NIM : 189901052
PRODI : PENDIDIKAN EKONOMI
SEM/KELAS : IV/A
MATA KULIAH : AKUNTANSI BIAYA
DOSEN PENGAMPU : SERNIATI ZEBUA, S.E.,M.Si
PEMBAHASAN
JOB ORDER COSTING (Biaya Berdasarkan Pesanan)
Job order costing (biaya berdasarkan pesanan) adalah salah satu metode perhitungan
biaya produksi untuk menentukan harga pokok produksi pada suatu perusahaan yang
berdasarkan pada sistem order atau pesanan. Dalam sistem perhitungan ini, biaya produksi
diakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah. Jadi jika suatu pesanan telah diterima,
pabrik atau perusahaan akan membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing
pesanan.
Karakteristik job order costing adalah:
a. Kegiatan produksi dilakukan atas dasar pesanan, sehingga bentuk barang/ produk
tergantung pada spesifikasi pesanan. Proses produksinya terputus-putus, tergantung ada
tidaknya pesanan yang diterima.
b. Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan sehingga perhitungan total biaya
produksi dihitung pada saat pesanan selesai. Biaya per unit adalah dengan membagi total
biaya produksi dengan total unit yang dipesan.
c. Pengumpulan biaya produksi dilakukan dengan membuat kartu harga pokok pesanan (job
order cost sheet) yang berfungsi sebagai buku pembantu biaya yang memuat informasi
umum seperti nama pemesan, jumlah dipesan, tanggal pesanan dan tanggal diselesaikan,
informasi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang
ditentukan di muka.
d. Penentuan harga pokok per unit produk dilakukan setelah produk pesanan yang
bersangkutan selesai dikerjakan dengan cara membagi harga pokok produk pesanan
dengan jumlah unit produk yang diselesaikan.
Pada sistem ini terdapat suatu lembaran biaya yang digunakan sebagai perincian
mengenai suatu pesanan atau sering disebut dengan kartu biaya pesanan (job cost sheet).
Lembar biaya tersebut digunakan untuk mengidentifikasi biaya produksi agar diketahui hasil
1
biaya tersebut terjadi karena produksi tertentu. Banyak sedikitnya kartu biaya pesanan (job
cost sheet) dibuat sesuai dengan berapa banyaknya pesanan yang diminta. Sistem yang
digunakan dengan menggunakan sistem urutan. Cara ini dibuat dengan memberi nomor urut
pada pesanan disesuaikan waktu atau jenis dari pesanan yang diminta.
Di dalam lembaran biaya produksi dibebankan oleh beberapa hal, yaitu :
1. Biaya bahan baku. Biaya bahan baku dibebankan pada bon permintaan. Jadi biaya bahan
baku dibebankan secara langsung pada pesanan yang diminta.
2. Biaya tenaga kerja (upah). Biaya tenaga kerja berdasarkan job ticket (kartu kerja). Sama
halnya dengan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dibebankan secara langsung pada
pesanan yang diminta.
3. Biaya overhead pabrik (BOP). BOP dibebankan kepada tiap-tiap pesanan atas dasar tarif
yang ditentukan di muka.
Untuk mengakumulasikan biaya bahan baku, tenaga kerja (upah) dan biaya overhead pabrik
(BOP) digunakan perhitungan untuk menentukan harga pokoknya. Perhitungannya sebagai
berikut
Total Biaya Produksi
HARGA POKOK Per Unit =
Kuantitas Produksi
Tujuan dari sistem perhitungan ini adalah untuk menentukan harga pokok produk dari setiap
pesanan, baik harga pokok produk secara keseluruhan tiap pesanan maupun per satuan. Maka
dari itu, sistem perhitungan ini sangat berperan penting di berbagai pabrik maupun
perusahaan. Contoh perusahaan yang biasanya menggunakan sistem job order costing adalah
adalah perusahaan pembuatan pesawat udara, perusahaan mebel, perusahaan modister,
industri gelanggang kapal, pembuatan mesin atau alat berat khusus, jam tangan mewah,
percetakan, dan lainnya. Umumnya, produknya dicirikan sebagai produk yang khusus
(custome) dan tidak diproduksi secara masal. Kartu harga pokok di samping dipergunakan
untuk menghitung harga pokok suatu pesanan juga berfungsi sebagi rekening pembantu
(subsidiary account) dari rekening control. Perhitungan biaya berdasarkan pesanan
melibatkan delapan ayat jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi. Ayat-ayat jurnal
sebagai berikut.
1. Pembelian bahan baku
2. Pengakuan biaya tenaga kerja pabrik
3. Pengakuan biaya overhead pabrik
4. Penggunaan bahan baku
5. Distribusi beban gaji tenaga kerja
6. Pembebanan estimasi biaya overhead
7. Penyelesaian pesanan
8. Penjualan produk
2
Gambar 1 Kartu Pesanan Untuk Pabrik Yang Tidak Terdepartementalisasi
Calista Corporation
Pondok Jati 3 CL 3 Sidoarjo 61252. Pesanan No. 1234
Untuk : Rendy Arizona Co. Tanggal dipesan : 10/1
Produk : Papan Pengering No.14 Tanggal mulai dikerjakan : 14/1
Spesifikasi : 12” x 20” x 1” Pelitur Bening. Tanggal dibutuhkan : 22/1
Jumlah : 10 Tanggal selesai dikerjakan : 18/1
BAHAN BAKU LANGSUNG
TANGGAL NOMOR PERMINTAAN JUMLAH
14/1 516 $ 1.420
17/1 531 $ 780
18/1 544 $ 310
$ 2.510
TENAGA KERJA LANGSUNG
TANGGAL JAM BIAYA
14/1 40 $ 320
15/1 32 $ 256
16/1 36 $ 288
17/1 40 $ 320
18/1 48 $ 384
196 $ 1.568
OVERHEAD PABRIK DIBEBANKAN
TANGGAL JAM MESIN BIAYA
14/1 16,2 $ 648
16/1 10 $ 400
17/1 3,2 $ 128
29,4 X $ 40 $ 1.176
3
B. Akuntansi untuk Bahan Baku
Prosedur yang digunakan dalam pembelian dan pengeluaran bahan berbeda di tiap
pabrik. Biasanya sebelum tanggal produksi dimulai, karyawan dibagian yang bertanggung
jawab atas penjadwalan akan memberi informasi kepada bagian pembelian, dengan
menggunakan formulir permintaan pembelian, tentang bahan- bahan yang ingin dibeli.
Bagian pembelian kemudian megeluarkan pesanan pembelian kepada pemasok. Setelah itu,
pegawai di bagian departemen penerimaan membuat laporan penerimaan barang dilihat dari
kondisi dan kuantitas.
Perkiraan bahan dalam buku besar (general ledger) merupakan perkiraan pengendali.
Perkiraan yang terpisah untuk masing-masing jenis bahan yang diselenggarakan dalam buku
tambahan adalah buku bahan (materials ledge). Kegunannya adalah sebagai alat bantu
memlihara kuantitas persediaan barang. Bentuk perkiraan dalam buku bahan dapat
digambarkan sebagai berikut.
Bahan-bahan yang ingin di produksi, maka akan dipindahkan dari gudang ke pabrik
dengan menyesuaikan dengan formulir permintaan bahan, yang sebelumnya telah
dikeluarkan oleh bagian produksi atau bagian penjadwalan. Formulir ini berfungsi sebagai
dasar pembukuan (pemasukan) data kuantitas dan jumlah dolar ke perkiraan buku bahan.
Formulir yang telah diisi akan dijadikan sebagai dasar pemindah harga pokok bahan dari
perkiraan pengendalian dalam buku besar ke perkiraan pengendalian unuk barang dalam
proses dan overhead pabrik. Arus bahan ke produksi digambarkan dengan ayat jurnal
sebagai berikut.
4
Berikut merupakan gambar formulir permintaan barang
62 704
Pesanan No. ……………. BPP No. …………
M.K. JB
Dikeluarkan oleh ………………… Diterima oleh ……………….
5
Berikut merupakan gambar kartu jam kerja (time tickets)
KARTU JAM KERJA
Keterangan Pekerjaan
Penyelesaian (Finishing) 62
……………………… Pesanan No. ….
T.D.
Disetujui oleh ……
Dari segi hubungan dengan produk, tenaga kerja dibagi menjadi dua, yaitu tenaga
kerja langsung dan tenaga kerja tak langsung. Tenaga kerja langsung adalah pekerja atau
karyawan yang secara langsung ikut berpartisipasi dalam proses produksi dan yang upahnya
merupakan bagian yang besar dalam memproduksi produk. Upah tenaga kerja langsung
diperlakukan sebagai biaya tenaga kerja langsung dan diperhitungkan langsung sebagai
unsur biaya produksi. Sedangkan tenaga kerja tak langsung adalah pekerja atau karyawan
yang secara tidak langsung ikut berpartisipasi dalam proses produksi. Upah tenaga kerja tak
langsung ini disebut biaya tenaga kerja tak langsung. Jadi upah tenaga kerja tak langsung
dibebankan pada produk tidak secara langsung, tetapi melalui tarif biaya overhead pabrik
yang ditentukan di muka.
Untuk mengidentifikasi biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung, setiap
karyawan membuat satu atau lebih kartu jam kerja karyawan setiap hari. Setiap kartu jam
kerja karyawan merupakan dokumen yang menunjukkan waktu yang dihabiskan oleh
seorang pekerja untuk sutu pesanan tertentu (tenaga kerja langsung) atau untuk tugas-tugas
lain(tenagatidaklangsung).
Kartu jam kerja biasanya dihitung biayanya dan diikhtisarkan secara periodik, dan jumlah
jam kerja setiap karyawan yang tertera di kartu jam kerja dicocokkan dengan jumlah jam
kerja menurut kartu absen.
Jumlah waktu yang telah dicatat dalam kartu jam kerja (time tickets), kemudian
dibandingkan dengan kartu karyawan (clock cards). Gunanya untuk dijadikan sebagai
pengecekan internal (internal check) dari ketepatan pengeluaran upah. Arus biaya pekerja ke
dalam produksi digambarkan dengan ayat jurnal berikut ini.
Biaya overhead pabrik yang dibebankan biasanya ditutup ke pengendali overhead pabrik
pada akhir tahun. Berikut merupakan ayat jurnal penutupnya:
Saldo underapplied
Saldo overabsorbed
mencatat kuantitas dan harga pokok produksi, kuantitas dan harga pokok barang yang
dikirim, dan kuantitas, total biaya dan harga pokok per unit barang yang masih ada di
tangan. Berikut contoh perkiraan buku barang jadi yang telah dijelaskan.
Setelah pencatatan buku barang jadi selesai, kemudian diteruskan dengan pencatatan untuk
tembuasan pesanan pengiriman tersebut dengan harga pokok per unit dan jumlah hahrga
pokok yang dijual. Data biaya dalam pesanan pengiriman ini menjadi dasar ayat jurnal,
sebagai berikut.
Pada penjualan barang jadi, diperlukan agar mencatat atau menjaga baik itu harga pokok (cost
price) ataupun harga jual (selling price) barang-barang yang telah dijual. Untuk setiap
penjualan, harga pokok penjualan dicatat dengan mendebitkan harga pokok penjualan dan
mengkreditkan barang jadi. Harga jual dari barang yang terjual dicatat dengan mendebit
piutang usaha (kas) dan mengkreditkan penjualan. Jika barang dikembalikan oleh pembeli dan
dimasukan kembali kedalam persediaan, maka harus dilakukan pendebitan barang jadi dan
mengkreditkan harga pokok penjualan sejumlah harga pokoknya.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, prima sofia, Septian Bayu Kristanto. 2019. Akuntansi Biaya. Tarumanegara : In Media