Anda di halaman 1dari 5

GELOMBANG DAN PARTIKEL

Cahaya bersifat sebagai gelombang dan juga sebagai partikel yang


dikenal dengan istilah dualisme. Cahaya sebagai partikel dapat
mengalami tumbukan dan lain sebagainya, dan cahaya sebagai
gelombang berarti mengalami pemantulan, pembiasan dan lain
sebagainya.

Efek Foto Listrik (EFL)

Fenomena EFL dapat dijelaskan dengan memandang cahaya


sebagai partikel. Penemuan efek fotolistrik merupakan salah satu
tonggak sejarah kelahiran fisika kuantum.  Efek foto listrik adalah
gejala terlepasnya elektron dari permukaan logam ketika disinari
cahaya yang frekuensinya diatas frekuensi ambang, tergantung
pada jenis permukaan logam yang digunakan. Setiap logam
mempunyai frekuensi ambang yang berbeda-beda.

EFL pertama kali diamati oleh Heinrich Hertz (1886-1887) melalui


percobaan tabung lucutan. Hertz melihat bahwa lucutan elektrik
akan menjadi lebih muda jika cahaya ultraviolet dijatuhkan pada
elektroda tabung lucutan (sebagai bahan elektroda digunakan
logam natrium). Ini menunjukkan bahwa cahaya ultraviolet dapat
melepaskan elektron dari permukaan logam atau sekurang-
kurangnya memudahkan elektron terlepas dari logam.
Pengamatan Hertz ini kemudian diselidiki lebih lanjut oleh P.
Lenard sekitar 18 tahun. Kemudian pada tahun 1905 secara
teoritis, Einstein berhasil menjelaskan fenomena ini. 

Cahaya monokromatis ditembakkan ke pelat K yang potensialnya


dibuat lebih positif terhadap plat A. Ternyata untuk cahaya dengan
frekuensi tertentu galvanometer G mendeteksi adanya arus listrik.
Ini menunjukkan bahwa ada elektron yang dipancarkan oleh plat K
mampu mencapai plat A walaupun plat A memiliki potensial yang
lebih negatif dari pelat K. Ini juga berarti bahwa ketika terlepas dari
plat K, elektron sudah memiliki energi kinetik yang cukup besar
untuk menembus potensial penghalang yang dipasang antara plat
K dan A. Untuk menghentikan gerakan elektron foto (ditunjukkan
dengan tidak adanya arus foto elektrik yang melalui G), diperlukan
potensial penghalang V tertentu. Beda potensial yang mampu
menghentikan gerak elektronfoto tercepat ini dinamakan potensial
penghenti (Vo). Cacah elektron foto (arus foto elektron) dilepaskan
plat K bergantung pada intensiatas cahaya. Energi kinetik elektron
foto tercepat dapat diketahui dari nilai Vo, berdasarkan prinsip
kekekalan energi dapat disimpulkan bahwa K max = e.Vo dengan e =
1,6.10-19 C.
Cahaya monokromatis
mempunyai energi (E). E ini
digunakan untuk:
 untuk melepaskan
elektron dari logam
(energi ambang/fungsi
kerja)
 untuk bergerak
E = Wo + Ek
Hasil Percobaan Efek Foto Listrik (EFL)

1. Diperlukan frekuensi ambang (f o) untuk menghasilkan


efekfotolistrik

a. Untuk menghasilkan
efek fotolistrik
dibutuhkan cahaya
dengan frekuensi
lebih besar dari fo
b. Logam yang berbeda
memiliki frekuensi
ambang yang
berbeda pula
Gambar. Kebergantungan
c. Hubungan Vo ~ (f-fo)
potensial pengehenti Vo terhadap
dapat diubah
frekuensi cahaya f untuk logam
menjadi eVo = hf -
Kalium, Cesium, dan Tembaga
hfo
2. Ketidakbergantungan potensial pengenti terhadap intensitas
cahaya

Intensitas cahaya tidak


mempengaruhi
besarnya beda
potensial

3. Tidak ada waktu tunda antara penyinaran sampai terjadinya


arus fotoelektrik

Kuat arus fotoelektrik


(i) terhadap waktu
dihitung saat
penyinaran pertama
disamping dapat
dijelaskan bahwa arus
foto elektrik muncul
secara spontan begitu
cahaya menyinari
permukaan logam

4. Kuat arus foto elektrik berbanding lurus terhadap intensitas cahaya

Dari hasil eksperimen


didapat bahwa kuat arus
foto elektrik berbanding
lurus terhadap intensitas
cahaya.

Postulat Einstein Dapat Menerangkan Hasil EFL

Energi yang dibawa oleh cahaya terdistribusi secara diskrit dalam bentuk
paket-paket energi dengan kecepatan c, bukan terdistribusi secara
kontinu seperti yang dijelaskan oleh fisika klasik.

E = n.h.f

Postulat ini mampu menjelaskan tentang fakta eksperimen EFL. Dari


persamaan tersebut dapat dilihat bahwa besar kecilnya energi
bergantung pada frekuensi cahaya. Jika frekuensi cahaya besar maka
energinya juga besar. Jika energi besar maka elektron akan mampu
melepaskan diri dari ikatannya (jadi tidak ada waktu tunda). Jika
intensitas cahaya yang didatangakan besar maka kuat arus juga besar
dan intensitas ini hanya akan mempengaruhi besarnya arus fotoelekterik
bukan mempengaruhi potensial penghenti.

Perbedaan Pandangan Fisika Klasik Dan Fisika Kuantum Terhadap


Hasil EFL

Fisika Klasik Fisika Kuantum


Fakta (Cahaya sebagai (Cahaya sebagai
gelombang) partikel)
Diperlukan Terjadi atau tidaknya EFL terjadi jika frekuensi
frekuensi ambang EFL semata-mata cahaya yang
untuk karena intensitas didatangkan besar dari
menghasilkan cahaya bukan karena frekuensi ambang
efek foto listrik frekuensi cahaya sehingga elektron bisa
melepaskan ikatannya
dan bisa bergerak dari
plat K ke plat A
Ketidakbergantun Seharusnya potensial Intensitas cahaya tidak
gan potensial penghenti bergantung bergantung pada
penghenti (Vo) pada intensitas cahaya potensial penghenti.
terhadap (i) Intensitas hanya akan
intensitas cahaya eVo √i mempengaruhi besar
(i) kecilnya cacah elektron
atau arus fotoelektrik
Tidak ada waktu Jika intensitas cahaya Arus fotoelektrkik
tunda antara cukup lemah maka terjadi secara spontan
penyinaran dibutuhkan waktu oleh yang ditentukan oleh
Fisika Klasik Fisika Kuantum
Fakta (Cahaya sebagai (Cahaya sebagai
gelombang) partikel)
sampai terjadi elektron untuk besarnya energi foton
arus fotoelektrik mengumpulkan energi yang menumbuk
dari ikatannya elektron
Kuat arus foto Kuat arus memang Kuat arus berbanding
elektrik berbanding lurus lurus dengan intensitas
berbanding lurus dengan intensitas cahaya yang sesuai
dengan intensitas cahaya dari pandangan dengan pandangan
cahaya cahaya sebagai cahaya sebagai partikel
gelombang

Istilah-Istilah Dalam Efek Foto Listrik

1. Intensitas cahaya adalah energi tiap foton dikalikan cacah foton yang
menembus satu satuan luas permukaan secara tegak lurus tiap
satuan waktu
2. Waktu tunda adalah selang waktu antara penyinaran pertama sampai
lepasnya elektron foto (arus fotoelektrik)
3. Fotoelektron adalah elektron yang terlepas pada efek foto listrik
yang terjadi karena frekuensi cahaya yang menyinari plat K cukup
tinggi / besar dari frekuensi ambang logam
4. Potensial penghenti (Vo) adalah beda potensial yang mampu
menghentikan gerak elektronfoto tercepat.
5. Fungsi kerja adalah energi minimum yang diperlukan untuk
membebaskan elektron
6. Foton adalah kuanta cahaya (paket-paket energi).
7. Frekuensi ambang adalah frekuensi minimum yang diperlukan untuk
melepaskan elektron.

Persamaan-Persamaan dalam EFL

1
E K = mv 2 ↔ E K =e V o
2
c
E=n . h. f ↔ E=n .h .
λ
1 c c 1
E=W 0 + Ek ↔ h . f =h . f 0+ m. v 2 ↔ h . =h . + m . v 2
2 λ λ0 2
2 hc 1 1 1 1
v=
√ ( )
− ↔ E k =hc −
m λ λ0 λ λ0 ( )
dengan :
Ek = energi kinetik elektron foto (J atau eV)
m = massa elektron (kg)
v = kecepatan elektron (m/s)
e = muatan elektron (C)
Vo = potensial henti (volt)
Wo = energi ambang (J)
fo = frekuensi ambang (Hz)
λ = panjang gelombang (m)
h = tetapan Planck = 6,63 . 10-34 Js
c = kecepatan cahaya = 3.108 m/s

Kesimpulan

Tidak semua cahaya (foton) yang dijatuhkan pada keping akan


menimbulkan efek fotolistrik. Efek fotolistrik akan timbul jika
frekuensinya lebih besar dari frekuensi tertentu. Demikian juga
frekuensi minimal yang mampu menimbulkan efek fotolistrik
tergantung pada jenis logam yang dipakai. Syarat terjadinya EFL:

f > f0
E > W0
λ0 > λ

Anda mungkin juga menyukai