Anda di halaman 1dari 15

Macam Penyakit

Berbagi Informasi Macam Macam Penyakit Dan Cara Penyembuhan Dari Berbagai Sumber

 Home
 Penyakit Darah 

Sponsored Links

5 Penyebab Anemia Pada Remaja Putri


Posted on by Rodiah Fitriani · Leave a comment
Sponsored Links

5 Penyebab Anemia Pada Remaja Putri


Apakah kamu juga sering merasa pusing, lemah, letih dan lesu? Nah, jangan-jangan kamu
mengalami anemia. Sebelumnya kamu harus tahu, anemia itu adalah kekurangan sel darah merah
(eritrosit). Anemia yang sering terjadi adalah anemia gizi besi. Yaitu anemia yang terjadi karena
kekurangan zat besi dari makanan yang dikonsumsi atau karena kehilangan darah yang
berlebihan dan tidak mampu diganti dengan konsumsi makanan.

Sedangkan ciri-ciri anemia yaitu sering merasa pusing, badan lesu dan letih seperti tidak
berenergi. Selain itu, akan nampak pucat pada bagian telapak tangan dan mata. Dan daya tahan
tubuh otomatis akan menurun.

Anemia banyak terjadi di kehidupan para remaja, khususnya remaja putri. Hal ini dapat terjadi
karena kamu para remaja putri sedang berada pada masa pubertas maka kebutuhan zat besi untuk
menyeimbangkan perkembangan tubuh semakin besar. Selain itu, beban ganda yang kamu
emban adalah mengalami menstruasi, berarti juga memiliki kebutuhan untuk menggantikan zat
besi hilang bersama darah haid.

Namun, sebenarnya jika asupan zat gizi kamu terpenuhi, kamu nggak akan mengalami anemia.
Lalu, kenapa sih cewek kok mudah terserang anemia. Yuk simak selengkapnya, apa saja
penyebab anemia pada remaja putri.

Kebiasaan Makan Yang Buruk


Kebiasaan Makan Yang Buruk

Kamu ngrasa nggak sih, pola makan yang selama ini kamu miliki. Sudah benar kah? Atau kalo
nggak gitu, kira-kira makanan yang kamu makan udah bisa untuk memenuhi kebutuhan tubuh
nggak sih?

Nah, coba koreksi kembali apa yang selama ini kamu konsumsi. Biasanya para remaja cenderung
suka mengkonsumsi junk food dan fast food, padahal kedua jenis makanan tersebut tidak
memiliki kandungan gizi yang lengkap. Sebaliknya, para remaja juga gengsi untuk
mengkonsumsi makanan tradisional, karena sudah tidak mengikuti tren. Sebenarnya makanan
tradisional juga banyak yang memiliki cita rasa dan variasi zat gizi. Makanan tradisional lebih
mengutamakan bahan-bahan dari alam, sehingga jelas lebih sehat jika dibandingkan dengan
makanan ala budaya barat.

Selain itu, para remaja juga sering terpengaruh dan menjadi korban iklan di TV. Para produsen
makanan junk food dan fast food sangat melebih-lebihkan kandungan yang terdapat dalam
makanan yang diproduksi. Padahal jika diukur, kandungan gizi dengan kandungan bahan
tambahan makanan lebih banyak bahan kimianya. Jika Anda makan makanan-makanan tersebut,
seperti halnya Anda makan-makanan sampah yang tidak bermanfaat bagi tubuh.

Apabila Anda termasuk remaja yang lebih suka pada suatu makanan tertentu, dalam jangka
waktu lama ketika Anda tidak mau mengonsumsi makanan lain, maka dapat terserang anemia.
Biasanya remaja banyak yang hanya suka untuk mengkonsumsi makanan tertentu, sehingga
tubuhnya tidak mendapatkan asupan gizi yang bervariasi. Dengan ketidakberagaman makanan
yang Anda konsumsi, maka akan memicu untuk terjadinya penurunan produksi sel darah merah,
sehngg mudah untuk terjadi anemia.

Penghancuran Sel Darah Merah Yang Berlebihan


Penghancuran Sel Darah Merah

Produksi sel darah merah antara remaja putra dan remaja putri berbeda. Pada remaja putri,
produksi sel darah merah jumlahnya lebih sedikit dan rentan untuk terjadi kerusakan sel. Sel-sel
darah merah pada remaja putri yang dihasilkan oleh sumsum tulang belakang akan beredar ke
seluruh tubuh. Akan tetapi sel darah merah yang belum matang pun juga dapat dilepaskan untuk
beredar ke seluruh tubuh. Nah, sel darah merah yang masih muda ini akan mudah pecah dan
hancur, sehingga remaja putri akan mudah mengalami kekurangan sel darah merah (anemia).

Penghancuran sel darah merah yang secara berlebihan dapat disebabkan adanya masalah pada
sumsum tulang belakang, seperti limfoma, leukemia atau multipel myeloma. Selain itu, adanya
masalah pada sistem kekebalan tubuh juga dapat berpengaruh terhadap produksi sel darah merah.
Ketika Anda sedang menjalani kemoterapi, maka juga akan mengalami gangguan pada produksi
sel darah merah. Pada remaja yang menderita AIDS juga akan mengalami gangguan dalam
memproduksi sel darah merah.

Kehilangan Darah Pada Setiap Bulan


Nah, remaja putri pasti sudah tahu, bahwa setiap bulan akan mengeluarkan darah kotor pada saat
haid. Ini merupakan salah satu hal yang dapat menyebabkan anemia. Mungkin sebagian dari
Anda tidak menyadari bahwa Anda kehilangan darah dengan jumlah yang tidak sedikit. Jika
Anda mengalami cacingan, juga akan berpengaruh terhadap jumlah sel darah merah yang Anda
miliki. Cacing yang berada di dalam tubuh juga akan menyerap zat besi. Padahal zat besi di sini
berfungsi sebagai zat pembentuk sel darah merah.

Selain Anda mengalami kehilangan darah dari haid bulanan, Anda juga akan mengalami
hambatan dalam memproduksi sel darah merah, karena Anda mengalami kecacingan. Agar Anda
tidak sampai terjadi anemia pada saat haid, upaya mencegah anemia dapat dilakukan dengan
konsumsi tablet Fe setiap hari pada saat Anda haid. Selain itu, Anda juga dapat mengkonsumsi
tablet Fe sekali dalam seminggu. Nah, ini bertujuan untuk mencegah agar Anda tidak sampai
menderita anemia. Ketika Anda dari remaja sudah dapat mengkonsumsi tablet Fe secara rutin,
maka ketika kelak hamil dan melakukan persalinan sudah tidak khawatir lagi dengan kadar Hb
yang rendah, pasti Anda memiliki kadar Hb yang normal dan dapat melakukan persalinan
dengan lancar.

Pada remaja putri yang mengalami kanker atau terserang malaria, juga rentan untuk kehilangan
sel darah secara berlebihan. Maka dari itu, untuk kedua kondisi ini harus mendapatkan perlakuan
yang ekstra agar kadar sel darah merah dalam tubuh tetap terjaga.

Penurunan Produksi Sel Darah Merah


Produksi Sel Darah Merah Menurun

Produksi sel darah merah dapat menurun pada saat terjadi kerusakan pada daerah sumsum tulang
belakang atau asupan Fe yang masuk dalam tubuh berjumlah sangat sedikit. Penurunan produksi
sel darah merah dapat terhambat ketika Anda mengalami keracunan atau sedang mengkonsumsi
obat-obatan tertentu. Pada saat Anda sedang menjalankan program diet dan hanya megkonsumsi
sayuran, maka dalam jangka waktu yang lama, Anda akan mengalami anemia. Karena makanan
hewani dapat memicu produksi sel darah merah sedangkan Anda tidak mendapatkan asupan
makanan yang berasal dari hewani.

Anda adalah seorang remaja putri, wanita pada umunya mengalami kehamilan. Nah, ternyata
kehamilan juga dapat mengakibatkan anemia. Produksi sel darah merah pada saat hamil malah
mengalami penurunan, karena tubuh mendapatkan beban kerja yang lebih berat.

Perdarahan Mendadak, Seperti Mengalami Kecelakaan


Pada saat terjadi kecelakaan, kemungkinan besar terjadi perdarahan di area tubuh manapun. Nah,
ketika perdarahan tersebut terjadi dalam jumlah yang banyak dan tidak segera dapat berhenti
maka tubuh akan banyak kehilangan sel darah merah. Apalagi ketika luka yang terjadi berada di
daerah kepala, maka darah dapat keluar dari tubuh dalam jumlah banyak dan pada waktu yang
sangat singkat.

Akibat dari kehilangan darah pada saat kecelakaan juga hampir sama seperti ketika Anda
mengalami haid. Maka dari itu, ketika Anda atau saudara Anda mengalami kecelakaan sesegera
mungkin untuk rutin mengkonsumsi tablet Fe dan memberikan asupan makanan yang banyak
mengandung zat besi.

Nah, hal-hal di atas adalah beberapa penyebab anemia yang paling umum terjadi. Anda pasti
sudah tahu, betapa ruginya ketika mengalami anemia. Maka dari itu, jadilah remaja yang cerdas
untuk mencegah anemia menimpa Anda.

Definisi Remaja Putri

Menurut (Stanley Hall, 1991)

Masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai masa topan badai dan
stress (Storm and Stress).Karena mereka mereka telah memiliki keinginan bebas
untuk menentukan nasib sendiri, kalau terarah dengan baik maka ia akan menjadi
seorang individu yang memiliki rasa tanggungjawab, tetapi kalau tidak terbimbing
maka bisa menjadi seorang yang tak memiliki masa depan dengan baik.

Menurut (Yulia S. D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa, 1991) istilah asing yang
sering digunakan untuk menunjukkan masa remaja antara lain :

a. Puberty (bahasa Inggris) berasal dari istilah latin pubertas yang berarti kelaki-
lakian, kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan tanda kelaki-lakian.
Pubescence dari kata pubis (pubic hair) yang berarti rambut (bulu) pada
daerah kemaluan (genetal) maka pubescence berarti perubahan yang dibarengi
dengan tumbuhnya rambut pada daerah kemaluan.

b. Adolescentia berasal dari istilah latin adolescentia yang berarti masa muda yang
terjadi antara 17 – 30 tahun yang merupakan masa transisi atau peralihan dari
masa kanak-kanak menunju masa dewasa yang ditandai dengan adanya
perubahan aspek fisik, psikis dan psikososial. Proses perkembangan psikis
remaja dimulai antara 12 – 22 tahun.

Menurut Santrock (1998) mendefinisikan pubertas sebagai masa


pertumbuhan tulang-tulang dan kematangan seksual yang terjadi pada masa awal
remaja.
Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 1998) usia remaja antara 12
sampai usia 23 tahun.

Menurut Erikson masa remaja adalah masa yang akan melalui krisis
dimana remaja berusaha untuk mencari identitas diri (Search for self – Identity)
(Dariyo, 2004)

Definisi Pubertas

Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan
pematangan fungsi seksual. Masa pubertas dalam kehidupan kita biasanya dimulai saat
berumur delapan hingga sepuluh tahun dan berakhir lebih kurang di usia 15 hingga 16
tahun. Pada masa ini memang pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan
cepat. Pada cewek pubertas ditandai dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan
pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah. Kini, dikenal adanya pubertas dini pada
remaja. Penyebab pubertas dini ialah bahwa bahan kimia DDT sendiri, DDE, mempunyai
efek yang mirip dengan hormon estrogen. Hormon ini diketahui sangat berperan dalam
mengatur perkembangan seks wanita.

Ciri Pubertas

Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi
pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada remaja putra, secara biologis
dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba
memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi.

Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua
jenis hormon (gonadotrophins atau gonadotrophic hormones) yang berhubungan dengan
pertumbuhan, yaitu: 1) Follicle-Stimulating Hormone (FSH); dan 2). Luteinizing
Hormone (LH). Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang pertumbuhan
estrogen dan progesterone: dua jenis hormon kewanitaan. Pada anak lelaki, Luteinizing
Hormone yang juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH)
merangsang pertumbuhan testosterone. Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon
tersebut di atas merubah sistem biologis seorang anak. Anak perempuan akan mendapat
menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi
juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, dll.

Hemoglobin

Hemoglobin adalah metaloprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi


dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya. Molekul hemoglobin terdiri
dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom
besi. Mutasi pada gen protein hemoglobin mengakibatkan suatu golongan penyakit
menurun yang disebut hemoglobinopati, di antaranya yang paling sering ditemui adalah
anemia sel sabit dan talasemia.
Gambar 2.1. Struktur Atom Hemoglobin

Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4 subunit


protein), yang terdiri dari masing-masing dua subunit alfa dan beta yang terikat secara
nonkovalen. Subunit-subunitnya mirip secara struktural dan berukuran hampir sama. Tiap
subunit memiliki berat molekul kurang lebih 16,000 Dalton, sehingga berat molekul total
tetramernya menjadi sekitar 64,000 Dalton. Tiap subunit hemoglobin mengandung satu
heme, sehingga secara keseluruhan hemoglobin memiliki kapasitas empat molekul
oksigen (Wikipedia, 2006).

Hemoglobin adalah suatu zat di dalam sel darah merah yang berfungsi
mengangkut zat asam dari paru-paru ke seluruh tubuh, selain itu yang memberikan warna
merah sel darah merah. Hemoglobin terdiri dari 4 molekul zat besi (heme), 2 molekul
rantai globin alpha dan 2 molekul rantai globin beta. Rantai globin alpha dan beta adalah
protein yang produksinya disandi oleh gen globin alpha dan beta .

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Hb Remaja Putri

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kadar Hb turun pada remaja yaitu :

1. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi

2. Kurangnya zat besi dalam makanan yang dikonsumsi

3. Penyakit yang kronis, misalnya TBC, Hepatitis, dsb.

4. Pola hidup remaja putri berubah dari yang semula serba teratur menjadi kurang teratur,
misalnya sering terlambat makan atau kurang tidur.
5. Ketidakseimbangan antara asupan gizi dan aktifitas yang dilakukan

(Wijanarka, 2007).

Konsep Penanggulangan Anemia Defisisiensi Besi

Definisi Anemia

Anemia adalah Anemia defisiensi besi (ADB) selama kehamilan


merupakan faktor risiko yang sangat menarik untuk dikaji, khususnya di negara
berkembang seperti Indonesia karena prevalensinya cukup tinggi. Beberapa
penulis telah mengindikasikan bahwa ADB selama kehamilan berhubungan
dengan kelahiran prematur, BBLR, dan pe-ningkatan kematian perinatal
(Wiriadinata, 2005).

Baik dinegara maju maupun di negara berkembang, seseorang disebut


menderita anemia bila kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 10 gr%, disebut
anemia berat, atau bila kurang dari 6gr%, disebut anemia garavis.

Secara definisi, anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan


oleh kurangnya zat besi dalam tubuh sehingga kebutuhan besi untuk eritropoesis
tidak cukup yang ditandai dengan gambaran sel darah merah yang hipokrom
mikrositik, kadar besi serum dan saturasi (jenuh) transferin menurun, mampu ikat
besi total (TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang dan tempat
lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali (Gultom, 2003).

Patogenesis Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi terjadi sebagai akibat dari gangguan balans zat besi
yang negatif, jumlah zat besi (Fe) yang diabsorbsi tidak mencukupi kebutuhan
tubuh. Pertama -tama balans Fe yang negatif ini oleh tubuh diusahakan untuk
diatasinya dengan cara menggunakan cadangan besi dalam jaringan-jaringan
depot. Pada saat cadangan besi tersebut habis, baru anemia defisiensi besi menjadi
manifest.

Perjalanan keadaan kekurangan zat besi mulai dari terjadinya anemia


sampai dengan timbulnya gejala-gejala yang klasik, melalui beberapa tahap :

Tahap I : Terdapat kekurangan zat besi ditempat-tempat cadangan besi


(depot iron), tanpa disertai dengan anemia (anemia latent) ataupun perubahan
konsentrasi besi dalam serum (SI). Pada pemeriksaan didapati kadar feritin
berkurang.

Tahap II : Selanjutnya mampu ikat besi total (TIBC) akan meningkat yang
diikuti dengan penurunan besi dalam serum (SI) dan jenuh (saturasi) transferin.
Pada tahap ini mungkin anemia sudah timbul, tetapi masih ringan sekali dan
bersifat normokrom normositik. Dalam tahap ini terjadi eritropoesis yang
kekurangan zat besi (iron deficient erythropoesis).

Tahap III : Jika balans besi tetap negatif maka akan timbul anemia yang
tambah nyata dengan gambaran darah tepi yang bersifat hipokrom mikrositik.

Tahap IV : Hemoglobin rendah sekali. Sumsum tulang tidak mengandung


lagi cadangan besi, kadar besi plasma (SI) berkurang. Jenuh transferin turun dan
eritrosit jelas bentuknya hipokrom mikrositik. Pada stadium ini kekurangan besi
telah mencapai jaringan-jaringan. Gejala klinisnya sudah nyata sekali (Gultom,
2003).

Pengaruh Anemia Terhadap Kemampuan Kognitif

Kognitif dalam konteks ilmu psikologi didefinisikan secara luas mengenai


kemampuan berpikir dan mengamati, suatu perilaku yang mengakibatkan
seseorang memperoleh pengertian. Kemampuan berkonsentrasi terhadap suatu
rangsang dari luar, memecahkan masalah, mengingat atau memanggil kembali
dari memorinya suatu kejadian yang telah lalu, memahami lingkungan fisik dan
sosial termasuk dirinya sendiri. Fungsi kognitif antara lain:

1. Taraf inteligensia: yaitu kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah dan


berbagai bidang kehidupan antara lain pergaulan sosial, teknis, perdagangan,
pengaturan rumah tangga.

2. Bakat khusus yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang, misal


matematika, bahasa asing.

3. Organisasi kognitif menunjukkan materi yang sudah dipelajari, disimpan


dalam ingatan secara sistematis atau tidak.

4. Kemampuan berbahasa.

5. Daya fantasi, mempunyai kegunaan kreatif, antisipatif, rekreatif, dan sosial.

6. Gaya belajar.

7. Teknik atau cara belajar secara efisien dan efektif.

Proses belajar mengajar di sekolah pada dasarnya berlangsung demi


meningkatkan makna kehidupan manusia. Bukti penelitian menyokong bahwa
besi memegang peranan penting dalam perkembangan sistem saraf pusat. Bila
terjadi deplesi besi selama proses perkembangan susunan saraf terutama pada
masa bayi akan mengakibatkan gangguan kognitif yaitu kontrol motorik, memori,
dan perhatian, rendahnya prestasi sekolah, meningkatnya problem tingkah laku
dan disiplin.
Penelitian Halterman (2001) di Amerika Serikat, mendapatkan nilai
catarata matematika pada anak yang menderita anemia defisiensi besi lebih
rendah dibanding remaja tanpa anemia defisiensi besi.

Penelitian Bidasari dkk., di daerah perkebunan Aek Nabara bekerjasama


dengan Facultas Psikologi USU (2006) pada remaja usia 15–18 tahun yang
menderita anemia defisiensi besi diperoleh Full IQ tidak melebihi rata-rata dengan
gangguan pemusatan perhatian dan fungsi kognitif terutama dalam bidang
aritmatika.

Anemia defisiensi besi pada periode perkembangan otak dini


menyebabkan oligodendrosit imatur yang mengakibatkan gangguan proses
mielinisasi dan transmisi saraf cenderung lebih lambat. Semakin dini usia dan
lama saat terjadi anemia dan semakin luas otak yang terkena, akan menyebabkan
gangguan fungsi kognitif semakin permanen dan sulit diperbaiki (Lubis, 2008).

Penanggulangan Anemi

Tindakan penting yang dilakukan untuk mencegah kekurangan besi antara


lain :

1. Konseling untuk membantu memilih bahan makanan dengan kadar besi yang
cukup secara rutin pada usia remaja.

2. Meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti daging, ikan, unggas,
makanan laut disertai minum sari buah yang mengandung vitamin C (asam
askorbat) untuk meningkatkan absorbsi besi dan menghindari atau
mengurangi minum kopi, teh, teh es, minuman ringan yang mengandung
karbonat dan minum susu pada saat makan.

3. Suplementasi besi. Merupakan cara untuk menanggulangi ADB di daerah


dengan prevalensi tinggi. Pemberian suplementasi besi pada remaja dosis 1
mg/KgBB/hari.

4. Untuk meningkatkan absorbsi besi, sebaiknya suplementasi besi tidak diberi


bersama susu, kopi, teh, minuman ringan yang mengandung karbonat,
multivitamin yang mengandung phosphate dan kalsium.

5. Skrining anemia. Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit masih merupakan


pilihan untuk skrining anemia defisiensi besi (Lubis, 2008).
Bagi kaum perempuan, hamil dan melahirkan merupakan bagian dari kehidupan normalnya.
Perhatian akan kesehatan terutama kesehatan yang berkaitan dengan proses reproduksi menjadi
sangat penting. Dalam hal ini remaja perempuan harus memperhatikan masalah anemia atau
sering disebut dengan penyakit kurang darah.

Anemia masih banyak diderita oleh perempuan Indonesia. Pada tahun 1995, berdasarkan Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), sekitar 57% anak perempuan (10-14 tahun) dan 39.5%
perempuan (15-45 tahun) diketahui menderita anemia.

Keadaan tersebut nampaknya tidak mengalami banyak perubahan apalagi negara kita sedang
dalam krisis ekonomi. Penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan R.I pada tahun
1998/99 di 2 propinsi yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur yang meliputi 10 Kabupaten
menemukan bahwa sekitar 82% remaja putri mengalami anemia (Hb< 12 gr %) dan sekitar 70%
calon pengantin wanita juga mengalami hal yang sama. Sampel dalam penelitian tersebut adalah
238 remaja putri dan 180 calon pengantin wanita.

Anemia terjadi karena kurangnya zat besi dan asam folat dalam tubuh. Perempuan yang
menderita anemia berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan rendah (kurang dari 2.5 kg).
Di samping itu, anemia dapat mengakibatkan kematian baik ibu maupun bayi pada waktu proses
persalinan.

Tanda-tanda bila Menderita Anemia

Anemia atau kurang darah tidak sama dengan darah rendah. Secara medis jika kita ingin
mengetahui kalau kita menderita anemia adalah dengan melakukan pemeriksaan haemoglobin
darah (Hb).

Namun secara sederhana tanda-tanda anemia dapat dilihat dari:

 mudah lelah,
 muka pucat,
 tidak bersemangat,
 mudah mengantuk,
 dan mudah pusing.

Perempuan lebih rentan anemia dibanding dengan laki-laki

Kebutuhan zat besi pada perempuan adalah 3 kali lebih besar daripada pada laki-laki. Perempuan
setiap bulan mengalami menstruasi yang secara otomatis mengeluarkan darah. Itulah sebabnya
perempuan membutuhkan zat besi untuk mengembalikan kondisi tubuhnya kekeadaan semula.
Hal tersebut tidak terjadi pada laki-laki.

Demikian pula pada waktu kehamilan, kebutuhan akan zat besi meningkat 3 kali dibanding
dengan pada waktu sebelum kehamilan. Ini berkaitan dengan kebutuhan perkembangan janin
yang dikandungnya.
Faktor yang menyebabkan tingginya anemia di kalangan perempuan

Beberapa faktor kebiasaan dan sosial budaya turut memperburuk kondisi anemia di kalangan
perempuan Indonesia, antara lain :

 Kurang mengkonsumsi bahan makanan hewani.


 Kebiasaan diet untuk mengurangi berat badan.
 Budaya atau kebiasaan di keluarga sering menomor duakan perempuan dalam hal
makanan.
 Pantangan tertentu yang tidak jelas kebenarannya seperti perempuan hamil jangan makan
ikan karena bayinya akan bau amis.
 Kemiskinan yang menyebabkan mereka tidak mampu mengkonsumsi makanan bergizi.

Hal-hal yang perlu dilakukan agar kita terhindar dari anemia

Mengkonsumsi makanan bergizi. Makanan bergizi tidak harus makanan mahal. Mintalah saran
pada petugas kesehatan mengenai makanan yang ada di sekitar tempat tinggal kita yang baik
untuk dikonsumsi agar kita terhindar dari anemia.

Kita juga dapat mengkonsumsi tablet besi atau di banyak tempat dikenal dengan tablet tambah
darah. Perhatikan dosis dan aturan minum yang dianjurkan sehingga tidak berdampak negatif
bagi kesehatan kita.

loading...

Most Read Articles

 Manfaat dan Bahaya Seks Ketika Hamil


 Gangguan yang sering terjadi pada Sistem Ekskresi
 5 Macam Penyakit Akibat Pencemaran Partikel Debu di Udara
 Khasiat Buah Mahkota Dewa
 Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pernafasan Manusia
 Mengenal 6 Macam Gangguan Kulit Non Kanker
 Penilaian Hasil Pemeriksaan Urine
 Sepuluh Jenis Batuk pada Anak
 Ciuman, Manfaat dan Kerugiannya
 21 Jenis Kosmetika yang Mengandung Bahan Kimia Berbahaya

Random Artikel

 54 Obat Tradisional Yang Berbahaya


 Khasiat Bunga Pukul Delapan
 Kunci Keberhasilan Pengobatan Penyakit Hati

 Masalah Tawuran pada Anak Sekolah


 Imunisasi Pada Anak
 Klasifikasi Diare pada Bayi Baru Lahir

 Cara Mengurangi Resiko Serangan Jantung


 Diet Karbohidrat Tekan Resiko Jantung
 Enam Hal Yang Harus Dihindari Untuk Membantu Mencegah Penyakit Jantu

Anda mungkin juga menyukai