Anda di halaman 1dari 34

Instrumentasi

dan
Pengukuran
Materi 1&2 Pertemuan 2&3
Ganjil
Telekomunikasi PNUP
Materi Pertemuan 2
 Pendahuluan mengenai instrumentasi
 Peranan pengukuran
 Akurasi dan presisi
 Kesalahan dalam pengukuran
 Sistematika kesalahan
 Analisa statistik terhadap kesalahan
 Sistem Standar internasional
Peranan pengukuran
 Instrumentasi adalah cabang dari ilmu keteknikan
yang tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan
tetapi semua cabang keteknikan dan obat-
obatan
 Instrumentasi berkaitan dengan alat ukur sedang
pengukuran berkaitan dengan cara menggunakan
alat ukur
 Pengukuran dilakukan terhadap dimensi,
temperature, tekanan, daya, tegangan, arus,
impedansi, bermacam-macam sifat material, dan
sebagian besar sifat fisika lainnya adalah penting
bagi keteknikan sebagai ilmu pengetahuan.
Peranan pengukuran
sejumlah istilah yang digunakan dalam pengukuran
didefenisikan sebagai berikut
 Instrumen : Sebuah alat untuk menentukan nilai atau
besaran suatu kuantitas atau variabel.
 Ketelitian (accuracy) : Harga terdekat dimana suatu
pembacaan instrument mendekati harga sebenarnya
dari variabel yang diukur.
 Ketepatan (precision) : Suatu ukuran kemampuan untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang serupa.
 Sensitifitas (sensitivity) : Perbandingan antara sinyal
keluaran atau respon instrument terhadap perubahan
masukan atau variabel yang diukur.
 Resolusi (Resolution) :Perubahan terkecil dalam nilai
yang diukur dimana instrument akan memberi respon
(tanggapan).
 Kesalahan (error) :Penyimpangan variabel yang diukur
dari harga sebenarnya.
Akurasi dan Presisi
Ketelitian/akurasi menyatakan tingkat
kesesuaian atau dekatnya suatu hasil
pengukuran terhadap harga
sebenarnya, sedang
ketepatan/presisi menyatakan tingkat
kesamaan di dalam sekelompok
pengukuran atau sejumlah
instrument.
Akurasi dan Presisi
Perbandingan hasil pengukuran yang akurat dan presisi
Pengukuran ke : Penunjukan Alatukur Penunjukan Alatukur 2
1
1 5V 4.1 V

2 5V 4.1 V

3 5V 4.1 V

4 5V 4.1 V

5 5V 4.1 V
Kesalahan dalam Pengukuran
 Pengukuran adalah proses
perbandingan antara suatu besaran
yang tidak diketahui dengan besaran
standar yang diperoleh
 Pengukuran yang diperoleh adalah
besaran yang disebut dengan “harga
pengukuran”.
 hasil yang diperoleh jarang
menggambarkan harga yang
diharapkan
Kesalahan dalam Pengukuran
 faktoryang mempengaruhi pengukuran
adalah karakteristik dari instrument, orang
yang menggunakan instrument,
pengaruh lingkungan
 Kesalahan ditunjukkan disebut sebagai
absolute atau prosentase kesalahan
 Kesalahan absolute dapat didefenisikan
sebagai perbedaan antara variable
harga yang diharapkan dengan variable
harga pengukuran
Kesalahan absolute
e  Yn  X n
dimana : e = Kesalahan Absolute
Yn = Harga yang diharapkan
Xn = Harga pengukuran

kesalahan absolute
Persentase Kesalahan  x100%
nilai yang diharapkan
atau
e
Persentase Kesalahan  100%
Yn
Y  X n 
Persentase Kesalahan   n  x100%
 Yn 
Akurasi Relatif
 Jika diinginkan untuk menyatakan Pengukuran
dengan syarat akurasi relative lebih besar daripada
kesalahan, maka

 Yn  X n 
A  1   x100 %
 Yn 
dimana A adalah akurasi relatif
Persen Akurasi dan Presisi
 Akurasi yang dinyatakan sebagai persen akurasi,
yaitu :
a  100%  persentase kesalahan
a  Ax100%
• Kepresisian dapat dinyatakan dalam
rumus sebagai berikut
• Yn = harga dari
Yn  X n pengukuran yang ke-n
Kepresisia n  1 
Xn • Xn = harga rata-rata dari n
pengukuran
Sistematika Kesalahan
 Kesalahan-kesalahan disebabkan karena
adanya beberapa masalah mengenai
instrument, pengaruh lingkungan, atau
kesalahan observasi
 Sistematika kesalahan akan muncul jika
beberapa pengukuran dibuat dari
besaran yang sama dibawah kondisi
yang sama pula.
Sistematika Kesalahan
 Kesalahan instrument
Kesalahan serupa mungkin disebabkan
oleh gesekan bantalan penggerak meter,
ketegangan pegas yang tidak tepat,
kalibrasi yang tidak sesuai, atau kesalahan
instrument. Kesalahan instrument dapat
terjadi karena perawatan, penggunaan,
dan penanganan insrument yang tidak
benar.
Sistematika Kesalahan
 Kesalahan pengaruh lingkungan
Yaitu kesalahan yang mungkin disebabkan
oleh pengaruh kondisi lingkungan dimana
instrument tersebut digunakan.
Menempatkan instrument pada tempat
yang tajam seperti : temperature, tekanan,
atau kelembaban yang tinggi; atau listrik
statis medan elektromagnetik yang kuat,
mungkin pengaruh yang mengganggu,
akan menyebabkan kesalahan.
Sistematika Kesalahan
 Kesalahan observasi
Yaitu kesalahan yang disebabkan
pemakaian alat ukur. Barangkali yang
sering terjadi adalah kesalahan paralak
(sistem mekanis/elektronik) yang terjadi
dalam skala meter dan kesalahan
penafsiran (sudut pandang) saat
memperoleh pembacaan dari skala meter.
Analisa Statistik Suatu
Kesalahan Dalam Pengukuran
 Harga rata-rata adalah harga tipikal atau
harga yang mewakili dari sekumpulan
data
 Harga rata-rata lebih sering digunakan
pada aritmetika yang merupakan
penjumlahan dari beberapa angka
dibagi dengan banyaknya angka data
Analisa Statistik Suatu
Kesalahan Dalam Pengukuran
Harga rata-rata aritmetik dari sejumlah n-
angka X1,X2,X3...........Xn adalah :

X 1  X 2  X 3  ........ Xn
X 
n
Analisa Statistik Suatu
Kesalahan Dalam Pengukuran
Deviasi adalah perbedaan antara tiap
data test dan rata-rata nilai aritmetika X
ditunjukan dengan d1, d2, d3,........dn dan
didefenisikan sebagai berikut
d1  X 1  X
d2  X 2  X Jumlah total deviasi
sejumlah angka dari
d3  X 3  X
rata-rata nilai aritmetika
adalah nol
dn  Xn  X
Sistem Standar Internasional
 Tentang arus
 Tentang tahanan
 Tentang tegangan
 Tentang periode
 Tentang frekuensi
 Tentang daya
 Desibel
 Dan standar lain yang berhubungan dengan
bidang elektro
Materi Pertemuan 3
 Pendahuluan mengenai instrumentasi
 Peranan pengukuran
 Akurasi dan presisi
 Kesalahan dalam pengukuran
 Sistematika kesalahan
 Analisa statistik terhadap kesalahan
 Sistem standar internasional
 Meter arus searah
 Prinsip Ammeter DC (direct current)
 Penggerak Meter D’Arsonval
 Penggunaan Penggerak Meter D’Arsonval dalam
Ammeter
 Perencanaan Resistansi Shunt
 Mutimeter sebagai ohmmeter
Prinsip Ammeter DC
Dasar sistem
kumparan putar,
pada umumnya
diarahkan sebagai
gerakan meter
D’arsonval atau
gerakan meter
kumparan putar
megnet
permanent/PPMC
(Permanent Magnet
Moving Coil)
Prinsip Ammeter DC
 Penggerak meter D’Arsonval adalah peralatan
yang dikendalikan oleh arus
 Arus dari sebuah rangkaian yang diukur, di
dalam meter akan melewati gulungan pada
kumparan putar. Arus yang melewati kumparan
menyebabkan kumparan tersebut menjadi
electromagnet yang berkutup utara dan selatan.
Kutup electromagnet saling mempengaruhi
dengan kutup magnet permanent yang
menyebabkan kumparan berputar.
Tangkai/jarum akan menunjuk skala bila arus
didalam arah yang tepat pada kumparan.
Dengan alasan ini, semua penggerak meter DC
ada penunjukan tanda polaritas
Penggunaan Penggerak Meter
D’Arsonval dalam Ammeter
 Resistansi penggerak/meter 𝑅𝑚 dan resistansi
rendah yang paralel dengan 𝑅𝑚 adalah
resistansi shunt 𝑅𝑠ℎ
Resistansi shunt
𝑅𝑠ℎ diperlukan
untuk
memperbesar
range
pembacaan arus
instrumen
Penggunaan Penggerak Meter
D’Arsonval dalam Ammeter
𝑉𝑠ℎ 𝐼𝑚 𝑅𝑚 𝐼𝑚 𝑅𝑚
𝑅𝑠ℎ = = =
𝐼𝑠ℎ 𝐼𝑠ℎ 𝐼 − 𝐼𝑚

𝐼𝑚 disebut juga
sebagai 𝐼𝑓𝑠𝑑 (arus
yang dibutuhkan agar
penunjuk sampai
Catatan: pada sebuah
rangkaian diman tahanan skala penuh)
diparalel, maka semua
tegangan pada tahanan sama
Penggunaan Penggerak Meter
D’Arsonval dalam Ammeter
 Tujuan perancangan shunt adalah untuk
memperoleh pengukuran arus I yang
besarnya n kali lebih besar dari Im . Jumlah
n disebut faktor kelipatan dan hubungan
arus total dengan arus meter adalah

𝐼 = 𝑛𝐼𝑚 𝐼𝑚 𝑅𝑚
𝑅𝑠ℎ =
𝑛𝐼𝑚 − 𝐼𝑚

𝑅𝑚
𝑅𝑠ℎ =
𝑛−1
Perencanaan Resistansi Shunt

 Resistansi shunt yang didiskusikan sebelumnya


berfungsi cukup baik pada ammeter
berbatas ukur tunggal, tetapi pada ammeter
dengan banyak batas ukur digunakan shunt
Ayrton, atau shunt universal
 keuntungan dari shunt Ayrton adalah
menghilangkan kemungkinan penggerak
meter menjadi rangkaian tanpa beberapa
resistor shunt
 Keuntungan lainnya, alat ini dapat
digunakan dengan batas ukur penggerak
meter yang lebar
Ammeter Shunt Ayrton

𝑅𝑠ℎ = 𝑅𝑎 + 𝑅𝑏 + 𝑅𝑐

 Harga resistansi masing-masing dari shunt


dihitung mulai dari batas ukur yang paling
sensitif (paling kecil) kemudian ke batas ukur
yang lebih tinggi
Ammeter Shunt Ayrton
Selama resistansi 𝑅𝑏 + 𝑅𝑐 = 𝑅𝑚 + 𝑅𝑎 ,
tegangan pada tiap cabang harus sama
dan dapat dituliskan sebagai 𝑉(𝑅𝑏+𝑅𝑐) =
𝑉(𝑅𝑎+𝑅𝑚 ) , atau hubungan dengan arus

(𝑅𝑏 +𝑅𝑐 )(𝐼 − 𝐼𝑚 ) = 𝐼𝑚 (𝑅𝑚 + 𝑅𝑎 )


𝐼(𝑅𝑏 + 𝑅𝑐 ) − 𝐼𝑚 (𝑅𝑏 +𝑅𝑐 ) = 𝐼𝑚 (𝑅𝑚 + (𝑅𝑠ℎ −(𝑅𝑏 + 𝑅𝑐 ))
𝐼(𝑅𝑏 + 𝑅𝑐 ) − 𝐼𝑚 (𝑅𝑏 +𝑅𝑐 ) = 𝐼𝑚 𝑅𝑚 + 𝐼𝑚 𝑅𝑠ℎ − 𝐼𝑚 (𝑅𝑏 + 𝑅𝑐 )
Ammeter Shunt Ayrton
𝐼𝑚 (𝑅𝑠ℎ + 𝑅𝑚 )
𝑅𝑏 + 𝑅𝑐 =
𝐼
𝑅𝑎 = 𝑅𝑠ℎ − (𝑅𝑏 + 𝑅𝑐 )

𝐼 (𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒/𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙)


𝑛 (𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛) =
𝐼𝑚

𝑅𝑚
𝑅𝑠ℎ =
𝑛−1
Contoh
 Rancanglah sebuah amperemeter
dengan range 1A, 100 mA, 10 mA, 1 mA,
100 A. Meter yang tersedia mempunyai
spesifikasi sebagai berikut:
Im = 50 A ; Rm = 1 k
Penyelesaian
Menghitung faktor kelipatan
Penyelesaian
Menghitung Rsh
Tugas (1)
1. Hitung secara
lengkap nilai resistansi
dari soal contoh
diatas yaitu
(𝑅𝑎 , 𝑅𝑏 , 𝑅𝑐 , 𝑅𝑑 , 𝑅𝑒 ).
2. Hitunglah nilai
𝑅𝑎 , 𝑅𝑏 , 𝑅𝑐 , 𝑅𝑑 , 𝑅𝑒 jika
ammeter mempunyai
range pengukuran
seperti gambar
disamping
Pertemuan Berikutnya
Voltmeter DC

Anda mungkin juga menyukai