Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Julesfa Nursesmita
Nikmatul Azmi
Nimas Mayang Pramesti
Nur Hayati Harahap

Dosen Pengampuh:
Dr.Ahmal, S.Pd.,M.Hum.

PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIDKAN

UNIVERSITAS RIAU

TAHUN AJARAN 2020 / 2021

0
KATA PENGANTAR

Asssalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
tugas makalah Pendidikan Pancasila tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tetap tercurah
kepada Rosulullah SAW, yang telah membawa kita dari alam jahiliyah menuju alam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.

Dalam pembuatan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.
Ahmal selaku Dosen Pengampu Mata kuliah yang telah membimbing dalam menyelesaikan
makalah ini. Tentunya dalam pembuatan makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan baik dari
sistematika penulisan maupun dari pemilihan kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu penulis
senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan makalah yang
lain di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Amin.

Waassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

i
Daftar Isi

Kata Pengantar.........................................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
1.. LATAR BELAKAN.............................................................................................................1

2.RUMUSAN MASALAH........................................................................................................1

3. TUJUAN PAMBAHASAN...................................................................................................2

BAB II.......................................................................................................................................2
A.Pengertian Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu .............................................3

B. Visi Ilmu Di Indonesia .........................................................................................................5

C. Sikap ilmiah Yang Harus Dimiliki Ilmuan ...........................................................................6

A. Kesimpulan...........................................................................................................................9

B. Saran......................................................................................................................................9

Daftar Pustaka................................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.. LATAR BELAKANG

Di aman yang penuh dengan persaingan ini makna Pancasila seolah-olah


terlupakansebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal sejarah perumusannya melalui proses
yangsangat panjang oleh para pendiri negara ini. Pengorbanan tersebut akan sia-sia apabila
kitatidak menjalankan amanat para pendiri negara yaitu pancasila yang termaktub
dalampembukaan UUD 1945 alenia ke-4.Pancasila merupakan rangkaian kesatuan dan kebulatan
yang tidak terpisahkankarena setiap sila dalam pancasila mengandung empat sila lainnya dan
kedudukan darimasing-masing sila tersebut tidak dapat ditukar tempatnya atau dipindah-
pindahkan. Hal inisesuai dengan susunan sila yang bersifat sistematis-hierarkis, yang berarti
bahwa kelima silapancasila itu menunjukkan suatu rangkaian urutan-urutan yang bertingkat-
tingkat, dimanatiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri di dalam rangkaian susunan kesatuan
itusehingga tidak dapat dipindahkan.Bagi bangsa Indonesia hakikat yang sesungguhnya dari
pancasila adalah sebagaipandangan hidup bangsa dan sebagai dasar negara. Kedua pengertian
tersebut sudahselayaknya kita fahami akan hakikatnya. Selain dari pengertian tersebut, pancasila
memilikibeberapa sebutan berbeda, seperti : Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan
ilmu.Walaupun begitu, banyaknya sebutan untuk Pancasila bukanlah merupakan suatukesalahan
atau pelanggaran melainkan dapat dijadikan sebagai suatu kekayaan akan maknadari Pancasila
bagi bangsa Indonesia. Karena hal yang terpenting adalah perbedaanpenyebutan itu tidak
mengaburkan hakikat pancasila yang sesungguhnya yaitu sebagai dasarnegara. Tetapi pengertian
pancasila tidak dapat ditafsirkan oleh sembarang orang karenaakan dapat mengaturkan
maknanya dan pada akhirnya merongrong dasar negara, sepertiyang pernah terjadi di masa
lalu.Untuk itu, kita sebagai generasi penerus, sudah merupakan kewajiban bersama
untuksenantiasa menjaga kelestarian nilai nilai pancasila sehingga apa yang terjadi di masa
lalutidak akan teredam di masa yang akan datang.

2.RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang penulisan makalah ini, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :

1.pancasila sebagai dasar nilai dalam strategi pengembangan ilmu dan teknologi

2.Visi ilmu di Indonesia

3.Sikap ilmiah yang harus dimiliki ilmuan

3. TUJUAN PAMBAHASAN

1
a. Untuk mengetahui Hakikat Pancasila Sebagai Dasar Nilai pengembangan ilmu

b. Untuk mengetahui Landasan Pengembangan Ilmu Pengetahuan

c. Untuk mengetahui Peran nilai sila sila dalam Pancasila dalam pengembangan ilmu.

4.MANFAAT

a. Mahasiswa mengetahui Hakikat Pancasila Sebagai Dasar Nilai pengembangan ilmu.

b. Mahasiswa mengetahui Landasan Pengembangan Ilmu Pengetahuan

c. Mahasiswa mengetahui Peran nilai sila sila Pancasila dalam pengembangan ilmu Pancasila

2
BAB II

PEMBAHASAN

Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

A.Pengertian Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu

Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dapat mengacu pada bebarapa jenis
pemahaman. Salah satunya adalah bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dikembangkan di Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila.

Nilai Ketuhanan Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu.

Ilmu pengetahuan harus tetap menjaga keseimbangan antara rasional dan irasional,
keseimbangan antara akal, rasa, dan kehendak. Sila pertama menempatkan manusia di alam
semesta bukan sebagai pusatnya melainkan sebagai bagian yang sistematik dari alam semesta
yang diolahnya. Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu dalam mengamalkan komitmen etis
ketuhanan ini, Pancasila harus didudukan secara proporsional, bahwa ia bukanlah agam yang
berpretensi mengatur sister keyakinan, sistem peribadatan, sistem norma dan identitas
keagamaan dalam ranah privat dan ranah komunitas agama masing-masing.

Nilai Kemanusiaan Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu

Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai
dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani masing-masing,
dengan memperlakukan sesuatu hal dengan sebagaimana semestinya.

a. Memberi arah dan mengendalikan ilmu pengetahuan, ilmu dikembalikan pada fungsinya
semula yaitu kemanusiaan, tidak hanya untuk kelompok atau lapisan tertentu.

b. Memberikan dasar-dasar moralitas bahwa manusia dalam mengembangkan iptek haruslah


secara beradab, membangan iptek harus berdasarkan kepada usaha-usaha yaitu untuk mencapai
kesejateraan umat manusia.

c. Ilmu pengetahuan dan teknologi harus diabadikan untuk peningkatan harkat dan martabat
manusia, bukan menjadikan manusia sebagai makhluk yang angkuh dan sombong akibat
memiliki ilmu pengetahuan.

Nilai Persatuan Sabagai Dasar Pengembangan Ilmu

Nilai persatuan Indonesia memberikan kesadaran kepada bangsa Indonesia akan rasa
nasionalisme bangsa Indonesia. Oleh karena itu ilmu pengetahuan dan teknologi harus dapat
dikembangkan untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Pengembangan ilmu

3
pengetahuan dan teknologi hendaknya diarahkan demi kesejahteraan umum manusia termasuk di
dalam nya kesejahteraan bangsa Indonesia dan rasa nasionalismenya.

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mewujudkan negara persatuan itu
diperkuat dengan budaya gotong royong dalam kehidupan masyarakat sipil dan politik dengan
terus mengembangkan pendidikan kewargaan dengan dilandasi prinsip-prinsip kehidupan publik
yang lebih partisipatif dan non-diskriminatif.

Nilai Kerakyatan Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu.

Nilai kerakyatan mendasari pengembangan ilmu pengetahuan dan secara demokratis, yang
artinya setiap ilmuwan haruslah memiliki kebebasan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
tetapi juga harus saling menghormati dan menghargai kebebasan orang lain. Ilmu pengetahuan
yang telah teruji kebenarannya harus dapat dipersembahkan untuk kepentingan masyarakat. Nilai
kerakyatan juga mensyaratkan adanya wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendalam
yang mengatasi ruang dan waktu tentang materi yang dimusyawarahkan.

Nilai Keadilan Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu.

Berdasarkan nilai keadilan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus menjadi
keseimbangan dan keadilan dalam kehidupan manusia, yaitu keseimbangan dan keadalian dalam
hubungan antara manusia dengan sesamanya, manusia dengan penciptanya, dan manusia dengan
lingkungan di mana meraka berada.Pengembangan ilmu pengetahuan yang berkeadilan harus
dapat teraktualisasi dalam pengelolaan kekayaan alam sebagai milik bersama bangsa Indonesia
untuk kemakmuran rakyat.

Pentingnya Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu.

Seiring dengan kemajuan iptek nilai yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia
menimbulkan perubahan dalam cara pandang manusia tentang kehidupan. Hal ini membutuhkan
renungan dan refleksi yang mendalam agar bangsa Indonesia tidak terjerumus ke dalam
penentuan keputusan nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.Dampak negatif yang
ditimbulkan oleh perkembangan iptek yang didominasi negara-negara barat dengan politik global
ikut mengancam nilai-nilai khas dalam kehiduapan bangsa Indonesia, seperti spiritualitas, gotong
royong, solidaritas, musyawarah, dan cita rasa keadilan. Oleh karena itu, diperlukan orientasi
yang jelas untuk menyaring dan menangkal pengaruh nilai-nilai global yang tidak sesuai dengan
nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia.

Pentingnya Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu dapat ditelusuri ke dalam hal-hal
sebagai berikut;

Pertama, pluralitas nilai yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia dewasa ini seiring
dengan kemajuan iptek menimbulkan perubahan dalam cara pandang manusia tentang
kehidupan. Hal ini membutuhkan renungan dan refleksi yang mendalam agar bangsa Indonesia

4
tidak terjerumus ke dalam penentuan keputusan nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa. Kedua, dampak negatif yang ditimbulkan kemajuan iptek terhadap lingkungan hidup
berada dalam titik nadir yang membahayakan eksistensi hidup manusia di masa yang akan
datang. Oleh karena itu, diperlukan tuntunan moral bagi para ilmuwan dalam pengembangan
iptek di Indonesia. Ketiga, perkembangan iptek yang didominasi negara-negara Barat dengan
politik global ikut mengancam nilai-nilai khas dalam kehidupan bangsa Indonesia, seperti
spiritualitas, gotong royong, solidaritas, musyawarah, dan cita rasa keadilan. Oleh karena itu,
diperlukan orientasi yang jelas untuk menyaring dan menangkal pengaruh nilai-nilai global yang
tidak sesuai dengan nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia.

B. Visi Ilmu Di Indonesia

VISI:

Menjadi lembaga ilmu pengetahuan berkelas dunia dalam penelitian, pengembangan dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan daya saing bangsa.

MISI:

- Menciptakan invensi ilmu pengetahuan yang dapat mendorong inovasi dalam rangka
meningkatkan daya saing ekonomi bangsa;

- Mengembangkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat untuk konservasi dan pemanfaatan


Sumber Daya berkelanjutan;

- Meningkatkan pengakuan internasional dalam bidang ilmu pengetahuan;

- Meningkatkan kualitas SDM Indonesia melalui aktivitas Ilmiah.

TUJUAN:

1.Peningkatan temuan, terobosan dan pembaharuan ilmu pengetahuan serta pemanfaatannya


dalam mewujudkan daya saing bangsa

2.Peningkatan nilai tambah dan kelestarian Sumber Daya Indonesia

3.Peningkatan posisi dan citra Indonesia di komunitas global dalam bidang ilmu pengetahuan

4.Peningkatan budaya ilmiah masyarakat Indonesia

Berdasarkan Keppres No. 103 Tahun 2001, LIPI memiliki fungsi:

1.Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian ilmu pengetahuan;

5
2.Penyelenggaraan riset keilmuan yang bersifat dasar;

3 Penyelenggaraan riset inter dan multi disiplin terfokus;

4.emantauan, evaluasi kemajuan, dan penelaahan kecenderungan iptek;

5.Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas LIPI;

6.Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang penelitian ilmu
pengetahuan;

7.enyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum.

NILAI DASAR: Integritas Ilmiah

MOTTO: Integritas, Ilmiah, dan Unggul

TAGLINE: Membangun bangsa dengan ilmu pengetahuan

C. Sikap ilmiah Yang Harus Dimiliki Ilmuan

Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang di dalam dirinya memiliki karakteristik


kritis, rasional, logis, obyektif, dan terbuka. Hal ini merupakan suatu keharusan bagi seorang
ilmuwan untuk melakukannya. Namun selain itu juga masalah mendasar yang dihadapi ilmuwan
setelah ia membangun suatu bangunan yang kokoh kuat adalah masalah kegunaan ilmu bagi
kehidupan manusia. Memang tak dapat disangkal bahwa ilmu telah membawa manusia kearah
perubahan yang cukup besar. Akan tetapi dapatkah ilmu yang kokoh, kuat, dan mendasar itu
menjadi penyelamat manusia bukan sebaliknya. Disinilah letak tanggung jawab seorang
ilmuwan, masalah moral dan akhlak amat diperlukan. Manusia sebagai makhluk Tuhan berada
bersama-sama dengan alam dan berada di dalam alam itu. Manusia akan menemukan pribadinya
dan membudayakan dirinya bilamana manusia hidup dalam hubungannya dengan alamnya.
Manusia yang merupakan bagian alam tidak hanya merupakan bagian yang terlepas darinya.
Manusia senantiasa berintegrasi dengan alamnya. Sesuai dengan martabatnya maka manusia
yang merupakan bagian alam harus senantiasa merupakan pusat dari alam itu. Dengan demikian,
tampaklah bahwa diantara manusia dengan alam ada hubungan yang bersifat keharusan dan
mutlak. Oleh sebab itulah, maka manusia harus senantiasa menjaga kelestarian alam dalam
keseimbangannya yang bersifat mutlak pula. Kewajiban ini merupakan kewajiban moral tidak
saja sebagai manusia biasa lebih-lebih seorang ilmuwan dengan senantiasa menjaga kelestarian
dan keseimbangan alam yang juga bersifat mutlak.Para ilmuwan sebagai orang yang profesional
dalam bidang keilmuan sudah barang tentu perlu memiliki visi moral yaitu moral khusus sebagai
ilmuwan. Moral inilah di dalam filsafat ilmu disebut juga sebagai sikap ilmiah. (Tim Dosen
Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, 1996) Sikap ilmiah harus dimiliki oleh setiap ilmuwan. Hal
ini disebabkan oleh karena sikap lmiah adalah suatu sikap yang diarahkan untuk mencapai suatu

6
pengetahuan ilmiah yang bersifat obyektif. Sikap ilmiah bagi seorang ilmuwan bukanlah
membahas tentang tujuan dari ilmu, melainkan bagaimana cara untuk mencapai suatu ilmu yang
bebas dari prasangka pribadi dan dapat dipertanggungjawabkan secara sosial untuk melestarikan
dan keseimbangan alam semesta ini, serta dapat dipertanggungawabkan kepada Tuhan. Artinya
selaras dengan kehendak manusia dengan kehendak Tuhan.

Sikap ilmiah yang perlu dimiliki para ilmuwan menurut Abbas Hamami M., (1996) sedikitnya
ada enam , yaitu :

1. Tidak ada rasa pamrih (disinterstedness), artinya suatu sikap yang diarahkan untuk mencapai
pengetahuan ilmiah yang obyektif dengan menghilangkan pamrih ataukesenangan pribadi.

2. Bersikap selektif, yaitu suatu sikap yang tujuannya agar para ilmuwan mampu mengadakan
pemilihan terhadap pelbagai hal

yang dihadapi. Misalnya hipotesis yang beragam, metodologi yang masing-masing menunjukkan
kekuatannya masing-masing, atau , cara penyimpulan yang satu cukup berbeda walaupun
masing-masing menunjukkan akurasinya.

3. Adanya rasa percaya yang layak baik terhadap kenyataan maupun terhadap alat-alat indera
serta budi (mind).

4. Adanya sikap yang berdasar pada suatu kepercayaan (belief) dan dengan merasa pasti
(conviction) bahwa setiap pendapat atau teori yang terdahulu telah mencapai kepastian.
5. Adanya suatu kegiatan rutin

bahwa seorang ilmuwan harus selalu tidak puas terhadap penelitian yang telah dilakukan,
sehingga selalu ada dorongan untuk riset, dan riset sebagai aktivitas yang menonjol dalam
hidupnya.

6. Seorang ilmuwan harus memiliki sikap etis


(akhlak) yang selalu berkehendak untuk mengembangkan ilmu untuk kemajuan ilmu dan untuk
kebahagiaan manusia, lebih khusus untuk pembangunan bangsa dan negara.Norma-norma umum
bagi etika keilmuan sebagaimana yang dipaparkan secara normatif tersebut berlaku bagi semua
ilmuwan. Hal ini karena pada dasarnya seorang ilmuwan tidak boleh terpengaruh oleh sistem
budaya, sistem politik, sistem tradisi, atau apa saja yang hendak menyimpangkan tujuan ilmu.
Tujuan ilmu yang dimaksud adalah objektivitas yang berlaku secara universal dan
komunal.Disamping sikap ilmiah berlaku secara umum tersebut, pada kenyataannya masih ada
etika keilmuan yang secara spesifik berlaku bagi kelompok-kelompok ilmuwan tertentu.
Misalnya, etika kedokteran, etika bisnis,, etika politisi, serta etika-etika profesi lainnya yang
secara normatif berlaku dan dipatuhi oleh kelompoknya itu. Taat asas dan kepatuhan terhadap
norma-norma etis yang berlaku bagi para ilmuwan diharapkan akan menghilangkan kegelisahan
serta ketakutan manusia terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Bahkan diharapkan

7
manusia akan semakin percaya pada ilmu yang membawanya pada suatu keadaan yang
membahagiakan dirinya sebagai manusia. Hal ini sudah barang tentu jika pada diri para ilmuwan
tidak ada sikap lain kecuali pencapaian obyektivitas dan demi kemajuan ilmu untuk
kemanusiaan.Di dalam perkembangan pembangunan bangsa Indonesia, moral Pancasila
seyogyanya dipertimbangkan sebagai landasan moral bagi para ilmuwan Indonesia. Hal ini
disebabkan oleh karena ilmuwan Indonesia itu mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk
membangun bangsa dan negara. Para ilmuwan khususnya di Indonesia adalah sebagaimana
tertuang dalam Ketetapan MPR RI Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa,
khususnya etika keilmuan dijelaskan bahwa etika keilmuan dimaksudkan untuk menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan, ilmu pengetahuan dan teknologi agar warga bangsa mampu
menjaga harkat dan martabatnya, berpihak kepada kebenaran untuk mencapai kemaslahatan dan
kemajuan sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya. Etika ini diwujudkan secara pribadi
ataupun kolektif dalam karsa, cipta, dan karya, yang tercermin dalam perilaku kreatif, inovatif,
inventif, dan komunikatif, dalam kegiatan membaca, belajar, meneliti, menulis, berkarya, serta
menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Etika
keilmuan menegaskan pentingnya budaya kerja keras dengan menghargai dan memanfaatkan
waktu, disiplin dalam berpikir dan berbuat, serta menepati janji dan komitmen diri untuk
mencapai hasil yang terbaik. Disamping itu, etika ini mendorong tumbuhnya kemampuan
menghadapi hambatan, rintangan, dan tantangan dalam kehidupan, mampu mengubah tantangan
menjadi peluang, mampu menumbuhkan kreativitas untuk penciptaan kesempatan baru, dan
tahan uji serta pantang menyerah.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila-silanya harus merupakan sumber nilai,
kerangka berpikir serta asas moralitas bagi pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi di
Indonesia.Pengembangan ilmu dan teknologi yang menyangkut manusia haruslah selalu
menghormati martabat manusia, haruslah meningkatkan kualitas hidup manusia baik sekarang
maupun di masa depan, membantu pemekaran komunitas manusia, baik lokal, nasional maupun
global, harus terbuka untuk masyarakat lebih yang memiliki dampang langsung kepada kondisi
hidup masyarakat, ilmu dan teknologi hendaknya membantu penciptaan masyarakat yang
semakin lebih adil.Etika adalah cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau perbuatan
manusia dalam hubungannya dengan baik buruk. Masalah moral adalah mengacu pada perbuatan
manusia sebagai manusia,sehingga norma moral adalah norma yang paling berbobot dibanding
dengan norma-norma yang lain,karena norma moral sering dipakai untuk mengukur baik-
buruknya manusia sebagai manusia. Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas manusia, aktivitas
itu harus dilaksanakan dengan metode tertentu, dan akhirnya aktivitas metodis itu mendatangkan
pengetahuan yang sistematis. Sehingga ciri dari pengetahuan ilmiah adalah empiris, sistematis,
obyektif, analitis, dan verifikatif.

Sebagai pertanggungjawaban moral dan sosial seorang ilmuwan harus memiliki sikap-
sikap ilmiah yaitu tidak ada rasa pamrih karena pengetahuan ilmiah harus obyektif, bersikap
selektif, adanya rasa percaya yang layak baik terhadap kenyataan maupun terhadap alat-alat
indra dan budinya, adanya dorongan dari dalam diri untuk selalu melakukan kegiatan riset, dan
harus memiliki sikap etis yang selalu berkehendak untuk mengembangkan ilmu untuk kemajuan
ilmu dan untuk kebahagiaan manusia. Di dalam perkembangan pembangunan bangsa Indonesia,
moral Pancasila dipertimbangkan sebagai landasan moral bagi para ilmuwan Indonesia. Hal ini
disebabkan oleh karena ilmuwan Indonesia itu mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk
membangun bangsa dan Negara.Tanggung jawab etis merupakan hal yang menyangkut kegiatan
maupun penggunaan ilmu. Oleh karena itu suatu keharusan para ilmuwan untuk memperhatikan
kodrat manusia, martabat manusia, menjaga keseimbangan ekosistem, bertanggung jawab pada
kepentingan umum, kepentingan generasi mendatang, dan bersifat universal, karena pada
dasarnya ilmu pengetahuan adalah untuk mengembangkan dan memperkokoh eksistensi manusia
bukan untuk menghancurkan eksistensi manusia.

B. Saran

Etika keilmuan merupakan suatu yang sudah cukup mendesak untuk disebar luaskan
kepada para ilmuwan agar dalam perkembangan ilmuwan tidak terjerumus ke hal-hal yang tidak
diharapkan oleh manusia itu sendiri. Para ilmuwan yang taat asas dan patuh pada norma-norma
keilmuan saja belum cukup melainkan ilmuwan harus dilapisi oleh moral dan akhlak, baik moral

9
umum yang dianut oleh masyarakat atau bangsanya maupun moral religi yang dianutnya. Hal
tersebut dimaksudkan agar jangan sampai terjadi hal-hal yang menyimpang yang akibatnya
menyengsarakan umat manusia.

10
Daftar Pustaka

1. http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!
@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel_882729925752.pdf di akses pada 8 Desember 2020

2. https://pak.pandani.web.id/2018/04/jelaskan-sikap-ilmiah-yang-harus.html?m=1 di akses
pada 8 Desember 2020

3. http://lipi.go.id/tentang/visimisi di akses pada 8 Desember 2020

11
12

Anda mungkin juga menyukai