Oleh :
Tajudin Suradinata 1, Achmad Faqih 1 & Eko Risdiantoro 2
ABSTRAK
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) konsentrasi herbesida Oxyfluorfen berpengaruh nyata
terhadap pengendalian gulma dan pertumbuhan serta hasil bawang merah, dan (2) konsentrasi
herbisida 2,5 ml Oxyfluorfen/l air memberikan pengaruh paling baik terhadap penekanan gulma, tinggi
tanaman, jumlah daun, diameter umbi, bobot umbi segar per rumpun, bobot umbi kering per rumpun
dan per petak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) pengaruh konsentrasi herbisida Oxyfluorfen
terhadap pengendalian gulma dan pertumbuhan serta hasil bawang merah, dan (2) konsentrasi
herbisida Oxyfluorfen optimum yang memberikan hasil bawang merah tertinggi. Percobaan
dilaksanakan di Desa Limbangan Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes Jawa Tengah, dari bulan April
sampai dengan Juni 2013. Metode percobaan yang digunakan adalah metode eksperimen dengan
menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Terdiri dari konsentrasi herbisida Oxyfluorfen, serta
diulang empat kali. Perlakuan konsentrasi herbisida Oxyfluorfen yang diuji adalah sebagai berikut : : A
(0 ml Oxyfluorfen/l air), B (0,5 ml Oxyfluorfen/l air), C (1,0 ml Oxyfluorfen/l air), D (1,5 ml
Oxyfluorfen/l air), E (2,0 ml Oxyfluorfen/l air), dan F (2,5 ml Oxyfluorfen/l air).
Konsentrasi herbisida 1,5 ml Oxyfluorfen/l air memberikan bobot umbi kering tertinggi yaitu
1,99 kg per petak atau setara dengan 13,27 ton per hektar.
Kata kunci : Herbisida Oxyfluoufen, Pengendalian Gulma, Pertumbuhan serta Hasil Tanaman Bawang
Merah
1 Dosen Program Studi Agronomi Pascasarjana Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
2 Mahasiswa Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
287
Herbisida Oxyfluoufen, Pengendalian Gulma, Pertumbuhan serta Hasil Tanaman Bawang Merah
288
Herbisida Oxyfluoufen, Pengendalian Gulma, Pertumbuhan serta Hasil Tanaman Bawang Merah
289
Herbisida Oxyfluoufen, Pengendalian Gulma, Pertumbuhan serta Hasil Tanaman Bawang Merah
290
Herbisida Oxyfluoufen, Pengendalian Gulma, Pertumbuhan serta Hasil Tanaman Bawang Merah
sebesar 7,86 g dan 2,10 g per petak. Hal ini Pada pengamatan umur 30 hari
menunjukkan bahwa semakin tinggi setelah tanam, perlakuan konsentrasi 1,5
konsentrasi herbisida oxyfluorfen, maka dan 2,0 ml Oxyfluorfen/l air (D dan E)
semakin sedikit tutupan gulma di petak memberikan tinggi tanaman tertinggi dan
percobaan, dan pada akhirnya biomasa berbeda nyata dengan perlakuan
gulma yang dihasilkan relatif sedikit. Hal konsentrasi 0 dan 0,5 ml Oxyfluorfen/l air
ini disebabkan herbisida oxyfluorfen cukup (A dan B), tetapi tidak berbeda nyata
efektif menekan pertumbuhan gulma, dengan perlakuan konsentrasi 1,0 dan 2,5
sehingga pada dosis tinggi biomasa yang ml Oxyfluorfen/l air (C dan F).
dihasilkan relatif kecil. Pada umur 35, 40 dan 45 hari setelah
Herbisida berbahan aktif diphenyl- tanam menunjukkan bahwa perlakuan
ether (oxyfluorfen) yang bereaksi kontak, konsentrasi 2,5 m Oxyfluorfen/l air
sedikit ditranslokasikan ke bagian tanaman memberikan tinggi tanaman tertinggi dan
lainnya. Dengan demikian terjadi absorbsi berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.
partikel oxyfluorfen di dalam tanah oleh Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
akar tanaman dan ditranslokasikan ke herbisida mampu menekan pertumbuhan
bagian tanaman lainnya sehingga gulma sehingga tanaman bawang merah
menimbulkan keracunan serta mampu tumbuh dengan baik. Penggunaan
menghambat pertumbuhannya gulma. Hal herbisida oxyfluorfen dengan dosis 2,5
ini terjadi karena oxyfluorfen bekerja ml/l air dapat memberikan tinggi tanaman
menghambat transpor elektron pada tertinggi dibandingkan dengan perlakuan
fotosistem II dalam proses fotosintesis lainnya, ini dikarenakan herbisida
(Tjitrosudirdjo dan Mawardi, 2007). oxyfluorfen merupakan herbisida sistemik
yang mampu membunuh gulma sampai ke
Persentase Keracunan Tanaman (%) akar-akarnya sehingga partum-buhan
Berdasarkan hasil pengamatan, gulma tertekan, tidak mengganggu dan
ternyata perlakuan herbisida Oxyfluorfen tidak membahayakan pertumbuhan
pada kisaran 0,5 – 2,5 ml Oxyfluorfen/l air bawang merah. Hal ini sesuai dengan
untuk pengendalian gulma pada persiapan pendapat Moenandir (1990) bahwa adanya
lahan budidaya tanaman bawang tidak gulma di sekitar tanaman berpengaruh
menimbulkan gejala keracunan pada secara kuantitatif dan kualitatif yaitu
tanaman bawang merah. pertumbuhan tanaman menjadi tertekan
dan kecil serta bentuk tanaman.
Tinggi Tanaman
Konsentrasi herbisida Oxyfluorfen Jumlah Daun
berpengaruh nyata terhadap tinggi Konsentrasi herbisida Oxyfluorfen
tanaman pada setiap periode pengamatan. berpengaruh nyata terhadap jumlah daun
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pada setiap periode pengamatan. Untuk
Tabel 3. lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.
291
Herbisida Oxyfluoufen, Pengendalian Gulma, Pertumbuhan serta Hasil Tanaman Bawang Merah
Pada umur 30 hari setelah tanam Pada umur 30 hari setelah tanam
menunjukkan bahwa konsentrasi herbisida menunjukan bahwa setiap konsentrasi
2,5 ml Oxyfluorfen/l air (F) memberikan herbisida Oxyfluorfen tidak memberikan
jumlah daun tertinggi dan berbeda nyata pengaruh terhadap jumlah anakan per
dengan perlakuan konsentrasi 0, 1,0 dan rumpun. Pada umur 35 hari setelah tanam
1,5 ml Oxyfluorfen/l air (A, C dan D), menunjukkan bahwa perlakuan
tetapi tidak berbeda nyata dengan konsentrasi herbisida 2,0 dan 2,5 ml
perlakuan konsentrasi 0,5 dan 2,0 Oxyfluorfen/l air (E dan F) memberikan
Oxyfluorfen/l air. Pada umur 35 hari pengaruh baik terhadap jumlah anakan per
setelah tanam menunjukkan bahwa rumpun dan berbeda nyata dengan tanpa
perlakuan konsentrasi herbisida 2,5 ml perlakuan herbisida (A), tetapi tidak
Oxyfluorfen/l air (F) memberikan jumlah berbda nyata dengan konsentrasi herbisida
daun tertinggi dan berbeda nyata dengan 0,5, 1,0 dan 1,5 ml Oxyfluorfen/l air (B, C
perlakuan lainnya, kecuali dengan dan D).
perlakuan konsentrasi 2,0 ml Pada umur 40 dan 45 hari setelah
Oxyfluorfen/l air (E) tidak berbeda nyata. tanam menunjukkan bahwa perlakuan
Pada umur 40 dan 45 hari setelah tanam konsentrasi herbisida 2,5 ml Oxyfluorfen/l
menunjukkan bahwa perlakuan herbisida air memberikan jumlah anakan per
2,5 ml Oxyfluorfen/l air memberikan rumpun tertinggi dan berbeda nyata
jumlah daun terbanyak dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini diduga
dengan perlakuan lainnya. perlakuan konsentrasi herbisida 2,5 ml
Hal ini menunjukkan bahwa Oxyfluorfen/l air tersebut dapat
pemberian herbisida dapat mempengaruhi memberikan ruang tumbuh yang
terhadap penekanan gulma, sehingga optimum, karena pertumbuhan gulma
dengan pemberian herbisida dapat relatif sedikit, sehingga tanaman bawang
berpengaruh terhadap jumlah daun merah dapat menghasilkan jumlah anakan
bawang merah dengan baik. Menurut per rumpun yang baik.
laporan Jatmiko dkk., (2002), pengaruh
herbisida dapat dilihat dari perubahan Diameter Umbi Segar (mm)
pada bentuk, warna daun dan Konsentrasi herbisida Oxyfluorfen
pertumbuhan tunas. berpengaruh nyata terhadap diameter
umbi bawang merah, seperti terlihat pada
Jumlah Anakan per Rumpun (buah) Tabel 6.
Konsentrasi herbisida Oxyfluorfen
berpengaruh nyata terhadap jumlah
anakan per rumpun pada setiap periode
pengamatan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada pada Tabel 5.
292
Herbisida Oxyfluoufen, Pengendalian Gulma, Pertumbuhan serta Hasil Tanaman Bawang Merah
nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini Bobot Umbi Kering per Petak
menunjukkan bahwa konsentrasi herbisida Konsentrasi herbisida Oxyfluorfen
2,5 ml Oxyfluorfen/l air merupakan jarak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi
tanam yang optimum. Dengan dosis kering per petak. Untuk lebih jelasnya
herbisida Oxyfluorfen yang tepat, maka dapat dilihat pada Tabel 8.
persaingan antar tanaman dengan gula
dapat dihindari, karena herbisida dapat
menekan pertumbuhan gulma, dengan
semakin sedikit gulma yang tumbuh di
pertanaman bawang merah, maka
diameter umbi segar yang dihasilkan lebih
besar.
Komponen hasil dan hasil tanaman
bawang merah dipengaruhi oleh
pertumbuhan tanaman. Kehadiran gulma Pada perlakuan tanpa pemberian
pada pertanaman bawang merah herbesida Oxyfluorfen (A) memberikan
memungkinkan terjadinya persaingan bobot umbi kering per petak terendah
antara keduanya sehingga akan dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
mengakibatkan partum-buhan tanaman Sedangkan perlakuan konsentrasi
terhambat dan hasil tanaman menjadi herbisida 3,5 ml Oxyfluorfen (D)
berkurang. memberikan bobot umbi kering per petak
tertinggi yaitu sebesar 1,99 kg per petak
Bobot Umbi Segar dan Umbi Kering per atau setara dengan 13,27 ton per hektar dan
Rumpun (g) berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.
Lonsentrasi herbisida Oxyfluorfen Semakin tinggi dosis herbisida yang
berpengaruh nyata terhadap bobot umbi diberikan maka pertumbuhan gulma yang
segar dan umbi kering per rumpun. Untuk relatif kecil dan persentase biomasa
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7. gulama semakin kecil. Tanaman bawang
merah yang tumbuh dalam kondisi lahan
yang ditumbuhi gulma tidak dapat
mengakumulasi lebih banyak fotosintat.
Hal ini sesuai dengan pendapat Jumin
(1999) bahwa apabila suatu tanaman stres
air, suhu, cahaya atau hara mengakibatkan
terganggunya pertumbuhan tanaman. Oleh
karena itu besarnya dosis herbisida sangat
berpengaruh terhadap tingkat penekanan
gulma yang pada akhirnya mempengaruhi
komponen hasil bawang merah yang
tinggi.
Berdasarkan data Tabel 12 tersebut Herbisida oxyfluorfen mempunyai
menunjukkan bahwa perlakuan daya kerja yang cepat dan menyebabkan
konsentrasi herbisida 2,5 ml Oxyfluorfen/l terhambatnya proses fotosintesis dan
air memberikan bobot umbi segar dan rusaknya membran sel dan seluruh organ
umbi kering per rumpun tertinggi yaitu sehingga gulma mengalami klorosis dan
masing-masing sebesar 44,23 g dan 35,84 kelihatan terbakar yang akhirnya gulma
dan berbeda nyata dengan perlakuan mengalami kematian. Vencill dkk. (2002)
lainnya. menjelaskan bahwa lipid hidroperoksida
yang merupakan cara kerja herbisida akan
menghancurkan membran sel yang
293
Herbisida Oxyfluoufen, Pengendalian Gulma, Pertumbuhan serta Hasil Tanaman Bawang Merah
294
Herbisida Oxyfluoufen, Pengendalian Gulma, Pertumbuhan serta Hasil Tanaman Bawang Merah
295