Anda di halaman 1dari 2

Nama.

: Fitriani

Nim. : A 241 18 077

Pendahuluan fisika zat padat

Tugas Pertemuan 14

1. Jelaskan superkonduktor tipe I menurut teori BCS (Bardeen, Cooper, dan

Schrieffer)!

2. Jelaskan mengapa Superkonduktor tipe II ini tidak dapat dijelaskan dengan teori BCS?

Jawab

1.Berdasarkan interaksi dengan medan magnetnya, maka superkonduktor dapat dikelompokkan ke


dalam dua tipe. Pengelompokkan ini didasarkan pada perilakunya dalam medan magnet luar.
Superkonduktor yang mengikuti efek meissner secara ketat dikelompokkan pada tipe 1.
Superkonduktor ini menunjukkan diamagnet sempurna dibawah medan kritis Hc. Selama medan
magnet dinaikkan diluar Hc, medan itu menembus bahan secara sempurna dan bahan ini secara tiba-
tiba kembali ke resistif normal. Titik kritis bahan ini biasanya sangat rendah.Superkonduktor tipe I
menurut teori BCS (Bardeen, Cooper, dan Schrieffer) dijelaskan dengan menggunakan pasangan
elektron (yang sering disebut pasangan Cooper). Pasangan elektron bergerak sepanjang terowongan
penarik yang dibentuk ion-ion logam yang bermuatan positif.Akibat dari adanya pembentukan pasangan
dan tarikan ini arus listrik akan bergerak dengan merata dan superkonduktivitas akan terjadi.
Superkonduktor yang berkelakuan seperti ini disebut superkonduktor jenis pertama yang secara fisik
ditandai dengan efek Meissner, yakni gejala penolakan medan magnet luar (asalkan kuat medannya
tidak terlalu tinggi) oleh superkonduktor. kuat medannya melebihi batas kritis, gejala
superkonduktivitasnya akan menghilang. Maka pada superkonduktor tipe I akan terus – menerus
menolak medan magnet yang diberikan hingga mencapai medan magnet kritis. Kemudian dengan tiba-
tiba bahan akan berubah kembali ke keadaan normal.

2.Superkonduktor tipe II tidak dapat dijelaskan dengan teori BCS karena apabila superkonduktor jenis II
ini dijelaskan dengan teori BCS, efek Meissner-nya tidak terjadi.Abrisokov berhasil memformulasikan
teori baru untuk menjelaskan superkonduktor jenis II ini. Ia mendasarkan teorinya pada kerapatan
pasangan elektron yang dinyatakan dalam parameter keteraturan fungsi gelombang.Superkonduktor
tipe II tidak mengikuti efek meissner secara ketat. Bahan magnet tidak menembus bahan ini secara tiba-
tiba pada medan kritis. Pada medan yang lebih kecil dari Hc, menunjukkan sifat bahan diamagnetisme
sempurna dan penembusan fluks tidak terjadi. Setelah medan lebih besar dari medan kritis, fluks mulai
menembus bahan dan untuk H=Hc penembusan sempurna terjadi sehinnga bahan itu menjadi
konduktor normal. Superkonduktor tipe II ini juga disebut superkonduktor keras karena medan yang
relatif besar dibutuhkan untuk mengembalikan bahan tersebut ke kedaan normal. Histerisis magnetik
besar dapat diinduksikan dalam bahan-bahan ini dengan perlakuan mekanis yang cocok. Oleh karena itu
bahan ini dapat digunakan untuk menghasilkan kawat superkonduktor yang dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan medan magnet tinggi.

Anda mungkin juga menyukai