Witri Puji Rahayu BAB II PDF
Witri Puji Rahayu BAB II PDF
TINJUAN TEORI
A. Kehamilan
Menurut Faderasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan di
definisikan sebagai fertilisasi ataupun penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidai atau implantasi. Bila dihitung saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau
10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam
3 trimester, di mana trimester ke satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester
ke dua 15 minggu (minggu ke -13 hingga minggu ke 27), dan trimester ke tiga
13 minggu ( minggu ke -28 hingga ke-40) (Saifudin, 2010, hal;213).
Kehamilan adalah periode yang dihitung dari hari pertama haid terakhir
(HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, ini yang menandai awal periode
antepartum. Peroide antepartum dibagi menjadi tiga trimester yang masing-
masing terdiri dari 13 minggu atau tiga bulan menurut hitungan kalender.
Pembagian waktu ini diambil dari ketentuan yang mempertimbangkan bahwa
lama kehamilan diperkirakan kurang lebih 280 hari, 40 minggu, 10 bulan, atau 9
bulan sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) (Varney, 2006,hal ;492).
Jadi, kehamilan merupakan periode bertemunya spermatozoa, ovum,
pembuahan ovum dan nidasi di tuba falopi sampai perkiraan lahir atau aterm.
1. Etiologi
Peristiwa kehamilan ini tidak lepas dari kejadian yang meliputi : pembuahan
gamet (sperma dan ovum), fertilisasi (pembuahan), nidasi, dan
pembentukan plasentasi.
a. Pembuahan gamet
1) Sperma
Sperma dibentuk ditubulus seminiferus dengan jumlah 100 juta/ml
setiap ejakulasi. Pematangan sperma berlangsung diepidimis
bagian kepala, badan dan ekor. Sperma yang sudah matur berada
diepidimis bagian ekor dan siap untuk ejakulasi.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
9
2) Ovum
Ovulasi atau pelepasan sel telur merupakan bagian dari siklus
menstruasi normal, yang terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi
yang akan datang, ovum keluar dari robekan folikel degraf menuju
tuba.
3) Fertilisasi ( pembuahan)
Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan
spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba.
4) Nidasi
Nidasi ( implantasi) merupakan penanaman sel telur yang sudah
dibuahi ke dalam dinding uterus pada awal kehamilan.
5) Plasentasi
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta.
Setelah nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai.
Pada manusia plasentasi berlangsung sampai 12-18 minggu
setelah fertilisasi (Prawiroharjo, 2009, hal;139).
2. Tanda-tanda kehamilan
a. Tanda tidak pasti (presumtive sign)
Tanda tidak pasti adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat di
kenali dari pengakuan atau yang dirasakan oleh wanita hamil.
Tanda tidak pasti ini terdiri atas hal hal berikut ini:
1) Amenorea (berhentinya menstruasi)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan
folikel degraaf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi.
Lamanya amenorea dapat dikonfirmasi dengan memastikan
HPHT(hari pertama haid terakhir) amenorea juga dapat
disebabkan oleh penyakit kronik tertentu, tumor patuitari,
perubahan dan faktor lingkungan, malnutisi, dan biasanya
gangguan emosional seperti ketakutan akan kehamilan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
10
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
11
10) Epulis
Hipertropi papilla ginggivae/gusi, sering terjadi pada triwulan
pertama.
11) Varises atau penampakan pembuluh darah vena
pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran
pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat
(Yulifah, dkk, 2011, hal 72).
b. Tanda Kemungkinan (Probability Sigh)
1) Pembesaran perut
Terjdi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan ke
empat kehamilan
2) Tanda hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat di tekannya isthmus
uteri
3) Tanda goodel
Adalah pelunakan servis. Pada wanita yand tidak hamil servik
seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil malunak
seperti bibir
4) Tanda chadwicks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa
vagina termasuk juga portio dan serviks
5) Tanda piscaseck
Merupakan pembasaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena
ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga
daerah tersebut berkembang lebih dulu
6) Kontraksi braxton hicks
Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya
actomysin di dalam otot uterus.
7) Teraba ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak
dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan periksa.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
12
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
13
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
14
c. Trimester Ketiga
Trimester ketiga biasanya disebut periode menunggu dan wapada
sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya.
Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang
mengingatkan ibu pada bayinya. Sering kali ibu merasa khawatir atau
takut kalau kalau bayi yang di lahirkan tidak normal. Kebanyakan ibu
juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang
yang di anggap membahayakan. Keluarga mulai menduga duga
apakah bayi mereka laki-laki atau perempuan dan akan mirip siapa,
bahkan sudah memilih nama untuk bayinya (Hani dkk, 2011,hal;69).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
15
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
16
1) dentifikasi kehamilan
2) Identifikasi penyulit (preklamsia atau hipertensi dalam kehamilan)
3) Penyakit lain yang diderita
4) Gerakan bayi dalam kandungan
f. Riwayat penyakit dalam keluarga
1) Diabetes Millitus, Hipertensi atau hamil kembar
2) Kelainan bawaan
g. Riwayat penyakit ibu
1) Penyakit yang pernah di derita
2) DM, HDK, Infeksi, Saluran, Kemih
3) Penyakit jantung
4) Infeksi firus berbahaya
5) Alergi obat atau makanan tertentu
6) Pernah mendapat transfusi darah dan indikasi tindakan tersebut
7) Inkompatibilitas Rhesus
8) Paparan sinar-X/Rontgen
h. Riwayat penyakit yang memerlukan tindakan pembedahan (Saefudin,
2010, hal;279).
1) Dilatasi dan kuretase
2) Reparasi vagina
3) Seksio sesaria
4) Serviks inkompeten
5) Operasi non-ginekologi
i. Riwayat mengikuti program keluarga berencana
j. Riwayat imunisasi
k. Riwayat menyusui
l. Pemeriksaan
1) Keadaan umum
a) Tanda vital
b) Pemeriksaan jantung dan paru
c) Pemeriksaan payudara
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
17
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
18
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
19
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
20
3) Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari.
Kalsium diburtuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi
pengembangan otot dan rangka. Sumber kalsium yang mudah di
peroleh adalah susu, keju, yugurt, dan kalsium karbonat. Defisiensi
kalsium dapat menyebabkan riketsia pada bayi atau osteomalasia
pada ibu.
4) Zat besi
Metabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan
kecukupan oksigenasi jaringan yang di peroleh dari pengikatan dan
pengantaran oksigen melalui hemoglobin di dalam sesl sel darah
merah. Untuk menjaga konsentrasi hemoglobin yang normal,
diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30
mg/hari terutama setelah trimester kedua. Bila tidak di temukan
anemia pemberian zat besi perminggu cukup edukat. Zat besi yang
di berikan dapat diberikan dapat berupa ferrous gluconate, ferrous
fumarate, atau ferrous sulphate. Kekurangan zat besi pada ibu
hamil dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi.
5) Asam folat
Selain zat besi, sel-sel drah merah juga memerlukan asam
folat bagi pematangan sel. Jumlah asam folat yang di butuhkan
oleh ibu hamil adalah 400 mikrogram per hari. Kekurangan aam
folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil.
6) Perawatan payudara
Payudara perlu di persiapkan sejak sebelum bayi lahir
sehingga dapat segera berfungsi dengan baik pada saat di
perlukan. Pengurutan payudara untuk mengeluarkan sekresi dan
membuka duktus dn sinus laktiferus, sebaiknya di lakukan secara
hati-hati dan benar karena pengurutan yang salah dapat
menimbulkan kontraksi pada rahim sehingga terjadi kondisi seperti
pada uji kesejahteraan janin menggunakanuterotonika. Basuhan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
21
lembut setiap hari pada aerola dan putting susu akan dapat
mengurangi retak dan lecet pada area tersebut. Untuk sekresi yang
mengering pada putting susu, lakukan pembersihan dengan
menggnakan campuran gliserin dan alkohol. Karena payudara
menegang, sensitif, dan menjadi lebih berat, maka sebaiknya
gunakan penopang payudara yang sesuai (brassiere). (Saefudin,
2010, hal;208)
7) Perawatan gigi
Paling tidak dilakukan pemeriksaan gigi selama kehamilan,
yaitu pada trimester pertama dan ketiga. Penjadulan untuk
trimester pertama terkait dengan hiperemesis dan ptialisme
(produksi liur yang berlebihan) sehingga kebersihan rongga mulut
harus selalu terjaga. Sementara itu, pada trimester ketiga, terkait
dengan adanya kebutuhankalsium untuk pertumbuha janin
sehingga perlu diketahui apakah dapat berpengaruh yang
merugikan pada gigi ibu hamil. Dianjurkan untuk menyikat gigi
setelah makan karena ibu hamil sangat rentan terhadap terjadinya
carries dan gingivitis.
8) Kebersihan tubuh dan pakaian
Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamila. Perubahan
anatomik pada perut, area genetalia/lipat paha, dan payudara
menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah
terinvestasi oleh mikroorganisme. Sebaiknya gunakan pancuran /
gayung pada saat mandi, tidak dianjurkan berndam dalam bathtub
dan melakukan vaginal dauche. Gunakan pakaian yang longgar,
bersih dan nyaman hindarkan sepatu bertongkat tinggi (high heels)
dan alas kaki yang keras (tidak elastis) serta korset penahan perut.
Lakukan gerak tubuh ringan, mesalnya berjalan kaki terutama pada
pagi hari. Jangan melakukan pekerjaan rumah tangga yang berat
dan hindarkan kerja fisik yang dapat meimbulkan keelahan yang
berlebihan. Beristirahan cukup, minimal 8 jam pada malam hari
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
22
B. PERSALINAN NORMAL
Definisi persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui
jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan
seniri). Bentuk persalinan berdasarkan definisi sebagai berikut : Persalinan
spontan. bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri,
persalinan buatan. Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar,
persalinan anjuran (partus presipitatus)
1. Tanda dan gejala in partu termasuk :
a. Penipisan dan pembukaan serviks
b. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan servik (frekuensi
minimal 2 kali dalam 10 menit
c. Cairan lendir bercampur darah (“show”) melalui vagina
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
23
2. Tahap persalinan
a. Kala I persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika
prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanya penyulit. (Azrul, 2008, hal;37)
Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala
pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturien masih
dapat berjalan jalan. Lama kala 1 untuk primigravida berlangsung 12
jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurva friedman,
diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan
lengkap dapat di perkirakan (Ida Ayu, 2010, hal;173).
Dalam kala satu ini dimulai dari saat persalinan yaitu pembukaan
1cm sampai dengan pembukaan lengkap (10cm), proses ini terbagi
menjadi 2 fase yaitu:
1) Fase laten
Adala periode waktu dari awal persalinna hingga ke titik ketika
pembukaan mulai berjalan secara progresif, yang umumnya
dimulai berjalan mulai muncul hingga pembukaan 3 sampai 4 cm
atau permulaan fase aktif yaitu berlangsung selama 8 jam.
2) Fase aktif
Periode dari waktu awal kemajuan aktif pembukaan hingga
pembukaan menjadi komplit. Pembukaan umumnya dimuli dari 3
sampai 4 cm hingga pembukaan 10 cm yaitu berlangsung selama
7 jam (Azrul,2008, hal;38).
Pemeriksaan dalam sebaiknya di lakukan setiap 4 jam selama
kala 1 persalinan dan selaput ketuban pecah. Beberapa hal yang
harus menjadi perhatian pada pemeriksaan dalam adalah :
a) Tentukan keadaan vulva dan uretra
b) Nilai kondisi dinding vagina
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
24
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
25
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
26
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
27
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
28
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
29
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
30
C. Nifas
masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta
dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pascapersalinan harus
terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang
meliputi upaya pencegahan, diteksi dini dan pengobatan komplikasi dan
penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI,
cara menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu. (Saifudin, 2010,
hal; 356).
Masa nifas di sebut juga masa post partum atau puerperium adalah masa atau
waktu sejak bayi di lahirkan dan plasenta lepas keluar dari rahim, sampai enam
minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ - organ yang
berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan
dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan. (Suherni, 2009, hal; 1)
Dari pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa nifas adalah masa dimana
setelah ibu melahirkan sampai plaenta lahir, disertai dengan pulihnya organ-
organ seperti sebelum hamil.
1. Perubahan fisiologis masa nifas :
a. Perubahan Sistem Reproduksi
Involusi adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat
kandungan atau uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga
mencapai keadaan sebelum hamil.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
31
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
32
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
33
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
34
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
35
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
36
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
37
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
38
E. Metode kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti mencegah
atau melawan; konsepsi berarti pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang
matang dengan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan.
Kontrasepsi berarti adalah menghindari/ mencegah terjadinya pertemuan antara
sel telur yang matang dengan sel sperma, sehingga tidak terjadi kehamilan
(Sukawati 2014, hal; 178).
1. Ada 3 periode masa reproduksi
a. Masa menunda kehamilan/ kesuburan (umur 20 tahun)
1) Tunda perkawinan (alasan fungsi psikologis belum matang)
2) Tunda untuk hamil lagi
b. Masa mengatur kehamilan/kesuburan (umur 20-30 tahun)
1) Atur jarak kelahiran
2) Usia terbaik untuk hamil dan melahirkan
3) Masa mengakhiri kehamilan/kesuburan (umur.30 tahun)/ sesudah
mempunyai 2 anak
c. Masa menunda kehamilan
1) Ciri konsepsi yang di butuhkan:
a) Reversibilitas tinggi : kembali kesuburan cepat hampir 100%
2) Efektivitas tinggi : tingkat kegagalan kecil
a) Pilihan
b) Pil KB
c) AKDR (bila ada kontraindikasi, sebagai pengganti pil)
d) Cara sederhana
3) Alasan menunda / mencegah kehamilan :
a) Usia < 20 tahun : sebaikna jangan punya anak dulu.
b) Prioritas pil oral oleh kamu masih muda
c) Kondom kurang menguntungkan, karena frekuensi koitus
masih tinggi
d) IUD di anjurkan terutama jika ada kontra indikasi kontrasepsi
(obgyn)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
39
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
40
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
41
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
42
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
43
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
44
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
45
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
46
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
47
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
48
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
49
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
50
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
51
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
52
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
53
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
54
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
55
G. KONSEP HUKUM
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
HK.02.02/MENKES/149/2010 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN
PRAKTIK BIDAN
Pasal 1
1. Dalam peraturan menteri ini yang dimaksud dengan bidan adalah seorang
perempuan yang lulus darai pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai
dengan peraturan perundang undangan
2. Fasilitas pelayanna kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
56
3. Surat izin praktek bidan yang selanjutnya disingkat SIPB adalah bukti tertulis
yang diberikan kepada bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk
menjalankan praktek kebidanan
4. Standar adalah pedoman yang harus dipergunakan sesuai petunjuk dalam
menjalankan profesi yang meliputi standar pelayanan, standar profesi dan
standar operasional prosedur.
5. Surat tanda registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan yang memiliki
sertifikat kompetensi sesuai ketentuan peraturan perundang – undanagn
6. Obat bebas dalah obat yang berlogo bulatan berwarna hijau yang dapat
diperoleh tanpa resep dokter
7. Obat bebas terbatas adalah obat yang berlogo bulatan berwarna biru yang
dapat diperoleh tanpa resep dokter
8. Organisasai profesi adalah Ikatan Bidan Indonesia
Pasal 2
1. Bidan dapat menjalankan praktek pada fasilitas pelayanan kesehatan
2. Fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1)
meliputi fasilitas pelayanna kesehatan diluar praktek mandiri dan atau
praktek mandiri
3. Bidan yang menjalankan praktik mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) berpendidikan minimal Diploma III (DIII) kebidanna
Pasal 3
1. Setiap bidan yang menjalankan praktek wajib memiliki SIPB
2. Kewajiban memiliki SIPB dikecualikan bagi bidan yan menjalankan praktik
pada fasilitas pelayanan kesehatan diluar praktik mandiri atau bidan yang
menjalankan tugas pemerintah sebagai Bidan Desa
Pasal 4
1. SIPB sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) dikeluarkan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota
2. SIPB berlaku selama STR masih berlaku
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
57
Pasal 5
1. Untuk memperoleh SIPB sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 4, bidan
harus mengajukan permohonan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten /
Kota dengan melampirkan :
a. Fotokopi STR yang masih berlaku dan dilegalisir
b. Surat keteranagn sehat fisik dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik
c. Surat pernyataan memiliki tempat praktik
d. Pasfoto berwarna terbaru ukuran 4 x 6 sebanyak 3 (tiga) lembar
e. Rekomendasi dari organisasi profesi
2. Surat permohonan memperoleh SIPB sebagaimaan dimaksud pada ayat (1)
sebagaimana tercantum dalam formulir I terlampir
3. SIPB sebagaimaan dimaksudkan pada ayat (1) hanya diberikan untuk 1 (
satu ) tempat praktik
4. SIPB sebagaimana dimaksudkan pada ayat (3) sebagaimana tercantum
dalam formulir II terlampir
Pasal 6
1. Bidan dalam menjalankaan praktik mandiri harus memenuhi persayratan
meliputi tempat praktik dan peralatan untuk tindakan asuhan kebidanan
2. Ketentuan persyaratan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) tercantum
dalam lampiran peraturan ini
3. Dalam menjalankan praktek sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) bidan
wajib memasang nama praktik kebidanan
Pasal 7
SIPB dinyatakan tidak berlaku karena :
1. Tempat praktik tidak sesuai lagi denagn SIPB
2. Masa berlakunya habis dan tidak diperpanjang
3. Dicabut atas perintah pengadilan
4. Dicabut atas rekomendasi organisasi profesi
5. Yang bersangkutan meninggal dunia
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
58
Pasal 8
Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan pelayanan
meliputi :
1. Pelayanan kebidanan
2. Pelayanan reproduksi perempuan
3. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pasal 9
1. Pelayanan kebidanan sebagaimaan dimaksud dalam pasal 8 huruf a
ditunjukan kepada ibu dan bayi.
2. Pelayanna kebidanan kepada ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan pada maas kehamilan, masa persalianan, masa nifas dan masa
menyusui
3. Pelayanan kebidanan pada bayi sebagaimaan dimaksud pada ayat (1)
diberikan pada bayi baru lahir normal sampai usia 28 ( dua puluh delapan )
hari
Pasal 10
1. Pelayanan kebidanan kepada ibu sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 9
ayat (2) meliputi :
a. Penyuluhan dan konseling
b. Pemeriksaan fisik
c. Pelayanan antenatal pada kehamilan
d. Pertolongan persalinan normal
e. Pelayanan ibu nifas normal
2. Pelayanan kebidanan kepada bayi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9
ayat (3) meliputi :
a. Pemeriksaan bayi baru lahir
b. Perawatan tali pusat
c. Perawatan bayi
d. Resusitasi pada bayi baru lahir
e. Pemberian imunisasi bayi dalam rangka menjalankan tugas pemerintah
f. Pemberian penyuluhan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
59
Pasal 11
Bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 8 huruf a berwenang untuk :
1. Memberikan imunisasi dalam rangka menjalankan tugas pemerintah
2. Bimbingan senam hamil
3. Episiotomy
4. Penjahitan luka episiotomy
5. Kompresi bimanual dalam rangka kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan
perujukan
6. Pencegahan anemia
7. Inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu eksklusif
8. Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia
9. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
10. Pemberian minum dengan sonde/pipet
11. Pemberian obat bebas, uterotonika untuk postpartum dan manajemen aktif
kala III
12. Pemberian surat keterangan kelahiran
13. Pemberian surat keterangan hamil untuk keperluan cuti melahirkan.
Pasal 12
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf b, berwenang untuk :
1. Memberikan alat kontrasepsi oral, suntikan dan alat kontrasepsi dalam rahim
dalam rangka menjalankan tugas pemerintah dan kondom
2. Memasang alat kontrasepsi dalam Rahim difasilitas pelayanan kesehatan
pemerintah dengan supervise dokter
3. Memberikan penyuluhan/konseling pemilihan kontrasepsi
4. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam Rahim difasilitas pelayanan
kesehatan pemerintah
5. Memberikan konseling dan tindakan pencegahan kepada perempuan pada
masa pranikah dan prahamil.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
60
Pasal 13
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat sebagaimana
dimaksud dalam pasal 8 huruf c, berwenang untuk :
1. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat dibidang kesehatan ibu dan
bayi
2. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
3. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan infeksi
menular seksual (IMS), penyalahgunaan Narkotika Psikotropika dan Zat
Adiktif lainnya (NAPZA) serta penyakit lainnya,
Pasal 14
1. Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan nyawa seseorang/pasien dan
tidak ada dokter ditempat kejadian, bidan dapat melakukan pelayanan
kesehatan diluar kewenangan sebagimana dimaksud pasal 8
2. Bagi bidan yang menjalankan tugas pemerintah dapat melakukan pelayanan
kesehatan diluar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8
3. Daerah yang tidak memiliki dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
adalah kecamatan atau kelurahan/desa yang di tetapkan oleh kepala dinas
kesehatan kabupaten/kota
4. Dalam hal daeah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tlaqh terdapat dokter,
kewenangan bidan sebaigaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku.
Pasal 15
1. Pemerintah daerah menyelenggarakan pelatihan bagi bidan yang
memberikan pelayanan didaerah yang tidak memiliki dokter
2. Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan sesuai
dengan modul, pelatihan yang ditetapkan oleh Menteri
3. Bidan yang lulus pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
memperoleh sertifikat.
Pasal 16
Pada daerah yang tidak memiliki dokter, pemerintah daerah hanya
menempatkan bidan dengan pendidikan Diploma III atau bidan dengan Diploma I
kebidanan yang telah mengikuti pelatihan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
61
Pasal 17
Bidan dalam menjalankan praktik harus membantu progam pemerintah dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Pasal 18
1. Dalam menjalankan praktik, bidan berkewajiban untuk :
a. Menghormati hak pasien
b. Merujuk kasus yang tidak ditangani dengan tepat waktu
c. Menyimpan rahasia kedokteran sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
d. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan pelayanan
yang di butuhkan
e. Meminta persetujuan tindakan kebidanan yang telah dilakukan
f. Melakukan pencatatan asuhan kebidanan secara sistematis
g. Mematuhi satndar
h. Melakukan pelaporan penyelenggaraan praktik kebidanan termasuk
pelaporan kelahiran dan kematian.
2. Bidan dalam menjalankan praktik senantiasa meningkatkan mutu pelayanan
profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknlogi
melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya.
Pasal 19
Dalam melaksanakan praktik, bidan mempunyai hak :
1. Memperoleh perlindungan hokum dalam melaksanakan praktik sepanjang
sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan.
2. Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien dan/atau
keluarganya
3. Melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan, standar profesi dan
standar pelayanan
4. Menerima imbalan jasa profesi
Pasal 20
1. Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan pembinaan dan pengawasn
dan mengikutseratkan organisasi profesi
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015
62
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015