Oleh :
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Penggunaan Bahan Kimia Dalam Dunia Pertambangan”
tepat waktu.
Makalah “Penggunaan Bahan Kimia Dalam Dunia Pertambangan” disusun guna
memenuhi tugas ibu Neny Sukmawatie, S. Hut., M. P. pada mata kuliah Kimia Dasar di
Universitas Palangka Raya. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang bahan-bahan kimia yang digunakan dalam pertambangan baik
dari segi kegunaan dan efek samping dari penggunaannya.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu selaku dosen mata kuliah
Kimia Dasar. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
melepaskan batuan dari batuan induknya agar menjadi fragmen-fragmen yang berukuran
lebih kecil sehingga memudahkan dalam pendorongan, pemuatan, pengangkutan, dan
konsumsi material pada crusher yang terpasang.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
TATP dibuat dari aseton, hydrogen peroksida, asam yang kuat (HCI, sulfat).
Dalam kehidupan sehari-hari, aseton dikenal luas oleh masyarakat sebagai penghapus cat
kuku yang ternyata memiliki fungsi lain yaitu sebagai salah satu bahan pembuatan bom.
c) RDX
RDX adalah sebuah senyawa organik dengan rumus (O2NNCH2)3. Senyawa ini
berwujud padatan putih tanpa bau maupun warna, dan banyak digunakan sebagai bahan
peledak. Dalam kimia, senyawa ini termasuk kelompok nitramida, dan memiliki
kemiripan dengan HMX. Senyawa ini merupakan bahan peledak yang lebih kuat daripada
trinitrotoluena (TNT), dan banyak digunakan selama Perang Dunia II, dan banyak
aktivitas militer hingga kini.
RDX adalah 'peledak nitrogen', yang berarti bahwa sifat peledaknya disebabkan
oleh banyaknya ikatan nitrogen-nitrogen, bukan oksigen. Ikatan ini sangat tidak stabil,
karena atom nitrogen selalu ingin bersatu untuk menghasilkan gas nitrogen karena ikatan
rangkap dalam nitrogen sangat kuat dan stabil. Semakin banyak ikatan nitrogen-nitrogen
yang dimiliki molekul, seperti RDX, biasanya semakin eksplosif.
Karena TNT tidak mengandung ikatan nitrogen-nitrogen yang tidak stabil, RDX
bersifat lebih kuat. Namun, RDX sering dicampur dengan bahan kimia lain untuk
menghasilkan efek yang berbeda, seperti membuatnya kurang sensitif dan kecil
kemungkinannya meledak secara tak terduga. RDX juga biasa digunakan dalam
pembongkaran bangunan.
d) PETN
Salah satu bahan kimia peledak paling kuat yang kita kenal adalah PETN, yang
mengandung kelompok nitro yang mirip dengan yang ada di TNT dan nitrogliserin dalam
dinamit. Ledakannya sangat kuat. Namun, cukup sulit untuk membuat bahan kimia ini
meledak sendiri. Biasanya, bahan ini digunakan dalam kombinasi dengan TNT atau
RDX.
PETN digunakan dalam Perang Dunia II, untuk membuat detonator peledak yang
menggunakan arus listrik untuk peledakan. Sekarang ini PETN juga digunakan dalam
detonator peledak dalam senjata nuklir. Pentaerythritol tetranitrate (PETN), juga dikenal
sebagai PENT, PENTA, TEN, corpent, atau penthrite (atau, jarang dan terutama dalam
bahasa Jerman, sebagai nitropenta), adalah bahan peledak.
Ini adalah ester nitrat dari pentaeritritol, dan secara struktural sangat mirip dengan
nitrogliserin. Penta mengacu pada lima atom karbon dari kerangka neopentana. PETN
adalah bahan peledak yang kuat dengan faktor efektivitas relatif 1,66. Ketika dicampur
dengan plasticizer, PETN membentuk bahan peledak plastik. Bersama dengan RDX, ini
adalah bahan utama Semtex. PETN juga digunakan sebagai obat vasodilator untuk
mengobati kondisi jantung tertentu, seperti untuk penanganan angina.
e) Azidoazide azide
7
1-Diazidocarbamoyl-5-azidotetrazole, sering secara informal disebut sebagai
azidoazide azide, adalah senyawa anorganik heterosiklik dengan rumus C2N14. Ini
adalah bahan peledak yang sangat sensitif.
Azidoazide azide diproduksi dengan diazotisasi triaminoguanidinium klorida
dengan natrium nitrit dalam air yang sangat murni. Sintesis lain menggunakan reaksi
metatesis antara isosianogen tetrabromida dalam aseton dan natrium azida encer. Ini
bentuk pertama isocyanogen tetraazide, isomer "terbuka" dari C2N14, sementara siklus
cepat di bawah kondisi standar untuk membentuk cincin tetrazol.
Hampir semua rangsangan, seperti panas, radiasi, atau syok fisik, akan
menyebabkan 1-diazidocarbamoyl-5-azidotetrazole meledak. Itu juga dapat meledak tak
terduga dan tanpa alasan yang jelas. Ini adalah bagian dari keluarga senyawa nitrogen
berenergi tinggi karena atom nitrogen tidak memiliki ikatan rangkap tiga yang kuat
sehingga terjebak dalam keadaan energi tinggi sampai peledakan dan kemudian berubah
menjadi keadaan yang kurang energik.
8
mewakili sekitar 13% dari konsumsi sianida secara global, dengan 87% sisa sianida yang
digunakan dalam proses industri lainnya seperti plastik, perekat, dan pestisida.
Pemurnian emas dapat menggunakan Aqua Regia yaitu salah satu metode yang sering
digunakan untuk memisahkan logam emas dari berbagai logam lain. Aqua regia digunakan
karena larutan ini mampu melarutkan logam emas dan hampir semua logam.
Untuk memisahkan emas dari logam lainnya, maka logam yang mengandung emas
terlebih dahulu dilarutkan dalam aqua regia. Setelah semua larut, maka emas diendapkan
menggunakan reduktor / pengendap khusus.
Pemurnian emas yang dilakukan menggunakan air raja membutuhkan penggunaan
beberapa jenis bahan kimia. Bahan-bahan kimia yang akan digunakan diuraikan di bawah ini :
1. Asam nitrat pekat. Senyawa kimia ini memiliki rumus kimia HNO3. Dalam bahasa
Inggris, asam nitrat disebut dengan nama Nitric Acid. Proses klorinasi sebaiknya
menggunakan bahan baku asam nitrat teknis, yaitu asam nitrat yang memiliki konsentrasi
68%.
2. HCl pekat / HCl teknis. Nama dagang HCl adalah asam klorida, atau muriatic acid. HCl
teknis biasanya memiliki konsentrasi 32% – 36 %. Konsentrasi HCl bisa turun karena
sifat dari larutan ini yang deliquescence.
3. Garam ferro sulfat (FeSO4) atau ferro klorida (FeCl2). Garam ini mudah diperoleh di
took-toko kimia. Fero sulfat/klorida berfungsi mereduksi ion emas menjadi logamnya.
4. Garam sodium metabisulfite. Sodium metabisulfite memiliki rumus kimia Na2S2O5.
Senyawa ini juga berfungsi sebagai reduktor ion emas.
5. Garam HN4Cl (ammonium klorida / ammonium chloride). Garam ini berfungsi
mendeteksi adanya cemaran ion logam platina di dalam logam yang telah terlarut dalam
air raja.
6. Urea, yang berfungsi untuk proses denitrifikasi.
7. NaCl (garam dapur). Seperti halnya proses pemurnian emas menggunakan asam nitrat,
salah satu dari rangkaian proses pemurnian emas menggunakan klorinasi juga
membutuhkan larutan NaCl, yang digunakan setelah selesainya tahap pemurnian emas.
NaCl digunakan untuk memisahkan unsur perak dari unsur-unsur klimia larut lainnya.
NaCl yang baik haruslah garam yang memiliki kadar NaCl yang cukup tinggi. Oleh
karena itu, disarankan anda menggunakan NaCl dari garam industri.
8. Aquadest sebagai pengencer air raja.
9. NaOH atau soda api. Soda api digunakan pada proses substitusi senyawa tak larut perak
klorida menjadi perak oksida.
10. Borax digunakan pada proses peleburan logam emas dan perak. Borax berfungsi sebagai
fluks selama berlangsungnya peleburan. Sifat borax yang oksidator membuat lelehan
emas atau perak menjadi bersih dan terhindar dari kontaminasi logam-logam lain yang
sebelumnya masih ada menyertai emas dan perak. Biasanya logam-logam kontaminan
antara lain tembaga dan timbal. Jenis unsur kimia lainnya adalah jenis metalloid seperti
stibium, arsenic, dan tellurium. Kontaminan yang sedikit dapat dengan mudah dioksidasi
oleh borax.
9
11. Ca(OH)2 atau kapur masak. Senyawa kimia ini berfungsi sebagai penetralisir cairan
kimia yang terkena bagian-bagian tubuh kita, terutama cairan yang terpercik saat
dilakukannya proses kimia. Ca(OH)2 atau kalsium hidroksida juga digunakan untuk
menetralisir pH air limbah, khususnya sebelum dilakukan proses sulfidasi cairan logam.
12. Sodium sulfida atau Na2 Senyawa kimia ini berfungsi menetralisir limbah cair yang akan
dibuang. Limbah cair hasil dari proses klorinasi mengandung ion-ion logam ikutan, yang
sebagian diantaranya berbahaya terhadap lingkungan. Penetralan limbah sangat
diperlukan, agar limbah yang dibuang telah aman terhadap lingkungan.
10
dengan kandungan Ca setara CaO yang cukup tinggi (>40%) umumnya mempunyai
reaktivitas tinggi sehingga sesuai digunakan pada tanah-tanah masam. Sebaliknya, fosfat
alam dengan kandungan sesquioksida tinggi (Al2O3 dan Fe2O3) tinggi kurang sesuai
digunakan pada tanah-tanah masam.
11
konsentrasi yang tinggi umumnya adalah kalsium (Ca) dan magnesium (Mg)
terlarut.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ilmu kimia merupakan hal yang akan digunakan bahkan dalam kegiatan
penambangan. Bahan-bahan kimia digunakan dari awal pertambangan hingga akhir
kegiatan. Bahan kimia dapat digunakan dalam tahap peledakan atau blasting.
Dalam tahap peledakan, kegiatan penambangan menggunakan bahan peledak
kimia seperti TNT, TATP, RDX, PETN, dan Azidoazide azide
Bahan kimia juga digunakan dalam segala bentuk mineral yang ditambang dengan
kegunaan dari pengolahan hinga pemurnian mineral tersebut. Contoh penggunaan
bahan-bahan kimia dalam pengolahan dan pemurnian mineral tambang yaitu dalam
pembuatan emas. Emas menggunakan berbagai bahan-bahan kimia seperti merkuri dan
natrium sianida.
Selain itu, bahan-bahan kimia dapat digunakan untuk meningkatkan pH asam
seperti penggunaan kapur untuk meningkatkan pH keasaman tanah dan fosfat yang
dimanfaatkan tumbuhan seperti fitoplankton atau algae guna memperbaiki tingkat pH
kesuburan dan meningkatkan produktivitas tanaman.
3.2. Saran
Bahan kimia memang perlu digunakan dalam pertambangan. Namun banyak
bahan-bahan kimia yang bersifat beracun baik bagi lingkungan maupun bagi tubuh.
Contohnya penggunaan merkuri dalam tambang emas. Jika merkuri terhirup kedalam
organ manusia akan menyebabkan penyakit yang berkepanjangan dan jika dilepaskan ke
lingkungan akan menyebabkan pencemaran lingkungan membuat lingkungan yang
tercemar berbahaya untuk di kunjungi mansusia.
Lebih baik pemerintah membuat regulasi dan peraturan terhadap bahan-bahan
kimia apa yang aman untuk digunakan. Keamanan bahan-bahan kimia ini dapat dinilai
dari faktornya terhadap kesehatan dan lingkungan. Jika regulasi dan peraturan ini telah
dibuat maka akan menghasilkan lingkungan pertambangan yang aman dan sehat.
13
DAFTAR PUSTAKA
Edwin Zusagka, Heri Sutanto, dan Zaenal Arifin. (2014). Pengaruh Peningkatan pH Cairan
Developer Dengan Penambahan Antara NaOH dan Na2CO3, Universitas Diponegoro,
Semarang.
Nusa Idaman Said. (2014). Teknologi Pengolahan Air Asam Tambang Batu Bara, Pusat
Teknologi Lingkungan, BPPT.
Muhammad Syahrianto. (2020). Bahan-Bahan Kimia yang Mudah Meledak
(https://www.wartaekonomi.co.id/read298261/bahan-bahan-kimia-yang-mudah-
meledak/0)
Jufri, SP. (2019). Karakteristik Tanah Masam dan Cara Menaikkan pH Asam.
https://wikipedia.org
https://www.agincourtresources.com/read-agincourt/5-teknologi-pengolahan-tambang-emas-non-
merkuri/
14