Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT, karena dengan rahmat dan ridha-Nya
kami masih di beri kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.Terima kasih tak lupa kami
ucapkan pada semua pihak yang ikut serta mendukung atas pembuatan makalah ini sehingga
makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan dan juga jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis sangat
i
ii
mengharap kritik dan saran yang membangun. Semoga dengan terselesainya makalah ini dapat
memberikan ilmu, informasi, pengetahuan, dan wawasan baru yang bermanfaat, guna untuk
mengembankan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Anatomi Usus Halus
2.2.Anatomi Dinding Usus Halus
3.1 KESIMPULAN
Daftar pustaka
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Agar mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami anatomi fisiologi usus halus
1
BAB II
PEMBAHASAN
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di
antara lambung dan usus besar. Diameter usus halus kurang lebih 2,5 cm. Usus halus
(intestinum) merupakan tempat penyerapan sari makanan dan tempat terjadinya proses
pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri dari tiga bagian, yaitu :
a. Usus dua belas jari (duodenum)
b. Usus kosong (jejunum)
c. Usus penyerap (ileum)
a. Usus 12 Jari
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung
dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum).Bagian usus dua belas jari merupakan bagian
terpendek dari usus halus (25 – 30 cm) dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum
Treitz.
pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari
terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal
dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan
bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus
dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal
kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
Bebas bergerak dan ditutupi oleh peritoneum kecuali jika terdapat ulkus duodenum. Bagian ini
mempunyai cekungan mukosal longitudinal sementara bagian lain hanya cekungan transversal.
Lapisan anterior dan posterior dari peritoneum yang meliputi bagian atas dari duodenal cap akan
melanjutkan diri menjadi ligamentum hepatoduodenale , yang berisi Portal Triad ( duktus
koledokus , arteri hepatika dan vena porta). Tepi anterior dari foramen Winslowi terbentuk oleh
karena adanya tepi bebas dari ligamentum ini. Tepat diatas duodenal cap terdapat kantong
empedu dan hepar segmen empat. Dibawah dan dibelakang dari duodenal cap adalah caput
pankreas. Piloroplasti dan reseksi gastroduodenal menjadi lebih mudah jika pilorus dan
duodenum di mobilisasikan kearah depan didalam kavum abdomen dengan manuver Kocher.
2
3
Karena kedekatan duodenum superior dengan kandung empedu dapat menjelaskan adanya batu
empedu yang sering secara spontan masuk kedalam duodenum melalui kolesistoduodenal fistula.
Selanjutnya peritoneum hanya melapisi bagian ventral dari duodenum sepanjang 2,5 cm
berikutnya.
retroperitoneal dan terfiksir karena adanya fusi dari peritoneum visceral disebelah lateral
peritoneum perietale lateral dinding abdomen. Dengan membuka peritoneum pada sisi lateral
kanan (manuver Kocher), dapat memobilisasi duodenum desending sehingga dapat mencapai
retroduodenal dan saluran empedu intrapankreatik. Disebelah belakang dari bagian kedua
duodenum ini terletak ginjal kanan dan struktur hilusnya, kelenjar adrenal dan vena cava. Tepat
dipertengahan duodenum, mesokolon akan melintang secara horizontal, karena bersatunya
peritoneum dari arah atas dan arah bawah. Diatas dari fleksura duodenalis, duodenum bagian
pertama dan duodenum bagian kedua akan membentuk sudut yang tajam dan berlanjut berkisar
7-8 cm dibawah fleksura duodenalis. Kolon tranversum akan melintang daerah tersebut di
sebelah depannya. Untuk memobilisasi duodenum secara menyeluruh yang harus dilakukan
adalah membuka fleksura hepatis pada sisi anteromedial kolon. Kurang lebih pertengahan dari
bagian kedua duodenum dinding posteromedial adalah papila vateri, yang terdiri atas gabungan
antar duktus koledokus dan duktus pankreatikus Wirsungi. Letak dari duktus pankreatikus
Santorini lebih proksimal. Cabang superior pankreatikoduodenal yang berasal dari arteri
gastroduodenalis, berjalan didalam cekungan antara kaput pankreas dan duodenum bagian kedua
atau desending.
panjangnya sekitar 12-13 cm, berjalan horizontal ke arah kiri di depan dari aorta, vena cava
inferior, columna vertebra L2 dan ureter, dan berakhir pada sebelah kiri pada vertebra L3. Radiks
yeyunoileum menyilang dekat akhir duodenum bagian ketiga. Arteri mesenterika superior
berjalan kebawah diatas depan dari duodenum bagian ketiga dan masuk kedalam radiks
mesenterii. Arteri pankreatikoduodenale inferior membatasi pankreas dan tepi atas dari
duodenum bagian ketiga.
Bagian keempat
duodenum berjalan kearah atas samping kiri sepanjang 2-3cm disebelah kiri dari vertebra dan
membentuk sudut duodenoyeyunal pada radiks mesokolon transversal. Disebelah kiri dari
vertebra lumbal II, bagian terakhir dari duodenum menurun ke arah kiri depan dan membentuk
fleksura duodenoyeyunalis. Pada daerah ini, ligamentum suspensorium duodenum (ligamentum
Treitz) berawal, tersusun atas jaringan fibrous dan pita triangular, berjalan ke arah
retroperitoneal, dibelakang pankreas dan vena lienalis, didepan vena renalis, dari arah kiri atau
kanan dari krus diafragma. Fleksura duodenoyeyunalis dipakai sebagai landmark untuk panduan
mencari obstruksi di daerah usus halus dan menentukan bagian atas dari yeyunum untuk
4
dilakukan gastroyeyunostomi. Saat laparotomi, ligamentum ini dapat ditemukan dengan cara
menekan daerah dibawah mesokolon tranversal ke arah belakang sampai ke dinding abdomen
bagian belakang sementara tangan yang satu mempalpasi kearah atas melalui tepi kiri dari pada
tulang belakang sampai fleksura ini ditemukan dengan tanda adanya perabaan yang keras pada
tempat fiksasinya. Gabungan antara peritoneum visceral dari pankreatikoduodenal dengan
peritoneum parietal posterior yang tersisa akan menutupi semua duodenum kecuali sebagian dari
bagian pertama duodenum. Variasi gabungan tadi ke dinding abdomen bagian belakang akan
menentukan variasi dari mobilitas duodenum. Fleksura kolon kanan, bagian dari mesokolon
tranversalis yang terfiksir, hubungan antara ampulla dan pembuluh darah dari duodenum dapat
dilihat dengan jelas. Pada posisi yang cukup dalam ini, menunjukkan bahwa duodenum cukup
terproteksi dengan baik dari adanya trauma, tapi kadang-kadang dapat hancur dan bahkan
terputus karena adanya penekanan dengan landasan pada tulang belakang dari adanya trauma
tumpul abdomen yang berat, dan juga karena tidak ditutupi oleh peritoneum.
Vaskularisasi
Vaskularisasai duodenum berasal dari cabang arteri pankreatikoduodenal anterior dan posterior.
Anastomosis antara arteri ini akan menghubungkan sirkulasi antara trunkus seliakus dengan
arteri mesenterika superior. Arteri ini membagi aliran darahnya ke kaput pankreas, sehingga
reseksi terhadap pankreas atau duodenum secara terpisah adalah satu hal yang hampir tidak
mungkin dan dapat berakibat fatal. Arteri pankreatikoduodenal superior adalah cabang dari arteri
gastroduodenale, dan arteri pankreatikoduodenal inferior adalah cabang dari arteri mesenterika
superior. Kedua arteri ini bercabang menjadi dua dan berjalan disebalah anterior dan posterior
pada cekungan antara bagian descending dan bagian transversal duodenum dengan kaput
pankreas, kemudian beranastomosis sehingga bagian anterior dan posterior masing-masing
membentuk cabang sendiri.
Vena tersusun paralel bersamaan dengan arteri pankreatikoduodenal anterior dan posterior.
Anastomosis cabang psterior berakhir di atas vena porta, dibawahnya vena mesenterika superior
(SMV). Vena posterosuperiorpankreatikoduodenal mungkin akan mengikuti arterinya disebelah
depan dari saluran empedu, atau mungkin berjalan di belakang saluran tadi. Vena ini akan
berakhir pada tepi kiri sebelah bawah dari SMV. Pada tempat tersebut, vena tadi akan
bergabung dengan vena yeyunalis atau dengan vena pankreatioduodenal inferior anterior.
Sebagian besar aliran vena pada cabang anterior ini berasal dari Trunkus gastrokolika atau
( Henle’s trunk).
Pada saat pankreatikoduodenektomi, lokasi SMV dapat ditelusuri dari vena kolika media sampai
ke hubungannya dengan SMV tepat dibawah dari collum pankreas. Kadang- kadang identifikasi
SMV dapat dilakukan dengan cara insisi pada daerah avaskuler dari peritoneum sepanjang tepi
bawah dari pankreas. Disebelah atas dari pankreas, vena porta akan terekspos dengan jelas bila
arteri gastroduodenal dan duktus koledokus dipisahkan. Kadang-kadang arteri hepatika aberans
salah di identifikasi dengan arteri gastroduodenal, sehingga untuk kepentingan tersebut, sebelum
5
dilakukan ligasi pada arteri gastroduodenal, harus dilakukakan oklusi sementara dengan klem
vaskuler atau jari ahli bedah sambil mempalpasi pulsasi arteri hepatik pada hilus hati.
Pembuluh arteri yang memperdarahi separuh bagian atas duodenum adalah arteri
pancreatikoduodenalis superior yang merupakan cabang dari arteri gastroduodenalis. Separuh
bagian bawah duodenum diperdarahi oleh arteri pancreatikoduodenalis inferior yang merupakan
cabang dari arteri mesenterika superior.
Pembuluh limfe
Innervasi
Persarafan GI tract diinervasi oleh sistem saraf otonom, yang dapat dibedakan menjadi ekstrinsik
dan intrinsik (sistem saraf enterik ). Inervasi ekstrinsik dari duodenum adalah parasimpatis yang
berasal dari nervus Vagus ( anterior dan cabang celiac ) dan simpatis yang berasal dari nervus
splanikus pada ganglion celiac. Inervasi intrinsik dari plexus myenterikus Aurbach’s dan dan
plexus submucosal Meissner. Sel-sel saraf ini menginervasi terget sel seperti sel-sel otot polos,
sel-sel sekretorik dan sel- sel absorptive, dan juga sel-sel saraf tersebut berhubungan dengan
reseptor-reseptor sensoris dan interdigitatif yang juga menerima inervasi dari sel-sel saraf lain
yang terletak baik didalam maupun di luar plexus. Sehingga pathway dari sistim saraf enterik
bisa saja multisinaptik, dan integrasi aktifitasnya dapat berlangsung menyeluruh bersamaan
dengan sistim saraf enterik.
Histologi
2. Lapisan muskuler (tunika muskularis) tersusun atas serabut otot longitudinal ( luar)
&sirkuler (dalam). Pleksus myenterikus Aurbach terletak diantara kedua lapisan ini.
Pleksus Meissner’s ditemukan didalam submukosa di antara jaringan ikat longgar yang
kaya akan pembuluh darah dan limfe.
3. Submukosa Terdapat kelenjar Brunner yang bermuara ke krypta Lieberkuhn melalui
duktus sekretorius. Sekresi kelenjar Brunner bersifat visceus , jernih, dengan pH alkali
( pH 8,2 – 9,3 ), berguna melindungi mukosa duodenum terhadap sifat korosif dari gastric
juice. Epitel kollumnernya mengandung 2 jenis sel: mucus secreting suface cell – HCO3-
secreting surface cell dan absorptive cell.
4. Mukosa, yang merupakan lapisan dinding yang paling dalam.
FISIOLOGI
Motilitas. Pengatur pemacu potensial berasal dari dalam duodenum,
mengawali kontraksi, dan mendorong makanan sepanjang usus kecil
melalui segmentasi (kontraksi segmen pendek dengan gerakan mencampur
ke depan dan belakang) dan peristaltik (migrasi aboral dari gelombang
kontraksi dan bolus makanan). Kolinergik vagal bersifat eksitasi.
Peptidergik vagal bersifat inhibisi. Gastrin, kolesistokinin, motilin
merangsang aktivitas muskular; sedangkan sekretin dan dihambat oleh
glukagon.
Pencernaan dan Absorpsi
Lemak Lipase pankreas menghidrolisis trigliserida. Komponen yang
bergabung dengan garam empedu membentuk micelle. Micelle melewati
membran sel secara pasif dengan difusi, lalu mengalami disagregasi,
melepaskan garam empedu kembali ke dalam lumen dan asam lemak serta
monogliserida ke dalam sel. Sel kemudian membentuk kembali trigliserida
dan menggabungkannya dengan kolesterol, fosfolipid, dan apoprotein
membentuk kilomikron. Asam lemak kecil memasuki kapiler menuju ke
vena porta. Garam empedu diresorbsi ke dalam sirkulasi enterohepatik
diileum distal. Dari 5 gr garam empedu, 0,5 gr hilang setiap hari, dan
kumpulan ini bersirkulasi ulang enam kali dalam 24 jam.
Protein didenaturasi oleh asam lambung, pepsin memulai proteolisis.
Protease pankreas (tripsinogen, diaktivasi oleh enterokinase menjadi
tripsin, dan endopeptidase, eksopeptidase), lebih lanjut mencerna protein.
Menghasilkan asam amino dan 2-6 residu peptida. Transpor aktif
membawa dipeptida dan tripeptida ke dalam sel-sel absorptif. Karbohidrat.
Amilase pankreas dengan cepat mencerna karbohidrat dalam duodenum.
Air dan Elektrolit. Air, cairan empedu, lambung, saliva, cairan usus adalah
8-10 L/hari, kebanyakan diabsorpsi. Air secara osmotik dan secara
hidrostatik diabsorpsi atau secara pasif berdifusi. Natrium dan klorida
7
Fungsi Endokrin
Mukosa usus kecil melepaskan sejumlah hormon ke dalam darah
(endokrin ) melalui pelepasan lokal (parakrin) atau sebagai
neurotransmiter.
Sekretin. Suatu asam amino 27 peptida dilepaskan oleh mukosa usus kecil
melalui asidifikasi atau lemak. Merangsang pelepasan bikarbonat yang
menetralkan asam lambung, rangsang aliran empedu dan hambat
pelepasan gastrin, asam lambung dan motilitas.
Kolesistokinin. Dilepaskan oleh mukosa sebagai respons terhadap asam
amino dan asam lemakàkontraksi kandung empedu dengan relaksasi
sfingter Oddi dan sekresi enzim pankreas. Bersifat trofik bagi mukosa
usus dan pankreas, merangsang motilitas, melepaskan insulin.
Fungsi Imun. Mukosa mencegah masuknya patogen. Sumber utama dari
imunglobulin, adalah sel plasma dalam lamina propria. Sel-sel M
menutupi limfosit dalam bercak Peyer yang terpanjang pada antigen,
bermigrasi ke dalam nodus regional, ke dalam aliran darah, kemudian
kembali untuk berdistribusi kedalam lamina propria untuk meningkatkan
antibodi spesifik.
Jejunum berasal dari bahasa Latin, jejunus, yang berarti "kosong". Usus kosong atau jejunum
(terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas
jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus
antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang
memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari,
yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara histologis pula dapat dibedakan dengan usus
penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyer. Sedikit sulit untuk membedakan usus
kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan
manusia, ileum memiliki panjang sekitar 2 – 2,5 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum,
8
dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan
berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
Salah satu modifikasi yang menarik yang kita lihat saat kita pindah ke ileum adalah adanya
koleksi lokal jaringan limfatik yang disebut patch Peyer. Peyer Patch dinamai dari orang yang
pertama kali menemukan mereka, seorang ahli anatomi Swiss bernama Johann Conrad
Peyer.Karena sistem limfatik membantu kita melawan bakteri dan penyerbu asing lainnya, kita
melihat bahwa adanya struktur limfatik di sini pada ileum mencerminkan fakta bahwa sisa
makanan yang telah jauh melewati melalui saluran pencernaan ini mengandung sejumlah besar
bakteri.Peyer Patch ini bertindak untuk mencegah bakteri memasuki aliran darah.
Dibutuhkan makanan sekitar 3-6 jam untuk menyelesaikan pencernaan memutar melalui usus
halus Anda.Pada saat makanan melewati duodenum, jejunum, dan ileum, pencernaan selesai, dan
sebagian besar penyerapan makanan telah terjadi.Sisa-sisa makanan yang tersisa siap untuk
melewati katup ileosekal, yang merupakan katup antara usus halus dan usus besar yang
mencegah materi mengalir kembali ke usus halus.Kita melihat bahwa bagian pertama dari usus
besar disebut sekum.Kita juga tahu bahwa bagian terakhir dari usus halus disebut ileum. Oleh
karena itu, nama katup ini adalah mudah diingat karena katup yang terletak di antara ileum dan
sekum.
Pada ileum atau usus penyerapan terdiri dari 4 lapisan, antara lain yaitu:
a. Lapisan Luar
Pada lapisan luar ini terdapat membran-membran serosa yang fungsinya untuk
membalut usus dengan erat.
b. Lapisan Otot
Pada lapisan ini terdapat berbagai macam otot.Dibagi menjadi 2 lapisan serabut
yaitu lapisan luar terdiri dari serabut longitudinal, dan lapisan dalam yang terdiri
dari serabut sirkuler.Diantara kedua lapisan serabut itu terdapat pembuluh darah
dan pembuluh limfa.
c. Lapisan Sub Mukosa.
Pada lapisan ini terdapat otot sirkuler dan lapisan terdalam merupakan
perbatasannya.Pada dinding sel mukosa terdiri dari atas jaringan areoral yang
berisi banyak pembuluh darah, saluran limfa, dan fleksus yang disebut fleksus
meissner.
d. Lapisan Mukosa.
Pada lapisan mukosa biasanya dindingnya itu tersusun berupa kerutan tetap
berupa jala yang memberi kesan seperti anyaman halus.Lapisan yang berupa
kerutan tersebut biasanya akan menambah luasnya permukaan sekresi dan
penyerapan.Pada lapisan mukosa juga terdapat villi yang memiliki tonjolan-
tonjolan yang disebut mikrovilus.Biasanya setiap villi terdiri dari ± 5000
mikrovilli.
9
Pada dinding usus penyerap (ileum) terdapat jonjot-jonjot usus yang disebut vili. Vili berfungsi
memperluas daerah penyerapan usus halus sehingga sari-sari makanan dapat terserap lebih
banyak dan cepat. Dinding vili banyak mengandung kapiler darah dan kapiler limfe (pembuluh
getah bening usus). Agar dapat mencapai darah, sari-sari makanan harus menembus sel dinding
usus halus yang selanjutnya masuk pembuluh darah atau pembuluh limfe. Glukosa, asam amino,
vitamin, dan mineral setelah diserap oleh usus halus, melalui kapiler darah akan dibawa oleh
darah melalui pembuluh vena porta hepar ke hati. Selanjutnya, dari hati ke jantung kemudian
diedarkan ke seluruh tubuh.
b. Mikrovilli
Mikrovilli adalah tonjolan – tonjolan halus berbentuk jari – jari. Mikrovilli berfungsi untuk
memperluas permukaan sel – sel epitel yang berhubungan dengan makanan, untuk memfasilitasi
penyerapan nutrisi
Kelenjar
Merupakan gerakan usus halus mencampur isinya dengan enzim untuk pencernaan,
memungkinkan produk akhir pencernaan mengadakan kontak dengan sel absorptif, dan
mendorong zat sisa memasuki usus besar. Pergerakan ini dipicu oleh peregangan dan secara
refleks dikendalikan oleh sistem saraf otonom. Motilitas usus halus terdiri atas :
1. Gerakan Segmentasi
2. Gerakan Peristaltik
11
Pergerakan profulsif atau gerakan peristaltik mendorong makanan kearah usus besar (colon).
Pembagian pergerakan ini sebenarnya sulit dibedakan oleh karena sebagian besar pergerakan
usus halus merupakan kombinasi dari kedua gerakan tersebut di atas.
Gerakan peristaltik pada usus halus mendorong makanan menuju kearah kolon dengan kecepatan
0,5 sampai 2 cm/detik, dimana pada bagian proksimal lebih cepat dibandingkan pada bagian
distal. Gerakan peristaltic ini sangat lemah dan biasanya menghilang setelah berlangsungsekitar
3 sampai 5 cm, dan jarang lebih dari 10 cm. Rata-rata pergerakan makanan pada usus halus
hanya 1 cm/menit. Ini berarti pada keadaan normal , makanan dari pilorus akan tiba di ileocaecal
junction dalam waktu 3-5 jam.
Usus menghasilkan mucus dan liur pencernaan yang berfungsi untuk melindungi duodenum dari
asam lambung.Mukus yang dihasilkan oleh kelenjar mucus – kelenjar Brunner’s – yang
berlokasi antara pylorus dan papilla vater, dimana liur pankreas dan empedu masuk ke
duodenum. Kelenjar ini menghasilkan mucus akibat adanya rangsangan saraf vagus serta
hormone sekretin, saraf simpatis menghambat sekresi mucus.
Kriptus Lieberkühn (Crypts of Lieberkhn) menghasilkan liur pencernaan 1800 ml/hari. Cairan ini
sedikit alkalis dengan pH 7,5 – 8,0 serta dengan cepat diabsorbsi kembali oleh vili. Proses
sekresi oleh kriptus Lieberkhn terjadi melalui transport aktif. Toksin cholera dapat menyebabkan
sekresi cairan, terutama pada daerah jejunum sangat meningkat. Pada serangan cholera, sekresi
cairan dapat mencapai 5-10 liter sehingga menyebabkan syok akibat dehidrasi berat.
Digesti adalah perubahan fisik dan kimia dari makanan dengan menggunakan bantuan enzim dan
koenzim yang pengeluarannya diatur oleh hormon dan syaraf, sehingga makanan menjadi
molekul-molekul yang dapat diabsorpsi kedalam aliran darah. Enzim – enzim usus dan cara
kerjanya antara lain:
Semua produk pencernaan karbohidrat, protein dan lemak serta sebagian besar elektrolit, vitamin
dan air dalam keadaan normal diserap oleh usus halus. Sebagian besar penyerapan berlangsung
di duodenum dan jejenum, dan sangat sedikit yang berlangsung di ileum.
BAB III
13
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara
lambung dan usus besar. Diameter usus halus kurang lebih 2,5 cm. Usus halus (intestinum)
merupakan tempat penyerapan sari makanan dan tempat terjadinya proses pencernaan yang
paling panjang.Sedangkan usus besar/intestinum krasum merupakan saluran terakhir dari saluan
pencernaan. Sesuai dengan namanya, usus ini memiliki ukuran diameter 6,5 cm (bandingkan
dengan ukuran diameter usus halus, yaitu 2,5 cm), sedangkan ukuran panjangnya hanya 1 meter.
Pada pertemuan antara usus halus dan usus besar terdapat suatu kantong yang disebut sekum
(lebih dikenal sebagai usus buntu) dan apendiks (umbai cacing). Pada manusia, umbai cacing
berfungsi untuk melawan infeksi. Peradangan pada umbai cacing disebut apendiksistis. Pada
sekum terdapat sebuah klep yang disebut klep ileosekum, yaitu semacam otot sfingter yang
berfungsi untuk mencegah bakteri tidak kembali ke usus halus.
Dinding Usus Halus
a. Vili
Pada dinding usus penyerap (ileum) terdapat jonjot-jonjot usus yang disebut vili. Vili berfungsi
memperluas daerah penyerapan usus halus sehingga sari-sari makanan dapat terserap lebih
banyak dan cepat. Dinding vili banyak mengandung kapiler darah dan kapiler limfe (pembuluh
getah bening usus). Agar dapat mencapai darah, sari-sari makanan harus menembus sel dinding
usus halus yang selanjutnya masuk pembuluh darah atau pembuluh limfe. Glukosa, asam amino,
vitamin, dan mineral setelah diserap oleh usus halus, melalui kapiler darah akan dibawa oleh
darah melalui pembuluh vena porta hepar ke hati. Selanjutnya, dari hati ke jantung kemudian
diedarkan ke seluruh tubuh.
b. Mikrovilli
Mikrovilli adalah tonjolan – tonjolan halus berbentuk jari – jari. Mikrovilli berfungsi untuk
memperluas permukaan sel – sel epitel yang berhubungan dengan makanan, untuk memfasilitasi
penyerapan nutrisi
Daftar Pustaka
Buranda, Theopilus Dkk. 2008. Anatomi Umum. Makassar: Bagian Anatomi, Fakultas
Kedokteran, Universitas Hasanuddin.
Yusuf, Irawan. 2005. Fisiologi Sistem Gastro-Intestinal. Makassar: Bagian Ilmu Faal, Fakultas
Kedokteran, Universitas Hasanuddin.
14