Anda di halaman 1dari 7

PENANGANANKEJANG

DEMAM

: 001/SOP.POLI
No. Dokumen UMUM/KRH/XII/20
20
SOP No. Revisi :-
TanggalTerbit : 1 Desember 2020
Halaman : 1/6
Penanggung jawab klinik
KLINIK RONAA
HUSADA
dr. Ari Dwi Wianto
57.2/SIP-DU.LMJ/X2016
1. Pengertian 1. Kejang Demam (KD) adalah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal > 38o C) akibat dari suatu proses
ekstra kranial. Kejang berhubungan dengan demam, tetapi tidak
disebabkan infeksi intrakranial atau penyebab lain seperti trauma
kepala, gangguan kesimbangan elektrolit, hipoksia atau
hipoglikemia.
2. Klasifikasi kejang demam terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Kejang demam sederhana.
- Kejang umum tonik, klonik atau tonik-klonik.
- Durasi< 15 menit.
- Kejang tidak berulang dalam 24 jam.
b. Kejang demam kompleks.
- Kejang fokal atau fokal menjadi umum.
- Durasi> 15 menit.
- Kejang berulang dalam 24 jam.
3. Faktor Risiko.
a. Demam.
Demam yang berperanpada KD, akibat:
- Infeksi saluran pernafasan.
- Infeksi saluran pencernaa.
- Infeksi THT.
- Infeksi saluran kencing.
- Roseo lain fantum/infeksi virus akut lain.
- Paska imunisasi
b. Derajat demam:
- 75% dari anak dengan demam ≥ 39 ºC.
- 25% dari anak dengan demam> 40 ºC.
4. Diagnosis kejangdemam ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Anamnesis dimulai dari Riwayat perjalanan
penyakit sampai terjadinya kejang. Perlu deskripsi kejang seperti
tipe kejang, lama, frekuensi dan kesadaran pasca kejang. Kemudian
mencari kemungkinan adanya factor pencetus atau penyebab kejang.
Umumnya kejang demam terjadi pada anak dan berlangsung pada
permulaan demam akut. Sebagian besar berupa serangan kejang
klonik umum atau tonik klonik, singkat dan tidak ada tanda-tanda
neurologi post iktal.
Penting untuk ditanyakan Riwayat kejang sebelumnya, kondisimedis
yang berhubungan, obat-obatan, trauma, gejalainfeksi, keluhan
neurologis, nyeri atau cedera akibat kejang. Riwayat kejang demam
dalam keluarga juga perlu ditanyakan.
5. Diagnosis Banding.
- Meningitis.
- Epilepsi.
- Gangguan metabolik, seperti: gangguan elektrolit.
6. Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik dimulai dengan tanda-tanda vital dan kesadaran. Pada
kejang demam tidak ditemukan penurunan kesadaran. Pemeriksaan
umum ditujukan untuk mencari tanda-tanda infeksi penyebab
demam. Pemeriksaan neurologi meliputi: kepala, ubun-ubun besar,
tanda rangsang meningeal, pupil, sarafkranial, motrik, tonus otot,
reflek sfisiologis dan patologis.
7. Pengobatan.
a. Keluarga pasien diberikan informasi selengkapnya mengenai kejang
demam dan prognosisnya.
b. Farmako terapi ditujukan untuk tatalaksana kejang akut dan
tatalaksana profilaksis untuk mencegah kejang berulang.
c. Pemberian farmakoterapi untuk mengatasi kejang akut adalah
dengan:
- Diazepam per rektal (0,5mg/kgBB) atau
BB < 10 kg diazepam rektal 5 mg ,
BB > 10 kg diazepam rektal 10 mg, atau lorazepam (0,1 mg/kg) harus
segera diberikan jika aksesin travena tidak dapat diperoleh dengan
mudah. Jika aksesin travena telah diperoleh diazepam lebih baik
diberikan intravena disbanding kanrektal. Dosis pemberian IV 0,3-
0,5 mg/kgBB/kali dengan maksimum pemberian 20 mg. Jika kejang
belum berhenti diazepam rektal/IV dapat diberikan 2 kali dengan
interval 5 menit.
- Lorazepam intravena
Lorazepam intravena, setara efektivitasnya dengan diazepam intravena
dengan efek samping yang lebih minimal (termasuk depresi
pernapasan) dalam pengobatan kejang akut.
- Fenitoin intravena
Jika dengan 2 kali pemberian diazepam rektal/intravena masih terdapat
kejang dapat diberikan fenitoin IV dengan dosis inisial 20 mg/kgBB,
diencerkan dalam NaCl 0,9% dengan pengenceran 10 mg fenitoin
dalam 1 ml NaCl 0,9%, dengan kecepatan pemberian 1mg/kgBB/
menit, maksimum 50 mg/menit, dosis ini sialmaksimum adalah 1000
mg.
- Fenobarbitol intravena
 Jika dengan fenitoin masih terdapat kejang, dapat diberikan feno
barbital IV dengan dosis ini sial 20 mg/kgBB, tanpa pengen
ceran dengan kecepatan pemberian 20 mg/menit.
 Jika kejang berhenti dengan fenitoin maka lanjutkan dengan
pemberian rumatan 12 jam kemudian dengan dosis 5-7
mg/kgBB/hari dalam 2 dosis.
 Jika kejang berhenti dengan fenobarbital, maka lanjutkan dengan
pemberian rumatan 12 jam kemudian denagn dosis 4-6
mg/kgBB/hari dalam 2 dosis.
d. Pemberian farmako terapi untuk profil aksis untuk mencegah
berulang nya kejang di kemudian hari.
- Profil aksi sintermiten dengan diazepam oral/rektal, dosis 0,3
mg/kgBB/kali tiap 8 jam, hanya diberikan selama episode demam,
terutama dalam waktu 24 jam setelah timbulnya demam.
- Profilaksis kontinyu dengan fenobarbital dosis 4-6 mg/kgBB/hari
dibagi 2 dosis atau asam valproate dengan dosis 15-40
mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis. Profilaksis hanya diberikan pada
kasus-kasus tertentu seperti kejang demam dengan status epileptikus,
terdapat deficit neurologis yang nyata seperti cerebral palsy.
Profilaksis diberikan selama 1 tahun.
8. Komplikasi dan prognosis
Kejang demam suatu kondis yang jinak/benign, tidak menyebabkan
kematian. Sebagian besarakan menghilang pada usia 5-6 tahun.
Faktor risiko epilepsi di kemudian hari tergantung dari:
- Kejang demam kompleks,
- Riwayat epilepsy dalam keluarga,
- Terdapat deficit neurologis
9. Konseling dan Edukasi.
Konseling dan edukasi dilakukan untuk membantu pihak keluarga
mengatasi pengalaman menegangkan akibat kejang demam dengan
memberikan informasi mengenai:
a. Prognosis dari kejang demam.
b. Tidak ada peningkatan risiko keterlambatan sekolah atau kesulitan
intelektual akibat kejang demam.
c. Kejang demam kurang dari 30 menit tidak mengakibatkan kerusakan
otak.
d. Risiko ke kambuhan penyakit yang sama di masa depan.
Rendahnya risiko terkena epilepsy dan tidak adanya manfaat
menggunakan terapi obatan tiepilepsi dalam mengubah risiko itu.

2. Tujuan Sebagai sumber acuan bagi dokter yang bertugas dalam menegakkan
diagnosis danmem berikan rencana pengobatan kejang demam.
3. Kebijakan Surat Keputusan Direktur Klinik Ronaa Husada No. 073/KRH/XII/2020
tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi 1. Esau, R. et al. 2006. British Columbia’s Children’s Hospital Pediatric
Drug Dosage Guidelines. 5th edition.Vancouver. Department of
Pharmacy Children’s and Women’s Health Centre of British
Columbia. (Esau, 2006).
2. Guidelines and protocol febrile seizures. September, 2010.
3. Lau, E. et al. 2007. Drug Handbook and Formulary 2007-2008.
Toronto. The Department of Pharmacy, The Hospital for Sick
Children. (Lau, 2008).
4. McEvoy, GK. et al. 2009. AHFS Drug Information 2009. Bethesda.
American Society of Health-System Pharmacists, Inc. (McEvoy,
2009).
5. Konsensuskejangdemam. UKK Neurologi IDAI. 2006 (UKK
Neurologi IDAI, 2006)
1. Alat/Bahan 1. Tabung oksigen dan kelengkapannya,
2. Infus set,
3. Diazepam rektal/intravena, Lorazepam, fenitoin IV, fenobarbital IV,
NaCl 0,9%.
4. Termometer
5. Arloji tangan dengan penunjuk detik atau dengan polsteller
6. Senter
7. ATK
6. Prosedur/ 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut dan mencocokkan
Langkah- identitas di rekammedis
langkah 2. Petugas melakukan 3S (Salam, Senyum, Sapa)
3. Petugas melakukan anamnesa.
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
5. Petugas membebas kanjalan nafas
6. Petugas meletakkan tongue spatel antara kedu arahang supaya
lidahtidak tergigit.
7. Petugas melonggarkan pakaian klien kejang demam.
8. Petugas menempatkan pelanggan padaposisi supine (terlentang-
miring).
9. Petugas memberikan oksigen.
10. Petugas memasang infus.
11. Petugas memberikan obat-obatan anti kejang (diazepam):
a. BB < 10kg: 0,5 mg/kg BB minimal 2,5mg atau stesolit
suppositoria 5 mg.
b. BB > 10kg: 0,5mg/kgBB minimal 7,mg atau stesolit supositoria
10mg.
c. Bila dalam 20 menit tidak berhenti dapat diulang dengan dosis
yang sama dan bila dalam 20 menit tidak juga berhent, diulang
dosis yang sama tetapi IM.
12. Jika tidak ada diazepam dapat diberikan fenobarbitol (luminal) IM/IV
dengan dosis:
a. Usia<1th: 50mg, dalamdosisi 15 menit, tidak berhenti
ulangidengandosis 30 mg.
b. Usia>1th: 75mg, dalam 15 menit tidak berhenti ulangi dengan
dosis 50 mg.
13. Petugas menurunkan panas dengan kompres hangat dan memberikan
parasetamol 10-15 mg/kgBBtiap 4-6 jam atau ibuprofen 5-10
mg/kgBB tiap 4-6 jam.
14. Petugas memberikan antibiotika.
15. Petugas melakukan pencatatan kedalam rekam medis dan buku
register harian rawat jalan Ruang Pemeriksaan Umum.

7. Bagan Alir
Memanggil pasien sesuai nomer urut dan mencocokkan identitas di rekam medis 3S
Melakukan Melakukan anamnesa
(Salam, dan pemeriksaan fisik
Senyum, Sapa)
Melakukan tindakan
medis : Pembebasan jalan
nafas, pemberian oksigen, Mendiagnosa
Observasi : Kondisi buruk kejang demam
memasang infus, dan
memberikan obat anti
kejang : diazepam dengan
dosis 0,5mg/kgBB atau
fenobarbital (luminal)
Mencatat tertulis di RM

Mencatat pada buku Rujuk : kondisi buruk


Register Harian

8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit terkait 1. Ruang pemeriksaan umum
2. Ruang obat
10. Dokumen 1. Rekam Medis
terkait 2. Formulir Rujukan BPJS
3. Formulir Rujukan Umum
4. Buku Register Harian
5. Resep
11. Rekaman No Yang diubah Perubahan DiberlakukanTgl
.
Historis
PENANGANAN KEJANG DEMAM
No. Kode : DT/KRH-POLI UMUM/01/2020
Terbitan :1
DaftarTili No.Revisi :-
KLINIK Tanggal Mulai
k
RONAA : 1 Desember 2020
Berlaku
HUSADA
Halaman :1/1

Unit : ……………………………………………………………………
NamaPetugas : ……………………………………………………………………
TanggalPelaksanaan : ……………………………………………………………………
No Langkah Kegiatan Ya Tidak
1 Apakah petugas memanggil pasien sesuai nomor urut dan mencocok kan
identitas di rekam medis ?
2 Apakah petugas melakukan 3S (Salam, Senyum, Sapa) ?
3 Apakah petugas melakukan anamnesa ?
4 Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik?
5 Apakah petugas membebaskan jalan nafas?
6 Apakah petugas meletakkan tongue spatelantara kedua rahang supaya lidah
tidak tergigit ?
7 Apakah petugas melonggarkan pakaian klien kejang demam ?
8 Apakah petugas menempatkan pelanggan pada posisi supine?
9 Apakah petugas memberikan oksigen ?
10 Apakah petugas memasang infus ?
11 Apakah petugas memberikan obat-obatan anti kejang (diazepam) ?
12 Apakah jika tidak ada diazepam dapat diberikan fenobarbitol (luminal)
IM/IV ?
13 Apakah petugas menurunkan panas dengan kompres hangat dan
memberikan parasetamol ?
14 Apakah petugas memberikan antibiotika ?
15 Apakah petugas melakukan pencatatan kedalam rekam medis dan buku
register harian rawat jalan Ruang Pemeriksaan Umum ?
Jumlah
Compliance rate (CR) : ……………..%
………………………………..,…………..
Auditee Auditor

-------------------------------------------- -------------------------------------------
NIP……………………………… NIP………………………………

Anda mungkin juga menyukai