Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH FILSAFAT ILMU

Oleh :
Julespa Nursesmita
2005111572

Dosen Pengampuh :
Drs.Zulkifli N,M.Pd

PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIDKAN
UNIVERSITAS RIAU
TAHUN AJARAN 2020 / 2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu!


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah Filsafat Ilmu tepat pada waktunya. Shalawat
serta salam juga semoga selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW, sang
manajer sejati Islam yang selalu becahaya dalam sejarah hingga saat ini.
Dalam pembuatan makalah ini, tentu tak lupa penulis mengucapkan terima
kasih kepada Dosen Pengampu yang telah membimbing penulis selama ini. Tentunya
makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan. Olehnya itu penulis senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua. Amiin Yaa Robbal „Aalamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu!

Pembatang, 24 September 2020


Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. atar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
Etemilogi dalam Filsafat...............................................................................2
Etemilogi dalam Filsafat...............................................................................2
Filsafat Ilmu menuru beberapa Ahli..............................................................2

BAB III PENUTUP


Kesimpulan

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia pada dasarnya adalah makhluk pencari kebenaran. Manusia tidak
pernah puas dengan apa yang sudah ada, tetapi selalu mencari dan mencari kebenaran
yang sesungguhnya dengan bertanya-tanya untuk mendapatkan jawaban. Namun
setiap jawaban-jawaban tersebut juga selalu memuaskan manusia. Ia harus
mengujinya dengan metode tertentu untuk mengukur apakah yang dimaksud disini
bukanlah kebenaran yang bersifat semu, tetapi kebenaran yang bersifat ilmiah yaitu
kebenaran yang bisa diukur dengan cara-cara ilmiah.
Perkembangan pengetahuan yang semakin pesat sekarang ini, tidaklah
menjadikan manusia berhenti untuk mencari kebenaran. Justru sebaliknya, semakin
menggiatkan manusia untuk terus mencari dan mencari kebenaran yang berlandaskan
teori-teori yang sudah ada sebelumnya untuk menguji sesuatu teori baru atau
menggugurkan teori sebelumnya. Sehingga manusia sekarang lebih giat lagi
melakukan penelitian-penelitian yang bersifat ilmiah untuk mencari solusi dari setiap
permasalahan yang dihadapinya. Karena itu bersifat statis, tidak kaku, artinya ia tidak
akan berhenti pada satu titik, tapi akan terus berlangsung seiring dengan waktu
manusia dalam memenuhi rasa keingintahuannya terhadap dunia.
Untuk itulah setiap manusia harus dapat berfikir filosofis dalam menghadapi
segala realitas kehidupan ini yang menjadkan filsafat harus dipelajari. Filsafat
merupakan sebuah disiplin ilmu yang terkait dengan perihal kebijaksanaan.
Kebijaksanaan merupakan titik ideal dalam kehidupan manusia, karena ia dapat
menjadikan manusia untuk bersikap dan bertindak atas dasar pertimbangan
kemanusiaan yang tinggi (actus humanus), bukan asal bertindak sabagaimana yang
biasa dilakukan manusia (actus homoni). Kebijaksanaan tidaklah dapat dicapai
dengan jalan biasa, ia memerlukan langkah-langkah tertenu, khusus, istimewa.
Beberapa langkah menuju kea rah kebijaksanaan itu antara lain: 1) membiasakan diri
untuk bersikap kritis terhadap kepercayaan dan sikap yang selama ini sangat kita
junjung tinggi, 2) Berusaha untuk memadukan (sintesis) hasil bermacam-
macam sains dan pengalaman kemanusian, sehingga menjadi pandangan yang
konsisten tentang alam semesta beserta isinya, 3) mempelajari dan mencermati jalan
pemikiran para filsuf dan meletakkannya sebagai pisau analisis untuk memecahkan
masalah kehidupan yang berkembang dalam kehidupan konkrit, sejauh pemikiran itu

4
memang relevan dengan situasi yang kita hadapi, 4) menelusuri hikmah yang
terkandung dalam ajaran agama, sebab agama merupakan sumber kebijaksanaan hidup
manusia.

B. Rumusan Masalah
berdasarkan latar belakang penulisan makalah ini, maka dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaiman pengertian filsafat ilmu menurtu Etemilogi?
2. Bagaiman pengertian filsafat ilmu menurtu Terminogi?
3. Bagaimana Pandangan Para Ahli tetang Filsafat Ilmu?

C. Tujuan
Tujuan dari makalah yang ditulis oleh pemakalah yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian filsafat ilmu menurtu Etemilogi
2. Untuk mengetahui pengertian filsafat ilmu menurtu Etemilogi
3. Untuk Mengetahui Pengertuan Filsafat Ilmu oleh Para Ahli

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Etemilogi dalam Filsafat


Secara etimologi, istilah filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah
atau juga dari bahasa Yunani yaitu philosophia – philien : cinta dan sophia :
kebijaksanaan. Jadi bisa dipahami bahwa filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Dan
seorang filsuf adalah pencari kebijaksanaan, pecinta kebijaksanaan dalam arti
hakikat.

B. Etemilogi dalam Filsafat


Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam. Para filsuf
merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran
kefilsafatan yang dimilikinya. Seorang Plato mengatakan bahwa : Filsafat adalah
pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.
Sedangkan muridnya Aristoteles berpendapat kalau filsafat adalah ilmu
( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu
metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. Lain halnya
dengan Al Farabi yang berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu ( pengetahuan )
tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.

C. Filsafat Ilmu menuru beberapa Ahli

 Aristoteles ( (384 - 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki


sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum
sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat
dengan ilmu.

 Cicero ( (106 – 43 SM ) : filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the
mother of all the arts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni
kehidupan )

 Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu


dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu
membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan
seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh
kenyataan.

 Paul Nartorp (1854 – 1924 ) : filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar


hendak menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar
akhir yang sama, yang memikul sekaliannya .

 Imanuel Kant ( 1724 – 1804 ) : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange


menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup
empat persoalan.1
1
https://serupa-id.cdn.ampproject.org/v/s/serupa.id/filsafat-ilmu/amp/?
usqp=mq331AQRKAGYAdC81fbKy53M2wGwASA%3D&amp_js_v=a2&amp_gsa=1#referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Fserupa.id%2Ffilsafat-ilmu%2F
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
berdasarkan dari materi dalam makalah ini maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
Secara etimologi dipahami bahwa filsafat berarti cinta kebijaksanaan.Sedangkan
Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam. Para filsuf merumuskan pengertian
filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya.
.
1. Beberapa Pemikiran para Tokoh Rasionalisme yaitu,
a) Aristoteles ( (384 - 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab
dan asas segala benda.
b) Cicero ( (106 – 43 SM ) : filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother
of all the arts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan
c) Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari
ilmu-ilmu
d) Paul Nartorp (1854 – 1924 ) : filsafat sebagai Grunwissenschat
e) Imanuel Kant ( 1724 – 1804 ) : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi
pokok

Anda mungkin juga menyukai