan lemak sebagai sumber kalori utama. Lemak
merupakan sumber tenaga yang vital dan untuk perkembangan jaringan plasenta.
Pada kehamilan yang normal, kadar lemak dalam aliran darah akan meningkat
pada akhir trimester III. Tubuh wanita hamil juga menyimpan lemak yang akan
mendukung persiapan untuk menyusui setelah bayi lahir.
Lemak dibutuhkan terutama untuk membentuk energgi dan serta
perkembangan system syaraf janin. Oleh karena itu, ibu hamil tidak boleh sampai
kurang mengkonsumsi lemak tubuh. Sebaliknya, bila asupannya berlebih
dikhawatirkan berat badan ibu hamil akan meningkat tajam. Keadaan ini akan
menyulitkan ibu hamil sendiri dalam menjalankan kehamilan dan pasca
persalinan. Karena itu ibu hamil diajurkan makan makanan yang mengandung
lemak tidak lebih dari 25% dari seluruh kalori yang dikonsumsi sehari. Bila hal
ini sudah dilakukan, maka sebenarnya sudah dapat memenuhi kebutuhan lemak
tubuhnya. Pilihan jenis lemaknya yaitu yang mengandung asam lemak esensial
(ALE). Lemak ini tidak dapat dibuat oleh tubuh dan harus diperoleh dari
makanan. Asam lemak esesnsial adalah asam lemak linoleat, yaitu sutau asam
lemak tidak jenuh, omega 3. Turunan lemak asam omega 3 adalah DHA (Asam
dokosa heksanoat) yang mempunyai peran penting antara lain pada tumbuh
kembang jaringan syaraf dan retina. Sedangkan bahan makanan sumber asam
lemak omega 3 antara lain kacang-kacangan dan hasil olahannya, serta jenis ikan
laut lainnya, terutama ikat laut dalam. Asam lemak esensial lainnya adalah asam
lemak Omega 6. Turunan asam lemak Omega 6 adalah asam arakhidonat yang
penting untuk otak janin dan jaringan lainnya. Bahan makanannya antara lain
kacang-kacangan, biji-bijian dan hasil olahannya.
5. Vitamin
Vitamin yang larut dalam lemak
a. Vitamin a
Vitamin A dari ibu dibutuhkan oleh janin yaitu kurang dari 25 mg/hari,
sedangkan vitamin A yang dibutuhkan padda trimester tiga yaitu berkisar
200 mg/hari. Ibu yang sedang hamil sebaiknya jangan terlalu sering
mengkonsumsi vitamin A dalam jumlah yang besar karena akan menjadi
stimulator yang mengakibatkan teratogen. Vitamin A mengalami
peningkatan 255 dari sebelum hamil. Vitamin A berfungsi untuk
membantu proses pertumbuhan sel dan jaringan tulang,mata, rambut, kulit
dan orgam dalaam, dan fungsi Rahim. Sumbernya adalah kuning telur,
ikan dan hati. Sumber provitamin A atau karoten adalah wortel,labu
kuning, bayam, kangkung, dan buah-buahan berwarna kemrah-merahan.
b. Vitamin D
Vitamin D pada janin berasal dari 25-OH vitamin D ibu yang berada di
dalam otot dan hati fesus. Pada wanita konsentrasi plasma meningkat 2x
lebih banyak. Peningkatan vitamin D sebanyak 100%. Peningkatan ini
disertai 1,25-OH2 vitamin D dan akhirnya menstimulasi absobsi di dalam
usus halus. Kebutuhan vitamin D selama kehamilan belum diketahui
secara pasti tetapi diperkirakan 10 mg/hari, sedangkan RDA
(Recommended Daily Allowance Atau Asupan Harian yang Disarankan)
menganjurkan 5 mg/hari untuk wanita hamil pada usia 25 tahun atau lebih.
c. Vitamin E
Vitamin E mulai diakumulasikan oleh fetus pada akhir minggu ke 8-10
usia gestasi, ketika terjadi peningkatan akumulasi lemak. Untuk tetap
menjaga pertumbuhan dan perkembangan fetus yang baik diperlukan RDA
vitamin E yaitu sebanyak 2 mg/hari. Pada waktu hamil terjadi peningkatan
25%. Untuk ibu hamil kebutuhannya sekitar 15 mg (22,5 IU) dan ibu yang
menyusui sekitar 19 mg(28,5 IU).
d. Vitamin K
Vitamin K fungsinya belum begitu optimal pada masa kehailan di dalam
fetus.

Vitamin larut di dalam air

a. Vitamin C
Kebutuhan vitamin C untuk bayi pada masa kehamilan dan
menjelang kelahiran yaitu berkisar antara 3-4 mg/hari. Ibu hamil
membutuhkan vitamin C sebanyak 70 mg/hari. Untuk mencegah
kekurangan vitamin C selama proses kehamilan diperlukan tambahan
vitamin C sebanyak 10 mg/hari dengan peningkatan sebanyak 33%.
Dibutuhkan untuk memperkuat pembuluh darah dan mencegah
pendarahan, mengurangi rasa sakit sebanyak 50% saat bekerja,
mengurangi resiko infeksi setelah melahirkan dan membantu gigi dan
tulang bayi
Asupan vitamin C dapat mencegah anemia, berperan dalam
pembentukan kolagen interseluler dan proses penyembuhan luka. Selain
itu untuk membangun kekuatan plasenta, meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap infeksi dan stress, serta membantu penyerapan zat besi. Vitamin
ini dibutuhkan setiap hari dan hanya sedikit disimpan dalam tubuh.
Sumber vitamin C adalah buah dan sayuran segar, antara lain
jeruk,kiwi,papaya, bayam, kol,brokoli dan tomat.
b. Thiamin
Menggunakan status pengukuran thiamin, maternal dapat diketahui
kebutuhan thiamin dalam kehamilan, yaitu dengan cara memasukkan
eksresi thiamin urine dan aktifitas dari enzim thiamin dependen seperti
transkolasi sel merah yang akhirnya dapat digunakan sebagai indikasi
adanya peningkatan thiamin selama kehamilan. Dari pengukuran tersebut
didapatkan hasil yaitu terjadi peningkatan kadar thiamin dalam tubuh
sehingga diperlukan adanya thiamin tambahan yaitu sebanyak 0,4 mg/hari.
Thiamin meningkat selama kehamilan yaitu sebanyak 25%.
c. Niasin dan Riboflavin
Niasin yang diperlukan selama kehamilan yaitu 2 mg/hari dan 0,3
mg/hari dari riboflavin. Ribovlafin mengalami peningkatan sebanyak 15%
dan niasin 30%.
d. Vitamin folat
Vitamin B 6 penting untuk metabolism asam amino. Pada masa
kehamilan diperlukan intake protein yang lebih tinggi karena adanya
proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat sehingga diperlukan
juga adanya vitamin B6 yang besar untuk melakukan metabolism dengan
peningkatan 100%. Vitamin B6 dibutuhkan oleh tubuh untuk membantu
mengatasi mual dan muntah

e. Asam folat
Asam folat memiliki peranan penting yaitu dalam hal pencegahan
terjadinya defek tubaneural seperti spina bifida dan anensefali yang sangat
berbahaya bagi perkembangan selanjutnya. Dari hasil survey mengatakan
bahwa kebanyakan wanita mengkonsumi folat lebih sedkit dari kebutuhan
yaitu 0,2 mg perhari dengan peningkatan 33%. RDA folat untuk wanita
hamil yaitu 400 mg/hari yaitu dimana terjadi peningkatan sebanyak 10%
dari sebelumnya. Makanan yang kaya akan asam folat dapaat dijumpai
pada sayuran hijau,jus, jeruk,asparagus, dan brokoli. Asam folat
merupakan kelompok vitamin B paling utama selama masa kehamilan
kerena dapat mencegah cacat tabung syaraf (neural tube deferects) seperti
Spina Bifida. Ibu hamil harus meningkatkan asupan folat hingga 0,4-0,5
mg per hari. Mengkonsumsi folat sebelum dan pada awal kehamilan dapat
mencegah dari 10 kasus cacat tabung syaraf. Asam folat penting untuk
perkembangan data, jaringan tisyu dan darah, karena ketiadaan amino
cuka mencegah bayi mengalami kelainan. Sumber vitamin A adalah hasil
ternak atau hasil olahannya, seperti daging, hati, telur, keju, susu, kacang-
kacangan dan sayur-sayuran.
f. Mineral
1) Kalsium
Konsentrasi kalsium serum pada janin lebih besar daripada ibu.
Pada usia kehamilan 20 minggu laju penyaluran kalsium dari ibu ke
fetus mencapai 50 mg/hari dan mencapai puncaknya apabila
mendekati kelahiran yaitu 330 mg/hari. Kalsium pada fetus digunakan
untuk pembentukan tulang. Pada dasarnya stengah dari kalsium darah
bersama dengan albumin dan albumin konsentrasinya turun selama
kehamilan. Akibatnya total kalsium plasma meningkat 5% pada
minggu ke 34 usia gestasi. RDA untuk kalsium selama kehamilan
adalah 1200 mg. kebutuhan kalsium meningkat dari 800 mg menjadi
1200/1500 mg per hari. Kalsium mengandung mineral yang penting
untuk pertumbuhan janin dan membantu kekuatan kaki serta
punggung. Membantu efek ketenangan diri saat bekerja. Kalsium
dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan bakal gigi janin yang
dimulai sejak usia kehamilan 8 minggu. Ibu hamil membutuhkan
kalsium 2 kali lipat sebelum hamil, yaitu sekitar 900 mg. sumber
kalsium adalah susu dan produk susu lainnya, seperti keju, yoguart,
teri, udang kecil, dan kacang-kacangan.
2) Magnesium
Janin memerlukan 1 gr magnesium. Konsentrasi magnesium
meningkat selama kehamilan dengan RDA 320 mg dan 50% dari
magnesium diserap oleh ibu. Magnesium dibutuhkan untuk
pertumbuhan dari jaringan lunak.
3) Fosfor
RDAnya sama dengan wanita yang tidak hamil yaitu
1250mg/hari untuk wanita yang hamil dibawah 19 tahun dan
700mg/hari untuk wanita yang lebih dari 19 tahun.
4) Seng
RDA wanita hamil mencapai 15mg/hari ini menunjukkan
terdapat peningkatan 3 mg lebih tinggi dari wanita yang tidak hamil.
Selama kehamilan dan menyusui, kebutuhan seng meningkat 50%.
Seng juga diperlukan untuk mengembangkan jaringan tisyu, terutama
otak dan jenis kelamin.
5) Sodium
Selama kehamilan naik 5000-10000 Meq/hari sehubung
dengan peningkatan volume darah maternal

Tabel 1. Perbedaan kebutuhan gizi antara ibu hamil dan tidak

Zat gizi Kebutuhan wanita Kebutuhan wanita Sumber makanan


dewasa hamil
Energy (kalori) 2500 + 300 Padi-padian, jagung,
umbi-umbian,mie,
roti.
Protein (gram) 40 + 10 Daging, ikan, telur,
kacang-kacangan,
tahu, tempe.
Kalsium (mg) 0,5 + 0,6 Susu,ikan teri,
kacang-kacangan,
sayuran hijau.
Zat besi (mg) 28 +2 Daging, hati, sayuran
hijau.
Vit.A(SI) 3500 + 500 Hati, kuning telur,
sayur dan buah
berwarna hijau dan
kuning kemarahan
Vit. B1 (mg) 0,8 + 0,2 Biji-bijian, padi-
padian, kacang-
kacangan, daging.
Vit.B2 (mg) 1,3 + 0,2 Hati, telur,sayur,
kacang-kacangan
Vit.B6 (mg) 12,4 +2 Hati, daging, ikan,
biji-bijian, kacang-
kacangan.
Vit. C (mg) 20 + 20 Buah dan sayur

g. Elemen sisa
Lodine pada wanita hamil terjadi peningkatan kebutuhan sebanyak
25 mg/hari. Suplemen 30 mg zat besi dianjurkan untuk semua wanita
selama trimester kedua dan ketiga. Zat besi lebih baik dikonsumsi diantara
waktu makan atau pada jam tidur saat lambung kosong sehingga dapat
mengabsobsi secara maksimal. Zat besi dibutuhkan untuk membentuk sel
darah merah dan sangat penting untuk pertumbuhan dan metabolism
energy, disamping untuk meminimalkan peluang terjadinya anemia.
Kebutuhan zat besi menjadi dua kali lipat dibandingkan sebelum hamil.
Kebutuhan zat besi ibu naik dari 18 milligram (mg) menjadi 30-60 mg
perhari. Zat besi penting untuk membuat hemoglobin dan protein di
dalam sel darah merah yang membawa oksigen kejaringan tubuh lain,
membantu mencegah anemia dan pendarahan saat melahirkan, serta
mencegah cacat janin. Zat besi bagi ibu hamil penting untuk pembentukan
dan mempertahankan sel darah merah, sehingga bias menjamin sirkulasi
oksigen dan metabolism zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan ibu hamil.
Selain itu jika asupan zat besi sejak awal kehamilan cukup baik maka
janin akan menggunakannya untuk kebutuhan tumbuh kembangnya
Kekurangan zat besi sejak sebelum hamil dan tidak diatasi akan
mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. Untuk memenuhi kekurangan
tersebut ibu hamil harus memenuhi kebutuhan zat besinya yaitu sekitar 45-
50 mg/hari. Kebutuhan itu dapat dipenuhi dari makanan yang kaya akan
zat besi seperti danging berwarna merah, hati,ikan, kuning telur,
sayudaran berdaun hijau, kacang-kacangan ,tempe, roti dan sereal. Besi
nonhemoglobin harus dikonsumsi bersama buah-buahan. Yang
mengandung vitamin C untuk meningkatkan penyerapan. Kebutuhan zat
besi pada wanita hamil yaitu rata rata mendekati 800 mg. kebutuhan ini
terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500
mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal.
Kurang lebih 200 mg lebih kan diekresikan lewat usus, urin, dan kulit.
Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan 8-10 mg zat besi.
Perhitungan makanan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan
sekitar 20-25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan
288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga
kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil.

B. Ibu Hamil Golongan Risiko Tinggi

Ada beberapa golongan ibu hamil yang dikatakan memiliki risiko tinggi walaupun
dalam kesehariannya hidup dengan sehat dan tidak menderita suatu penyakit. Maksud
dari golongan berisiko yaitu ibu-ibu yang cenderung berisiko mengalami kesulitan pada
waktu kehamilan dan persalinannya. Hal ini akan sangat membahayakan bagi ibu dan
akan mengancam keselamatan janinnya. Golongan yang dimaksud berisiko tinggi adalah:

1. Ibu hamil terlalu muda yaitu kurang dari 16 tahun dimana organ reproduksi belum
siap untuk terjadinya pembuahan.
2. Ibu hami diatas 35 tahun. Faktor ini juga menjadi masalah karena dengan
bertambahnya umur maka akan terjadi penurunan fungsi dari organ yaitu melalui
proses penuaan. Adanya kehamilan membuat seorang ibu memerlukan ekstra
energy untuk kehidupannya dan juga kehidupan janin yang sedang dikandungnya.
Selain itu juga pada proses kelahiran diperlukan tenaga yang lebih besar lagi
ditambah lagi kelenturan dan jalan lahir dengan bertambahnya umur
keelastisaanya juga semakin berkurang. Itulah mengapa ibu dengan umur yang
tua sangat berisiko apabila ia hamil
3. Ibu baru hamil setelah perkawinan selama 4 tahun
4. Jarak dengan anak terkecil dengan anak lebih dari 10 tahun.
5. Jarak kehamilan terlalu dekat yaitu kurang dari 2 tahun. Menjadi beresiko karena
system reproduksinya belum kembali seperti semula, serta ibu masih menyusui
6. Terlalu banyak anak yaitu lebih dari 4
7. Tinggi badan terlalu pendek dan kurang dari 145 cm
8. Terlalu gemuk atau terlalu kurus, ini akan berpengaruh pada gizi keduanya
9. Riwayat persalinan yang jelek
10. Riwayat adanya cacat bawaan yang dibawah oleh keluarga atau kehamilan yang
lalu
11. Ibu seorang perokok berat, kecanduan obat dan memiliki hobi minum-minuman
keras.

Anda mungkin juga menyukai