Anda di halaman 1dari 11

PAPER

PENGENDALIAN INTERNAL

OLEH :

ANTOMY WAHYU HARAHAP (170503047)

SRI DEVI ANGGREYNI S. (170503054)

VENI LORENSIA (170503056)

YOVINSKA EUNIKE (170503063)

NURUL MIFTAH (170503065)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2020
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 3

A. Latar Belakang............................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 3
C. Tujuan............................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 4

1. Pengendalian Internal..................................................................................... 4
2. Tujuan Pengendalian Internal........................................................................ 4
3. Konsep Dasar Pengendalian Internal............................................................. 4
4. Keterbatasan Pengendalian Internal suatu Entitas......................................... 7
5. Skandal Manipulasi Laporan Keuangan PT KIMIA FARMA TBK. ........... 8

BAB III PENUTUP.................................................................................................... 10

A. Kesimpulan.................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia usaha di Indonesia saat ini sudah maju, bisa dilihat dari semakin banyak
berdirinya usaha-usaha baru yang didirikan oleh masyarakat. Salah satu aspek penting pada
suatu perusahaan adalah Sistem Pengendalian Internal. Karena suatu perusahaan tidak dapat
berjalan dengan baik tanpa adanya Sistem Pengendalian Internal yang baik.

Kebutuhan akan pengambilan sebuah keputusan yang cepat dan akurat, persaingan
yang ketat, serta pertumbuhan dunia usaha menuntut dukungan penggunaan teknologi
mutakhir yang kuat dan handal. Dalam konteks ini keberhasilan organisasi akan sangat
dipengaruhi oleh kemampuan dalam memanfaatkan teknologi informasi secara optimal.
Sukses auditor internal sangat tergantung kepada kemampuan menyumbang nilai terhadap
organisasi melalui pemanfaatan teknologi informasi secara efektif.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan pengendalian internal dalam audit sistem


informasi?
2. Apa tujuan dari pengendalian internal dalam audit sistem informasi ?
3. Mengapa perlu dilakukan pengendalian internal dalam suatu sistem informasi ? 
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui tentang pengendalian internal dalam audit sistem informasi.
2. Untuk mengetahui tujuan dari pengendalian internal dalam audit sistem
informasi.
3. Untuk mengetahui perlunya pengendalian internal dalam suatu sistem
informasi.   
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengendalian Internal

Merupakan pengendalian dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk menjaga aset
perusahaan, pemenuhan terhadap kebijakan dan prosedur, keandalan dalam proses, dan
operasi yang efisien.

Definisi lain adalah suatu proses yang dilaksanakan atau dipengaruhi oleh dewan
direksi, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk
menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dalam kategori :

 Keandalan suatu unsur-unsur laporan keuangan


 Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
 Efektivitas dan efisiensi operasi
2. Tujuan Pengendalian Internal

Pengendalian internal merupakan jawaban manajemen untuk menangkal risiko yang


diketahui, atau dengan perkataan lain, untuk mencapai suatu tujuan pengendalian (control
objective). Tujuan pengendalian internal secara garis besar dapat dibagi dalam empat
kelompok, yaitu:

 Strategis, sasaran-sasaran utama (high-level goals) yang mendukung misi entitas


 Pelaporan keuangan (pengendalian internal atas pelaporan keuangan)
 Operasi (pengendalian operasional)
 Kepatuhan terhadap hukum dan ketentuan perundang-undangan.
3. Konsep Dasar Pengendalian Internal

Laporan COSO menekankan bahwa konsep fundamental dinyatakan dalam beberapa


definisi berikut:

a) Pengendalian internal dalam audit merupakan suatu proses perkembangan


akuntansi. Pengendalian internal terdiri dari serangkaian tindakan yang
meresap dan terintegrasi dengan, tidak ditambahkan ke dalam, infrastruktur
suatu entitas.
b) Pengendalian internal dilaksanakan oleh orang. Pengendalian internal bukan
hanya suatu manual kebijakan dan formulir-formulir, orang pada berbagai
tingkatan organisasi, termasuk dewan direksi, manajemen, dan personel
lainnya.
c) Pengendalian internal dapat diharapkan untuk menyediakan hanya keyakinan
yang memadai, bukan keyakinan yang mutlak, kepada manajemen dan dewan
direksi suatu entitas karena keterbatasan yang melekat dalam semua sistem
pengendalian intern dan perlunya untuk mempertimbangkan biaya dan
manfaat relatif dari pengadaan pengendalian .
d) Pengendalian internal diarahkan pada pencapaian tujuan dalam kategori yang
saling tumpang tindih dari pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi.
e) Komponen pengendalian internal

Untuk menyediakan suatu struktur dalam mempertimbangkan banyak kemungkinan


pengendalian yang berhubungan dengan pencapaian tujuan entitas, laporan COSO
mengidentifikasi lima komponen pengendalian internal yang saling berhubungan, yaitu :

1. Lingkungan pengendalian menetapkan suasana dari suatu organisasi yang


mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya. Lingkungan
pengendalian merupakan pondasi dari semua komponen pengendalian internal
lainnya yang menyediakan disiplin dan struktur.
2. Penilaian risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi analisis dan
pengelolaan risiko suatu entitas yang relevan dengan penyusunan laporan
keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Penilaian risiko oleh manajemen juga harus
mencakup pertimbangan khusus atas risiko yang dapat muncul dari perubahan
kondisi seperti yang diuraikan dalam AU 319.29:
i. Perubahan dalam lingkungan operasi
ii. Personel baru
iii. Sistem Informasi yang baru atau dimodifikasi
iv. Pertumbuhan yang cepat
v. Teknologi baru
vi. Lini, produk, atau aktivitas baru
vii. Restrukturisasi perusahaan
viii. Operasi di luar negeri
ix. Pernyataan tentang pengertian akuntansi
3. Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan. Mereka membantu
memastikan bahwa tindakan yang diperlukan telah diambil untuk mengatasi risiko
terhadap pencapaian tujuan entitas.
Aktivitas pengendalian yang relevan dengan pengertian dan jenis-jenis
audit laporan keuangan dapat dikategorikan dalam berbagai cara. Salah satu cara
adalah sebagai berikut :
 Pengendalian otorisasi
 Pemisahan tugas
 Pengendalian pemrosesan informasi meliputi pengendalian umum,
pengendalian aplikasi, pengendalian  atas proses pelaporan keuangan,
pengendalian fisik, review kinerja dan pengendalian atas manajemen
kebijaksanaan dalam pelaporan keuangan
4. Sistem informasi dan komunikasi yang relevan dengan tujuan laporan keuangan,
yang meliputi sistem akuntansi, terdiri dari metode pengumpulan biaya dan
catatan-catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan,
menganalisis, mengklasifikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi
entitas dan untuk memelihara akuntabilitas dari aktiva dan kewajiban. Komunikasi
melibatkan penyediaan suatu pemahaman yang jelas mengenai peran dan
tanggung jawab individu berkenaan dengan pengendalian internal atas pelaporan
keuangan.
5. Pemantauan adalah suatu proses yang menilai kualitas kinerja pengendalian intern
suatu entitas pada suatu waktu. Pemantauan melibatkan penilaian rancangan dan
pengoperasian pengendalian secara tepat waktu dan mengambil tindakan
perbaikan yang diperlukan. Kegiatan pemantauan yang efektif meliputi antara
lain:
a. Pemantauan dapat terjadi melalui kegiatan yang sedang berlangsung dan
evaluasi berkala yang terpisah
b. Manajemen dan komite audit harus sadar terdapat risiko atas fungsi sistem
informasi akuntansi dan memantau kinerja pengendalian internal di
lingkungannya.

4. Keterbatasan Pengendalian Internal Suatu Entitas

Consideration of Internal Control in a Financial Statement Audit, mengidentifikasi


keterbatasan yang melekat berikut yang menjelaskan mengapa pengendalian internal, sebaik
apa pun ia dirancang dengan baik dan dioperasikan, dapat memberikan hanya keyakinan yang
memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan pengendalian suatu entitas.

 Kesalahan dalam pertimbangan


 Kemacetan atau kerusakan
 Kolusi
 Penolakan manajemen
 Biaya vs manfaat
SKANDAL MANIPULASI LAPORAN KEUANGAN PT. KIMIA FARMA TBK.
PERMASALAHAN

PT Kimia Farma adalah salah satu produsen obat-obatan milik pemerintah di Indonesia.
Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma Melaporkan adanya laba
bersih sebesar RP 132 milyar, dan laporan tersebut di audit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa
(HTM). Akan tetapi, Kementerian BUMN dan Bapepam menilah bahwa laba bersih tersebut
terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober
2002 laporan keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali, karena telah ditemukan kesalah
yang cukup mendasar. Pada laporan keuangan yang baru, keuntungan yang disajikan hanya
sebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar RP 32,6 milyar, atau 24,7% dari laba awal
yang dilaporkan. Kesalahan itu timbul pada unit Industri bahan baku yaitu kesalah berupa
overstated penjualan sebesar Rp 2,7 Milyar, pada unit Logistik Sentral berupa overstated
persediaan barang sebesar Rp 23,9 milyar, pada unit Pedagang besar Farmasi berupa
overstated persediaan sebesar Rp 8,1 milyar dan overstated penjualan sebesar Rp 10,7 milyar.

Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbuk karena nilai yang ada
dalam daftar harga persediaan digelembungkan. PT Kimia Farma, melalui direktur
produksinya, menerbitkan dua buah daftar harga persediaan (master price) pada tanggal 1 dan
3 Februari 2002. Daftar harga per 3 Februari ini telah digelembungkan nilainya dan dijadikan
dasar penilaian persediaan pada unit distribusi kimia farmasi per 31 Desember 2001.
Sedangkan kesalahan penyajian berkaitan dengan penjualan adalah dengan dilakukannya
pencatatan ganda atas penjualan. Pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit yang tidak di
sampling oleh akuntan, sehingga tidak berhasil dideteksi. Berdasarkan penyelidikan
Bapepam, disebutkan bahwa KAP yang mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma telah
mengikuti standar audit yang berlaku, namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut. Selain
itu, KAP tersebut juga tidak terbukti membantu manajemen melakukan kecurangan tersebut.
Selanjutnya diikuti dengan pemberitaan di harian kontan yang menyatakan bahwa
kementerian BUMN memutuskan penghentian proses divestasi saham milik pemerintah di PT
KAEF setelah melihat adanya indikasi penggelembungan keuntungan (overstated) dalam
laporan keuangan pada semester 1 tahun 2002. Dimana tindakan ini terbukti melanggar
Peraturan Bapepam No.VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan keuangan poin 2-
Khusus huruf m – Perubahan Akuntansi dan Kesalahan Mendasar poin 3) Kesalahan
mendasar, sebagai berikut: “kesalahan mendasar mungkin timbul dari kesalahan perhitungan
matematis, kesalahan dalam penerapan kebijakan akuntansi, kesalahan interpretasi fakta dan
kecurangan atau kelalaian. Dampak perubahan kebijakan akuntansi atau atas kesalah
mendasar harus diperlakukan secara retrospeksi dan melaporkan dampaknya terhadap masa
sebelum periode sajian sebagai suatu penyesuaian pada saldo laba awal periode. Pengecualian
dilakukan apabila dianggap tidak praktis atau secara khusus diatur lain dalam ketentuan masa
transisi penerapan standar akuntansi keuangan baru”

Sanksi dan Denda

Sehubungan dengan temuan tersebut maka sesuai dengan Pasal 102 Undang-undang
Nomor 8 tahun 1995 tentang penyelenggaraan kegiatan di bidang pasar modal maka PT
Kimia Farma dikenakan sanksi administratif berupa denda yaitu sebesar RP. 500.000.000,-
Sesuai Pasal 5 huruf n Undang-Undang No 8 Tahun 1995 tentang pasar modal maka:

I. Direksi Lama PT Kimia Farma (Persero) periode 1998 – Juni 2002 diwajibkan
membayar sejumlah Rp. 1.000.000.000,- untuk disetor ke Kas Negara, karena
melakukan kegiatan praktik penggelembungan atas laporan keuangan per 31
Desember 2001.
II. Sdr. Ludovicus Sensi W, Rekan KAP Hans Tuanakotta dan Mustofa selaku
auditor PT Kimia Farma  diwajibkan membayar sejumlah Rp. 100.000.000,-
untuk disetor ke kas negara, karena atas risiko audit yang tidak berhasil
mendeteksi adanya penggelembungan laba yang dilakukan oleh PT Kimia
Farma tersebut, meskipun telah melakukan prosedur audit sesuai dengan standar
profesional akuntan publik (SPAP), dan tidak ditemukan adanya unsur
kesengajaan. Tetapi, Kap HTM tetap diwajibkan membayar denda karena
dianggap telah gagal menerapkan persyaratan profesional yang diisyaratkan di
SPAP SA seksi 110 – Tanggung Jawab & Fungsi Auditor Independen, paragraf
4 persyaratan profesional, dimana disebutkan bahwa persyaratan profesional
yang dituntut dari auditor independen adalah orang yang memiliki pendidikan
dan pengalaman berpraktik sebagai auditor independen..

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penulisan makalah ini dapat disimpulkan bahwa Audit Sistem Informasi adalah
proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti untuk membuktikan dan menentukan
apakah sistem aplikasi komputerisasi yang digunakan telah menetapkan dan menerapkan
sistem pengendalian intern yang memadai, apakah aset organisasi sudah dilindungi dengan
baik dan tidak disalah gunakan, apakah  mampu menjaga integritas data, keandalan serta
efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan sistem informasi berbasis komputer.

Dengan semakin berkembangnya teknologi, khususnya teknologi informasi dan


komputer, banyak perusahaan yang sudah mengadopsi sistem informasi akuntansi berbasis
komputer sebagian bagian penting dari kelancaran kegiatan operasi perusahaan. Dengan
sistem informasi akuntansi risiko terjadinya kekeliruan dalam pencatatan atau perhitungan
dapat diminimalisasiakan sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian pada
perusahaan. Suatu sistem yang berkualitas, dirancang, dibangun, dan dapat bekerja dengan
baik apabila bagian-bagian yang terintegrasi dengan sistem tersebut beroperasi sesuai dengan
tugas dan tanggung jawab masing-masing. Salah satu bagian dialam sistem informasi
akuntansi yang menunjang kelancaran kerja sistem informasi akuntansi tersebut adalah
pengendalian internal.
DAFTAR PUSTAKA

https://dosenakuntansi.com/pengendalian-internal-dalam-audit

https://www.coursehero.com/file/23503182/Kualitas-Struktur-Pengendalian-Intern-dan-
Relevansinya/ 

Anda mungkin juga menyukai