Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN TUGAS KELOMPOK

INTERVENSI, IMPLEMENTASI, EVALUASI, DAN DOKUMENTASI


KEPERAWATAN JIWA LANJUT DALAM STUDI KASUS
JURNAL INTERNASIONAL

Disusun oleh :
Salwa Nirwanawati 206070300111003
Dessy Ekawati 206070300111007
Dewa Ayu Anggi G 206070300111011
Atin Humayya 206070300111014
Ridwan Sofian 206070300111024

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan tugas
kelompok dengan judul “Intervensi, Implementasi, Evaluasi, dan Dokumentasi
Keperawatan Jiwa Lanjut”. Laporan ini dibuat untuk melengkapi salah satu tugas
mata kuliah Ilmu Keperawatan Kesehatan Jiwa di Semester 1.
Harapan penulis, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan
mempermudah para pembaca khususnya bagi pengembang ilmu keperawatan
jiwa. Akhir kata, penulis menerima saran dan kritik yang membangun demi
meyempurnakan laporan tugas ini.

Malang, 12 Desember 2020

Peminatan Jiwa 2020


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kekerasan seksual pada perempuan menjadi masalah utama yang dihadapi
Indonesia. Pelecehan seksual adalah segala aktivitas yang bersifat memaksa dalam
konteks berhubungan seksual untuk merugikan dan tidak dikehendaki korban.
Tindakan ini dapat mempengaruhi kesehatan psikis, luka fisik, dan trauma pada
korban pelecehan seksual. Kondisi ini sangat tidak adil untuk perempuan, bahkan
banyak perempuan yang menjadi korban tapi takut untuk melapor kepada pihak
yang berwajib, karena adanya ancaman, tekanan dari pelaku. Adapun faktor-
faktor yang menyebabkan terjadinya pelecehan seksual yaitu pergaulan bebas,
kurang perhatian dari orang tua, dan kurangnya pengetahuan. (Qotimah, 2020).
Risiko yang mungkin dirasakan korban pelecehan seksual adalah Post
Traumatic Stress Disorder (PTSD). PTSD adalah reaksi maladaptif yang
berkelanjutan akibat peristiwa traumatis yang menyebabkan kematian atau
ancaman kematian atau cedera fisik serius atau ancaman terhadap keselamatan
diri sendiri atau orang lain. Terdapay tiga gejala dari PTSD yaitu kembali
mengalami peristiwa traumatik (reeksperience), penghindaran (avoidant), dan
ketegangan (hyperarousal) (Wahyuni, 2016).
Hasil penelitian Anne Carolinne didaptkan 163 kasus kekerasan seksual,
diketahui bahwa pelaku 91,8% dilakukan orang yang dikenal korban dan sisanya
tidak dikenal oleh korban. Dari 91,8 % orang yang di kenal, 27%nya adalah
keluarga dekat korban (anak) seperti ayah, kakek, paman, kakak, dan sepupu.
Sebanyak 45% korban mengalami PTSD dengan semua korban adalah perempuan
(Andini, 2020).
Korban PTSD yang memilki resiliensi akan merasa mampu mencapai
tujuannya meskipun sedang mengalami trauma, tragedi, atau peristiwa yang dapat
menyebabkan stres. Individu yang resilien akan bersikap tenang, berpikir dengan
hati-hati, fokus, mampu mengendalikan diri, dan mampu beradaptasi dengan
perubahan yang dialami sehingga dirinya tidak mudah merasa cemas dan depresi
(Azzahra, 2017).
Permasalah diatas menjadi gambaran bagi perawat jiwa untuk
mengaplikasikan asuhan keperawatan. Proses asuhan keperawatan merupakan
serangkaian kegiatan yang dilakukan perawat dalam memberikan pelayanan
kepada klien dengan tujuan mempertahankan dan meningkatkan kesehatan klien.
Asuhan keperawatan meliputi pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan,
intervensi, implementasi, dan evaluasi. Beberapa pendapat lain menambahkan
dengan proses dokumentasi keperawatan sebagai tahap pelengkap proses
keperawatan. Seluruh tahap tersebut saling berkesinambungan dengan siklus yang
berurutan (Koerniawan, 2020).
Adapun intervensi yang dapat dilakukan perawat seperti memberikan
konseling komprehenshif dengan menititik beratkan tiga tipe anxiaty
management, cognitive therapy dan exsposure therapy, untuk mengembalikan dan
mengembangkan struktur kepribadian korban pelecehan seksual sehingga
mempunyai kemampuan untuk mengurangi dan melepaskan diri dari trauma
secara rasional (Isro, 2016)

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui penerapan intervensi, implementasi, evaluasi, dan dokumentasi
terkait post traumatic syndrome dari segi keperawatan jiwa.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui intervensi terkait post traumatic syndrome
b. Mengetahui implementasi terkait post traumatic syndrome
c. Mengetahui evaluasi, dan dokumentasi terkait post traumatic syndrome

1.3 Manfaat
1.3.1 Pengembangan ilmu
Menambah bahan referensi terkait penerapan intervensi, implementasi,
evaluasi, dan dokumentasi keperawatan jiwa lanjut.
1.3.2 Bagi masyarakat
Membantu masyarakat dalam menemukan problem solving perawatan
keluarga dengan post traumatic syndrome dari segi keperawatan jiwa.
DAFTAR PUSTAKA

Andini, F. T., Arif, Y., dan Fernandes, F. (2020). Edukasi Kesehatan Jiwa yang
dibutuhkan Anak Korban Kekerasan dengan Post Traumatic Stress
Disorders di Sumatera Barat. Jurnal Keperawatan Jiwa. 8(4): 469-476.

Azzahra, F. (2017). Pengaruh Resiliensi Terhadap Distres Psikologis pada


Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. 5(1): 80-96.

Isro, H. (2016). Gangguan Stres Pasca Trauma pada Korban Pelecehan Seksual di
Kalangan Pelajar. Prosiding International Seminar & Workshop Post
Traumatic Counseling. 6-7 Juni 2012 di STAIN Batusangkar. 156-159.

Koerniawan, D., Daeli, N. E., dan Srimiyati. (2020). Aplikasi Standar Proses
Keperawatan: Diagnosis, Outcome, dan Intervensi pada Asuhan
Keperawatan. Jurnal Keperawatan Silampari. 3(2): 739-751.

Qotimah, A. K. (2020). Perlindungan Kekerasan Pelecehan Terhadap Perempuan


di Indonesia. Terapan Informatika Nusantara. 1(3): 123-125.

Wahyuni, H. (2016). Faktor Resiko Gangguan Stress Pasca Trauma Pada Anak
Korban Pelecehan Seksual. Jurnal Ilmiah Kependidikan. 10(1): 1-13.
BAB 1
PENDAHULUAN

Anda mungkin juga menyukai