Anda di halaman 1dari 5

Strategi Pencegahan dan Penanganan Cyberbullying

Cyberbullying adalah tindakan agresif yang sengaja dilakukan untuk melukai


seseorang di dunia maya. Kebanyakan bentuk cyberbullying ditemukan di media sosial,
forum online, online gaming, online chatting, bahkan aplikasi online dating. Adapun
cyberbullying yang tertarget dilakukan melalui e-mail, teks, atau pesan langsung yang
ditujukan kepada korban.
Dalam hal ini penting untuk mengetahui dan mengimplementasikan strategi pencegahan dan
penanganan dari cyberbullying ini. Adapun strategi dalam melakukan pencegahan terhadap
terjadinya cyberbullying, yaitu sebagai berikut :
1. Pendidikan dan Kesadaran
Menurut Dr. Sameer Hinduja, seorang ahli kekerasan digital, penting untuk
menyertakan pendidikan tentang etika digital dan kesadaran tentang cyberbullying di
kurikulum sekolah. Pendidikan ini dapat meliputi pengajaran tentang perilaku online
yang positif, penggunaan internet yang bertanggung jawab, serta dampak negatif yang
ditimbulkan oleh cyberbullying. Pihak sekolah juga dapat melibatkan guru, siswa, dan
orang tua dalam kegiatan yang meningkatkan pemahaman tentang masalah ini.
Dengan pendidikan yang tepat, siswa akan lebih mampu mengidentifikasi
tindakan cyberbullying dan meresponnya dengan bijaksana.
2. Penguatan Keterampilan Sosial dan Emosional
Dr. Elizabeth Englander, seorang psikolog dan peneliti cyberbullying,
menekankan pentingnya mengajarkan anak-anak keterampilan komunikasi yang
sehat, empati, dan pengelolaan emosi. Dengan membangun keterampilan ini, individu
akan lebih mampu berinteraksi secara positif dan menangani konflik dengan
bijaksana.
3. Pembentukan Budaya Sekolah yang Aman dan Inklusif
Dr. Justin Patchin, seorang ahli cyberbullying, menekankan pentingnya
melibatkan seluruh komunitas sekolah dalam upaya mencegah dan
menanggulangi cyberbullying. Sekolah harus menciptakan lingkungan yang tidak
mentolerir perilaku yang merugikan, dengan menegakkan kebijakan yang jelas dan
konsekuensi yang tegas terhadap cyberbullying. Disamping itu, program-program
seperti mentoring, kegiatan anti-bullying, dan pengembangan keterampilan sosial
dapat membantu membangun iklim sekolah yang positif dan saling mendukung.
4. Mendorong Partisipasi Aktif Orang Tua
Dr. Sameer Hinduja menekankan pentingnya komunikasi terbuka antara orang
tua dan anak mengenai kehidupan online mereka. Orang tua harus terlibat dalam
memantau aktivitas online anak, mengajarkan etika digital, dan memberikan arahan
tentang penggunaan internet yang bertanggung jawab.
5. Kerjasama dengan Platform Digital
Dr. Elizabeth Englander menekankan perlunya platform media sosial dan
perusahaan teknologi terlibat aktif dalam mencegah cyberbullying. Platform-platform
ini dapat memperkuat kebijakan mereka untuk melarang dan menindak tindakan
cyberbullying, serta memberikan alat pelaporan yang mudah diakses bagi pengguna.
Selain itu, kampanye kesadaran dan pendidikan tentang etika digital dapat dilakukan
melalui platform digital, dengan melibatkan pengguna dan membangun komunitas
online yang saling mendukung.
Disamping itu, Penanganan cyberbullying melibatkan beberapa langkah yang dapat
dilakukan untuk mencegah dan mengatasi kejadian tersebut. Berikut adalah beberapa cara
yang dapat dilakukan:
1. Setting private akun media sosial Anda
Hal ini agar Anda mengetahui siapa saja pengikut akun media sosial (teman
maupun keluarga), sehingga anonim tidak dapat mengikuti akun Anda dan
memungkinkan terjadinya tindakan cyberbullying.
2. Kenali akun media sosial palsu
Sebagian besar pelaku cyberbullying hanya berani melakukan cyberbullying
jika identitas mereka tidak diketahui, dalam hal ini pelaku dapat menggunakan akun
media sosial palsu. Oleh karena itu, coba perhatikan setiap akun media sosial yang
mengikuti Anda, agar Anda dapat memblokir akun palsu tersebut sebelum mereka
melakukan cyberbullying.
3. Blokir akun manapun yang mengganggu Anda
Ketika menggunakan media sosial, media sosial memungkinkan untuk
memblokir akun lain yang mengganggu akun pribadi. Sehingga akun tersebut tidak
dapat mengakses dan mengetahui aktivitas keseharian yang anda lakukan. Dengan
demikian, anda dapat mengantisipasi cyberbullying yang mungkin ditujukan ke anda.
4. Melindungi identitas diri
Jangan pernah sembarangan memposting identitas diri, seperti tanggal lahir,
alamat rumah, nomor rekening, KTP, atau data diri lainnya di media sosial. Sebab hal
ini dapat membahayakan keberadaan diri anda sendiri dan secara tidak langsung
mampu mengisyaratkan kata sandi pribadi Anda, dimana pelaku nantinya dapat
meretas sandi dan mengumpulkan informasi Anda secara lengkap. Lalu, ketika sudah
lengkap, maka Anda akan mendapat ancaman atau tindakan cyberbullying lainnya.
5. Mencari bantuan kepada orang yang dipercaya
Saat anda merasa telah menjadi korban cyberbullying, maka sebaiknya segera
laporkan tindakan buruk tersebut ke orang yang dapat anda percayai. Misalnya orang
tua, saudara, maupun teman. Supaya anda bersama keluarga ataupun teman dapat
memikirkan solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan cyberbullying tersebut.
6. Melaporkan kepada pihak yang berwajib
Supaya cyberbullying tidak berlanjut lama, maka dapat dikumpulkan bukti-
bukti dengan melakukan screenshot terhadap pernyataan/komentar/pesan yang anda
terima dari pelaku cyberbullying dan melaporkan ke pihak yang berwajib untuk
ditindaklanjuti. Karena semua pelaku cyberbullying dapat dikenakan sanksi hukum.

Etika dan Tanggung Jawab Dalam Bermedia Sosial


Di era digital ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan.
Platform seperti Facebook, Instagram, dan Twitter menghubungkan kita dengan orang lain,
memungkinkan kita untuk berbagi informasi, dan mengekspresikan diri. Namun, dibalik
kemudahannya, media sosial juga menyimpan potensi bahaya. Konten kontroversial seperti
hoax, pencemaran nama baik, pornografi, dan permintaan online yang tidak pantas marak
terjadi. Oleh karena itu, penting bagi semua pengguna sosial media untuk memahami dan
menerapkan etika dan tanggung jawab dalam bermedia sosial.

Berikut merupakan bagaimana seharusnya etika dan tanggung jawab dalam bermedia
sosial :

1. Berpikir Sebelum Membagikan Postingan

Sebelum membagikan suatu postingan atau unggahan di media sosial, berhenti


sejenak dan memikirkan dampaknya. Tanyakan pada diri sendiri apakah konten yang
akan dibagikan dapat memberikan manfaat atau nilai tambah bagi orang lain. Hindari
menyebarkan informasi yang tidak terverifikasi atau kontroversial yang berpotensi
dapat merugikan orang lain atau menyebabkan konflik.

2. Menghargai Privasi Orang Lain


Dalam era dimana privasi semakin terancam, menghargai privasi orang lain
adalah hal yang penting. Jangan membagikan informasi pribadi orang lain tanpa izin
mereka. Jaga kerahasiaan data pribadi, seperti nomor telepon, alamat rumah, atau
informasi identitas lainnya.

3. Bersikap Saling Menghormati dan Menghargai

Dalam hal ini berpikir sebelum berkomunikasi dengan orang lain dan gunakan
bahasa yang sopan sangatlah penting. Disamping itu menghargai pendapat orang lain
dan menghormati perspektif yang berbeda juga termasuk aspek yang penting.

4. Cek Fakta Sebelum Membagikan

Sebelum membagikan informasi, cek fakta dan sumbernya untuk memastikan


kebenaran dan validitas.

5. Menghargai Hasil Karya Orang Lain

Setiap orang memiliki hak untuk bekarya, termasuk mengunggah hasil karya
mereka pada jejaring sosial yang dimilikinya. Baik itu karya berupa foto, video atau
sekedar tulisan, sebaiknya menghargai hak karya orang lain

6. Menghindari Penyebaran SARA, Pornografi, dan Aksi Kekerasan

Hindari menyebarkan informasi yang mengandung unsur SARA (Suku,


Agama dan Ras), pornografi, atau aksi kekerasan. Dalam hal ini saling menghormati
adalah suatu Tindakan yang beretika dan bertanggung jawab dalam bermedia sosial.

7. Kelola Waktu dengan Bijak

Media sosial dapat menjadi pengalihan yang besar dan menghabiskan banyak
waktu jika tidak dikelola dengan bijaksana. Tetapkan batasan waktu dan hindari
kecanduan media sosial.

8. Menghindari Cyberbullying

Jangan menyerang atau mengintimidasi orang lain di media sosial. Jika kamu
menyaksikan tindakan pelecehan, jangan menjadi penonton bisu. Berani melaporkan
dan bantu orang yang menjadi korban.
9. Menggunakan Bahasa Yang Sesuai

Menggunakan bahasa yang baik dan benar merupakan salah satu etika dan
tanggung jawab dalam bermedia sosial, sehingga tidak menimbulkan resiko
kesalahpahaman yang tinggi

Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini yaitu menerapkan etika dan tanggungjawab


dalam sosial media dapat mengurangi dampak negatif dan menjadikan media sosial sebagai
sarana yang bermanfaat bagi individu dan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai