Grafik 2: Layanan Media Sosial yang Paling Banyak Digunakan Generasi Z di Indonesia
Pedoman Komunitas yang perlu diperhatikan oleh para pengguna media sosial.
a. Facebook atau Instagram
Dalam menggunakan Facebok dan Instagram, pedoman komunitas yang perlu diperhatikan:
(1) Hanya bagikan foto dan video yang anda ambil sendiri atau Anda berhak untuk
membagikannya.
(2) Menumbuhkan interaksi yang bermanfaat dan tulus. Hindari melakukan tindakan spam seperti
mengirimkan konten atau komentar berulang, mengumpulkan like atau follower dengan cara tidak
wajar, atau menghubungi orang berulang kali tanpa persetujuan mereka.
(3) Hormati anggota komunitas Instagram lainnya.
(4) Kirimkan foto dan video yang sesuai untuk beragam pemirsa. Instagram dan Facebook tidak
mengizinkan konten yang mengandung ketelanjangan serta pornografi dan sebagainya.
(5) Patuhi hukum. Perbuatan yang melanggar hukum juga tidak diperbolehkan di platform ini seperti
dukungan terhadap terorisme, penyebaran kebencian, menawarkan layanan seksual, jual beli
senjata api, konten pronografi anak, dan sebagainya.
(6) Berhati-hatilah saat mengirimkan acara yang layak diberitakan. Jangan mengunggah konten
yang memperlihatkan kekerasan berlebihan.
(7) Jagalah lingkungan media sosial yang sehat dengan tidak mendukung tindakan melukai diri
sendiri.
b. YouTube
Video yang diunggah di YouTube tidak boleh mengandung:
(1) Konten seksual atau ketelanjangan.
(2) Konten yang mengandung kebencian.
(3) Pelecehan dan cyberbullying.
(4) Ancaman.
(5) Privasi. Tidak boleh mengunggah informasi pribadi atau video tentang seseorang tanpa izin.
(6) Membahayakan anak. Tidak boleh mengunggah konten yang dapat membahayakan keselamatan
anak.
(7) Konten yang merugikan atau berbahaya.
(8) Konten kekerasan atau vulgar.
(9) Spam, metadata yang menyesatkan, dan scam. Jangan membuat deskripsi, tag, judul, atau
thumbnail yang menyesatkan untuk meningkatkan jumlah penayangan.
(10) Hak Cipta. Jangan mengunggah video yang bukan buatan Anda tanpa izin yang diperlukan.
(11) Peniruan Identitas. Akun yang terbukti meniru channel atau individu lain dapat dihapus
berdasarkan kebijakan peniruan identitas.
Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online yang
memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Beberapa ciri dari media sosial adalah
a. memungkinkan setiap orang untuk membuat akun,
b. adanya halaman profil untuk setiap pengguna yang menyajikan data pengguna,
c. fitur untuk membuat konten dan membagikannya,
d. interaksi dengan pengguna lain yang dapat dilakukan melalui memberi komentar dan tombol like,
e. adanya tanda waktu dari setiap postingan, dan lain-lain.
Berdasarkan fitur dan kegunaannya, media sosial dapat dibagi menjadi delapan jenis, yaitu:
a. Relationship Networks
Contoh: Facebook, LinkedIn, dan Google Plus. Relationship Networks dapat dikatakan sebagai awal
mula media sosial menjadi booming. Jenis media sosial ini biasanya berisikan halaman profil yang
berguna untuk mengunggah foto, biodata, dan informasi lainnya mengenai pengguna.
b. Media Sharing Networks
Contoh: YouTube, Vimeo, Snapchat, dan Instagram. Jenis media sosial ini dibuat dengan tujuan
untuk saling berbagi informasi dan konten khusus antar pengguna misalnya foto atau video.
Pengguna bisa menggunakan fitur-fitur untuk mengedit konten mereka sebelum mengunggah dan
membagikannya ke orang lain (tag atau mention).
c. Online Reviews
Contoh: Yelp, Open Rice, Zomato, dan Trip Advisor. Media sosial jenis ini berbasis lokasi yang
menggunakan teknologi geolocation (geolokasi). Artinya, pengguna dapat menginformasikan sesuatu
berdasarkan lokasi atau geografis yang mereka tentukan beserrta dengan konten di dalamnya.
d. Forum Diskusi
Contoh: Kaskus, Stack Over Flow, dan Reddit. Forum diskusi merupakan salah satu jenis media
sosial perintis pada masa awal mula berkembangnya internet. Sebelum Facebook muncul, pengguna
internet bertemu dan saling berkomunikasi dalam forum diskusi.
e. Social Publishing Platforms
Contoh: Blog, Medium, dan Tumblr. Contoh media sosial ini adalah blog dan microblog untuk
membagikan artikel yang ditulis para pengguna. Social publishing platform bisa bersifat real time
maupun tidak.
f. Bookmarking Sites
Contoh: StumbleUpon, Pinterest, dan Flipboard. Media sosial ini memungkinkan pengguna untuk
mengumpulkan konten (teks, gambar, video, link) lalu menyimpannya dalam akun masing-masing.
Pengguna bisa menyimpan konten secara privat atau memberikan bebas akses untuk pengguna
lainnya.
g. Internet-based Network
Contoh: Facebook Groups, LinkedIn Groups, Google+ communities, dan lain-lain. Manfaat utama
media sosial adalah kemampuannya mempertemukan banyak orang dengan latar belakang yang sama
ataupun berbeda dalam sebuah jaringan (network).
h. E-Commerce
Contoh: Amazon, Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Gojek, Shopee, dan lain-lain. E-Commerce adalah
bentuk media sosial yang memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi jual beli
menggunakan fitur yang ada.
Panduan bagi Orang Tua, Keluarga, dan Guru tentang Perlindungan pada Anak dan Remaja
terkait Aktivitas Maya
1. Bantu anak-anak Anda memahami informasi apa yang seharusnya bersifat pribadi.
2. Kunjungi dan pelajari akun media sosial seperti yang dimiliki oleh anak Anda. Buatlah akun dan
gunakan ruang jejaring sosial yang dikunjungi anak-anak Anda. Biarkan mereka tahu bahwa Anda
berada di sana, dan bantulah mengajari mereka cara bertindak saat mereka bersosialisasi secara
online
3. Pelajari dan gunakan pengaturan privasi untuk membatasi siapa yang dapat mengakses dan
mengunggah di situs media sosial anak Anda.
4. Jelaskan bahwa anak-anak hanya boleh memposting informasi bahwa Anda dan mereka merasa
nyaman dengan orang lain. Dorong anak Anda untuk memikirkan bahasa yang digunakan di media
sosial, dan pikirkan sebelum mengunggah gambar dan video.
5. Ingatkan anak-anak Anda bahwa setelah mereka unggah informasi secara online, mereka tidak dapat
menghapusnya kembali. Selain internet menyimpan semua jejak maya penggunanya, satu platform
media sosial terhubung dengan platform sosial media yang lain. Bahkan jika mereka menghapus
informasi dari sebuah situs, versi yang lebih tua mungkin ada di komputer orang lain dan diedarkan
secara online.
6. Pahami dan mengetahui bagaimana aktivitas online anak Anda. Semakin banyak, anak-anak
mengakses internet melalui telepon seluler mereka. Cari tahu tentang batas yang bisa Anda
tempatkan pada ponsel anak Anda.
7. Bicaralah dengan anak-anak Anda tentang intimidasi. Perundungan maya dapat memiliki berbagai
bentuk, mulai dari menyebarkan rumor secara online dan mengirim atau meneruskan pesan pribadi
tanpa persertujuan dari pemilik atau pengirim asalnya sampai bentuk mengirim pesan yang
mengancam. Beritahu anak-anak Anda bahwa kata-kata yang mereka ketik dan gambar yang mereka
unggah dapat memiliki konsekuensi dunia nyata. Dorong anak-anak Anda untuk berbicara dengan
Anda jika mereka merasa menjadi target atau korban perundungan atau intimidasi. Setelah itu
laporkan langsung ke pihak berwajib dan situs jejaring sosial.
8. Bicaralah dengan anak-anak Anda tentang menghindari pembicaraan terkait seks secara online.
9. Jika Anda khawatir anak Anda terlibat dalam perilaku online berisiko, Anda dapat menelusuri media
sosial yang mereka kunjungi untuk melihat informasi yang mereka unggah. Coba cari dengan nama,
julukan, sekolah, hobi, kelas, atau area tempat tinggal Anda.
Hoax
Pada tahun 2017, Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) melakukan survey terkait hoaks di
Indonesia. Dari hasil survey tersebut dapat dilihat bahwa saluran penyebaran hoaks paling besar berasal
dari media sosial serta aplikasi chatting, jauh lebih tinggi dibandingkan media penyebaran lainnya seperti
radio, media cetak, dan televisi. Hal ini memperlihatkan bahwa peran internet dalam penyebaran hoaks ini
sangatlah besar.
Jenis-jenis Hoaks
Informasi yang bersifat hoaks dapat muncul dalam beragam bentuk, seperti tulisan, gambar atau
video. Berdasarkan survey Mastel (2017) hoaks yang paling sering diterima masyarakat Indonesia
adalah dalam bentuk tulisan.
Sementara itu, berdasarkan topiknya, ternyata hoaks seputar isu sosial politik paling banyak
diterima masyarakat, juga terkait SARA dan kesehatan.
Claire Wardle dari First Draft3, sebuah projek di bidang literasi media, mengelompokkan berita
bohong (mis dan disinformasi) dalam tujuh kategori berikut:
1. Satire atau Parodi
Informasi yang dibuat untuk menyatakan sindiran terhadap suatu keadaan atau seseorang, biasanya
disampaikan dalam bentuk ironi, sarkasme, atau parodi. Satir umumnya dibuat tanpa maksud untuk
mengelabui orang yang melihatnya karena hanya bersifat sindiran. Namun, bagi yang tidak
memahami gaya bahasa ini dapat terkecoh dan menganggap informasi yang dilihatnya sebagai
Sebuah kebenaran, terutama ketika yang menyampaikannya tidak secara jelas menyatakan bahwa
informasi tersebut satir.
2. Konten yang Menyesatkan
Penggunaan informasi yang sesat untuk membingkai sebuah isu. Biasanya informasi ditampilkan
dengan menghilangkan konteksnya untuk menggiring persepsi publik agar sesuai dengan keinginan
pembuat informasi tersebut.
3. Konten Tiruan
Informasi yang dibuat mirip dengan aslinya dengan tujuan untuk mengelabui publik, seperti situs
web yang dipalsukan agar pengunjungnya tertipu dan menganggap situs tersebut adalah situs aslinya
4. Konten Palsu
Konten baru yang 100% salah, sengaja dirancang dan dibuat untuk mengelabui pembacanya.
5. Koneksi yang Salah
Ketika judul, gambar atau keterangan tidak mendukung konten yang sebenarnya. Salah satu
contohnya adalah metoda click bait, membuat judul atau gambar yang mengundang orang untuk
mengklik tautan yang tersedia dengan bentuk yang provokatif, menarik dan sensasional, padahal
kontennya sendiri tidak “seheboh” judulnya.
6. Konten yang Salah
Ketikan konten yang asli disampaikan dalam konteks yang salah, dimana sebuah informasi (tulisan,
gambar, atau video) yang benar ditempatkan dalam konteks yang tidak sesuai aslinya.
7. Konten yang Dimanipulasi
Informasi yang asli dimanipulasi dengan tujuan menipu. Bisa jadi hanya sekedar iseng, tetapi bisa
juga bertujuan untuk memprovokasi, menyebarkan propaganda, maupun untuk kepentingan politik.
Ciri-ciri Hoaks
3
Fake News. It’s Complicated: https://firstdraftnews.org/fake-news-complicated/
a. Tanda panah dan lingkaran merah. Biasanya hal ini dilakukan untuk memancing orang lain untuk
membaca atau menonton sebuah video yang sebetulnya tidak ada maknanya sama sekali.
b. Tidak mencantumkan nama penulis artikel. Website yang benar selalu mencantumkan nama
penulisnya dan info sosial medianya atau memberikan informasi mengenai website-nya.
c. Menggunakan unsur mencocok-cocokkan (“Cocoklogi”).
d. Menggunakan judul berita yang spektakuler. Website berita hoaks biasanya terkesan
menyembunyikan informasi pemilik dan penulis website-nya.
e. Menggunakan alamat website yang mirip dengan media besar. Penyebar berita bohong biasanya
menggunakan alamat website yang aneh seperti 1001beritaaneh.com, beritabooming.tk. atau meniru
nama media lain, seperti kompas.co.cc, tempo.ga, newskompass.com, dan lain-lain.