Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KIMIA DASAR 1

Dosen Pengampu: Wita Kristiana,ST.,MT.

DISUSUN
OLEH:

MELISA IRAWAN PAKPAHAN


NIM.DBD 117 010

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana atas
berkat, dan rahmat-Nyalah saya dapat menyelesaikan makalah mata kuliah kimia
dasar 1. Makalah ini berisi uraian mengenai definisi asam dan basa, definisi dari
indikator, prinsip dan prosedur analisis titrimetri dan gravimetric, penggunaan secara
umum indikator analisis dan standarisasi secara aside – alkalimetri.

Saya menyadari karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya


dalam menyusun makalah ini, saya mengharapkan kritik serta saran yang membangun
guna kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, 21 Desember 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................…….ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.........…...............................................................................................2
1.4 Manfaat ..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
2.1 Definisi asam dan basa...................................................................................
2.2 Definisi dari indikator....................................................................................
2.3 Prinsip dan prosedur analisis titrimetri dan gravimetri..................................
2.4 Penggunaan secara umum indikator analisis..................................................
2.5 Standarisasi secara asid i- alkalimetri............................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................


3.1 Kesimpulan....................................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asam ialah senyawa kimia yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan
sebuah larutan dengan pH lebih kecil dari 7 sedangkan basa ialah zat(senyawa) yang
bisa beraksi dengan asam, menghasilkan senyawa yang disebut garam. Sedangkan basa
yaitu suatu zat-zat yang bisa menetralkan asam.
Pada kegiatan industri pertambangan, proses pengolahan bahan galian tambang
sealu menggunakan atau melibatkan zat kimia. Zat kimia yang tercampur dengan
limbah tambang jika dibiarkan dan dibuang ke alam akan membentuk AAT (Air Asam
Tambang). AAT tersebut tentunya tidak baik dan akan merusaka kualitas tanah,
sehingga tanaman tidak dapat tumbuh. Selain itu limbah yang dibuang ke sungai akan
mencemari dan membunuh organisme dan ekosistem sungai. Dan apabila terminum
oleh makhluk hidup akan mengakibatkan keracunan.
Salah satu manfaat penting dari mempelajari kimia adalah pentingnya mengetahui
kandungan zat kimia yang tercampur menjadi limbah tambang. Banyaknya kasus
pencemaran lingkungan terutama tanah dan air akibat limbah dan AAT membuat
penulis membahas tentang asam basa beserta indikatornya. Karena dengan pemahaman
dan pemanfaatan indikator asam basa, kita dapat mengetahui kualitas air limbah baik
atau tidaknya sebelum dibuang ke sungai.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas di makalah ini yaitu:
1. Apa definisi dari asam dan basa?
2. Apa definisi dari indicator ?
3. Apa saja prinsip dan prosedur analisis titrimetri dan gravimetri ?
4. Bagaimana penggunaan secara umum indikator analisis ?
5. Apa saja standarisasi secara aside – alkalimetri ?
1.3 Tujuan Makalah
Adapun tujuan masalah yang akan dibahas yaitu:
1. Untuk mengetahui definisi dari asam dan basa
2. Untuk mengetehaui definisi dari indikator
3. Untuk mengetahui prinsip dan prosedur analisis titrimetri dan gravimetri
4. Untuk mengetahui penggunaan secara umum indikator analisis
5. Untuk mengetahui standarisasi secara aside – alkalimetri
1.4 Manfaat
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang inspeksi-audit K3 dan keadaan darurat
bagi penyusun dan pembaca.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asam Dan Basa

Asam dalam ilmu kimia ialah senyawa kimia yang jika dilarutkan dalam air akan
menghasilkan sebuah larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern,
asam yaitu suatu zat yang bisa memberi proton (ion H +) kepada zat lain (yang disebut
basa), atau bisa menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa.

Basa ialah zat(senyawa) yang bisa beraksi dengan asam, menghasilkan senyawa
yang disebut garam. Sedangkan basa yaitu suatu zat-zat yang bisa menetralkan asam.
Secara kimia, asam dan basa saling berlawanan. Sifat basa pada umumnya ditunjukkan
dari rasa pahit dan licin.

Teori Asam dan basa Menurut Arrhenius

Pada tahun 1884, Svante Arrhenius (1859-1897) seorang ilmuwan Swedia yang
memenangkan hadiah nobel atas karyanya di bidang ionisasi, memperkenalkan
pemikiran tentang senyawa yang terpisah atau terurai menjadi bagian ion-ion dalam
larutan. Dia menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam larutan aqua (air) tergantung
pada konsentrai ion-ion hidrogen di dalamnya.

Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+,
sedangkan basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH -. Jadi pembawa sifat
asam adalah ion H+, sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH-. Asam Arrhenius
dirumuskan sebagai HxZ, yang dalam air mengalami ionisasi sebagai berikut.

HxZ ⎯⎯→ x H+ + Zx-

Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam,
sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+ disebut ion
sisa asam. Beberapa contoh asam dapat dilihat pada tabel
Basa Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x, yang dalam air terurai sebagai
berikut.

M(OH)x ⎯⎯→ Mx+ + x OH-

Jumlah ion OH– yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi basa.
Beberapa contoh basa diberikan pada tabel

Teori Asam Basa Brønsted–Lowry

Pada tahun 1923, Johannes N. Brønsted dan Thomas M. Lowry secara terpisah
mengajukan definisi asam dan basa yang lebih luas. Konsep yang diajukan tersebut
didasarkan pada fakta bahwa reaksi asam–basa melibatkan transfer proton (ion H+) dari
satu zat ke zat lainnya. Proses transfer proton ini selalu melibatkan asam sebagai
pemberi/donor proton dan basa sebagai penerima/akseptor proton. Jadi, menurut
definisi asam basa Brønsted–Lowry,
asam adalah donor proton.

basa adalah akseptor proton.

Teori Asam Basa Lewis

Pada tahun 1923, G. N. Lewis mengemukakan teori asam basa yang lebih luas
dibanding kedua teori sebelumnya dengan menekankan pada pasangan elektron yang
berkaitan dengan struktur dan ikatan. Menurut definisi asam basa Lewis. Berdasarkan
definisi Lewis, asam yang berperan sebagai spesi penerima pasangan elektron tidak
hanya H+. Senyawa yang memiliki orbital kosong pada kulit valensi seperti BF3 juga
dapat berperan sebagai asam.

 asam adalah akseptor pasangan elektron.


 basa adalah donor pasangan elektron.

Kelebihan definisi asam basa Lewis adalah dapat menjelaskan reaksi-reaksi


asam–basa lain dalam fase padat, gas, dan medium pelarut selain air yang tidak
melibatkan transfer proton. Misalnya, reaksi-reaksi antara oksida asam (misalnya CO2
dan SO2) dengan oksida basa (misalnya MgO dan CaO), reaksi-reaksi pembentukan
ion kompleks seperti [Fe(CN)6]3−, [Al(H2O)6]3+, dan [Cu(NH3)4]2+, dan sebagian
reaksi dalam kimia organik.

Contoh Soal dan Pembahasan

1. Menurut teori asam-basa Bronsted-Lowry, asam didefinisikan sebagai zat yang?

Penyelesaian :

Teori asam Brosnted-Lowry: Asam: zat yang memberikan 1 H+ pada pasangan


reaksinya. Basa: zat yang menerima 1 H+ dari pasangan reaksinya

2. Kertas lakmus biru akan berubah menjadi merah, bila dimasukkan ke dalam larutan?

Penyelesaian :
Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya. Kertas lakmus biru
akan berubah menjadi merah bila dimasukkan kedalam larutan asam klorida, karena
asam klorida merupakan asam kuat.

3. Untuk mengukur derajat keasaman asam atau basa yang akurat, paling tepat
menggunakan?

Penyelesaian :

PH meter adalah alat pengukur pH dengan ketelitian yang sangat tinggi. pH meter
dapat menyatakan pH larutan sampai dua angka desimal pada suhu tertentu.

4. PH meter adalah alat pengukur pH dengan ketelitian yang sangat tinggi. pH meter
dapat menyatakan pH larutan sampai dua angka desimal pada suhu tertentu?

Penyelesaian :

Logam setengah mulia seperti Cu hanya larut dalam asam oksidator( asam sulfat
pekat, asam nitrat pekat dan asam nitrat encer ) sedangkan logam mulia seperti emas
dan platina hanya larut dalam campuran HCl pekat dan asam nitrat pekat.

5. Larutan yang mempunyai pH lebih besar dari 7 adalah ?

Penyelesaian :
PH gula adalah netral(pH=7), sedangkan asam memiliki pH<7, pH alkohol adalah
hampir netral 7,33. Amoniak merupakan basa, yang memiliki pH=12. Sehingga
larutan yang mempunya pH lebih besar dari 7 adalah amoniak
2.2 Pengertian Indikator

Indikator merupakan suatu senyawa kompleks yang bisa atau dapat bereaksi
dengan senyawa asam basa. Larutan asam dan basa ini akan memberikan warna tertentu
jika direaksikan dengan indikator. Dengan Melalui indikator, kita akan dapat
mengetahui suatu zat bersifat asam atau pun basa. Indikator tersebut juga dapat
digunakan untuk dapat mengetahui tingkat kekuatan pada suatu asam atau basa.
Jenis – Jenis Indikator Asam Basa

Dibawah ini merupakan macam jenis indikator yang paling banyak digunakan antara
lain ialah sebagai berikut :

1. Kertas Lakmus

2. Larutan Indikator

3. pH meter

4. Indikator Universal

Contoh Soal dan Pembahasan :

1. Reaksi yang tidak menghasilkan gas adalah?

Penyelesaian :

E. Cu + HCl tidak bereaksi karena logam Cu memiliki E° bernilai positif, sehingga


Cu tidak akan teroksidasi menjadi CuCl₂ dan tidak dihasilkan gas Hidrogen

2. Tuliskan reaksi: Ammonium klorida + kalium hidroksida?

Penyelesaian :

NH4Cℓ+KOHNH4Cℓ+KOH→KCℓ+NH3+H2O

3. PH larutan H2SO4 0,01 M adalah?

Penyelesaian :

H2SO4 → 2H+ + SO2-4 MH+ = 2 x 0,01 M = 0,02 M pH=-log0,02 =2 -log2

4. Tuliskan reaksi: Aluminium + asam korida?

Penyelesaian :

Al+6HCℓAl+6HCℓ→2AlCℓ3+3H
5. Indikator merah jika dicelupkan pada larutan basa akan berubah menjadi warna?

Penyelesaian :

Warna biru itu karena larutan basa pH>7 merubah lakmus merah menjadi biru

2.3 Prinsip Dan Prosedur Analisis Titrimetri Dan Gravimetri


a. Titrimetri

Titrasi adalah suatu cara analisis jumlah yang berdasarkan pengukuran volume
larutan yang diketahui kepekatan (konsentrasi) secara teliti yang direaksikan dengan
larutan contoh (sampel) yang akan ditetapkan kadarnya. Titrasi didasarkan pada
suatu reaksi yang digambarkan sebagai :

aA + tT → Produk

dimana :

A = penitrasi (titran),

T = senyawa yang dititrasi (titrat),

a dan t = jumlah mol dari A dan T.

Pereaksi yang direaksikan disebut larutan baku atau larutan standar (titran).
Penambahan larutan baku diteteskan sedikit demi sedikit dengan buret sampai
tercapai titik akhir. Penambahan titran diteruskan sampai jumlah T yang secara
kimia setara dengan A, maka dikatakan telah tercapai titik ekuivalensi dari titrasi itu.
Untuk mengetahui kapan penambahan titrant itu harus dihentikan, maka digunakan
suatu zat yang disebut indikator, sehingga dapat menunjukkan terjadinya kelebihan
titrant dengan perubahan warna.

Rumus titrasi
Dimana:

N b = konsentrasi larutan yang belum diketahui konsentrasinya

V b = volume larutan yang belum diketahui konsentrasinya

Na =konsentrasi larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan Standar)

Va = volume larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan)

Prosedur :

Titrasi dimulai dengan gelas piala (beaker) atau labu Erlenmeyer yang berisi
analit dengan volume yang sangat tepat dan sejumlah kecil indikator (misalnya:
fenolftalein) yang diletakkan di bawah buret atau pipet semprit kimia yang berisi
titer dan telah dikalibrasi. Sejumlah kecil titer kemudian ditambahkan ke dalam
analit dan indikator hingga indikator berubah warna karena bereaksi dengan
kelebihan titer, menunjukkan titrasi telah mencapai titik akhir. Bergantung pada titik
akhir yang diinginkan, setetes titer atau kurang dapat membuat perbedaan permanen
atau temporer dari indikator. Ketika titik akhir reaksi dicapai, volume reaktan yang
dikonsumsi diukur dan digunakan untuk menghitung konsentrasi analit dengan
persamaan:

di mana Ca adalah konsentrasi analit, biasanya dalam molaritas; Ct adalah


konsentrasi titer, biasanya dalam molaritas; Vt adalah volume titer yang digunakan,
biasanya dalam liter; M adalah rasio mol analit dan pereaksi dari persamaan
kesetimbangan kimia; dan Va adalah volume analit yang digunakan, biasanya dalam
liter.

Teknik preparasi

Umumnya titrasi memerlukan titer dan analit dalam bentuk cairan (larutan).
Meskipun padatan biasanya dilarutkan terlebih dahulu dalam larutan air, beberapa
pelarut seperti asam asetat glasial atau etanol digunakan untuk kepentingan khusus
(seperti dalam petrokimia). Analit pekat sering kali diencerkan untuk meningkatkan
akurasi. Kebanyakan titrasi non asam-basa memerlukan pH yang konstan selama
reaksi. Oleh karena itu, larutan dapar dapat ditambahkan ke dalam bejana titrasi
untuk mempertahankan pH.

Jika dua pereaksi dalam satu sampel dapat bereaksi dengan titer dan hanya
satu analit yang dikehendaki, larutan penopeng (masking agent) dapat ditambahkan
ke dalam bejana reaksi untuk menopengi ion yang tidak diinginkan. Beberapa reaksi
redoks memerlukan pemanasan larutan sampel dan titrasi dilakukan selama masih
panas untuk menaikkan laju reaksi. Sebagai contoh, oksidasi beberapa larutan
oksalalt memerlukan pemanasan hingga 60 °C (140 °F) untuk menjaga agar laju
reaksi tetap

b. Gravimetri

Gravimetri dalam ilmu kimia merupakan salah satu metode kimia analitik
untuk menentukan kuantitas suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan
cara mengukur berat komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses
pemisahan. Analisis gravimetri melibatkan proses isolasi dan pengukuran berat suatu
unsur atau senyawa tertentu. Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama,
adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi
dapat digunakan.

Analisis gravimetri atau analisis kuantitatif berdasarkan berat adalah suatu


proses pengisolasian dan penimbangan suatu unsur atau senyawa tertentu dalam
kondisi semurni mungkin. Analisis gravimetri berkaitan dengan perubahan suatu
unsur atau radikal yang akan ditentukan kandungannya menjadi senyawa murni yang
stabil yang dapat diubah menjadi bentuk yang cocok untuk ditimbang.

Gravimetri dapat digunakan dalam analisis kadar air. Kadar air bahan bisa
ditentukan dengan cara gravimetri evolusi langsung ataupun tidak langsung. Bila
yang diukur ialah fase padatan dan kemudian fase gas dihitung berdasarkan padatan
tersebut maka disebut gravimetri evolusi tidak langsung. Untuk penentuan kadar air
suatu kristal dalam senyawa hidrat, dapat dilakukan dengan memanaskan senyawa
dimaksud pada suhu 110–130 °C. Berkurangnya berat sebelum pemanasan menjadi
berat sesudah pemanasan merupakan berat air kristalnya.
Prosedur :

 Pengendapan

Di sini, ion atau molekul dibawa ke dalam bentuk endapan. Senyawa yang
diendapkan disaring. Filtrasi dapat berlangsung di wadah saringan porselen atau
wadah saringan kaca atau kertas saring (di mana digunakan kertas saring bebas-
abu). Sisa filter kemudian dicuci dan dikeringkan. Dalam beberapa kasus, bentuk
presipitasi diubah menjadi bentuk penimbangan stoikiometrik dengan anil dalam
tungku yang dirancang khusus (tanur), sehingga bahan dapat ditentukan secara
kuantitatif. Bentuk presipitasi dan penimbangan terkadang identik. Contoh di
mana bentuk presipitasi dan bentuk penimbangan tidak identik adalah penentuan
besi sebagai besi(III) oksida.

 Elektrogravimetri

Dalam elektrogravimetri, zat yang dicari disimpan pada elektrode dan kemudian
ditimbang.

 Termogravimetri

Dalam metode analisis termogravimetri, perubahan massa zat sebagai fungsi suhu
diperiksa. Contoh sederhana dari ini adalah metode gravimetri untuk menentukan
kelembaban.

Contoh Soal dan Pembahasan

1. Apa yang dimaksud degan Titrasi?


Penyelesaian :
Titrasi adalah suatu cara analisis jumlah yang berdasarkan pengukuran volume
larutan yang diketahui kepekatan (konsentrasi) secara teliti yang direaksikan dengan
larutan contoh (sampel) yang akan ditetapkan kadarnya
2. Apa yang dimaksud dengan gravimetri?

Penyelesaian :
Gravimetri dalam ilmu kimia merupakan salah satu metode kimia analitik untuk
menentukan kuantitas suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara
mengukur berat komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan.
3. Apa yang dimaksud dengan kurva titrasi?

Penyelesaian :

Kurva titrasi adalah kurva planar dengan sumbu x adalah volume titer yang


ditambahkan sejak awal titrasi, sementara sumbu y adalah konsentrasi analit pada
setiap tahapan titrasi (dalam titrasi asam-basa, sumbu y biasanya adalah pH
larutan).

4. Sebanyak 20 ml sampel mengandung NaOH dititrasi dengan HCl 0,1 M. Volume


titran yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekuivalen yaitu sebanyak 18 ml.
Berapakah konsentrasi NaOH dalam sampel tersebut?

Penyelesaian :

MHCl x VHCl = MNaOH x VNaOH


0,1 M x 18 ml = MNaOH x 20 ml
MNaOH = 0,1 M x 18 ml / 20 ml
= 0,09 M
5. Pada suatu pabrik pupuk dilakukan pengujian sampel. Kadar asam fosfat (H3PO4)
dalam pupuk dikontrol tidak lebih dari 85%. Diketahui 0,5 gram sampel yang
dilarutkan dalam 10 ml akuades kemudian dititrasi dengan NaOH 0,5 M tepat
membutuhkan 25 ml. Apakah sampel tersebut masuk ke dalam standar yang telah
ditentukan? (Mr H3PO4 = 98)

Penyelesaian :

H3PO4 (aq) + 3 NaOH (aq) à Na3PO4 + 3 H2O


3 mol H3PO4 = 1 mol NaOH
3 x MH3PO4 x VH3PO4 = MNaOH x VNaOH
3 x MH3PO4 x 10 ml = 0,5 M x 25 ml
MH3PO4 = 0,5 M x 25 ml / (3 x 10 ml)
MH3PO4 = 0,4167 M
Jadi, sampel tersebut tidak masuk ke dalam standar yang telah ditentukan karena
kurang dari 85%.

2.4 Penggunaan indikator analisis

Indikator merupakan suatu senyawa kompleks yang bisa bereaksi dengan asam dan
basa. Cara menentukan suatu larutan itu mengandung asam atau basa yaitu dengan
menggunakan indikator asam basa. Penggunaan indikator terbagi menjadi beberapa
jenis yaitu :

1. Indikator alami

Indikator alami itu adalah indikator yang dibuat menggunakan ekstrak tumbuhan-
tumbuhan seperti bunga, umbi, kulit buah, juga daun-daun berwarna. Nah contoh
spesifiknya itu kunyit, kubis merah, kubis ungu, bunga sepatu, bunga mawar, bayam
merah, geranium. Dengan menggunakan indikator ini, kita bisa nih menentukan
suatu larutan bersifat asam, basa, atau netral. Cara mengetahuinya itu dengan
meneteskan ekstrak tumbuhan tadi ke dalam sebuah larutan, kemudian lihat
perubahan warnanya. Dari perubahan warna itulah kita bisa tahu mana larutan yang
mengandung asam atau basa.

2. Indikator universal

Berbeda dengan indikator alami, indikator universal merupakan campuran dari


berbagai macam indikator yang dapat menunjukkan pH (power of hydrogen) suatu
larutan dari perubahan warnanya. Untuk menunjukkan keasaman dan kebasaan,
kamu bisa lihat pada rentang pH 1-14. Oke, sekarang kita lihat warna-warna yang
menandakan pH larutan yang telah ditambahkan indikator universal :

Indikator universal dapat berbentuk kertas maupun larutan berikut penjelasannya :

Kertas
Kertas di sini berupa kertas serap berbentuk strip, dan tiap kotak kemasan
indikator jenis ini dilengkapi dengan peta warna.Cara menggunakannya itu
mudah dengan mencelupkan sehelai kertas indikator ke dalam larutan yang akan
diukur pH-nya. Jika berubah menjadi merah, berarti larutan tersebut asam, jika
berwarna biru, maka larutan tersebut basa.
Larutan
Salah satu contoh dari larutan indikator universal ini adalah larutan metil jingga
(Metil Orange = MO). Nah, jika pH-nya kurang dari 6, larutan ini akan
berwarna jingga, sedangkan pada pH lebih dari 7, warnanya menjadi kuning.
3. PH Meter
Berbeda dari indikator alami dan indikator universal, pH meter merupakan
sebuah alat elektronik atau bisa dikatakan alat yang lebih modern untuk mengukur
pH (derajat keasaman atau kebasaan) suatu cairan (ada elektroda khusus yang
berfungsi untuk mengukur pH bahan-bahan semi-padat). Cara menggunakan
alatnya dengan cara dicelupkan pada larutan yang akan diuji pada pH meter akan
muncul angka skala yang menunjukkan pH larutan. Untuk prinsip kerja utama pada
pH meter, yaitu terletak pada sensor probe yang berupa elektrode ka Pada ujung
elektrode kaca, terdapat lapisan kaca setebal 0,1 mm yang berbentuk bulat (bulb).
Bulb ini dipasangkan dengan silinder kaca non-konduktor atau plastik memanjang,
yang selanjutnya diisi dengan larutan HCl (0,1 mol/dm3). Di dalam larutan HCl,
terendam sebuah kawat elektrode panjang berbahan perak yang pada permukaannya
terbentuk senyawa setimbang AgCl. Konstannya jumlah larutan HCl pada sistem ini
membuat elektrode Ag/AgCl memiliki nilai potensial stabil. ca (glass electrode)
dengan jalan mengukur jumlah ion H3O+ di dalam larutan.
Contoh Soal dan Pembahasannya
1. Apa yang dimaksud dengan indikator?
Penyelesaian :
Indikator merupakan suatu senyawa kompleks yang bisa bereaksi dengan asam dan
basa.
2. Apa yang dimaksud dengan indikator alami?
Penyelesaian :
Indikator alami itu adalah indikator yang dibuat menggunakan ekstrak tumbuhan-
tumbuhan seperti bunga, umbi, kulit buah, juga daun-daun berwarna
3. Apa yang dimaksud dengan Indikator universal ?
Penyelesaian :
Berbeda dengan indikator alami, indikator universal merupakan campuran dari
berbagai macam indikator yang dapat menunjukkan pH (power of hydrogen) suatu
larutan dari perubahan warnanya
4. Berapakah kisaran pH dalam suatu indikator?
Penyelesaian :
Rentang pH Indikator pH: Sebagai contoh, indikator umum seperti fenolftalein,
metil merah, dan bromotimol biru digunakan untuk menunjukkan kisaran pH sekitar
8 hingga 10, 4,5 hingga 6, dan 6 hingga 7,5.
5. Bagaimana cara kerja indikator pH?
Penyelesaian :
Indikator pH mendeteksi keberadaan H + dan OH-. Mereka melakukan ini dengan
bereaksi dengan H + dan OH-: mereka sendiri adalah asam dan basa lemah. Jika
suatu indikator adalah asam lemah dan berwarna dan basa konjugasinya memiliki
warna yang berbeda, deprotonasi menyebabkan perubahan warna.
2.5 Asidi-alkalimetri

Asidimetri adalah analisa titrimetri yang menggunakan asam kuat sebagai


titrannya dan sebagai analitnya adalah basa atau senyawa yang bersifat basa.
Sedangkan alkalimetri pada prinsipnya adalah analisa titrimetri yang menggunakan
basa kuat sebagai titrannya dan analitnya adalah asam atau senyawa yang bersifat asam.
Percobaan ini bertujuan untuk membuat larutan standar HCl 0,1 N dan menetapkan
konsentrasi larutan tersebut dengan cara standarisasi dengan larutan borax dan natrium
karbonat anhidrous, membuat larutan standar primer asam oksalat dan menentukan
kadar asam cuka yang diperdagangkan.

Asidi-alkalimetri (lebih dikenal sebagai Titrasi asam-basa) adalah teknik analisis


kimia berupa titrasi yang menyangkut asam dan basa atau sering disebut titrasi asam-
basa. Reaksi dijalankan dengan titrasi, yaitu suatu larutan ditambahkan dari buret
sedikit demi sedikit sampai jumlah zat-zat yang direksikan tepat menjadi ekivalen
(telah tepat banyaknya untuk menghabiskan zat yang direaksikan) satu sama lain.
Larutan yang ditambahkan dari buret disebut titran, sedangkan larutan yang ditambah
titran disebut titrat (dalam hal ini titran dan titrat berupa asam dan basa atau
sebaliknya).

Pada saat ekivalen, penambahan titran harus dihentikan, saat ini dinamakan titik
akhir titrasi. Untuk mengetahui keadaan ekivalen dalam proses asidi-alkalimetri ini,
diperlukan suatu zat yang dinamakan indikator asam-basa. Indikator asam-basa adalah
zat yang dapat berubah warna apabila pH lingkungannya berubah. Asidi-alkalimetri
menyangkut reaksi antara asam kuat-basa kuat, asam kuat-basa lemah, asam lemah-
basa kuat, asam kuat-garam dari asam lemah, dan basa kuat-garam dari basa lemah.

Contoh Soal dan Pembahasan :

1. Larutan asam sulfat ditambah tiga tetes fenolftalein kemudian dititrasi dengan larutan
natrium hidroksida. Persamaan reaksinya: H2SO4 + 2NaOH –> Na2SO4 +
2H2O. Dari pernyataan dan reaksi tersebut, zat yang berfungsi sebagai titran adalah

Penyelesaian:

Ingat, bahwa titran adalah zat yang menitrasi, yaitu NaOH sementara asam sulfat
adalah zat yang dititrasi (titrat)

2. Penambahan indikator dalam titrasi harus sedikit mungkin. Hal ini disebabkan …

Penyelesaian:

Jika penambahan indikator tidak diatur dengan sempurna, maka pengaruhnya ke pH


yang tidak stabil. Obsein B dan D tidak ada pengaruhnya karena penambahan
indikator untuk menunjukkan hasil titrasi, bukan pengaruh konsentrasi dan volume.
Begitu juga obsein C, yang berubah warna adalah kedua zat. Obsein E tidak ada
hubungannya dengan mol dan indikator

3. Penggunaan indikator fenoftalein dalam titrasi basa lemah dengan asam kuat tidak
sesuai karena …

Penyelesaian:

Fenolftalein tidak dapat menunjukkan perubahan warna

4. Titik akhir titrasi larutan asam klorida dengan larutan kalium hidroksida dapat
diketahui dengan perubahan warna indikator. Indikator yang sesuai untuk titrasi ini
di antaranya …

Penyelesaian:

HCl (asam klorida) dan NaOH (natrium hidroksida) adalah jenis asam kuat dan basa
kuat. Artinya, titrasi ini cocok pada indikator metil merah (4,2 < pH < 6,3),
bromtimol biru (6,0 < pH < 7,6), dan fenolftalein (8,3 < pH < 10,00). Nah, pada
titrasi asam kuat oleh basa kuat, titik ekivalen terjadi pada pH = 7, artinya indikator
yang sesuai dan berubah warna yaitu pada indikator bromtimol biru, menunjukkan
perubahan warna dengan rentang 6,0 < pH < 7,6

5. Titik ekuivalen (ekivalen) titrasi antara CH3COOH 0,1 M dengan KOH 0,1 M dapat
ditunjukkan dengan bantuan indikator …

Penyelesaian:

Indikator untuk titrasi asam lemah oleh basa kuat paling cocok pada indikator
fenolftalein.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Asam ialah senyawa kimia yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan sebuah
larutan dengan pH lebih kecil dari 7 sedangkan basa ialah zat(senyawa) yang bisa
beraksi dengan asam, menghasilkan senyawa yang disebut garam. Sedangkan basa
yaitu suatu zat-zat yang bisa menetralkan asam.

2. Indikator merupakan suatu senyawa kompleks yang bisa atau dapat bereaksi dengan
senyawa asam basa. Jenis-jenis indikator yaitu: Kertas Lakmus, Indikator alami,
Larutan Indikator, pH meter, Indikator Universal.

3. Gravimetri dalam ilmu kimia merupakan salah satu metode kimia analitik untuk
menentukan kuantitas suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara
mengukur berat komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan.
Sedangkan Titrasi adalah suatu cara analisis jumlah yang berdasarkan pengukuran
volume larutan yang diketahui kepekatan (konsentrasi) secara teliti yang direaksikan
dengan larutan contoh (sampel) yang akan ditetapkan kadarnya.

5. Asidi-alkalimetri (lebih dikenal sebagai Titrasi asam-basa) adalah teknik analisis


kimia berupa titrasi yang menyangkut asam dan basa atau sering disebut titrasi
asam-basa.

3.2 Saran

Penggunaan bahan kimia dalam industri pertambangan selalu meninggalkan


bekas atau limbah kimia. Limbah cair tersebut apabila tercampur langsung ke alam
akan menyebabkan pencemaran dan merusak lingkungan. Maka sebaiknya sebaiknya
engineer tambang terlebih dahulu mengolah dan mensterilkan limbah cair sebelum di
buang ke badan air atau sungai. Penggunaan lakmus sebagai salah satu indikator baik
buruknya kualitas air dapat dimanfaatkan untuk peninjauan kembali limbah tambang
sebelum dibuang ke sungai agar tidak mencemarkan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurupendidikan.co.id/asam-basa-dan-garam/

https://pendidikan.co.id/indikator-asam-basa/

https://www.infokimia.com/2018/11/analisis-titrimetri-pengertian-prinsip_21.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Gravimetri_(kimia)#Prosedur

https://id.wikipedia.org/wiki/Titrimetri

https://id.wikipedia.org/wiki/Asidi-alkalimetri

https://amaldoft.wordpress.com/2016/08/14/titrasi-asam-basa-titrasi/

Anda mungkin juga menyukai