Anda di halaman 1dari 9

BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk
kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis,
tidak ada harapan dan putus asa. (Departemen Kesehatan RI, 2000)
Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri
atau cita-cita atau harapan langsung menghasilkan perasaan bahagia.(Keliat, Budi,
2006)

B. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
a. Yang mempengaruhi harga diri : penolakan orang tua, harapan orang tua yang
tidak realistis, kegagalan berulang
b. Yang mempengaruhi performa peran : sterotip peran gender, tuntutan peran
kerja dan harapan peran budaya
2. Faktor Presipitasi
a. Trauma : misal penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan yang
mengancam kehidupan
b. Ketegangan peran : hubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan
individu mengalaminya sebagai frustasi : Ada 3 transisi peran yaitu transisi
perkembangan seperti perubahan normatif yang berkaitan dengan
pertumbuhan. Transisi peran situasi, terjadi dengan bertambahnya atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran dan kematian. Transisi
peran sehat sakit, terjadi akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan
sakit.

C. Manifestasi Klinis
1. Data subjektif:
a. Perasaan tidak mampu
b. Rasa bersalah
c. Mengkritik diri sendiri atau orang lain

1
d. Sikap negative pada diri sendiri
e. Sikap pesimis pada kehidupan
f. Keluhan sakit fisik
g. Pandangan hidup yang terpolarisasi
h. Menolak kemampuan diri sendiri
i. Mengungkapkan kegagalan diri sendiri
j. Ketidakmampuan menetukan tujuan

2. Data objektif:
a. Produktivitas menurun
b. Mengukur diri sendiri dan orang lain
c. Destruktif pada orang lain
d. Destruktif terhadap diri sendiri
e. Menolak diri secara sosial
f. Penyalahgunaan obat
g. Menarik diri dan realistis
h. Khawatir
i. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
j. Menunujukkan tanda depresi (susah tidur dan tidak nafsu makan)

D. Pathopsikologi

Proses terjadinya harga diri rendah dimulai dari akibat faktor predisposisi yang
diantaranya pengalaman kanak-kanak yang merupakan faktor kontribusi pada
gangguan konsep diri, arah yang tidak menerima kasih sayang, individu yang kurang
mengerti akan arti dan tujuan kehidupan akan gagal menerima tanggung jawab untuk
diri sendiri, penolakan orang tua, harapan realistis. Selain faktor predisposisi, faktor
presipitasi juga salah satu penyebab terjadinya harga diri rendah yang diantaranya
pola asuhan anak yang tidak cepat atau dituruti, kesalahan dan kegagalan berulang
kali, cita-cita yang tidak dapat dicapai gagal, bertanggung jawab tehadap diri sendiri.

2
E. Pohon Masalah

Isolasi Sosial : Menarik Diri

Gangguan Konsep diri : Harga Diri Rendah

Koping individu

F. Penatalaksanaan
1. Psikofarmako
a. Cloppromazine (CPZ)
Indikasi untuk sindrom psikologis yaitu berat dalam kemampuan menilai
realistis, kesadaran diri terganggu, waham, halusinasi, gangguan perasaan dan
perilaku aneh
Efek samping sedasi, gangguan otonomik dan endokrin
b. Haloperidol (HPL)
Indikasi : berdaya berat dalam kemampuan menilai realistis dalam fungsi
netral serta fungsi kehidupan sehari-hari
Efek samping : sedasi, gangguan otonomik dan endokrin.
c. Trihexypheridyl (THP)
Indikasi : Segala jenis penyakit parkinson, termasuk pascaenchepalitis dan
idiopatik
Efek samping : hpersensitive terhadap trihexyphenidyl, psinosis berat,
psikoneurosis, dan obstruksi saluran cerna
2. Psikoterapi
a. Terapi okupasi/ rehabilitasi
Terapi terarah bagi pasien, fisik maupun mental dengan menggunakan
aktivitas terpilih sebagai media. Aktivitas tersebut berupa kegiatan yang
direncanakan sesuai tujuan.
b. Terapi psikososial

3
Rencana pengobatan skizofrenia harus ditujukan pada kemampuan dan
kekurangan pasien. Selain itu sebagai strategi penurunan stress dan mengenal
masalah dan perlibatan kembali pasien ke dalam aktivitas.
c. Psikoterapi
Psikoterapi dapat membantu penderita adalah psikoterapi suportif dan
individual atau kelompok serta bimbingan yang praktis dengan maksud untuk
3. Manipulasi lingkungan
a. Bersikap menerima psien dan negatifismenya
b. Melibatkan pasien dalam aktivitas kelompok dan aktivitas di ruangan
c. Memberi kesempatan pada pasien untuk mengerjakan tugas dan
tanggungjawabnya sendiri. Misalnya, menata tempat tidur, membersihkan alat
makan, dan minum obat.
d. Memberikan umpan balik positif untuk tugas-tugas yang dilakukan secara
mandiri
G. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
a. Fokus Pengkajian
- Data Subyektif : Klien mengatakan tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-
apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaaan malu terhadap
orang lain dari diri-sendiri
- Data Obyektif : Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh
memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ ingin mengakhiri hidup.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
2. Isolasi sosial
c. Intervensi
 Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
- Tujuan Umum : Klienmemiliki konsep diri yang positif
- Tujuan Khusus :
1. Klien dapat membina hubngan saling percaya
Intervensi :
a. Sapa klien dengan ramah dan nama panggilan yang disukai klien
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien

4
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Beri perhatian kepada klien dan perjhatikan kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki klien
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
b. Hindarkan pemberi penilaian negatif setiap bertemu klien
c. Untuk memberi pujian yang realistik
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
a. Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan
b. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya
4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki
a. Rencanakan bersama aktivitas klien yang dapat dilakukan setiap
hari
b. Tingkatkan kegiatna sesuai kondisi klien
c. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat
a. Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah
direncanakan
b. Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien
c. Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien
d. Diskusikan kemungkinan pelaksaan kegiatan setelah pulang
6. Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
dengan harga diri rendah
b. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirumah
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah
 Isolasi Sosial
- Tujuan Umum: Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
- Tujuan Khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi:
a. Beri salam setiap interaksi

5
b. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat
berkenalan
c. Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
d. Tunjukkan sikap jujur dan menepati janjji setiap kali berinteraksi
e. Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
f. Buat kontrak interaksi yang jelas
g. Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien
2. Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
a. Tanyakan pada klien tentang:
- Orang yang tinggal serumah atau teman sekamar klien
- Orang yang paling dekat dengan klien di rumah atau di
ruang perawatan
- Apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut
- Orang yang tidak dekat dengan klien di rumah atau di
ruang perawatan
- Apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang tersebut
- Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang lain
b. Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau tidak mau
bergaul dengan orang lain
c. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaan
3. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan social dan
kerugianmenarik diri
a. Tanyakan pada klien tentang manfaat hubungan social dan
kerugian menarik diri
b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan social dan
kerugian menarik diri
c. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya
4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
a. Observasi perilaku klien saat berhubungan social
b. Beri motivasi dan bantu klien untuk berkenalan atau
berkomunikasi dengan perawat lain, klien lain dan kelompok.
c. Libatkan klien dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi

6
d. Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan klien bersosialisasi
e. Beti motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan
jadwal yang telah dibuat
f. Beri pujian terhadap kemampuan klien memperluas pergaulannya
melalui aktivitas yang dilaksanakan
5. Klien mampu menjelaskan perasaannya setelah berhubungan social
a. Diskusikan dengan klien tentang perasaannya setelah berhubungan
sosial dengan orang lain dan kelompok
b. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya
6. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan
sosial
a. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung
untuk mengatasi perilaku menarik diri
b. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi
perilaku menarik diri
c. Jelaskan pada keluarga tentang:
- Pengertian menarik diri
- Tanda dan gejala menarik diri
- Penyebab dan akibat menarik diri
- Cara merawat kllien menarik diri
d. Latih keluarga cara merawat klien menarik diri
e. Tanyakan perasaan keluarga setalah mencoba cara yang dilatihkan
f. Beri motivasi keluarga agar membantu klien untuk bersosialisasi
g. Beri pujian kepada keluarga atas keterlibatannya merawat klien di
rumah sakit
7. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
a. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak
minum obat, nama, warna, dosisi, cara, efek terapi dan efek
samping penggunaan obat
b. Pantau klien saat penggunaan obat
c. Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar

7
d. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultsi dengan
dokter
e. Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter atau perawat jika
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

8
DAFTAR PUSTAKA

Aziz R.dkk.2004. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang. RSJD Dr. Amino
Gonohutomo

Carpenito. L.J.2003. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 1, Jakarta :
EGC

Keliat, B.A. 2006.Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Maramis, W,F.2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa.Edisi 9. Surabaya : Airlangga univertsity.


Press

Rasmun.2004. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatrik. Terintegrasi Dengan Keluarga


Edisi 1. Jakarta : CV.Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai