FALLOT
DI
S
U
S
U
N
Oleh :
Muhammd Riandi
DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Cut Oktaviyana, M.Kep
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena dengan
rahmat dan hidayah serta karunianya, sehingga masih diberi kesempatan untuk
i
bekerja menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Tetralogy Fallot” makalah
ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas II.
Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengajar
makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kemampuan yang dimiliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak kami
harapkan.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................2
C. Tujuan....................................................................................3
BAB II KONSEP TEORI
A. Pengertian..............................................................................4
B. Etiologi..................................................................................4
C. Tanda & Gejala......................................................................5
D. Patofisiologi...........................................................................6
E. Pathway.................................................................................
F. Pemeriksaan pununjang.........................................................7
G. Penatalaksanaan.....................................................................8
H. Komplikasi............................................................................9
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian.............................................................................12
B. Diagnosa Keperawatan..........................................................13
C. Intervensi...............................................................................14
D. Evaluasi.................................................................................27
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................29
B. Saran......................................................................................29
DAFTARPUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pada anak setelah defek septum ventrikel,defek septum atrium dan duktus
2/3 nya. Tetralogi fallot merupakan penyakit jantung bawaan yang paling
sering ditemukan yang ditandai dengan sianosis sentral akibat adanya pirau
kanan ke kiri. Dari banyaknya kasus kelainan jantung serta kegawatan yang
suatu bentuk penyakit kardiovaskular yang ada sejak lahir dan terjadi karena
dkk, 2005). Defek Septum Ventrikel (VSD) yaitu lubang pada sekat antara
pembuluh darah yang keluar dari bilik kanan menuju paru, bagian otot
1
ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan karena peningkatan
merupakan keadaan dimana pembuluh darah utama yang keluar dari ventrikel
kiri mengangkang sekat bilik, sehingga seolah-olah sebagian aorta keluar dari
bilik kanan.
urutan keempat penyakit jantung bawaan pada anak setelah defek septum
ventrikel, defek septum atrium duktus arteriosus, atau lebih kurang 10 % dari
jantung bawaan sianostik. 95% dari sebagian besar bayi dengan kelainan
jantung tetralogi of fallot tidak diketahui, namun berbagai faktor juga turut
faktor lingkungan setelah lahir, infeksi pada ibu, faktor genetika dan kelainan
kromosom.
rentang 8 – 10 per 1000 kelahiran hidup. Kelainan ini lebih sering muncul
pada laki – laki daripada perempuan. Dan secara khusus katup aorta bikuspid
bisa menjadi tebal sesuai usia , sehingga stenosis bisa timbul. Hal ini dapat
diminimalkan dan dipulihkan dengan operasi sejak dini. Sehingga deteksi dini
penyakit ini pada anak – anak sangat penting dilakukan sebelum komplikasi
yang lebih parah terjadi. Oleh karena itu, kami membuat makalah ini agar
2
pembaca makalah ini yang membahas kelainan jantung tetralogy of fallot serta
B. Rumusan Masalah
fallot?
C. Tujuan
tetralogi fallot
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelainan yang terjadi adalah kelainan pertumbuhan dimana terjadi defek atau
ventrikel) dengan syarat defek tersebut paling sedikit sama besar dengan lubang
1. Defek Septum Ventrikel (VSD) yaitu lubang pada sekat antara kedua rongga
ventrikel
4
2. Stenosis pulmonal terjadi karena penyempitan klep pembuluh darah yang
keluar dari bilik kanan menuju paru, bagian otot dibawah klep juga menebal
3. Aorta overriding dimana pembuluh darah utama yang keluar dari ventrikel
kiri mengangkang sekat bilik, sehingga seolah-olah sebagian aorta keluar dari
bilik kanan.
Pada penyakit (TOF) yang memegang peranan penting adalah defek septum
ventrikel dan stenosis pulmonalis, dengan syarat defek pada ventrikel paling
B. Epidemiologi
Tetralogy of fallot timbul pada +/- 3-6 per 10.000 kelahiran dan
menempati angka 5-7% dari kelainan jantung akibat congenital. Sampai saat ini
para dokter tidak dapat memastikan sebab terjadinya, akan tetapi penyebabnya
dapat berkaitan dengan factor lingkungan dan juga factor genetic atau keduanya.
Syndrome. Ia lebih sering muncul pada laki-laki daripada wanita. Pengertian akan
embryology daripada penyakit ini adalah sebagai hasil kegagalan dalam conal
adalah oleh karena kerja yang makin meningkat akibat defek dari katup pulmonal.
5
Hal ini dapat diminimalkan bahkan dapat dipulihkan dengan operasi yang
C. Etiologi
1. Selama hamil, ibu menderita rubella (campak Jerman) atau infeksi virus
lainnya
seluruh tubuh, sehingga terjadi sianosis (kulit berwarna ungu kebiruan) dan
sesak nafas. Mungkin gejala sianotik baru timbul di kemudian hari, dimana
bayi mengalami serangan sianotik karena menyusu atau menangis (Yayan A.I,
2010).
a. Faktor endogen :
6
1) Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan
kromosom
bawaan
b. Faktor eksogen :
faktor penyebab harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan , oleh karena
D. ManifestasiKlinis
7
3. Pertumbuhan berlangsung lambat
Darah yang miskin oksigen akan bercampur dengan darah yang kaya
jaringan akan kekurangan oksigen dan menimbulkan gejala kebiruan. Anak akan
mencoba mengurangi keluhan yang mereka alami dengan berjongkok yang justru
yang terlipat. Hal ini akan meningkatkan right to left shunt dan membawa lebih
banyak darah dari ventrikel kanan ke dalam paru-paru. Semakin berat stenosis
pulmonal yang terjadi maka akan semakin berat gejala yang terjadi (Yayan A.I,
2010).
E. Patofisiologi
bersamaan, yaitu :
1. Darah dari aorta berasal dari ventrikel kanan bukan dari kiri, atau dari sebuah
lubang pada septum, seperti terlihat dalam gambar, sehingga menerima darah
8
2. Arteri pulmonal mengalami stenosis, sehingga darah yang mengalir dari
ventrikel kanan ke paru-paru jauh lebih sedikit dari normal; malah darah
masuk ke aorta.
3. Darah dari ventrikel kiri mengalir ke ventrikel kanan melalui lubang septum
lubang ini.
4. Karena jantung bagian kanan harus memompa sejumlah besar darah ke dalam
Kesulitan fisiologis utama akibat Tetralogi Fallot adalah karena darah tidak
yang kembali ke jantung dapat melintas langsung dari ventrikel kanan ke aorta
tanpa mengalami oksigenasi (Yayan A.I, 2010). Untuk klasifikasi/ Derajat TOF
3. Derajat III : sianosis waktu istirahat. kuku gelas arloji, waktu kerja sianosis
9
F. pathway TOF
HIpoksemi
sesak Sianosis
Kebutuhan o2
Gangguan pertukaran gas Perubahan status
kesehatan
10
Kelelahan Tubuh
Tidak mau mengunyah
(Anoreksia) Intoleransi Aktivitas Ansietas
Terjadi penurunan BB
Ketidakseimbangan nutrisi
kurangG.dari
PemeriksaanDiagnostik
kebutuhan tubuh
(deficit/nutrisi)
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Radiologis
3. Elektrokardiogram
4. Ekokardiografi
11
Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi
darah ke paru-paru
5. Kateterisasi
H. Penatalaksanaan
jalan jika derajat termasuk pada derajat I, II, atau III tanpa sianosis maupun
dispneu berat. Jika penderita perlu rawat inap, apabila Tetralogi Fallot termasuk
dalam derajat IV dengan sianosis atau dispneu berat (Yayan A.I, 2010). Berikut
penatalaksanaannya:
3) Tindakan konservatif.
12
dilakukan pada anak BB < 10 kg dengan keluhan yang jelas. (derajat
infundibulum.
1) Derajat I :
operasi paliatif.
- Medikamentosa ; Propanolol
13
1) Usahakan meningkatkan saturasi oksigen arteriil
dengan cara :
Pada umunya koreksi primer dilaksanakan pada usia kurang lebih 1 tahun dengan
perkiraan berat badan sudah mencapai sekurangnya 8 kg. Jika syaratnya belum
terpenuhi, dapat dilakukan tindakan paliatif, yaitu membuat pirau antara arteri
Orang tua dari anak-anak yang menderita kelainan jantung bawaan bisa
14
- Memberikan porsi makan yang lebih kecil tetapi lebih sering.
- Membaringkan anak dalam posisi miring dan kaki ditekuk ke dada selama
- serangan sianosis.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas (data biografi)
Tetralogy fallot sering ditemukan pada anak-anak. Manifestasi yang paling
sering muncul adalah sianosis. Tetralogy fallot juga dapat diturunkan
secara genetic dari orang tua yang menderita jantung bawaan atau juga
karena kelainan kromosom
2. Keluhan utama
Klien tetralogy fallot sering mengalami sianosis saat melakukan aktifitas
fisik seperti pada saat bayi atau anak-anak yang mulai belajar berjalan
akan bermain aktif untuk waktu singkat kemudian akan duduk atau
berbaring
3. Riwayat penyakit sekarang
Pada klien tetralogy fallot, biasanya akan diawali dengan tanda-tanda
sianosis, dyspnea, sesak nafas ketika melakukan aktifitas, jantung
berdebar.
4. Riwayat penyakit terdahulu
15
Perlu ditanyakan apakah klien terlahir premature atau ibu menderita
infeksi rubella.
5. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan tentang riwayat penyakit tetralogy fallot pada anggota
keluarga yang lain karena penyakit ini dapat diturunkan secara genetic
atau karena kelainan kromosom
6. Riwayat tumbuh
Biasanya anak cenderung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena
keletihan. Anak akan sering jongkok selama beberapa waktu sebelum ia
berjalan kembali.
7. Riwayat psikososial
Meliputi tugas perasaan anak terhadap penyakitnya, bagaiman perilaku
anak terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya, perkembangan
anak, koping yang digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga terhadap
penyakit anak, koping keluarga dan penyesuaian keluarga terhadap stress.
8. Pengkajian fisik (ROS: Review Of Systeem)
a. B1 (pernafasan)
Nafas cepat dan dalam, dyspnea, sianosis, sesak nafas ketika
melakukan aktivitas. Auskultasi terdengar bising sistolik yang keras di
daerah pulmonal yang semakin melemah dengan bertamabahnya
derajat obstruksi.
b. B2 (kardiovaskuler)
Takikardi, distritmia, adanya jari tabuh, setelah 6 bulan, sianosi pada
membrane mukosa, gigi sianotik.
c. B3 (Persarafan)
Kejang kaku kuduk, tingkat kesadaran letargi hingga koma bahkan
kematian. Sakit kepala berdenyut hebat pada frontal leher kaku.
Tampak terus terjaga, gelisah, menangis/mengadu/mengeluh.
d. B4 (Perkemihan)
Adanya inkontinensia dan / atau retensi urin.
e. B5 (Pencernaan)
16
Kehilangan nafsu makan, kesulitan menelan, sulit menyusu, anoreksia,
muntah, turgor kulit jelek, membrane mukosa kering.
f. B6 (Muskuloskeletal dan Intergumen)
Malaise, keterbatasan aktivitas atau istirahat karena kondisinya.
Ataksia, lemas, masalah berjalan, kelemahan umum, keterbatasan
dalam rentang gerak. Ketergantungan terhadap semua kebutuhan
perawatan diri.
B. Diagnosa keperawatan
1. Penuruanan curah jantung
2. Gangguan pertukaran gas
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Kecemasan
5. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
17
PAWP. (central distensi vena e. Observasi status
venous pressure, jugularis kardiovaskular
pulmonary artery f. Tidak ada f. Observasi disritmia
wedge pressure) disritmia jantung termasuk
Perubhan afterload : g. Tidak ada bunyi gangguan irama
1. Dyspnea jantung dan konduksi
2. Perubahan warna abnormal g. Observasi status
kulit (mis : pucat, h. Tidak ada respirasi terhadap
sianosis, abu-abu) angina gejala gagal
3. Perubahan tekanan i. Tidak ada jantung
darah edema perifer h. Observasi
j. Tidak ada keseimbangan
udema pulmo cairan (asupan-
k. Tidak ada haluaran dan berat
diaphoresis badan harian)
l. Tidak ada mual i. Kenali adanya
m.Tidak ada perubahan tekanan
kelelahan darah
j. Kenali pengaruh
psikologis yang
mendasari kondisi
klien.
k. Evaluasi respons
klien terhadap
disritmia
l. Kolaborasi dalam
pemberian terapi
antiarimia sesuai
kebutuhan.
m. Monitor respons
klien terhadap
pemberian terapi
antiaritmia.
n. Instruksikan klien
dan keluarga
tentang pembatasan
aktivitas.
o. Tentukan periode
latihan dan istirahat
untuk menghindari
kelelahan.
p. Observasi toleransi
klien terhadap
aktivitas
q. Abservasi adanya
dyspnea, kelelahan,
18
takipnea, dan
ortopnea
r. Ciptakan hubungan
yang saling
mendukung antara
klien dan keluarga
s. Anjurkan klien
untuk melaporkan
adanya
ketidaknyamanan
dada.
t. Tawarkan
dukungan spiritual
untuk klien dan
keluarganya.
2. Gangguan pertukaran Setelah dilakukan Manajemen jalan nafas
gas asuhan a. posisikan klien
Definisi : kelebihan atau keperawatan untuk
deficit oksigenasi selama 1 x 24 jam memaksimalkan
dan/atau eliminasi klien ventilasi.
karbon dioksida pada menunjukkan b. Auskultasi bunyi
membrane alveolar- pertukaran gas napas, area
kapiler. adekuat, dengan penurunan ventilasi
Batasan karakteristik : kriteria: atau tidak adanya
1. Dyspnea a. Status mental ventilasi dan
2. Gelisah dalam rentang adanya bunyi napas
3. Sianosis normal tambahan.
4. Hipoksia b. Klien bernapas c. Keluarkan secret
5. Pola pernapasan dengan mudah dengan batuk
abnormal c. Tidak ada efektif atau
6. Warna kulit dyspnea lakukan suction
abnormal d. Tidak ada sesuai kebutuhan
7. Takikardia kegelisahan d. Anjurkan klien
8. Napas cuping hidung e. Tidak ada untuk bernapas
9. Penurunan sianosis pelan, napas dalam
karbondioksida f. Tidak ada dan batuk
10. pH arteri abnormal somnolen e. Ajarkan klien cara
g. PaO2 dalam menggunakan
batas normal inhaler
h. PCO2 dalam f. Atur posisi klien
batas normal untuk mengurangi
i. pH arteri dalam dyspnea.
batas normal g. Monitor status
j. saturasi O2 respirasi dan
dalam batas oksigenasi sesuai
normal kebutuhan.
19
k. ventilasi perfusi h. Atur asupan caitan
seimbang untuk
mengoptimalkan
keseimbangan
cairan.
Terapi oksigen
a. Bersihkan mulut,
hidung, dan trakea
dari sekresi sesuai
kebutuhan.
b. Pertahankan
kepatenan jalan
napas.
c. Siapkan
perlengkapan
oksigen dan atur
system
humidifikasi.
d. Berikan tambahan
oksigen sesuai
permintaan
e. Observasi aliran
oksigen.
f. Observasi posisi
pemberian oksigen.
g. Berikan oksigen
sesuai kebutuhan.
h. Observasi
efektivitas terapi
oksigen
i. Monitor
kemampuan pasien
dalam menoleransi
perpindahan
oksigen ketika
makan.
j. Observasi tingkat
kecemasan klien
berhubungan
dengan kebutuhan
terapi oksigen.
Monitor Pernapasan
a. Observasi
kecepatan, irama,
kedalaman
pernapasan.
20
b. Catat pergerakan
dada, kesimetrisan,
penggunaan otot
napas tambahan
dan adanya retraksi
otot interkosta.
c. Observasi pola
napas, seperti
bradipnea,
takipnea,
hiperpentilasi,
pernapasan
abnormal.
d. Lakukan perkusi
toraks anterio dan
posterior di bagian
apeks dan dasar
kedua paru.
e. Auskultasi bunyi
paru setelah
pemberian
pengobatan.
f. Observasi
peningkatan
kegelisahan dan
kecemasan.
g. Observasi
kemampuan klien
untuk batuk efektif
h. Catat karakteristik
dan lamanya batuk.
i. Observasi adanya
bunyi krepitasi
sesuai kebutuhan
j. Observasi hasil
pemeriksaan foto
toraks
3. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Manajemen nutrisi
nutrisi kurang dari asuhan a. Tanyakan pada
kebutuhan tubuh keperawatan klien tentang alergi
Definisi : selama …… x24 terhadap makanan
Asupan nutrisi tidak jam klien dapat b. Tanyakan makanan
cukup untuk memenuhi meningkatkan kesukaan klien
kebutuhan metabolic status nutrisi c. Kolaborasi dengan
Batasan Karakteristik : dengan kriteria: ahli gizi tentang
1. BB badan 20% atau a. Asupan nutrisi jumlah kalori dan
21
lebih di bawah adekuat. tipe nutrisi yang
rentang BB ideal b. Asupan dibutuhkan.
2. Bising usus makanan dan d. Anjurkan asupan
hiperaktif cairan adekuat kalori yang tepat
3. Membrane mukosa c. Energy yang sesuai dengan
pucat meningkat gaya hidup
4. Tonus otot menurun d. Berat badan e. Anjurkan
5. Sariawan rongga meningkat peningkatan zat
mulut besi yang sesuai
6. Ketidakmampuan f. Anjurkan
memakan makanan peningkatan
7. Diare asupan protein dan
8. Kelemahan otot vitamin c.
pengunyah g. Anjurkan untuk
9. Kelemahan otot banyak makan
menelan buah dan minum
h. Berikan klien diet
tinggi protein
tinggi kalori.
4. Ansietas Setelah dilakukan Menurunkan
Definisi : asuhan kecemasan
Perasaan tidak nyaman keperawatan a. Gunakan
atau kekhwatiran yang selama ….. x24 ketenangan dalam
samar disertai respons jam orang tua pendekatan untuk
otonom (Sumber sering klien mampu menenangkan
kali tidak spesifik atau mengontrol cemas orang tua klien
tidak diketahui oleh dengan kriteria: b. Jelaskan seluruh
individu) perasaan takut a. Orang tua klien prosedur tindalan
yang disebabkan oleh dapat kepada orang tua
antisipasi terhadap merencanakan klien dan perasaan.
bahaya. Hal ini strategi koping c. Gunakan
merupakan isyarat untuk situasi ketenangan untuk
kewaspadaan yang yang membuat menenangkan
memperingatkan stress. orang tua klien.
individu akan adanya b. Orang tua klien d. Jelaskan seluruh
bahaya dan dapat prosedur tindakan
memempukan individu mempertahan kepada orang tua
untuk bertindak penampilan klien dan perasaan
menghadapi ancaman. peran. yang mungkin
Batasan karakteristik : c. Orang tua klien muncul pada saat
Perilaku : melaporkan melakukan
1. Agitasi tidak ada tindakan.
2. Gelisah gangguan e. Berusaha
3. Gerakan ekstra resepsi sensori. memahami
4. Insomnia d. Orang tua klien keadaan orang tua
5. Mengekspresikan melaporkan klien dna situasi
22
kekhwatiran karena tidak ada stress yang di alami
perubahan dalam manifestasi orang tua klien.
peristiwa hidup kecemasan f. Berikan informasi
6. Tampak waspada secara fisik. tentang diagnose,
7. Kontak mata yang e. Orang tua klien prognosis dan
buruk melaporkan tindakan.
8. Penurunan tidak ada g. Temani klien untuk
produktivitas manifestasi memberikan
perilaku akibat kenyamanan dan
kecemasan. mengurangi
f. Oaring tua ketakutan.
klien dapat h. Anjurkan keluarga
meneruskan untuk menemani
aktifitas yang klien sesuai
dibutuhkan kebutuhan
meskipun ada i. Motivasi orang tua
kecemasan. klien untuk
g. Orang tua klien mengungkapkan
menunjukkan perasaan,
kemampuan pengharapan, dan
untuk berfokus ketakutan yang di
pada alami
pngetahuan dan j. Identifikasi tingkat
keterampilan kecemasan orang
yang baru. tua klien
h. Orang tua klien k. Berikan aktivitas
dapat hiburan untuk
mengidentifika mengurangi
si gejala yang ketegangan.
merupakan l. Bantu orang tua
indicator klien untuk
kecemasan. mengidentifikasi
situasi yang
menyebabkan
kecemasan.
m. Control stimulus
sesuai kebutuhan
klien.
n. Dengarkan dengan
penuh perhatian.
o. Ciptakan hubungan
saling percaya.
p. Bantu orang tua
klien untuk
mengungkapkan
yang membuat
23
cemas.
q. Tentukan
kemampuan oran
tua klien dalam
membuat
keputusan
r. Ajarkan orang tua
dengan teknik
relaksasi
s. Observasi gejala
verbal dan
nonverbal dari
kecemasan
5. Gangguan pertumbuhan Setelah dilakukan Peningkatan
dan perkembangan asuhan perkembangan anak
Definisi : keperawatan a. Bina hubungan
Kondisi individu diharapkan saling percaya
menggalamai gangguan pertumbuhan dan dengan anak.
kemampuan bertumbuh perkembangan b. Identifikasi
dan berkembang sesuai anak adekuat, kebutuhan khusus
dengan kelompok usia dengan kriteria : anak dan
Penyebab : a. Anak mencapai penerimaan yang
1. Efek ketidak pertumbuhan dibutuhkan.
mampuan fisik normal yang c. Bina hubungan
2. Keterbatasaan diharapkan saling percaya
lingkungan sesuai usianya dengan memberi
3. Inkonsistensi dengan berat perawatan.
respon badan, tinggi d. Ajarkan pemberi
4. Pengabaian badan, lingkar perawatan tenang
5. Terpisah dari lengan, dan tahap penting
orang tua lingkar lengan perkembangan
dan/atau orang atas dalam normal dan
terdekat rentang normal. perilaku yang
6. Defisiensi b. Anak mencapai berhubungan.
stimulus tahap e. Demonstrasikan
(SDKI) pertumbuhan aktifitas yang
fisik, kognitif meningkatkan
dan kemajaun perkembangan
psikososial kepada pemberi
sesuai usia perawatan.
tanpa f. Fasilitasi pemberi
keterlambatan perawatan untuk
perkembangan. berhubungan
c. Anak mencapai dengan sumber
kematangan komunitas sesuai
fisik yang kebutuhan.
24
berkembang g. Fasilitasi integrasi
secara normal antara anak dan
teman sebayanya.
h. Beri aktivitas yang
meningkatkan
interaksi di antara
anak-anak.
i. Dukung anak untuk
mengekspresikan
diri melalui pujian
atau umpan balik
positif atas usaha-
usahanya.
j. Beri mainan atau
benda-benda yang
sesuai dengan
usianya.
k. Bernyanyi dan
berbicara dengan
anak
l. Motivasi anak
untuk bernyanyi
dan menari.
m. Rujuk pengasuh ke
kelompok
pendukung sesuai
kebutuhan.
Terapi nutrisi
a. Kaji status nutrisi
lengkap sesuai
kebutuhan.
b. Observasi asupan
makanan atau
cairan dan jumlah
kalori harian.
c. Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang
jumlah kalori dan
jenis makanan yang
dibutuhkan anak
sesuai kebutuhan.
d. Kaji status nutrisi
lengka sesuai
kebutuhan.
e. Observasi asupan
makanan atau
25
cairan dan jumlah
kalori harian.
f. Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang
jumlah kalori
dengan jenis
makanan yang
dibutuhkan anak
sesuai kebutuhan.
g. Pilihkan suplemen
nutrisi sesuai
kebutuhan.
h. Anjurkan oaring
tua utnuk
memberikan
makanan tinggi
kalsium dan kalium
sesuai kebutuhan.
i. Berikan makanan
tinggi kalori tinggi
protein.
j. Berikan perawatan
mulut sebelum
makan sesuai
kebutuhan.
k. Bantu anak untuk
posisi duduk
sebelum makan.
Monitor status nutrisi
a. Observasi berat
badan anak.
b. Amati interaksi
orang tua dan anak
selama makan
sesuai kebutuhan.
c. Observasi turgor
kulit sesuai
kebutuhan.
d. Observasi
kekeringan rambut.
e. Observasi kadar
albumin, protein
total, Hb, Ht,
limfosit dan
elektrolit.
f. Observasi
26
pertumbuhan dan
perkembangan.
g. Observasi tingkat
energy, kelelahan
dan kelemahan.
h. Observasi adanya
pucat, kemerahan,
konjugtiva atau
konjungtiva kering.
i. Observasi asupan
kalori dan nutrisi.
j. Observasi
kelembaban
mukosa mulut.
k. Catat adanya
edema, kemerahan,
dan hipertrofi pada
lidah dan
membrane mukosa
oral.
l. Catat adanya
perubahan penting
dalam status
nutrisi.
m. Kenalkan pada ahli
gizi sesuai
kebutuhan
n. Berikan kondisi
lingkungan yang
mendukung saat
makan.
D. Evaluasi
27
1. Klien menunjukkan frekuensi napas normal, bunyi napas bersih, tidak ada
2. Orang tua klien melaporkan tidak ada manifestasi kecemasan secara fisik
dan perilaku
4. Orang tua klien mampu berfokus pada pengetahuan dan keterampilan yang
baru
kecemasan
kecemasan
1. Klien menunjukkan berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dalam
rentang normal
psikososial
28
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
hipertrofi ventrikel kanan. Penyebab tetralogy fallot terdiri dari dua factor
yaitu endogen dan eksogen. Anak dengan tetralogy fallot umumnya akan
mengalami sesak saat beraktifitas, berat badan bayi yang tidak bertambah,
B. Saran
kehamilan.
2. Makanan ibu harus mencukupi nilai gizi serat nutrisi yang di butuhkan
29
DAFTAR PUSTAKA
30
31