Anda di halaman 1dari 13

CIVIL ENGINEERING 2018

HIDROLIKA
BAB IX

MINOR LOSSES – KONTRAKSI

9.1 Tujuan Percobaan

Menentukan besarnya kehilangan tinggi tekan akibat kontraksi tiba-tiba.

9.2 Alat-alat Percobaan Dan Gambar Alat Percobaan

9.2.1 Alat-Alat Percobaan

1. Satu Set alat kehilangan tinggi tekan

2. Stopwatch

3. Manometer air raksa (mmHg)

4. Flowmeter

5. Bangku Kerja Hidrolik

9.2.2 Gambar Alat Percobaan

Gambar 9.1 Satu Set Alat Kehilangan Tinggi Tekan


(Sumber : Lab. Mekanika Fluida & Hidrolika, FT-UNTAD, 2020)

ANDRI J AYAHU / F 111 18 258


CIVIL ENGINEERING 2018
HIDROLIKA

Gambar 9.2 Stopwatch


(Sumber : Lab. Mekanika Fluida & Hidrolika, FT-UNTAD, 2020)

Gambar 9.3 Manometer


(Sumber : Lab. Mekanika Fluida & Hidrolika, FT-UNTAD, 2020)

ANDRI J AYAHU / F 111 18 258


CIVIL ENGINEERING 2018
HIDROLIKA

Gambar 9.4 Flowmeter


(Sumber : Lab. Mekanika Fluida & Hidrolika, FT-UNTAD, 2020)

Gambar 9.5 Bangku Kerja hIdrolik


(Sumber : Lab. Mekanika Fluida & Hidrolika, FT-UNTAD, 2020)

ANDRI J AYAHU / F 111 18 258


CIVIL ENGINEERING 2018
HIDROLIKA
9.3 Teori Dasar

M M
a a
n n
o o
m m
e e
t t
e e
r r
a a
i i
r r
r
a
k
s
a

Gambar 9.6 Sketsa 1 set alat kehilangan tinggi tekan


(Sumber : Lab. Mekanika Fluida & Hidrolika, FT-UNTAD, 2020)

Keterangan Gambar Untuk Kontraksi :

bagian yang ditinjau (Kontraksi)


arah aliran air
1 = Pipa diameter 10 mm
2 = Pipa diameter 13 mm
3 = Pipa diameter 18 mm.
4 = Pipa diameter 17 mm.
5 = Sekat pengatur untuk percobaan Minor Losses Konstraksi.
6 = Sekat pengatur untuk percobaan Minor Losses Ekspansi.
7 = Pipa percobaan Minor Losses Ball Valve.
8 = Pipa percobaan Minor Losses Tekukan 45o.
9 = Pipa sambungan untuk percobaan Minor Losses Tekukan 45o.
 10 = Kran pengatur untuk percobaan Minor Losses Gate Valve.
 11 = Kran pengatur untuk percobaan Minor Losses Ball Gate Valve.
 12 = Pipa untuk percobaan Minor Losses Paralel.

ANDRI J AYAHU / F 111 18 258


CIVIL ENGINEERING 2018
HIDROLIKA
14 = Pipa percobaan Minor Losses Belokan 90o.
 15 = Pipa sambungan untuk percobaan Minor Losses Tekukan 90o.
 16 = Colokan untuk selang penghitung kehilangan tinggi tekan.
 17 = Pipa percobaan Venturi Meter.
 18 = Pipa penghubung.
 19 = Contoh potongan kecil dari pipa – pipa yang digunakan.
 20 = Manometer Air Raksa (mmHg).
 21 = Manometer Air (H2O).
 22 = Bak penampung air.
 23 = Bangku Kerja Hidrolik.
 24 = Pompa Air.
 25 = Skala perhitungan maksimum flowmeter.
 26 = Tombol On/Off.
 29 = Kran selang Kehilangan Tinggi Tekan.
V2 – V6 = Kran pengatur bukaan debit.

Minor losses adalah kehilangan tinggi tekan akibat perubahan geometri


pipa. Contohnya adalah kehilangan tinggi tekan karena kontraksi tiba-tiba,
ekspansi tiba-tiba, dan tikungan pada pipa.

Rugi Minor adalah rugi yang disebabkan gangguan lokal seperti pada
perubahan penampang, adanya katup, belokan elbow dan lainnya. Kuantitas
dari rugi minor dapat dihitung dengan menggunakan persamaan kontunuintas.
Koefisian rugi (K) merupakan fungsi geometri dan bilangan Reynolds (Re),
tetapi hampir semua komponen kehilangan energi disebabkan oleh turbulensi.
Koefisien rugi (K), biasanya dianggap independent atau tidak tergantung pada
bilangan Reynolds (Re). Cara lain yang digunakan untuk menghitung rugi lokal
adalah metode panjang ekivalen. Pada metode ini komponen tersebut
digantikan dengan sebuah pipa lurus yang mempunyai rugi aliran yang sama.
Dengan menyamakan rugi gesekan dengan rugi lokal, panjang ekivalen dapat
dihitung.

ANDRI J AYAHU / F 111 18 258


CIVIL ENGINEERING 2018
HIDROLIKA
Ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi hilangnya energi di
dalam pipa. Jenis-jenis sambungan ikut mempengaruhi hilangnya energi pada
pipa. Dengan adanya sambungan dapat menghambat aliran normal dan
menyebabkan gesekan tambahan. Pada pipa yang pendek dan mempunyai
banyak sambungan, fluida yang mengalir di dalamnya akan mengalami banyak
kehilangan energi. Selain sambungan belokan ikut mempengaruhi kehilangan
energi dalam pipa. Energi yang hilang dalam pipa ini tidak akan kembali
melainkan diubah ke dalam bentuk panas.

Jenis-jenis fitting diantaranya :

1. Contraction yaitu pipa yang mengalami pengurangan cross sectional area


secara mendadak dari saluran dengan membentuk pinggiran yang tajam.
Tekanan yang melewatinya akan bertambah besar.
2. Long bend yaitu belokan panjang pada pipa dengan sudut yang melingkar
dan cross sectional area yang besar sehingga tekanannya kecil.
3. Short bend  yaitu belokan pipa seperti long bend tetapi lebih pendek dan
cross sectional area yang lebih kecil sehingga tekanannya lebih besar.
4. Elbow bend  yaitu merupakan belokan pada pipa yang membentuk sudut
siku-siku (90o) dengan cross sectional area yang sangat kecil sehingga
akan menimbulkan tekanan yang sangat besar.

Kontraksi tiba-tiba dapat membuat tekanan turun karena kehilangan


energi akibat turbulensi dan meningkatnya kecepatan (lihat gambar)/
kehilangan energi terbesar pada ruas c-d yang disebut vena contracta dimana
kecepatan aliran jet tinggi dan tekanan yang rendah. energi kembali pulih
ketika di ruas d-e. termasuk dalam kehilangan energi akibat kontraksi tiba-tiba
adalah peralihan pipa masuk.

ANDRI J AYAHU / F 111 18 258


CIVIL ENGINEERING 2018
HIDROLIKA

Gambar 9.7 Kehilangan tinggi tekan akibat kontraksi tiba-tiba


Keterangan :
 EGL : Energy Grade Line
 HGL : Hydraulic Grade Line
Persamaan Bernoulli untuk penampang 1 dan 2 :

P1 v 12 P2 v 2 2
h1 + + =h2 + + + hc
γ 2g γ 2g
....(9.1)

Bila pipa diletakkan horizontal h1 = h2 maka :

P1 v 1 2 P 2 v 22
+ = + +h
γ 2g γ 2g c
....(9.2)

Secara teoritis, kehilangan tinggi tekan akibat kontraksi tiba-tiba dinyatakan


dalam bentuk:

V
22
H c =K c
2.g ....(9.3)

ANDRI J AYAHU / F 111 18 258


CIVIL ENGINEERING 2018
HIDROLIKA
Dimana Kc adalah koefisien kontraksi, yang mana nilainya tergantung pada
perbandingan D2/D1.

Tabel 9.1 Nilai koefisien Kc untuk Kontraksi Tiba-tiba


V2 Perbadingan diameter pipa kecil terhadap pipa besar, D2/D1
(m/det) 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,7222 0,8 0,9

0 0,5 0,5 0,49 0,46 0,43 0,39 0,29 0,18 0,1511 0,05 0,02

0,88593 0,1550

1 0,49 0,49 0,48 0,45 0,42 0,38 0,28 0,18 0,1556 0,07 0,03

2 0,48 0,48 0,47 0,44 0,41 0,37 0,28 0,18 0,09 0,04

3 0,47 0,46 0,45 0,43 0,40 0,36 0,28 0,18 0,10 0,04

6 0,44 0,43 0,42 0,40 0,37 0,33 0,27 0,19 0,11 0,05

12 0,38 0,36 0,35 0,33 0,31 0,29 0,25 0,20 0,13 0,06

(Sumber : Handbook of hidraulics.Oleh King,H.W and E.F.Brater.1963)

ANDRI J AYAHU / F 111 18 258


CIVIL ENGINEERING 2018
HIDROLIKA
9.4 Prosedur Percobaan dan Prosedur Perhitungan
9.4.1 Prosedur Percobaan

1. Menutup V1, V4 di Pipa 1, V4 di pipa 3 dan V7 di pipa 4


2. Membuka V2 kemudian buka pula V4 di pipa 2
3. Mengontrol debit aliran dengan V6 dan V5 ( tutup V6 )
4. Membuka A dan B atau C dan D setelah menghubungkan
manometer dengan pipa test untuk memperoleh pembacaan pada
pipa 2
5. Mengulangi minimal 5x dengan selisih debit yang hampir sama
6. Mengukur diameter masing-masing pipa.

9.4.2 Prosedur Perhitungan

1. Menghitung waktu rata-rata (t)

t 1 +t 2+ t 3 +…+ t n
t=
n

2. Menentukan volume (V)

3. Menghitung debit (Q)

Q = V/t

4. Menentukan luas penampang pipa (A)

A = ¼ π D2

5. Menentukan kecepatan (v)

Q
v= A

6. Menghitung perbedaan kehilangan tinggi tekan (Δh)

P 1−P 2
Δh = x 13.6
γ

ANDRI J AYAHU / F 111 18 258


CIVIL ENGINEERING 2018
HIDROLIKA
7. Menghitung head loss ukur (hc ukur).

P 1 ²−P2 ²
hf = Δh+
2. g

8. Menentukan Nilai Kc

9. Menghitung head loss hitung (hc hitung).

v2
hc = Kc
2. g

ANDRI J AYAHU / F 111 18 258


CIVIL ENGINEERING 2018
HIDROLIKA
9.7 Analisis Grafik
a. Grafik Hubungan Antara Q dengan hc ukur :
1. Grafik hubungan antara Q dengan hc ukur diperoleh dengan cara
menghubungkan titik 1, 4 dan 5 serta meregresi titik 2 dan 3.
2. Grafik hubungan antara Q dengan hc ukur berbentuk kurva terbuka ke
bawah.
3. Grafik hubungan antara Q dengan hc ukur adalah berbanding lurus,
artinya semakin besar nilai Q maka semakin besar pula nilai hc ukur.
b. Grafik Hubungan Antara Q dengan hc hitung :
1. Grafik hubungan antara Q dengan hchitung diperoleh dengan cara
menghubungkan titik 1, 2,3 dan 5 serta meregresi titik 4.
2. Grafik hubungan antara Q dengan hc hitung berbentuk kurva terbuka
keatas.
3. Grafik hubungan antara Q dengan hc hitung adalah berbanding lurus,
artinya semakin besar nilai Q maka semakin besar pula nilai hc hitung.

ANDRI J AYAHU / F 111 18 258


CIVIL ENGINEERING 2018
HIDROLIKA
9.8 Kesimpulan dan Saran
9.8.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan, hc ukur memiliki nilai yang sangat jauh
dengan hc hitung yaitu untuk hc ukur berkisar antara 0,96368 – 2,80643 m
dan untuk hc hitung berkisar antara 0,00620 – 0,01661 m.
Besarnya Kehilangan tinggi tekan dipengaruhi oleh :
1. Kecepatan
v1 = 0,46211 – 0,75033 m/det
v2 = 0,88593 – 1,433851 m/det
Kehilangan tinggi tekan dengan kecepatan berbanding lurus
dimana semakin cepat fluida yang melewati pipa maka semakin
tinggi kehilangan tinggi tekan yang terjadi.
2. Besarnya debit aliran
Q = 0,00012 – 0,00019 m³/det
Debit aliran berbanding lurus dengan kecepatan semakin tinggi
debit maka semakin tinggi pula kecepatan.
3. Waktu yang dibutuhkan
t̅ = 17,02 – 10,48 dtk.
Waktu berbanding terbalik dengan debit aliran semakin lama waktu
yang dibutuhkan maka semakin rendah debit yang mengalir.
4. Diameter pipa yang dilalui
D1 = 0,018 m
D2 = 0,013 m
Diameter pipa berbanding terbalik dengan kecepatan dimana
semakin besar diameter maka semakin rendah kecepatan.

ANDRI J AYAHU / F 111 18 258


CIVIL ENGINEERING 2018
HIDROLIKA
9.8.2 Saran
1. Penggunaan dan pembacaan pada point gauge sebaiknya dilakukan
dengan teliti untuk memperoleh data yang akurat.
2. Penyetelan debit sebaiknya dilakukan dengan seimbang untuk
memperoleh data yang akurat.
3. Dalam pengambilan data, ketelitian merupakan hal yang sangat
diperlukan, sehingga akan diperoleh data yang akurat.
4. Pada saat pengukuran waktu dengan stopwatch harus dilakukan
dengan secermat mungkin agar diperoleh data yang lebih akurat.
5. Sebaiknya semua alat yang ada di Laboratorium dapat digunakan
oleh praktikan.
6. Sebaiknya Pengadaan Alat praktikum di laboratorium Harus segera
diganti dengan yang baru

ANDRI J AYAHU / F 111 18 258

Anda mungkin juga menyukai