Anda di halaman 1dari 13

HUKUM

Norma/ Kaidah

Norma merupakan  ukuran yang digunakan oleh masyarakat untuk mengukur apakah tindakan yang
dilakukan merupakan tindakan yang wajar dan dapat diterima atau tindakan yang menyimpang.Norma
dibangun atas nilai sosial dan norma sosial diciptakan untuk mempertahankan nilai sosial.

Jenis-Jenis Norma Sosial:

1. Norma Sosial Dilihat Dari Sanksinya:

a. Tata Cara .merupakan norma yang menunjuk kepada satu bentuk perbuatan sanksi yang
ringan terhadap pelanggarnya.Misal:aturan memegang garpu dan sendok saat makan dan
penyimpangannya:bersendawa saat makan/
b. Kebiasaan.merupakan cara bertindak yang digemari oleh masyarakan dan dilakukan
berulang-ulang,mempunyai kekuatan mengikat yang lebih besar dari tata
cara,misal:membuang sampah pada tempatnya dan penyimpangannya:membuang
sembarangan dan mendapat teguran bahkan digunjingkan masyarakat.
c. Tata Kelakuan.merupakan norma yang bersumber kepada filsafat,ajaran agama dan
ideolagi yang dianut masyarakat.Tata kelakuan di satu pihak memaksakan suatu perbuatan
dan di lain pihak melarang suatu perbuatan sehingga secara langsung ia merupakan alat
pengendalian sosial agar anggota masyarakat menyesuaikan tindakan-tindakan itu.
d. Adat.merupakan norma yang tidak tertulis namu kuat mengika sehingga anggota
masyarakat yangmelanggar adat akan menderita karena sanksi keras yang kadang secara
tidak langsung seperti pengucilan,dikeluarkan dari masyarakat,atau harus memenuhi
persyaratan tertentu.
e. Hukum.merupakan norma yang bersifat formal dan berupa aturan tertulis.Sanksinya tegas
dan merupakan suatu rangkaian aturan yang ditujukan kepada anggota masyarakat yang
beirsi ketentuan,perintah,kewajiban dan larangan agar tercipta ketertiban dan keadilan.

2.    Norma Sosial Dilihat dari Sumbernya:

a. Norma agama,yakni ketentuan hidup yang bersumber dari ajaran agama(wahyu dan
revelasi)
b. Norma kesopanan,ketentuan hidup yang berlaku dalam interaksi sosial masyarakat
c. Norma kesusilaan,ketentuan yang bersumber pada hati nurani,moral,atau filsafat hidup.
d. Norma hukum,ketentuan tertulis yang berlaku dari kitab undang-undang suatu negara

Fungsi Norma Sosial:

a. Sebagai pedoman atau patokan perilaku pada masyarakat


b. Merupakan wujud konkret dari nilai yang ada di masyarakat
c. Suatu standar atau skala dari berbagai kategori tingkah laku masyarakat
Norma hukum merupakan peraturan yang timbul dan dibuat oleh suatu lembaga yang memiliki
kewenangan atau kekuasaan untuk membuatnya. Isinya mengenai pelaksanaan sesuatu yang mengikat.

Kaidah hukum berasal dari dua kata yaitu kaidah dan hukum. Kaidah yang berarti perumusan dari
asas-asas yang menjadi hukum, sedangkan hukum sendiri berarti sebuah peraturan yang wajib
dijalankan atau ditaati oleh masyarakat.

Namun demikian, sampai saat ini, para ahli hukum di dunia tidak ada suatu kesepakatan bersama
mengenai pemberian definisi hukum, bahkan sebagian ahli mengatakan bahwa hukum itu tidak dapat
didefinisikan karea luas sekali ruang cakupannya dan meliputi semua bidang kehidupan masyarakat
yang selalu mengalami perkembangan dan perubahan.

1. Definisi Hukum menurut beberapa ahli

Hukum merupakan bagian dari norma,

a. Hans Wehr (dalam bukunya : A Dictionery of Modern Written Arabic, Tahun 1980 )

Kata Hukum berasal dari bahasa Arab, dengan asal katanya yaitu “ Hukm”, kata jama’nya “
Ahkam” yang berarti putusan (judgement, verdice, decision), ketetapan (provision), perintah
(command), pemerintahan (goverment) dan kekuasaan (authority, power).

b. Vinogradoff (di kutip dari buku Achmad Ali. Menguak Tabir Hukum, Suatu Kajian Filosofis dan
Sosiologis)

Hukum adalah seperangkat aturan yang diadakan dan dilaksanakan oleh suatu masyarakat
dengan menghormati kebijakan dan pelaksanaan kekuasaan atas setiap manusia dan barang.

c. Ballefroid ((di kutip dari buku Achmad Ali. Menguak Tabir Hukum, Suatu Kajian Filosofis dan
Sosiologis)

Hukum adalah segala aturan yang berlaku dalam masyarakat, mengatur tata tertib masyarakat
dan didasarkan atas kekuasaan yang ada di dalam masyarakat itu.

2. Unsur-Unsur Hukum

Terdiri dari :
a. Peraturan mengenai tingkah laku dalam pergaulan masyarakat;
b. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan atau lembaga-lembaga atau pihak-pihak yang
memiliki kekuasaan/ kewenangan untuk membuatnya;
c. Peraturan itu pada umumnya bersifat mengatur dan memaksa;

3. Tujuan Hukum

Berasal dari kata tujuan dan hukum, yang secara etimologi ‘tujuan’ berarti ‘arahan’. Pengertian
tujuan hukum adalah sebuah kepastian hukum dalam masyarakat dan harus pula bersindikat pada
keadilan, yaitu asas-asas keadilan dari masyarakat itu.
Tujuan dari hukum itu sendiri beraneka ragam berdasarkan tipe tujuan hukum itu sendiri.

Tujuan pokok hukum adalah menciptakan kehidupan masyarakat yang tertib, membagi hak dan
kewajiban antar perorangan didalam masyarakat, membagi wewenang serta memelihara kepastian
hukum.

Tujuan hukum secara normatif adalah peraturan yang dibuat untuk mengatur secara jelas,
tegas, pasti dan logis.

Tujuan hukum positif (UUD 1945) adalah untuk membentuk suatu pembentukan Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia serta ikut
melaksanakan ketertipan dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
social.

Tujuan hukum juga dirumuskan dari berbagai sudut pandang atau dari 3 (tiga) teori yaitu:

a. Teori Etis Hukum memiliki tujuan yang suci memberikan kepada setiap orang apa yang
menjadi haknya dan bertujuan semata-mata demi keadilan.

b. Teori Utilitis Hukum bertujuan untuk menghasilkan kemanfaatan yang sebesra-besarnya


pada manusia dalam mewujudkan kesenangan dan kebahagiaan.

c. Teori Campuran Tujuan Hukum adalah mengatur tata tertib dalam masyarakat secara
damai dan adil. Sumber hukum ialah segala apa saja yang mempunyai kekuatan yang bersifat
memaksa yakni aturan-aturan yang apabila dilanggara menimbulakn sanksi yang nyata.

Dalam pergaulan masyarakat terdapat aneka macam hubungan antara anggota masyarakat, yakni
hubungan yang ditimbulkan oleh kepentingan-kepentingan anggota masyarakat itu. Dengan
banyak aneka ragamnya hubungna itu, para anggota masyarakat memerlukan aturan-aturan yang
dapat menjamin keseimbangan agar dalam hubungan-hubungan itu tidak terjadi kekacauan dalam
masyarakat. Untuk menjamin kelangsungan keseimbangan dalam hubungan antara anggota
masyarakat, diperlukan aturan-aturan hukum yang diadakan atas kehendak dan kesadaran tiap-
tiap anggota masyarakat itu.

Peraturan-peraturan hukum yang bersifat mengatur dan memaksa anggota masyarakat untuk
patuh mentaatinya, menyebabkan terdapatnya keseimbangan dalam tiap perhubungan dalam
masyarakat. Setiap pelanggar hukum yang ada, akan dikenakan sanksi berupa hukuman sebagai
reaksi terhadap perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan.

Berkenaan dengan tujuan hukum, kita mengenal beberapa pendapat sarjana ilmu hukum yang
diantaranya sebagai berikut:

1. Dalam buku yang berjudul “Dasar-dasar Hukum dan Pengadilan,” Prof. Subekti, S.H
mengatakan, bahwa hukum itu mengabdi pada tujuanNegara yang dalam pokoknya ialah:
mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan pada rakyatnya.
2. Prof. Van Apeldroon dalam bukunya “Inleiding tot de studie van het Nederlandserecht”
mengatakan, bahwa tujuan hukum ialah mengatur pergaulan hidup manusia secara damai.
Hukum menghendaki perdamaian.

3. Dalam “Science et technique en droit prive positif,” Geny mengajarkan bahwa hukum
bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan. Dan sebagai unsur daripada keadilan
disebutkannya “ kepentingan daya guna dan kemanfaatan”.

4. Dalam buku “Inleiding tot de Rechtwetenschap” Prof. van kan mengatakan , bahwa hukum
bertujuan menjaga kepentingan tiap-tiap manusia supaya kepentingan-kepentingan itu tidak
dapat diganggu.

Jelas disini, bahwa hukum mempunyai tugas untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam
masyarakat. Selain itu dapat disebutkan bahwa hukum menjaga dan mencegah agar setiap orang
tidak menjadi hakim atas dirinya sendiri ( eigenrichting is verboden), tidak mengadili dan menjauhi
hukuman terhadap setiap pelanggaran hukum terhadap dirinya. Namun tiap perkara, harus
diselesaikan melalui proses pengadilan, dengan perantaraan hakim berdasarkan ketentuan hukum
yang berlaku.

4. Pembagian Hukum

Hukum di bagi dalam beberapa macam bagian, yang di dasarkan menurut :

a. Sumbernya
Terbagi ke dalam beberapa bagian, yaitu :
1) Undang-Undang (wettenrecht)
2) Kebiasaan/ Custom (gewoonte-en adatrecht)
3) Traktat (tractaten recht)
4) Yurisprudensi (yurisprudentie recht)
5) Pendapat ahli/ Doktrin.

b. Bentuknya
Terbagi ke dalam :

1) Hukum Tertulis
yaitu hukum yang di buat oleh instansi atau lembaga yang berwenang dalam sebuah
negara dan dalam aplikasinya sering di sebut sebagai peraturan perundang-undangan,
yang terbagi lagi ke dalam 2 bagian :
a) Hukum Tertulis yang telah dikodifikasikan. Kodifikasi adalah pembukuan aturan-aturan
hukum yang sejenis secara sistematis dan lengkap dalam satu Kitab Undang-Undang
(wetboek).

Unsur-unsur kodifikasi ialah:


a. Jenis-jenis hukum tertentu (misalnya Hukum Perdata);
b. sistematis;
c. lengkap.
Tujuan kodifikasi hukum untuk memperoleh :
a. Kepastian hukum
b. Kesatuan hukum.

Contoh : KUHP, KUHD, KUHPer, KUHAP, KUHAPer;

b) Hukum Tertulis yang belum dikodifikasikan. Contoh : UU Tipikor, UU Pajak, UU


Perlindungan Anak dll.

2) Hukum Tidak Tertulis (unstatute law, unwriten law)

adalah hukum yang masih hidup dan berkembang dalam masyarakat, tidak tertulis tetapi
pemberlakuannya ditaati dan dipatuhi oleh masyarakat sebagaimana layaknya dalam
mematuhi dan menaati hukum tertulis. Contoh : Hukum Adat/ Hukum Kebiasaan ( custom).

c. Tempat Berlakunya
Terbagi ke dalam 3 bagian :

1) Hukum nasional : Hukum yang berlaku dalam suatu negara tertentu.


2) Hukum Internasional : Hukum yang mengatur hubungan hukum dalam dunia internasional.
3) Hukum asing : Hukum yang berlaku dalam negara lain.
4) Hukum Gereja : Kumpulan norma-norma yang ditetapkan oleh gereja.

d. Tempat Berlakunya
Terbagi ke dalam 3 bagian :

1) Ius Constitutum (Hukum Positif)


Yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat tertentu dan dalam suatu
daerah tertentu. Contoh : UUD 1945, UU, dst.

2) Ius Constituendum
Yaitu Hukum yang diharapkan dapat berlaku di masa yang akan datang.

3) Ius Naturale/ Hukum Asasi (Hukum Alam)


Yaitu hukum yang berlaku dimana-mana dalam segala waktu dan untuk segala bangsa di
dunia. Hukum ini tidak mengenal batas waktu melainkan berlaku untuk selama-lamanya
(abadi) terhadap siapapun juga di seluruh tempat. Contohnya : Keadilan, HAM.

e. Cara Mempertahankannya
Terbagi ke dalam 2 bagian :

1) Hukum Materiil
Yaitu hukum yang mengatur kepentingan-kepentingan dan hubungan-hubungan yang
berwujud perintah-perintah dan larangan-larangan.

Contoh Hukuim Materiil : Hukum Pidana, Hukum Perdata, Hukum Tata Negara, Hukum
Tata Usaha Negara, Hukum Ketenagakerjaan.
2) Hukum Formil
Yaitu hukum yang mengatur peraturan tentang bagaimana cara melaksanakan atau
menjalankan hukum materiil. Contoh : Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(KUHAP), Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata (KUHAPer), UU Perselisihan
Hubungan Industrial.

f. Sifatnya

1) Hukum yang Memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimanapun mempunyai
paksaan mutlak, yaitu berupa terdapatnya sanksi bagi siapapun yang melanggarnya.
2) Hukum yang Mengatur (hukum pelengkap), yaitu hukum yang dapat dikesampingkan
apabila pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri dalam suatu
perjanjian yang sah.

g. Isinya

Terbagi dalam 2 bagian :

1) Hukum Privat
Yaitu hukum yang mengatur hubungan antara orang yang satu dengan yang lain dengan
menitik beratkan pada kepentingan perseorangan.
Contoh : Hukum Perdata, Hukum Dagang, Hukum Perkawinan.

2) Hukum Publik
Yaitu hukum yang mengatur hubungan antara Negara dengan alat-alat kelengkapan
Negara dan/ atau yang mengatur hubungan antara Negara dengan warga negara.
Contoh : Hukum Pidana, Hukum Tata Negara, Hukum Tata Usaha Negara, Hukum
Administrasi Negara.

5. Fungsi Hukum

a. Standard of Conduct

yaitu sebagai sandaran atau ukuran tingkah laku yang harus ditaati oleh setiap orang dalam
melakukan hubungan satu orang dengan orang lainnya.

b. As a Tool of Social Engineering

yakni sebagai sarana atau alat untuk mengubah masyarakat ke arah yang lebih baik, baik
secara pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

c. As a Tool of Social Control

yakni sebagai alat untuk mengontrol tingkah laku dan perbuatan manusia agar tidak melakukan
perbuatan yang dilarang atau tidak dikehendaki atau melawan norma hukum, agama dan
susila.
d. As a Facility on of Human Interaction

yakni hukum berfungsi tidak hanya untuk menciptakan ketertiban, tetapi juga menciptakan
perubahan masyarakat dengan cara memperlancar proses interaksi sosial dan diharapkan
menjadi pendorong untuk menimbulkan perubahan dalam kehidupan masyarakat.

6. Asas-Asas Hukum

Asas Hukum adalah landasan atau pedoman atau pikiran dasar dalam hukum.

Beberapa asas-asas hukum :

1) Equality Before The Law


artinya kesederaatan di mata hukum. Hal ini berarti bahwa semua orang dipandang sama hak,
harkat, derajat dan martabatnya di mata hukum.

2) Legalitas ( Nullum delictum noela poena sine praevia legi poenale )


artinya bahwa tiap-tiap perbuatan pidana harus ditentukan sedemikian rupa oleh suatu
perundang-undangan dan tiak ada suatu perbuatan yang dapat di hukum tanpa ada peraturan
yang mengatur perbuatan tersebut sebelumnya. Asas ini terdapat dalam Pasal 1 ayat (1)
KUHP.

3) Lex Specialis Derogat Lex Generali


artinya ketentuan peraturan yang bersifat khusus mengenyampingkan ketentuan peraturan
yang bersifat umum.

4) Lex Superiori Derogat Legi Inferiori


artinya ketentuan peraturan yang mempunyai derajat lebih tinggi didahulukan
pemanfaatannya/ penyebutannya dari pada ketentuan peraturan yang mempunyai derajat
lebih rendah. Hal ini berarti pula bahwa ketentuan peraturan yang mempunyai derajat lebih
rendah tidak boleh bertentangan dengan ketentuan peraturan yang mempunyai derajat lebih
tinggi. Contoh : Peraturan Daerah Provinsi tidak boleh isinya bertentangan dengan
Undang-Undang, atau Undang-Undang tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945.

5) Lex Pos Teriori Derogat Legi Priori


artinya ketentuan peraturan yang baru mengenyampingkan atau menghapus berlakunya
ketentuan peraturan yang lama yang mengatur materi hukum yang sama. Contoh : UU 32
tahun 2004 menghapus UU No. 22 Tahun 1999 tentang Peraturan Daerah.

6) Res Judicata Veritate Pro Habetur


artinya keputusan hakim wajib dianggap benar kecuali dibuktikan sebaliknya.
7) Lex Dura Secta Mente Scripta
artinya ketentuan peraturan itu memang keras dan tegas karena sudah oleh pembuatnya
seperti itu (hukumnya sudah ditentukan seperti itu)
Contoh : Ketentuan Pasal 10 KUHP tentang jenis-jenis hukuman
1. Hukuman pokok
- hukuman mati
- hukuman penjara
- hukuman kurungan
- hukuman denda
2. Hukuman tambahan
- pencabutan hak-hak tertentu
- perampasan barang-barang hasil kejahatan.

8) Lex Niminem Codig Ad Imposibilia


artinya ketentuan UU tidak bisa memaksa seseorang untuk mentaatinya apabila orang tersebut
benar-benar tidak mampu melakukannya atau tidak dapat dipertanggungjawabkan
perbuatannya menurut hukum.

Contoh : Pasal 44 KUHP : orang gila, Pasal 45 KUHP : orang berusia di bawah umur (belum
dewasa), Pasal 48 dan Pasal 49 KUHP : pembelaan darurat atau karena daya paksa ( over
macht).

9) Die Normatieven Kraft Des Faktischen


artinya perbuatan yang dilakukan berulang kali memiliki kekuatan normatif.

10) Presumtion of Innocence


artinya praduga tak bersalah. Hal ini berati bahwa seseorang tidak dapat dinyatakan bersalah
apabila belum diputus pengadilan atau memiliki kekuatan hukum yang sah.

7. Subyek Hukum

- Subjek hukum adalah segala sesuatu yang dapat mempunyai hak dan kewajiban untuk
bertindak dalam hukum. Terdiri dari orang dan badan hukum.
- Adalah setiap suatu pihak yang berwenang untuk memiliki, memperoleh, dan menggunakan
hak serta kewajiban dalam lalu lintas hukum.
-

Subjek hukum di bagi atas 2 jenis, yaitu :

a. Subjek Hukum Manusia

Adalah setiap orang yang mempunyai kedudukan yang sama selaku pendukung hak dan
kewajiban. Pada prinsipnya orang sebagai subjek hukum dimulai sejak lahir hingga meninggal
dunia.

Ada juga golongan manusia yang tidak dapat menjadi subjek hukum, karena tidak cakap
dalam melakukan perbuatan hukum yaitu :
1) Anak yang masih dibawah umur, belum dewasa, dan belum menikah.
2). Orang yang berada dalam pengampunan yaitu orang yang sakit ingatan, pemabuk,
pemboros.

b. Subjek Hukum Badan Usaha/ Badan Hukum

Adalah suatu perkumpulan atau lembaga yang dibuat oleh hukum dan mempunyai tujuan
tertentu.

Pihak dalam suatu badan usaha atau badan hukum yang dapat melakukan suatu perbuatan
atau tindakan dengan mengatas namakan dan/ atau untuk mewakili badan usaha atau badan
hukum adalah orang-orang yang tercatat namanya dalam akta badan usaha atau badan
hukum yang didalamnya orang-orang yang tercatat namanya tersebut memiliki tugas dan
tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dijalankan badan usaha atau
badan hukum tersebut.

8. Objek Hukum

Menurut pasal 499 KUHPer, Benda adalah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai
oleh hak milik. Dengan kata lain hal ini berarti benda merupakan segala sesuatu yang berguna
bagi subjek hukum atau segala sesuatu yang menjadi pokok permasalahan dan kepentingan bagi
para subjek hukum.

Hukum benda adalah hukum yang mengatur hubungan antara subjek hukum dan objek hukum.

Benda yang dimaksud adalah benda bergerak dan tidak bergerak yang terbagi berdasarkan sifat
dan tujuan pemakaiannya serta ketentuan undang-undang yang mengaturnya.

a. Benda Bergerak

1) Menurut Sifatnya

Di dalam pasal 509 KUHPer adalah benda yang dipindahkan, misalnya meja, kursi, ternak
dan sebagainya. Benda bergerak menurut undang-undang, pasal 511 KUHPer adalah hak-
hak atas benda bergerak misalnya hak memungut hasil atas benda-benda bergerak, dan
sebagainya.

2) Benda Bergerak Karena Tujuannya

yakni mesin alat-alat yang dipakai dalam pabrik.

b. Benda tidak Bergerak

1) Karena Sifatnya

yakni tanah dan segala sesuatu yang melekat diatasnya, misalnya pohon, arca, patung.

2) Karena Ketentuan Undang-Undang


berwujud hak-hak atas benda-benda yang tidak bergerak, misalnya hak pakai atas benda
tidak bergerak, hipotik dan sebagainya.

Benda bergerak dan tidak bergerak berhubungan dengan 4 hal :

1. Pemilikan (bezit), yakni dalam hal benda bergerak berlaku asas yang tercantum dalam
pasal 1977 KUHP, yaitu bezitter dari banrang bergerak adalah eigenaar (pemilik) dari barang
tersebut, sedangkan untuk benda tidak bergerak tidak demikian halnya.
2. Penyerahan (levering), yakni trhadap benda bergerak dapat dilakukan penyerahan secara
nyata (hand by hand) atau dari tangan ke tangan, sedangkan untuk benda tidak bergerak
dilakukan balik nama.
3. Daluarsa (verjaring), yakni untuk benda-benda tidak mengenal daluarsa, sebab bezit
disini sama dengan eigendom (pemilikan) atas benda bergerak tersebut, sedangkan untuk
benda-benda tidak bergerak mengenal adanya daluarsa.
4. Pembebanan (bezwaring), yakni terhadap benda bergerak dilakukan dengan pand
(gadai), sedangkan untuk benda tidak bergerak dengan hipotik adalah hak tanggungan
untuk tanah serta benda-benda selain tanah menggunakan fidusia.

Hak Kebendaan Yang Bersifat Sebagai Pelunasan Hutang

Hak kebendaan yang bersifat sebagai pelunasan utang adalah hak jaminan yang melekat pada
kreditur yang memberikan kewenangan kepadanya untuk melakukan ekekusi kepada benda
melakukan yang dijadikan jaminan, jika debitur melakukan wansprestasi terhadap suatu prestasi
(perjanjian).

Penggolongan jaminan berdasarkan sifatnya, yaitu:

1. Jaminan yang bersifat umum :


- Benda tersebut bersifat ekonomis (dapat dinilai dengan uang)
- Benda tersebut bisa dipindahtangankan haknya pada pihak lain
2. Jamian yang bersifat khusus:
- Gadai
- Hipotik
- Hak Tanggungan
- Fidusia
HUKUM EKONOMI

1. Pengertian Ekonomi dan Hukum Ekonomi

Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan
kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia
yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas.

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan
kemakmuran.

Hukum ekonomi adalah suatu hubungan sebab akibat atau pertalian peristiwa ekonomi yang
saling berhubungan satu dengan yang lain dalam kehidupan ekonomi sehari-hari dalam
masyarakat.

Hukum Ekonomi di bedakan menjadi 2,yaitu :

1.  Hukum ekonomi pembangunan, adalah yang meliputi pengaturan dan pemikiran hukum
mengenai cara-cara peningkatan dan pengembangan kehidupan ekonomi Indonesia secara
Nasional.
2.  Hukum Ekonomi sosial, adalah yang menyangkut pengaturan pemikiran hukum mengenai
cara-cara pembangian hasil pembangunan ekonomi nasional secara adil dan martabat
kemanusiaan (hak asasi manusia) manusia Indonesia.

Asas-asas hukum ekonomi indonesia :


a. Asas manfaat
b. Asas keadilan dan pemerataan yang berperikemanusiaan.
c. Asas keseimbangan, keserasian dan keselarasan dalam perikehidupan.
d. Asas kemandirian yang berwawasan kebangsaan.
e. Asas usaha bersama atau kekeluargaan
f.  Asas demokrasi ekonomi.
g. Asas membangun tanpa merusak lingkungan.

Dasar hukum ekonomi Indonesia :


a. UUD 1945
b. TAP MPR
c. Undang-undang
d. Peraturan pemerintah
e. Keputusan presiden
f.  Sk menteri
g. Peraturan daerah

Ruang lingkup hukum ekonomi :


Ruang lingkup hukum ekonomi jika didasarkan pada klasifikasi internasional pembagiannya sbb:

1. Hukum ekonomi pertanian atau agraria, yg di dalamnya termasuk norma-norma mengenai


pertanian, perburuan, peternakan, perikanan dan kehutanan.
2.  Hukum ekonomi pertambangan.
3.  Hukum ekonomi industri, industri pengolahan
4.  Hukum ekonomi bangunan.
5.  Hukum ekonomi perdagangan, termasuk juga norma-norma mengenai perhotelan dan
pariwisata.
6.  Hukum ekonomi prasarana termasuk gas, listrik air, jalan.
7.  Hukum ekonomi jasa-jasa, profesi dokter, advokad, pembantu rumah tangga, tenaga kerja.
8.  Hukum ekonomi angkutan.
9.  Hukum ekonomi pemerintahan termasuk juga pertahanan dan keamanan (hankam) dll.

Sumber Hukum Ekonomi :

a. Meliputi : perundang-undangan; perjanjian; traktat;jurisprudensi; kebiasaan dan pendapat


sarjana (doktrin);

b. Tingkat kepentingan dan penggunaan sumber-sumber hukum. Hal ini sangat tergantung pada
kekhususan masing-masing masalah hukum atau sistem hukum yang dianut di suatu negara.

Fungsi Hukum Ekonomi dalam Pembangunan :

a. Sebagai sarana pemeliharaan ketertiban dan keamanan


b. Sebagai sarana pembangunan
c. Sebagai sarana penegak keadilan
d. Sebagai sarana pendidikan masyarakat

Keempat fungsi tersebut dapat diterapkan dalam hukum ekonomi yang merupakan suatu sistem
hukum nasional yang berorientasi kepada kesejahteraan rakyat .

Tugas Hukum Ekonomi :


a. Membentuk dan menyediakan sarana dan prasarana hukum bagi
b. Peningkatan pembangunan ekonomi
c. Perlindungan kepentingan ekonomi warga
d. Peningkatan kesejahteraan masyarakat
e. Menyusun & menerapkan sanksi bagi pelanggar
f.  Membantu terwujudnya tata ekonomi internasional baru melalui sarana & pranata hukum.

Contoh hukum ekonomi :

1. Jika harga sembako atau sembilan bahan pokok naik maka harga-harga barang lain biasanya
akan ikut merambat naik.
2. Apabila pada suatu lokasi berdiri sebuah pusat pertokoan hipermarket yang besar dengan
harga yang sangat murah maka dapat dipastikan peritel atau toko-toko kecil yang berada di
sekitarnya akan kehilangan omset atau mati gulung tikar.
3. Jika nilai kurs dollar amerika naik tajam maka banyak perusahaan yang modalnya berasal
dari pinjaman luar negeri akan bangkrut.
4. Turunnya harga elpiji / lpg akan menaikkan jumlah penjualan kompor gas baik buatan dalam
negeri maupun luar negeri.
5. Semakin tinggi bunga bank untuk tabungan maka jumlah uang yang beredar akan menurun
dan terjadi penurunan jumlah permintaan barang dan jasa secara umum.

Anda mungkin juga menyukai