Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

SOSIAL BUDAYA DAN ANTROPOLOGI

“ KONSEP MASYARAKAT ”

KELOMPOK 1 :

1. Lia Permata Sari : 1726030039

2. Fera Apriyani : 1726030038

3. Venny Ayu Noverine : 1726030040

4. Silvi Meisari : 1726030004

5. Herma Niken : 1726030047

6. Yunita Apriliama : 1726030035

7. Vanessa Puteri Wijaya : 1726030015

8. Felia Valentina : 1726030018

9. Fatima Tusyahara : 1726030012

10. Egidra Safitri : 1726030020

11. Heru Seformika Sari : 1726030041

12. Deska Yunika Sari : 1726030019

13. Rizky Indar Sari : 1726030037

14. Mega Melenia Fortuna : 1726030006


15. Nur Maya Sari : 1726030016

16. Hesti Fitri Yani : 1726030025

Dosen Pembimbing : Metha Fahriani, SST,M.Kes

KELAS : 1A

PRODI : D3 KEBIDANAN

STIKES TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU

TAHUN AJARAN 2017/2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan Rahmat,Taufik dan
Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul
“Konsep Masyarakat” .Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan juga wawasan.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang


khususnya bagi para pembaca. Akhir kata dengan segala kerendahan kami
mengucapkan maaf jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan.
Bengkulu,6 Desember 2017

Penyusun

DAFTAR ISI

Cover.............................................................................................................i

Kata Pengantar............................................................................................ii

Daftar Isi......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................4

A. Latar Belakang.................................................................................4

B. Rumusan Masalah............................................................................4

C. Tujuan Masalah................................................................................4

D. Manfaat .............................................................................................4

BAB II TINJAUAN TEORI........................................................................5


A. Masyarakat Menurut Para Ahli.....................................................5

BAB III PEMBAHASAN............................................................................7

B. Pengertian Konsep Masyarakat.....................................................7

C. Ruang Lingkup Konsep Masyarakat............................................9

D. Jenis Konsep Masyarakat..............................................................11

BAB III PENUTUP.....................................................................................20

A. Kesimpulan......................................................................................20

B. Saran................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................21

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
manusia yang merupakan ciptaan Tuhan yang maha esa sering disebut sebagai
mahluk paling sempurna karena memiliki akal.manusia dipandang sebagai individu
yang bersifat holistik dan humanistik yang dalam kehidupannya selalu berinteraksi
dengan lingkungan, baik internal maupun eksternal yang akan berpengaruh terhadap
status kesehatannya, asuhan pelayanan kebidanan, asuhan kebidanan merupakan
tindakan kebidanan mandiri yang diberikan karena adanya ketidak mampuan manusia
dalam memenuhi kebutuhannya. manusia merupakan makhluk  bio-psiko-sosio-
spiritual yang unik dan utuh dalam arti merupakan satu kesatuanutuh dari aspek jasmani
dan rohani dan unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai dengan
tingkatan perkembangannya.  untuk dapat memberikan pelayanan kebidanan tersebut,
perawat perlu memahami konsep manusia sebagai individu yang holistik,konsep
homeostatis berbagai pandangan teoritis tentang manusia serta konsep -
konsep kebutuhan manusia. oleh karena itu, kami membuat makalah ini dengan tujuan
agar para pembaca yang bergelut di bidang keperawatan dapat mengetahui secara lebih
mendalam mengenai teori-teori kebidanan dalam hal ini kami berfokus pada konsep
masyarakat, setelah mengetahui dengan baik konsep masyaraat tersebut. Seorang bidan
haruslah dapat mengaplikasikan ilmunya dalam dunia kerja sehingga dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang baik kepada klien

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian konsep masyarakat?
2. Apa ruang lingkup masyarakat?
3. Apa jenis – jenis masyarakat ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian konsepmasyarakat
2. Untuk mengetahui ruang lingkup masyarakat
3. Untuk mengetahui jenis – jenis masyarakat

D. Manfaat
1. Manfaat Hasil penulisan  ini  diharapkan  dapat memberikan  informasi
mengenai konsep masyarakat 

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Masyarakat Menurut Para Ahli

1. Menurut Soerjono Soekanto, masyarakat pada umumnya mempunyai ciri-ciri dengan


kriteria seperti di bawah ini:

1) Manusia yang hidup bersama, sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang.


2) Bercampur atau bergaul dalam jangka waktu yang cukup lama. Berkumpulnya
manusia akan menimbulkan manusia baru. Sebagai akibat dari hidup bersama,
timbul sistem komunikasi dan peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia.
3) Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
4) Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama
menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu sama lain.

2. Menurut Marion Levy, ada empat kriteria yang perlu ada agar suatu kelompok bisa
disebut masyarakat, yakni sebagai berikut.

1) Kemampuan bertahan yang melebihi masa hidup seorang anggotanya.


2) Perekrutan seluruh atau sebagian anggotanya melalui reproduksi atau kelahiran.
3) Adanya sistem tindakan utama yang bersifat swasembada.
4) Kesetiaan terhadap suatu sistem tindakan utama secara bersama-sama.

3. Talcott Parsons menambahkan kriteria kelima dari pendapat Marion Levy yaitu
melakukan sosialisasi terhadap generasi berikutnya.

4. Menurut Emile Durkheim, pengertian masyarakat merupakan suatu kenyataan


objektif dari individu-individu yang merupakan anggotanya.

5. Sedangkan Menurut Max Weber, masyarakat adalah suatu struktur atau aksi yang
pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nila yang dominan pada warganya
sendiri.

6. Menurut Paul B. Horton, pengertian masyarakat merupakan sekumpulan manusia


yang relatif mandiri dengan hidup bersama dalam jangka waktu cukup lama, mendiami
suatu wilayah tertentu dengan memiliki kebudayaan yang sama, dan sebagian besar
kegiatan dalam kelompok itu.

7. Selo Soemardjan mengatakan pengertian masyarakat merupakan orang-orang yang


hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.

5
8. Menurut M. J. Herkovits, pengertian masyarakat merupakan kelompok individu yang
diorganisasikan dan mengikuti suatu cara hidup tertentu.

9. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu sturktur yang mengalami ketegangan
organisasi maupun perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-
kelompok yang terpecah secara ekonomi.

10. Sedangkan Menurut J. L. Gillin dan J. P. Gillin, pengertian masyarakat merupakan


kelompok yang tersebar dengan perasaan persatuan yang sama.

11. Menurut An-Nabhani bahwa masyarakat adalah sekelompok individu seperti


manusia yang memiliki pemikiran perasaan, serta sistem/aturan yang sama, dan terjadi
interaksi antara sesama karena kesamaan tersebut untuk kebaikan masyarakat itu sendiri
dan warga masyarakat.

14 Pengertian Masyarakat Menurut Para Ahli Lengkap

12. Menurut Linton adalah sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan
bekerja sama sehingga dapat terbentu organisasi yang mengatur setiap individu dalam
masyarakat tersebut dan membuat setiap individu dalam masyarakat dapat mengatur diri
sendiri dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batasan tertentu.
13. Menurut M, J. Heskovits, masyarakat adalah sebuah kelompok individu yang
mengatur, mengorganisasikan, dan mengikuti suatu cara hidup (the way life) tertentu.

14. Menurut S.R. Steinmentz, masyarakat didefinisikan sebagai kelompok manusia


yang terbesar meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil yang
mempunyai perhubungan erat dan teratur.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Masyarakat

Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah society yang berasal dari kata Latin
socius yang berarti (kawan). Istilah masyarakat berasal dari kata bahasa Arab syaraka
yang berarti (ikut serta dan berpartisipasi).
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang
berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.Seperti; sekolah,
keluarga,perkumpulan, Negara semua adalah masyarakat
Dalam ilmu sosiologi, kita mengenal ada dua macam masyarakat, yaitu masyarakat
paguyuban dan masyarakat petambayan.Masyarakat paguyuban terdapat hubungan
pribadi antara anggota- anggota yang menimbulkan suatu ikatan batin antara
mereka.Kalau pada masyarakat patambayan terdapat hubungan pamrih antara anggota-
anggota nya.

1) Unsur-unsur suatu masyarakat

a.Harus ada perkumpulan manusia dan harus banyak


b. bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu.

c.adanya aturan atau undang-undang yang mengatur masyarakat untuk menuju kepada
kepentingan dan tujuan bersama.

2) Bila dipandang cara terbentuk nya masyaraka:

1.Masyarakat paksaan , masyarakat tawanan

2.Masyarakat mardeka, misalnya negara

a).Masyarakat natur,yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendiri nya, seperti:


geromboklan (harde), suku (stam), yang bertalian karena hubungan darah atau
keturunan.

b).Masyarakat kultur,yaitu masyarakat yang terjadi karena kapentingan kedunian atau


kepercayaan.

7
3) Masyarakat dipandang dari sudut Antropologi terdapat dua type masyarakat:

1)Masyarakat kecil yang belum begitu kompleks, belum mengenal pembagian kerja,
belum mengenal tulisan, dan tehknologi nya sederhana.

2).Masyarakat sudah kompleks, yang sudah jauh menjalankan spesialisasi dalam segala
bidang bermasyarakat, kerena pengetahuan modern sudah maju,teknologi pun sudah
berkembang dan sudah mengenal tulisan.

1) Faktor-faktor yang mendorong manusia untuk hidup

a). Hasrat sosial Adalah merupakan hasrat yang ada pada setiap individu untuk
menghubungkan dirinya kepada individu lain atau kelompok

b).Hasrat untuk mempertahankan diri Adalah hasrat untuk mempertahan kan diri dari
berbagai pengaruh luar yang mungkin datang kepada nya, sehingga individu tersebut
Faktor-faktor yang mendorong manusia untuk hidup bermasyarakat perlu bergabung
dangan individu lain atau kelompok.
c).Hasrat berjuang Hasrat ini dapat kita lihat pada adanya persaingan, keingina
membantah pendapat orang lain. Sehingga mereka mengadakan persatuan untuk
mencapai tajuan, yaitu tujuan bersama.

d).Hasrat harga diri adalah merupakan hasrat pada seseorang untuk menganggap atau
bertindak atas diri nya lebih tinggi dari pada orang lain, karena mereka ingin mendapat
penghargaan yang selayaknya.

e).Hasrat meniru Adalah hasrat untuk menyatakan secara diam-diam atau terang-
terangan sebagian dari salah satu gajala atau tindakan.

f).Hasrat bergaul Hasrat untuk bergabung dengan orang-orang tertentu, kelompok


tertentu, atau masyarakat tertentu dalam suatu masyarakat.

g). Hasrat untuk mendapat kan kebebasan, Hasrat ini tampak jelas pada tindakan-
tindakan manusia bila mendapat kekangan-kekagan atau pembatasan-pembatasan.

h)Hasrat untuk memberitahukan, Hasrat untuk menyampaikan perasaan-perasaan


kepada orang lain biasanya disampaikan dengan suara atau isyarat

i).Hasrat simpati, Kesanggupan untuk dengan langsung turut merasakan apa yang
dirasakan oleh orang lain
8

B. Ruang Lingkup Konsep Masyarakat

Ruang Lingkup Konsep Masyarakat terdiri dari 7 pokok pembahasan. Yaitu:

1.Berbagai masalah kependudukan dalam hubunganya dengan pengembangan


kebudayaan.
kebudayaan luar yang masuk kedalam kebudayaan Indonesia seperti halnya
penerapan teknologi maju, model berpakaian ataupun dalam hal gaya hidup. Dari segi
penerapan teknologi maju yaitu salah satunya adalah globalisasi.Dewasa ini, dengan
majunya teknologi dan globalisasi manusia dapat bersosialisasi dengan mudah, dan
membuat perkembangan sosial berkembang dengan pesat.

2.Masalah Individu, keluarga dan masyarakat.


Pada umumnya masalah yang terjadi antara individu, keluarga dan masyarakat
adalah masalah-masalah yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :

1. Agama
Agama adalah sikap masyarakat atau kelompok manusia terhadap kekuasaan dan
kekuatan mutlak yang dianggap atau diyakini sebagai suatu yang menentukan atau
berperan menentukan kepentingan nasib sekelompok manusia itu sendiri.
Pada zaman sekarang ini, agama banyak orang-orang yang mudah terhasut dalam
masyarakat dikarenakan perbedaan agama atau menganut aliran yang berbeda namun
dalam satu agama sehingga menyebabkan gejolak dalam masyarakat.Dalam kehidupan
manusia, khususnya masyarakat Indonesia agama merupakan salah satu unsur yang
sangat penting.Hal itu terbukti dengan di masukkannya keTuhanan Yang Maha Esa
sebagai sila pertama dalam Pancasila, yang merupakan dasar Negara.Ini menujukan
bahwa masyarakat Indonesia menghargai suasana kehidupan yang bersifat keagamaan.

2. Tata karma

Tata karma atau sering pula yang disebut sopan santun adalah aturan yang berlaku
dalam kehidupan atau pergaulan dalam masyarakat, yang sudah berlaku secara turun
temurun. Dengan adanya tata krama dan sopan santun yang baik dalam pergaulan di
masyarakat diharapkan akan tercipta suatu ketenangan dan ketentraman hidup.
Di sini orang tua punya peranan yang sangat penting, orang tua dianggap sebagai
tuntunan atau panutan dari anak-anaknya.Dalam menanamkan nilai-nilai tata krama
para orang tua sering menemui hambatan, antaranya adanya pandangan dari generasi
muda, bahwa nasehat orang tua sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan masa
sekarang.anggapan seperti itu sungguh sangat memprihatinkan, karena bila nasehat
orang tua sudah tidak di dengar atau di perhatikan anak, anak cenderung lepas kendali,
dan bisa berbuat semaunya sendiri.
9
3.Masalah pemuda dan sosialisasi
Contoh : Dirasakan menurunnya jiwa nasionalisme di kalangan generasi muda
Masih banyaknya perkawinan-perkawinan di bawah umur
Pergaulan bebas. Hasilnya menunjukkan sebanyak 35,9 persen remaja punya teman
yang sudah pernah melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Bahkan, sebanyak
6,9 persen responden telah melakukan hubungan seksual pranikah. Hal ini sangat
berbahaya dan dapat merusak moral anak muda. Meningkatnya kenakalan remaja,
penyalahagunaan narkotika

4.Masalah hubungan antara Warga Negara dan Negara


Contoh : Kekerasan antara aparat dan warga sipil.
Kekerasan yang berulang di Kabupaten Sampang, Pulau Madura, Jawa Timur,
menunjukkan negara gagal melindungi warganya sendiri. Akibat pemahaman tidak
utuh, agama mudah dimanipulasi untuk berbagai kepentingan.Sekretaris Eksekutif
Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia
Benny Susetyo Pr menilai, kekerasan berlatar agama yang terus berulang terjadi akibat
agama tidak dipahami secara utuh dalam konteks sosial politik dan budaya zaman.
Agama selalu dikaitkan dengan kebenaran absolut.Akibatnya, agama mudah
dimanipulasi kepentingan politik jangka pendek. Di Sampang, konflik awalnya bisa
disebabkan faktor pribadi dan masalah ekonomi serta politik lokal. Namun, akibat tafsir
agama tunggal dan negara yang seharusnya menjadi penjaga konstitusi gagal berperan,
kondisi semakin buruk (Kompas.com Selasa, 28 Agustus 2012).

5.Masalah pelapisan sosial dan kesamaan derajat.


Konflik antar kelas. Dalam masyarakat terdapat lapisan sosial karena ukuran
seperti kekayaan, kekuasaan, dan pendidikan.Kelompok dalam lapisan sosial tadi
disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antar kelas sosial maka akan
muncul konflik antarkelas.
Contohnya demonstrasi buruh yang menuntut kenaikan upah.
Konflik antar kelompok.Masyarakat yang beranekaragam dan majemuk menajadikan
timbulnya kelompok sosial.Diantaranya kelompok sosial berdasarkan ideology, profesi,
agama, suku dan ras. Akibatnya akan muncul usaha untuk menguasai kelompok lain
dengan pemakasaan dan akibatnya muncullah konflik.
Konflik ini terjadi antara generasi tua yang mempertahankan nilai, kondisi atau adat
lama dengan generasi muda yang ingin mengadakan perubahan.

6.Masalah masyarakat perkotaan dan masalah pedesaan.


Masyarakat pedesaan kehidupaannya berbeda dengan masyarakat
perkotaan.Perbedaan-perbedaan ini berasal dari adanya perbedaan yang mendasar dari
keadaan lingkunganya, yang mengakibatkan adanya dampak terhadap personalitas dan
segi-segi kehidupan. Kesan populer masyarakat perkotaan terhadap masyarakat
pedesaan adalah bodoh,lambat dalam berfikir dan bertindak, serta mudah “tertipu”, dan
sebagainya.
10
7. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi
1) Pemanfataan kotoran ternak menjadi pupuk kompos yang sangat bisa
menyuburkan berbagai tanaman.
2) Sampah dan juga kotoran ternak dapat dimanfaatkan menjadi bio gas yang dapat
menjadi energi alternatif yang alami sebagai pengganti gas alam, yang nantinya
dapat dimanfaatkan untuk keperluan memasak, tenaga gerak, hingga
penerangan.
3) Dapat mengubah air yang terkontaminasi menjadai air yang bersih dan juga
jernih dengan menggunakan detoksifikasi surya.

C. Jenis Konsep Masyarakat

1. Masyarakat Tradisional

1. Pengertian Tradisional

Tradisional erat kaitannya dengan kata “tradisi” yang berasal dari bahasa latin: traditio
yang artinya “diteruskan”. Tradisi merupakan suatu tindakan dan kelakuan sekelompok
orang dengan wujud suatu benda atau tindak laku sebagai unsur kebudayaan yang
dituangkan melalui fikiran dan imaginasi serta diteruskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya yang didalamnya memuat suatu norma, nilai, harapan dan cita-cita tanpa ada
batas waktu yang membatasi.

Dari konsep tradisi tersebut di atas, maka lahirlah konsep tradisional. Tradisional


merupakan sikap mental dalam merespon berbagai persoalan dalam masyarakat .

Didalamnya terkandung cara berfikir dan bertindak yang selalu berpegang teguh atau
berpedoman pada nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan kata lain
setiap tindakan dalam menyelesaikan persoalan berdasarkan tradisi. Seseorang akan
merasa yakin bahwa suatu tindakannya adalah betul dan baik, bila dia bertindak atau
mengambil keputusan sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Dan sebaliknya, dia
akan merasakan bahwa tindakannya salah atau keliru atau tidak akan dihargai oleh
masyarakat bila ia berbuat diluar tradisi atau kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakatnya.
Disamping itu berdasarkan pengalaman atau kebiasaannya, dia akan tahu persis mana
yang menguntungkan dan mana yang tidak. Oleh karena itu, sikap tradisional adalah
bagian terpenting dalam sistem tranformasi nilai-nilai kebudayaan.

11

2. Ciri-Ciri Tradisional.

            Menurut Redfield  (Ifzanul, 2010:1) , ciri-ciri tradisional antara lain:

1. Belum adanya perkembangan pengetahuan dan teknologi.


2. Semakin kecil dan dipencilkannya lingkup masyarakatnya dari daerah lainnya,
maka rasa cinta pada cara hidupnya akan semakin sulit untuk diubah.
3. Tidak mengenal adanya “pembagian kerja” dan spesialisasi.
4. Belum terinspirasi dengan diferensiasi kemasyarakatan.
5. Kebudayaan yang terbentuk masih sangat homogen.

3. Aspek-Aspek Tradisional:

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, dalam kehidupan tradisional masih cenderung
memegang teguh suatu tradisi-tradisi yang ada dalam masyarakat sebagai transformasi
terhadap nilai-nilai yang dianggap sesuai. Proses tranformasi terhadap nilai-nilai yang
ada ini dapat diwujudkan dalam segala aspek/ bidang yang meliputi: bidang ekonomi,
mata pencaharian, budaya, politik, sosial, maupun teknologi.

A.  Bidang Ekonomi dan Contohnya

Dalam bidang ekonomi tradisional, uang dirasa tidak begitu penting. Meski mereka
juga membutuhkan uang dalam memenuhi kebutuhannya, mereka tidak antusias untuk
mendapatkan uang.

Investasi uang secara berlebih biasanya dengan menggunakan cara investasi dalam
bentuk perhiasan. Pola berbelanjaan tradisional adalah dengan berbelanja setiap hari,
karena penghasilan yang didapat setiap harinya pun tidak begitu besar. Meski demikian,
ekonomi tradisional ini biasanya semakin mengentalkan kesederhanaannya dengan
adanya ucapan syukur dengan hidup.

B. Bidang Mata Pencaharian dan Contohnya

Mata pencaharian kehidupan tradisional sangatlah tidak menentu. Hal ini


dikarenakan tradisional masih banyak yang tidak mengenal adanya spesialisasi kerja
pada konsep secara tradisional. Sehingga berpengaruh terhadap penghasilan yang tidak
tetap yang tidak bisa selalu diharapkan setiap saat. Maka, taraf hidupnya pun masih
sangat rendah sekali.Contoh : Petani, nelayan.

12

C. Bidang Budaya dan Contohnya (tata kehidupan, pola kultur dan


karakteristiknya)

Tata kehidupan tradisional secara geografis sebagian besar terdapat


pada daerah pedalaman yang jauh dari keramaian kota yang meliputi corak atau pola
tata pergaulan dan ikatan-ikatan sekelompok orang, secara fisik, tata kehidupannya
selalu diwarnai dengan kehijauan alamnya, dan dianggap  sebagai tempat yang masih
memegang nilai-nilai adat dan budaya atau kepercayaan yang bersifat khusus atau unik
pada suatu kelompok tertentu. Pada tata kehidupan tradisional, kebudayaan yang terlihat
misalnya dari bentuk bangunan tradisional yang biasanya diterapkan pembangunannya
melalui rumah tradisional atau rumah adat yang dibangun dengan cara yang sama oleh
beberapa generasi. Berlatar belakang religi, baik secara konsep, pelaksanaan
pembangunannya maupun wujud bangunannya, misalnya adanya upacara pemasangan
tiang pertama, selamatan/ kenduri,
penentuan waktu yang tepat, arah hadap rumah, bahan bangunan yang digunakan dan
sebagainya yang dipercaya bisa membawa pengaruh terhadap kehidupan penghuninya,
menyangkut keselamatan, kabahagiaan, kemujuran, rejeki dan lain sebagainya .

Pola kultur tradisional cenderung kehidupannya masih banyak dikuasai oleh adat
istiadat lama yang merupakan suatu aturan yang sudah sesuai dan mencakup segala
konsepsi sistem budaya dalam mengatur tindakan atau perbuatan dalam kehidupan
sosialnya. Jadi, pola kultur tradisional di dalam melangsungkan kehidupan berdasarkan
pada cara atau kebiasaan lama yang masih diwarisi dari para pendahulu dan tidak
mengalami perubahan mendasar karena peranan adat-istiadat sangat kuat menguasai
pola kultur tradisional.

D. Bidang Politik dan Contohnya

Manusia sederhana (tradisional) masih bersikap untuk berpikir secara massif (pola pikir
yang tidak objektif dan rasional) untuk menganalisis, menilai dan menghubungkan
suatu gejala dengan gejala yang lain. Manusia yang hidup tradisional (sederhana)
biasanya masih ditandai dengan sikap berpikir analogis dengan mengadakan
generalisasi, penggunaan waktu secara subjektif serta kurang mengenal waktu secara
fisik. Manusiatradisional menimbang segala-galanya dengan prinsip-prinsip yang telah
baku, mereka cenderung untuk berubah sangat lambat. Politik tradisional  masih sangat
sedikit peminatnya, karena lemahnya daya kritis manusia tradisional terhadap politik.
Contoh: golput pada pemilu daerah atau pemilu presiden.

13

E. Bidang Sosial dan Contohnya

Manusia tradisional sangat menonjolkan kedudukan. Semakin tinggi kedudukan


seseorang/ lapisan sosial maka akan semakin dihormati oleh masyarakat di sekitarnya.
Pelapisan sosial terjadi dengan sendirinya, dimana kedudukan seseorang pada suatu
strata tentu terjadi secara otomatis, misalnya karena usia yang tua, pemilikan
kepandaian yang lebih atau memiliki bakat seni atau sakti.

Pola hubungan sosial pada manusia tradisional sangat terasa sekali dibandingkan


manusia modern karena manusia tradisional senantiasa bergotong royong dalam segala
hal sehingga manusia tradisional  cenderung memiliki rasa sosialisasi tinggi terhadap
orang lain yang ditandai oleh kesadaran golongan yang tinggi dimana mereka merasa
bahwa mereka mempunyai persamaan-persamaan tertentu. Struktur
sosial antara golongan atas (seperti orang kaya, berpangkat , dan dan golongan bawah
(seperti petani, buruh , dan lain-lain)tidak sebagai pembeda
dan yang dapat membuat adanya jarak sosial dalam pergaulan. Namun,
manusia tradisional gampang tertipu atau terhasut oleh orang lain karena cenderung
tidak berpikir panjang dan mementingkan kelompok. Banyak manusiatradisional
dipedesaan menyerang desa lain hanya karena masalah sepele, misalnya karena kata-
katanya tidak didengar oleh warga pedesaan lain, warga ini merasa tersinggung lalu
mengadu domba warganya untuk menyerang warga pedesaan lain tersebut. Pada konsep
tradisional, lembaga adat berfungsi sebagai pengendalian sosial. Lembaga adat
mengatur perilaku manusia agar tidak melakukan perilaku menyimpang. Pelaku
penyimpangan sosial akan dihukum seperti: ditegur, dikenakan denda atau sanksi,
dikucilkan atau diusir dari lingkungan masyarakatnya.

F. Bidang Teknologi  dan Contohnya

Alat-alat perlengkapan hidup dalam manusia tradisional masih menggunakan alat-alat


teknologi sederhana. Misalnya, pakaian terbuat dari kulit atau tenun kasar, rumah
terbuat dari kayu, bambu dan atapnya menggunakan alang-alang atau ijuk. Alat-alat
transportasi sangat sederhana, misalnya mempergunakan kuda, kerbau, gerobak, rakit
atau mereka senang berjalan kaki. Manusia tradisional dalam penerapan teknologi
sangat terbatas dibandingkan manusiamodern. Konsep tradisional cenderung kurang
mengikuti perkembangan teknologi karena bagi mereka teknologi kurang menunjang
dan bukan prioritas utama dalam kebutuhan hidup. Perkembangan teknologi dalam
manusia tradisional tidak terlalu pesat. Inovasi terpenting teknologi tradisional adalah
dari sudut bahan dasar dan fungsi.

14

Teknologi tradisional tergantung pada beberapa bidang misalnya:

1. Komunikasi: masih menggunakan surat, burung merpati, maupun dari mulut ke


mulut.
2. Ekonomi/ perdagangan: alat tukar masih menggunakan sistem barter.
3. Pertanian: masih menggunakan alat yang sederhana seperti membajak dengan
tenaga hewan, dll.

4. Faktor-Faktor Penghambat Proses Kemajuan Tradisional Kehidupan.

Dalam menghadapi suatu perubahan, seseorang atau masyarakat tentunya memiliki


frekuensi yang berbeda-beda, ada yang lambat maupun cepat. Pada konsep tradisonal
itu sendiri, seseorang ataupun masyarakat cenderung sulit untuk menerima adanya
perubahan-perubahan. Hal ini dikarenakan ada beberapa faktor yang mengikutinya,
antara lain:
A. Permasalahan kebutuhan

Orang-orang tradisional menganggap tidak memerlukan banyak kebutuhan. Hal ini


dikrenakan kehidupan orang-orang tradisonal sangatlah sederhana. Sehingga, mereka
merasa sudah cukup dengan apa yang dimilikinya.

B. Masyarakat yang menutup diri

Kecenderungan yang dimiliki orang tradisional yang paling mendasar adalah sikap
menutup diri dari pengaruh luar. Mereka cenderung statis dan sangat sulit untuk diajak
berubah. Mereka merasa begitu kental dengan tradisi nenek moyang yang diwariskan
kepadanya. Jika ia meninggalkan tradisi-tradisi tersebut, maka dianggap telah
melanggar tradisi yang telah ada.

C. Pendidikan

Faktor pendidikan disini yang dimaksudkan adalah tingkat pendidikan yang mereka
tempuh. Kebanyakan orang tradisional menganggap remeh adanya seseorang yang
berpendidikan tinggi. Karena menurut anggapan mereka pendidikan itu tidaklah penting
untuk kehidupan selanjutnya.

15

D. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain

Dalam berhubungan dengan kelompoknya, orang-orang tradisional terlihat begitu erat


sekali tali persaudaraan atau rasa kekeluargaan yang dimilikinya. Namun, karena
sulitnya mereka menerima pengaruh dari luar, maka untuk bersosialisasi dengan
masyarakat luar pun juga cenderung sulit.

E. Perkembangan iptek yang terhambat

Konsep tradisional memberikan gambaran bahwa teknologi yang digunakan sangat


sederhana. Karena adanya rasa yang timbul pada kebiasaan mereka bahwa: “sesuatu
yang sederhana saja bisa digunakan. Mengapa harus memakai teknologi canggih yang
bisa merusak segala sesuatu dengan cepat?”.

F. Sikap masyarakat yang tradisional yang takut dengan adanya perubahan


Pemikiran yang selalu bersatu dalam kelompoknya ternyata malah menimbulkan
dampak buruk terhadap psikis mereka dengan timbul rasa takut. Mereka menganggap
bahawa dengan adanya perubahan, maka dapat menghilangkan nilai maupun norma
yang telah mereka jaga selama ini.

G. Ketakutan akan terjadi kegoyahan dalam sistem sosial apabila terjadi


perubahan.

Dari adanya rasa takut yang muncul pada orang-orang tradisional, menimbulkan
ketakutan akan kegoyahan dalam sistem sosial yang telah terbentuk selama ini. 

H. Prasangka terhadap hal baru

Karena adanya kestatisan yang mereka miliki, prasangka mereka terhadapa hal baru,
seperti adanya teknologi baru yang muncul, memberikan kesan berbeda pada orang-
orang tradisional.

16

2. Masyarakat Modern

1. Pengertian Masyarakat Modern

Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai


orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa kini. Pada
umumnya masyarakat modern tinggal di daerah perkotaan, sehingga disebut masyarakat
kota. Namun tidak semua masyarakat kota tidak dapat disebut masyarakat modern,sebab
orang kota tidak memiliki orientasi ke masa kini, misalnya gelandangan.

2. Ciri-ciri Masyarakat Modern

1. Hubungan antar manusia terutama didasarkan atas kepentingan -kepentingan pribadi.


2. Hubungan dengan masyarakat lain dilakukan secara terbuka dengan suasana yang
saling memepengaruhi
3. Keprcayaan yang kuat akan Ilmu Pengetahuan Teknologi sebagai sarana untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
4. Masyarakatnya tergolong ke dalam macam-macam profesiyang dapat dipelajari dan
ditingkatkan dalam lembaga pendidikan, keterampilan dan kejuruan
5. Tingkat pendidikan formal pada umumnya tinggi dan merata.
6. Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang sangat kompleks
7. Ekonomi hamper seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang didasarkanatas
penggunaan uangdan alat-alat pembayaran lain.

Menurut Alex Inkeles, dalam Afan Gaffar bahwa ciri-cri masyarakat modern adalah
sebagai berikut:

1.      Bersedia menerima pengalaman-pengalaman baru.


2.      Mampu menyatakan pendapat dan bahkan membentuk opini tentang persoalan apa
saja yang ada dalam masyarakat.
3.      Berorientasi ke masa kini dan masa depan bukan masa lampau.
4.      Selalu berorientasi pada perencanaan.
5.      Memiliki keyakinan untuk bekerja.
6.       Percaya bahwa segala hal, keadaan harus dapat diperhitungkan.
7.      Percaya ada harga diri dan keagungan harkat hidup dan keagungan manusia.
8.      Percaya pada ilmu dan tekhnologi.
9.      Percaya kepada keadilan dalam masyarakat.

17

3. Masyarakat Modern dilihat dari berbagai Aspek

 Aspek Mental Manusia :


1. Cenderung didasarkan pada pola pikirserta pola perilaku rasionalatau logis,
dengan cirri-cirimenghargai karya orang lain, menghargai waktu,
menghargai mutu, berpikir kreatif, efisien, produktif percaya pada diri
sendiri, disiplin, dan bertanggung jawab.
2. Memiliki sifat keterbukaan, yaitu dapat menerima pandangan dan gagasan
orang lain.

 Aspek Teknologi :
1. Teknologi merupakan factor utama untuk menunjang kehidupan kearah
kemajuan atau modernisasi.
2. Sebagai hasil ilmu pengetahuan dengan kemampuan produksi dan efisiensi
yang tinggi.

 Aspek Pranata Sosial :

I. Pranata Agama :

1. Relatif kurang terasa dan tampak dalam kehidupan sehari-hari

II. Pranata Ekonomi :

1. Bertumpu pada sektor Indusri Pembagian kerja yang lebih tegas dan
memiliki batas-batas yang nyata.
2. Pembagian kerja berdasarkan usia dan jenis kelamin kurang terlihat.
3. Kesamaan kesempatan kerja antar priadan wanita sangat tinggi.
4. Kurang mengenal gotong-royong.
5. Diobedakan menjadi tiga fungsi, yaitu: produksi distribusi, dan
konsumsi.
6. Hampir semua kebutuhan hidupmasyarakat diperoleh melalui pasar
dengan menggunakan uang sebagai alat tukar yang sah.

18

III. Pranata Keluarga :

1. Ikatan kekeluargaan sudah mulai lemahdan longgar, karena cara hidup


yang cenderung inidividualis.
2. Rasa solidaritas berdasarkan kekerabatan umumnya sudah mulai
menipis.

IV. Pranata Pendidikan :

Tersedianya fasilitas pendidikan formal mulai dari tingkat rendah hingga


tinggi, disamping pendidikan keterampilan khusus lainnya.

V. Pranata Politik :
Adanya pertumbuhan dan berkembangnya kesadaran berpolitik sebagai
wujud demokratisasi masyarakat.

4. Gambaran Umum Kehidupan Masyarakat Modern

Pada kehidupan masyarakat modern, kerja merupakan bentuk eksploitasi kepada diri,
sehingga mempengaruhi pola ibadah, makan, dan pola hubungan pribadi dengan
keluarga. Sehingga dalam kebudayaan industri dan birokrasi modern pada umumnya,
dipersonalisasi menjadi pemandangan sehari-hari. Masyarakat modern mudah stres dan
muncul penyakit-penyakit baru yang berkaitan dengan perubahan pola makanan dan
pola kerja. Kebiasaan dari masyarakat modern adalah mencari hal-hal mudah, sehingga
penggabungan nilai-nilai lama dengan kebudayaan birokrasi modern diarahkan untuk
kenikmatan pribadi. Sehingga, munculah praktek-peraktek kotor seperti nepotisme,
korupsi, yang menyebabkan penampilan mutu yang amat rendah.

19

BAB IV
PENUTUP
A. kesimpulan
masyarakat adalah manusia yang hidup bersama di suatu wilayah tertentu dalam waktu
yang cukup lama yang saling berhubungan dan berinteraksi dan mempunyai kebiasaan,
tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. masyarakat tidak bisa dipisahkan dari
kebudayaan dan kebudayaan juga tidak bisadipisahkan dari masyarakat,keduanya saling
terkait,aling mempengaruhi dan memiliki hubungan timbal balik dengan segala tipe dan
unsur-unsur yang ada pada masyarakat.

B. Saran
Dalam makalah konsep masyarakat ini masih terdepat banyak kekurangan dan kesalahan , baik
dari segi bahasa maupun dari seri penyusunan kalimatnya. Oleh karena itu, kami dari tim pembuat
makalah ini sangat mengharapkan kepada para pembaca agar dapat memberikan kritk dan saran
yang bersifat membangun untuk masa depan yang cerah bagi generasi muda saat ini.

20

DAFTAR PUSTAKA

http://www.spengetahuan.com/2016/06/14-pengertian-masyarakat-menurut-para-ahli-
lengkap.html
Hengky, Wila. 1982. Pengantar Sosiologi. Surabaya.
https://majidbsz.wordpress.com/2008/06/30/pengertian-masyarakat/
https://dosenit.com/jaringan-komputer/teknologi-jaringan/manfaat-iptek
https://www.kompasiana.com/yusriansyah/ruang-lingkup-ilmu-sosial-dan-ilmu-
alam_551f6be0a33311e12bb6708c
http://claudialfeline.blogspot.com/2012/01/rangkuman-ilmu-sosial-dasar.html
http://firmansyahdinata.blogspot.com/2011/11/ilmu-sosial-dasar-isd.html
Abdullah, Wuryanto dkk. 1992-1993. Perkampungan di Perkotaan Sebagai Wujud
Proses Adpatasi Sosial.  Yogyakarta: Depdikbud Proyek Penelitian, Pengkajian dan
Pembinaan.
Sajogyo, Pudjiwati. 1985. Sosiologi Pembangunan: Ciri-ciri Masyarakat Tradisional
dan Ciri-ciri Masyarakat Modern (Hlm. 89-90, 96-97, 99, 101, 140-
141). Jakarta:Fakultas Pasca Sarjana IKIP Jakarta.

21

Anda mungkin juga menyukai