Sindrom Nefrotik Fix
Sindrom Nefrotik Fix
B. ANAMNESIS TERPIMPIN
Keluhan dialami sejak ± 2 minggu terakhir. Awalnya pasien mengeluh hanya nyeri perut
Portofolio : Sindrom Nefrotik2
saja, namun pasien merasakan perutnya ikut membesar seiring dengan nyeri perut yang
dialami. Mual (+), muntah (-), demam (-) sesak(-), demam (-), batuk (-). Pasien juga
mengeluh bahwa kedua kakinya bengkak. BAK biasa, lancar, tidak ada keputihan dan
juga pasien tidak dalam periode menstruasi. BAB terakhir 1 hari sebelum masuk rumah
sakit, flatus (+).
Riwayat kesehatan/penyakit
Riwayat dengan keluhan yang sama sebelumnya tidak ada.
Riwayat keluarga
Riwayat keluhan atau penyakit yang sama pada keluarga tidak ada.
Lain-lain
Tidak ada
Daftar Pustaka
1. Marcdante KJ. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial. Edisi Update VI. 2017 : 657-667.
2. Bernstain D.Ilmu Kesehatan Anak untuk mahasiswa Kedokteran. Edisi III. 2017 : 458-
469.
5. Clark AG, Barrat TM. Steroid responsive nephrotic syndrome. Dalam: Barrat TM, Avner
6. Carapetis JR, Steer AC, Mullolans EK. The Global Burden Of Group A Streptococcal
10. Bagga A, Hari P, Moudgil A, Jordan SC. Mycophenolate mofetil and prednisolone
A. SUBJEKTIF
Seorang perempuan 17 tahun datang dengan keluhan nyeri pada seluruh regio perut.
Keluhan ini dialami sejak ± 2 minggu terakhir. Awalnya pasien mengeluh hanya nyeri
perut saja, namun pasien merasakan perutnya ikut membesar seiring dengan nyeri perut
yang dialami. Mual (+), muntah (-), demam (-) sesak(-), demam (-), batuk (-). Pasien juga
mengeluh bahwa kedua kakinya bengkak. BAK biasa, lancar, tidak ada keputihan dan
juga pasien tidak dalam periode menstruasi. BAB terakhir 1 hari sebelum masuk rumah
sakit, flatus (+).
B. OBJEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Pasien
a. Kepala
Palpebra : Edema
Konjungtiva : Anemis (-)
Sklera : Ikterus (-), Perdarahan (-)
Pupil : Bulat, Isokor kiri - kanan
c. Telinga
Portofolio : Sindrom Nefrotik5
Bentuk : Simetris
Perdarahan : Tidak ada
e. Mulut
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (07 Oktober 2020)
C. ASSESSMENT
• IVFD RL 20 tpm
Portofolio : Sindrom Nefrotik7
• Furosemide 40 mg 1-0-0
• Spironolactone 25 mg 0-2-0
• Simvastatin 20 mg 0-0-1
• Ranitidin 50 mg/12 jam/IV
• Santagesic 1amp/8 jam/IV
• Metilprednisolon 16 mg 2x1
• Vip Albumin 3x1 tablet
Portofolio : Sindrom Nefrotik8
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Sindrom nefrotik (SN) adalah kerusakan klinis yang ditandai dengan proteinuria
massif (terutama albumin) > 40 mg/m2/jam, hipoproteinemia (albumin serum <3,0 g/dL),
Adanya proteinuria dalam sedimen urin tunggal dari anak dan remaja relative sering
terjadi. Sekitar 5-15% anak memperlihatkan spesimen urin sewaktu dengan proteinuria
perubahan pada sawar filtrasi glomerulus, yaitu endotel berpori (fenestrared endothelium),
membran basal glomerulus, podosit, dan slit diaphragm. Mutasi slit diaphragm telah
ditemukan pada beberapa sindrom nefrotik kongenital. Penurunan muatan pada sawar filtrasi
Pada anak sehat protein dalam urin ditemukan dalam jumlah sedikit (<4 mg/m 2/jam).
Proteinurina dalam jumlah nefrosis pada anak didefinisikan sebagai jumlah protein lebih dari
40 mg/m2/jam. Proteinuria dapat terjadu transien atau persisten, asimtomatik atau simtomatik,
dan ortostatik. Proteinuria dapat bersifat glomerular (gangguang sawar glomerulus terhadap
filtrasi protien) atau tubular (filtrasi meningkat, gangguan reabsorpsi atau sekresi protein). 2.3
Sindrom nefrotik (SN) adalah kerusakan klinis yang ditandai dengan proteinuria
massif (terutama albumin) > 40 mg/m2/jam, hipoproteinemia (albumin serum <3,0 g/dL),
hiperkolesteronemia (>250 mg/dL), dan edema. Insiden SN dipengaruhi oleh ras, dan
Portofolio : Sindrom Nefrotik9
geografis. Tipe HLA tertentu (HLA-DR7, HLA-B8, dan HLA-B12) berhubungan dengan
disebabkan perubahan muatan negatif di membran basalis glomerulus yang pada keadaan
normal membatasi filtrasi protein serum. Proteinuria masif menyebabkan penurunan kadar
protein serum terutam albumin. Selanjutnya tekanan onkotik plasma turun dan menyebabkan
perpindahan cairan dari transvaskuler ke intertisial sehingga volume plasma berkurang. Pada
keadaan ini, aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus tidak serta merta terganggu.
Edema diperberat dengan berkurangnya volume darah efektif yang bersirkulasi serta
peningkatan reabsorpsi natrium klorida di tubulus yang terjadi sekunder akibat aktivitas
lipoprotein dan mengurangi metabolisme lipoprotein oleh hepar yang pada akhirnya akan
menyebabkan peningkatan kadar lipid serum (kolesterol, trigliserida) dan lipoprotein. 1.3.5
Sindrom nefrotik dapat terjadi primer atau sekunder, anak yang memperlihatkan
Pada anak, kelainan patologi paling sering ditemukan adalah Sindrom Nefrotik Kelainan
Minimal (SNKM). Lebih dari 80% penderita SN berusia kurang dari 7 tahun menunjukkan
kelainan SNKM. Pada anak berusia 7-16 tahun yang menderita SN, memiliki peluang 50%
untuk menderita SNKM, dan anak lekali terkena lebih sering daripada perempuan (2:1). 2
anak yang menderita SN primer. Manifestasi klinisnya dapat menyerupai SNKM namun
dengan proteinuria yang lebih ringan. Pada pasien dengan gambaran patologi GSFS,
ditemukan faktor yang berperan dalam permeabilitas glomerulus. Lebih dari 1/3 penderita
hipokomplemenemia disertai dengan penyakit ginjal tipe glomerular. Tipe ini terdapat pada
Portofolio : Sindrom Nefrotik10
5-15% anak dengan SN primer, umumnya persisten, dan memiliki resiko tinggi untuk
membranosa. Tipe ini lebih sering ditemukan remaja dan anak dengan infeksi sistemik,
seperti hepatitis B, sifilis, malaria dan toksoplasmosis, mereka mendapat terapi preparat gold
Sindrom nefrotik kongenital muncul 2 bulan pertama kehidupan. Terdapat dua tipe,
yaitu Tipe Finnish yang merupakan suatu kelainan autosomal resesif yang sering ditemukan
pada keturunan Scandinavia dan disebabkan oleh mutasi komponen protein nephrin di
glomerulus. Tipe kedua adalah tipe heterogen yang merupakan kumpulan kelainan sklerosis
mesangial, dan kondisi yang terkait dengan obat atau infeksi. Awitan prenatal ditandai
Wegener, dan vasculitis sebab lainnya, reaksi alergi, diabetes, amyloidosis, keganasan, gagal
Laju normal ekskresi protein di urin adalah <4 mg/m2/jam sepanjang masa
anak.sekitar 50% dari sejumlah kecil protein ini adalah protein Tamm-Horsfall, suatu
glikoprotein yang disekresikan oleh tubulus ginjal, 50% lainnya adalah protein plasma yang
di filtrasi oleh glomerulus, termasuk albumin, B 2-mikroglobulin, dan trasferin. Pada orang
normal, albumin membentuk kurang dari 30% ekskresi protein urin total. Proteinuria ringan
biasanya tidak terdeteksi pada pemeriksaan dipstick rutin. Laju filtrasi protein yang rendah
disebabkan karena molekul protein serum yang besar (albumin, imunoglobulin) tidak di
filtrasi oleh glomerulus dan area tubulus proksimal mereabsorpsi sebagian besar protein yang
Portofolio : Sindrom Nefrotik11
muatan negatif di membran basalis glomerulus yang pada keadaan normal membatasi filtrasi
protein serum. Proteinuria masif menyebabkan penurunan kadar protein serum terutam
albumin. Selanjutnya tekanan onkotik plasma turun dan menyebabkan perpindahan cairan
dari transvaskuler ke intertisial sehingga volume plasma berkurang. Pada keadaan ini, aliran
darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus tidak serta merta terganggu. Edema diperberat
dengan berkurangnya volume darah efektif yang bersirkulasi serta peningkatan reabsorpsi
natrium klorida di tubulus yang terjadi sekunder akibat aktivitas sistem renin-angiotensin-
mengurangi metabolisme lipoprotein oleh hepar yang pada akhirnya akan menyebabkan
Sindrom
Nefrotik
Hiperliped
Hiperurisemi Edema
mia
Pada pasien dengan proteinuria terdapat beberapa tanda dan gejala yang dapat muncul
seperti, Edema yang mungkin terlihat pada ektremitas, abdomen, ruang pleura, skrotum atau
labia mayora, atau area sekitar mata. Auskultasi paru penting untuk mengevaluasi efusi
pleura atau tanda-tanda konsolidasi. Palpasi pada abdomen diperlukan untuk evaluasi asites
serta menyingkirkan peritonitis pada pasien dengan demam atau nyeri abdomen. 1.2
Urinalisis. Biakan urin hanya dilakukan bila didapatkan gejala klinis yang mengarah
Protein urin kuantitatif, dapat menggunakan urin 24 jam atau rasio protein/kreatinin pada
Portofolio : Sindrom Nefrotik13
Pemeriksaan darah
hematokrit, LED)
o Ureum, kreatinin serta klirens kreatinin dengan cara klasik atau dengan rumus
Schwartz
ditambah dengan komplemen C4, ANA (anti nuclear antibody), dan anti ds-DNA
Sindrom nefrotik (SN) adalah keadaan klinis yang ditandai dengan gejala:
o Edema
V. Terapi
Pasien dengan manifestasi klinis SN pertama kali, sebaiknya dirawat di rumah sakit
Pemeriksaan fisis untuk mencari tanda atau gejala penyakit sistemik, seperti
Perawatan di rumah sakit pada SN relaps hanya dilakukan bila terdapat edema
anasarka yang berat atau disertai komplikasi muntah, infeksi berat, gagal ginjal, atau
syok. Tirah baring tidak perlu dipaksakan dan aktivitas fisik disesuaikan dengan
a) Non-Farmakologi 3.5
protein akan terjadi malnutrisi energi protein (MEP) dan menyebabkan hambatan
pertumbuhan anak. Jadi cukup diberikan diet protein normal sesuai dengan RDA
(recommended daily allowances) yaitu 1,5-2 g/kgbb/hari. Diit rendah garam (1-2
b) Farmakologi 4.5.6
Diuretik
hipovolemia. Pada pemakaian diuretik lebih dari 1-2 minggu perlu dilakukan
infus albumin 20-25% dengan dosis 1 g/kgbb selama 2-4 jam untuk menarik
intravena 1-2 mg/kgbb. Bila pasien tidak mampu dari segi biaya, dapat
pergeseran cairan dan mencegah overload cairan. Bila asites sedemikian berat
Albumin 20 % 1 gram/KgBB
IV diikuti dengan furosemid IV
Imunisasi
hari atau total >20 mg/hari, selama lebih dari 14 hari, merupakan pasien
setelah obat dihentikan hanya boleh diberikan vaksin virus mati, seperti IPV
dapat diberikan vaksin virus hidup, seperti polio oral, campak, MMR, varisela.
Kortikosteroid
Terapi Insial
dengan 4 minggu kedua dengan dosis 40 mg/m2 LPB (2/3 dosis awal)
dosis 2-3 mg/kg bb/hari dosis tunggal, maupun secara intravena (CPA
dengan dosis 500 – 750 mg/m2 LPB, yang dilarutkan dalam 250 ml
Terapi Non-Imunosupresan
Indonesia.
Portofolio : Sindrom Nefrotik20
menunjukkan proliferasi & Inflamasi glomeruli yang didahului oleh infeksi group A β-
hemolytic streptococci (GABHS) dan ditandai dengan gejala nefritik seperti hematuria,
edema, hipertensi, oliguria yang terjadi secara akut. Sindrom nefritik akut (SNA) adalah
suatu kumpulan gejala klinik berupa proteinuria, hematuria, azotemia, red blood cast, oliguria
Glomerulonefritis akut (GNA) : suatu istilah yang lebih bersifat umum dan lebih
Portofolio : Sindrom Nefrotik21
menggambarkan suatu proses histopatologi berupa proliferasi & inflamasi sel glomeruli
akibat proses imunologik. Dalam kepustakaan istilah GNA dan SNA sering digunakan secara
bergantian.2 GNA merupakan istilah yang lebih bersifat histologik, sedangkan SNA lebih
Dalam kepustakaan disebutkan bahwa selain GNAPS, banyak penyakit yang juga
memberikan gejala nefritik seperti hematuria, edema, proteinuria sampai azotemia, sehingga
UNHAS) menerapkan diagnosis sementara (working diagnosis) SNA bagi pasien yang
memperlihatkan gejala nefritik saja, misalnya proteinuria dan hematuria atau edema dan
hematuria, mengingat gejala nefritik bukan hanya disebabkan oleh GNAPS, tetapi dapat pula
disebabkan oleh penyakit lain. Bila pada pemantauan selanjutnya ditemukan gejala dan tanda
yang menyokong diagnosis GNAPS (C3↓, ASO↑, dll), maka diagnosis menjadi GNAPS. Hal
ini penting diperhatikan, oleh karena ada pasien yang didiagnosis sebagai GNAPS hanya
berdasarkan gejala nefritik, ternyata merupakan penyakit sistemik yang juga memperlihatkan
Bila dijumpai full blown cases yaitu kasus dengan gejala nefritik yang lengkap yaitu
proteinuria, hematuria, edema, oliguria, dan hipertensi, maka diagnosis GNAPS dapat
ditegakkan, karena gejala tersebut merupakan gejala khas (tipikal) untuk suatu GNAPS. 9
GNAPS lebih sering terjadi pada anak usia 6 sampai 15 tahun dan jarang pada usia di
bawah 2 tahun. GNAPS didahului oleh infeksi GABHS melalui infeksi saluran pernapasan
akut (ISPA) atau infeksi kulit (piodermi) dengan periode laten 1-2 minggu pada ISPA atau 3
Gejala klinik GNAPS sangat bervariasi dari bentuk asimtomatik sampai gejala yang
khas. Bentuk asimtomatik lebih banyak daripada bentuk simtomatik baik sporadik maupun
epidemik. Bentuk asimtomatik diketahui bila terdapat kelainan sedimen urin terutama
hematuria mikroskopik yang disertai riwayat kontak dengan penderita GNAPS simtomatik. 6
Infeksi Streptokokus, periode ini berkisar 1-3 minggu; periode 1-2 minggu
umumnya terjadi pada GNAPS yang didahului oleh ISPA, sedangkan periode
bawah 1 minggu.
Edema, gejala yang paling sering muncul dan menghilang pada akhir minggu
pertama.
Hematuri, Urin tampak coklat kemerah-merahan atau seperti teh pekat, air
timbul dalam minggu pertama dan berlangsung beberapa hari, tetapi dapat
Hipertensi
Oligouria
Gejala Kardiovaskuler
Streptokokus (GNAPS)
Portofolio : Sindrom Nefrotik23
ginjal
d. Hipokalsemi akibat Kalsium yang diikat oleh albumin ikut keluar melaluin urin.
e. Infeksi
f. Dislipidemia
DISKUSI
Seorang perempuan berusia 17 tahun datang dengan keluhan nyeri yang dirasakan pada
seluruh regio perut. Keluhan ini telah dialami sejak ± 2 minggu terakhir. Awalnya pasien
mengeluh hanya nyeri perut saja, namun pasien merasakan perutnya ikut membesar seiring
Portofolio : Sindrom Nefrotik24
dengan nyeri perut yang dialami. Mual dirasakan pasien namun tidak disertai muntah, demam
(-), sesak(-), batuk (-).
Selain keluhan tersebut, pasien juga mengeluh bahwa kedua kakinya membengkak.
BAK biasa, lancar, tidak ada keputihan dan juga pasien tidak dalam periode menstruasi. BAB
terakhir 1 hari sebelum masuk rumah sakit, flatus (+).
Pada pemeriksaan fisis di dapatkan tes undulasi (+), bengkak pada ekstremitas serta
kelopak. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan kolesterol total menjadi 485
mg/dl dan LDL menjadi 425 mg/dl, serta penurunan kadar albumin menjadi 1,5 g/dl.
Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah penanganan Sindrom Nefrotik dengan
terapi gizi, pemberian steroid dosis tinggi sebagai terapi utama dari Sindrom Nefrotik. Terapi
dengan steroid mengikuti beberapa ketentuan sesuai kepustakaan, yaitu sistem pemeberian
terapi dengan metode tappering off. Sementara, untuk terapi lainnya merupakan terapi
simptomatik, diantaranya pemberian diuretik untuk manifestasi edema dan terapi albumin
untuk manifestasi hipoalbuminemia yang dialami.
Portofolio : Sindrom Nefrotik25
FOLLOW UP:
Assessment : LDL
Assessment :
Sindroma Nefrotik DD/ SLE
Portofolio : Sindrom Nefrotik27
Assessment :
Sindroma Nefrotik
Portofolio : Sindrom Nefrotik28
Peserta Pendamping