Prodi : Akuntansi/5
NIM : 41118004
Kompensasi adalah segala bentuk balas jasa baik secara finansial maupun
pelayanan yang terukur dan keuntungan-keuntungan lain yang diterima karyawan
sebagai bagian dalam hubungan ketenaga kerjaan (Milkovich dan Newman, 1999).
Dari beberapa pendapat ahli maka dapat disimpulkan bahwa kompensasi adalah
segala bentuk penghargaan atau kontribusi yang diberikan perusahaan atau organisasi
kepada karyawan baik dalam bentuk finansial maupun non finansial yang diberikan
secara adil dan layak
Jenis Kompensasi
Milkovich dan Newman (1999) membagi kompensasi menjadi dua jenis, yaitu
kompensasi finansial dan kompensasi non finansial. Kompensasi finansial adalah
kompensasi yang diterima karyawan dalam bentuk finansial. Kompensasi non finansial
dapat berupa pemberian pekerjaan yang menantang, keamanan kerja, dan peluang untuk
belajar bagi karyawan. Kompensasi non finansial tersebut dapat diberikan kepada
karyawan dalam segala situasi dan dikontrol oleh manajer perusahaan (Robbins, 2005).
Kompensasi finansial dapat diberikan dalam dua bentuk baik secara langsung
maupun tidak langsung. Kompensasi finansial langsung atau direct financial payments
diberikan dalam bentuk uang. Menurut Milkovich dan Newman (1999) kompensasi
finansial secara langsung berbentuk gaji pokok, merit, insentif, dan bonus. Kompensasi
finansial secara langsung dapat berupa gaji, upah, insentif, komisi, dan bonus (Dessler,
1994).
Menurut Milkovich dan Newman (1999) kompensasi finansial tidak langsung
atau indirect financial payments berbentuk pelayanan dan keuntungan-keuntungan
seperti gaji pensiun, asuransi kesehatan, dan cuti kerja. Liburan juga merupakan salah
satu bentuk kompensasi finansial tidak langsung (Dessler, 1994).
a. Memadai (adequate), yaitu memiliki nilai yang berarti secara fisik maupun
psikis.
b. Adil (equitable), yaitu diberikan secara adil sesuai usaha, kemampuan, dan
aspek lain yang sesuai dengan rancangan sistem
d. Aman (secure), yaitu memberi rasa aman dan kepuasan bagi karyawan.
a. Nilai motivasional
b. Nilai insentif
Menurut Garbers dan Konradt (2013) pemberian kompensasi insentif material dapat
memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerja serta bekerjasama dalam
kelompoknya. Pemberian kompensasi insentif material merangsang minat karyawan
untuk bekerja sehingga dapat bekerja dengan optimal (Fitriana, 2013). Pemberian
kompensasi insentif material secara tidak langsung akan menguntungkan perusahaan.
Kinerja karyawan yang meningkat akan membuat karyawan berusaha langsung dalam
mencapai tujuan bersama (Ude dan Coker, 2012). Menurut Milkovich dan Newman
(1999) pemberian kompensasi insentif material dapat meningkatkan kinerja karyawan
sehingga dapat meminimalisir pengeluaran dari perusahaan.
Pemberian kompensasi insentif material juga dapat memberikan dampak negatif.
Menurut Sirait (2006) pemberian kompensasi insentif material dapat menimbulkan
ketidakadilan yang dirasakan karyawan ketika uang yang diterima tidak sesuai dengan
hasil yang karyawan kerjakan. Dampak negatif lain yang mungkin muncul adalah
karyawan dapat mengesampingkan kualitas dari hasil pekerjaan yang dilakukannya.
Semangat Kerja
Semangat kerja adalah sikap individu di dalam suatu kelompok (Maier, 1964).
Semangat kerja merupakan sikap-sikap karyawan baik terhadap organisasi maupun
terhadap faktor-faktor pekerjaan seperti atasan, rekan sekerja, dan rangsangan keuangan
(Kossen, 1986). Semangat kerja merupakan sikap karyawan terhadap pekerjaan dan
lingkungan kerjanya yang diwujudkan dalam kedisiplinan, kegairahan kerja, dorongan
untuk maju, serta kesediaan untuk bekerjasama (Nurtjahjanti, 2010). Emilia, Haryadi,
dan Prihastuty (2014) mendefinisikan semangat kerja sebagai sikap mental individu
maupun kelompok yang terdapat dalam suatu organisasi yang ditunjukkan dengan
kegairahan dalam bekerja sehingga dapat bekerja lebih baik dan produktif.
Jadi dapat disimpulkan bahwa semangat kerja adalah sikap-sikap positif individu
maupun kelompok terhadap lingkungan kerjanya baik terhadap pekerjaan, perusahaan,
atasan, rekan sekerja, maupun rangsangan keuangan yang ditunjukkan dengan adanya
kegairahan, kerjasama, minat, partisipasi, kedisiplinan, serta dorongan untuk maju
sehingga karyawan akan bekerja lebih giat, lebih baik, dan produktif.
Semana kerja dapat dipengaruhi beberapa hal. Menurut Anoraga (1992), semangat kerja
dipengaruhi faktor-faktor berikut :
a. Job Security
Bagi karyawan, semangat kerja yang tinggi akan membuat mereka menerima dan
mengatasi hambatan atau masalah di dalam perusahaan (Maier, 1964). Karyawan akan
melakukan pekerjaan lebih giat sehingga pekerjaan tersebut lebih cepat selesai dan lebih
baik (Emilia, Haryadi, Prihastuty, 2014). Semangat kerja yang rendah juga dapat
mempengaruhi kinerja karyawan. Menurut Maier (1964) semangat kerja yang rendah
pada karyawan dapat membuat mereka mudah menyerah dan frustasi ketika
menghadapi hambatan. Karyawan lebih memilih menghindari dan lesu dalam
menghadapi hambatan.
Bagi perusahaan atau organisasi, semangat kerja adalah salah satu penentu apakah
sebuah perusahaan atau organisasi akan berhasil dalam pekerjaannya (Lateiner, 1961).
Sebuah perusahaan akan memperoleh keuntungan yang diharapkan jika karyawan
memiliki semangat kerja yang tinggi (Anoraga dan Widiyanti, 1990). Menurut Flippo
(1971) karyawan dengan semangat kerja yang tinggi dapat memenuhi dan mencapai
tujuan sebuah organisasi. Hal serupa dikemukakan oleh Lee dan Lin (2014) yang
menyatakan bahwa semangat kerja yang tinggi dapat membangun suasana yang
kompetitif sehingga dapat menguntungkan perusahaan. MenurutHaire (dalam Majorsy,
2007) semangat kerja yang tinggi pada karyawan akan berdampak pada kinerja dan
komitmen karyawan terhadap organisasinya.
Menurut Nitisemito (1982), indikasi-indikasi turunnya semangat kerja dapat dilihat dari
beberapa hal berikut :
e. Kegelisahan karyawan
f. Sering muncul tuntutan dari karyawan
g. Pemogokan kerja
c. Menciptakan suasana kerja yang santai untuk mengurangi beban kerja karyawan
PT. Maritim Timur Jaya Tual adalah perusahan yang bergerak dalam industri perikanan.
Perusahaan ini terletak di Tual, Maluku. PT. Maritim Timur Jaya Tual adalah kawasan
industri swasta seluas 140 hektar. Keberadaan PT. Maritim Timur Jaya Tual menyerap
tenaga kerja sebanyak 209 karyawan. Jumlah tersebut terdiri dari 75 orang staff lokal,
10 orang staff dari luar daerah, 110 orang ABK Asing, dan 14 orang SGA atau tenaga
keamanan (komunikasi pribadi, 22 Juli 2015).Karyawan PT. Maritim Timur Jaya Tual
dituntut memiliki sifat-sifat yang baik dalam bekerja. Sifat karyawan yang diutamakan
di dalam perusahaan tersebut adalah usaha keras dalam bekerja serta tanggung jawab
yang tinggi dalam bekerja. Sifat-sifat tersebut dirasa penting untuk ada dalam diri
karyawan agar tujuan perusahaan tercapai dan terus berkembang (komunikasi pribadi, 2
Juli 2015).
Karyawan bekerja untuk mendapatkan kompensasi dari hasil kerja yang telah mereka
lakukan dalam bentuk material maupun non material. Berkaitan dengan kompensasi,
setiap perusahaan memiliki aturan dan sistem masing-masing dalam memberikan
kompensasi terhadap karyawan.
Kompensasi yang diberikan PT. Maritim Timur Jaya Tual berupa gaji pokok,
insentif, tunjangan kesehatan, tunjangan akhir tahun, tunjangan hari raya, serta
beberapa fasilitas yang diberikan perusahaan.
Sumber: Loma Isa Pangesti, 2016. Hubungan antara Konmpensasi Insentif Material
dengan semangat kerja karyawan PT Maritim Timur Jaya Tual. Universitas Sanata
Dharma; Yogyakarta.