Anda di halaman 1dari 24

Komplikasi Kehamilan

Diabetes Melitus Gestasional,


Preeklampsia dan Eklampsia

Kelompok 10 :
Aulya Abidin (PO714231191008)
Nur Azisah (PO714231181026)

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


2020
DIABETES MELITUS GESTASIONAL

Diabetes Melitus Gestasional (DMG)


adalah kehamilan normal disertai dengan
peningkatan insulin resistance dimana
ibu hamil gagal mempertahankan
euglycemia. Kondisi ini pertama kali
didapati selama masa kehamilan,
biasanya pada trimester kedua atau
ketiga dimana sebagian penderita akan
kembali normal setelah melahirkan.

1
Gejala

 Sering merasa lapar  Kesemutan pada


 Sering merasa haus tangan dan kaki
 Sering buang air kecil  Pandangan kabur
 Penurunan berat badan  Proses penyembuhan
 Infeksi pada vagina luka lebih lama
 Mudah merasa lelah  Permasalahan dalam
hubungan seks

2
Faktor Risiko
 IMT sebelum hamil >24 kg/m2
 Riwayat keluarga dengan DM
 Riwayat hiperglikemia pada kehamilan
sebelumnya
 Riwayat melahirkan bayi lahir besar atau di
atas 4000 gr
 Riwayat melahirkan bayi meninggal tanpa
sebab hingga bayi meninggal usia dini (0-7
hari)
 Riwayat keguguran berulang > 2 kali
3
Komplikasi DMG pada
Ibu Hamil
 Gangguan penglihatan
 Preeklampsia (sindrom
dengan tanda hipertensi)
 Janin besar
 Keguguran
 Persalinan lama
 Premature
 Persalinan sectio
caesarea (SC)
4
Komplikasi Pasca Melahirkan Dengan DMG

Pada Bayi Pada Ibu


 Ikterus neonatorum (bayi  Resiko infeksi kandung
kuning) kemih
 Sindrom gangguan  Memperberat komplikasi
pernafasan bayi diabetes yang sudah ada
 Hipoglikemia akut sebelumnya (Jantung, ginjal,
 Peningkatan risiko obesitas saraf, gangguan penglihatan)
dan diabetes saat anak-anak  Resiko menderita diabetes
dan remaja melitus tipe 2 dalam jangka
 Berat bayi baru lahir besar waktu 10 tahun dari masa
>4000 gr kehamilan

5
Terapi Diet
 Makan dengan jadwal teratur dan tidak
menunda jadwal makan.
 Mengurangi makanan yang mengandung
karbohidrat seperti roti, susu, buah, permen,
dan soft drinks (boleh dikonsumsi namun tidak
berlebihan).
 Usahakan tidak mengonsumsi karbohidrat di
pagi hari, karena kadar glukosa cenderung naik
di pagi hari.
 Lakukan olahraga teratur.
6
Jenis Diet
Diet penyakit DMG adalah Diet DM.
Jenis Diet Energi Protein Lemak Karbohidrat
kkal gr gr gr
I 1100 43 30 172
II 1300 45 35 192
III 1500 51,5 36,5 235
IV 1700 55,5 36,5 275
V 1900 60 48 299
VI 2100 62 53 319
VII 2300 73 59 369
VIII 2500 80 62 396

7
Tujuan Diet
 Menormalkan kadar gula puasa dan 2 jam
sesudah makan. Sasaran konsentrasi
kadar gula puasa 65-69 mg/dL dan 2 jam
sesudah makan ≤120 mg/dL.
 Memberikan makan dengan
menyesuaikan kebiasaan makan sehari-
hari.
 Mengendalikan kenaikan berat badan
sesuai dengan usia kehamilan.
8
Syarat Diet
 Energi 30 kkal/kg BB saat hamil
 Protein 15-20% dari kebutuhan energi total.
 Lemak 20-25% dari kebutuhan energi total.
 Karbohidrat sisa dari kebutuhan protein dan lemak.
 Kolesterol makanan maksimal 300 mg/hr.
 Apabila kadar gula darah tinggi, penggunaan gula murni
tidak diperbolehkan. Jika kadar gula darah sudah terkendali
diperbolehkan mengonsumsi gula murni sampai 5% dari
kebutuhan energi total.
 Makanan berserat dianjurkan 25 gr/hr.
 Vitamin dan mineral sesuai dengan AKG untuk kondisi
hamil.
 Makanan porsi kecil tapi sering.
9
Makanan yang Boleh Diberikan
 Karbohidrat kompleks : nasi, roti, mie, kentang,
singkong, ubi, sagu, dll. Diutamakan yang berserta tinggi
 Protein : dianjurkan yang tidak mengandung tinggi
lemak, seperti daging rendah lemak, ikan, ayam tanpa
kulit, susu rendah lemak, keju rendah lemak, kacang-
kacangan, tahu, tempe
 Lemak : dalam jumlah terbatas. Makanan dianjurkan
diolah dengan cara dipanggang, dikukus, ditumis,
disetup, direbus, dibakar
 Sayur dan buah : dianjurkan mengkonsumsi cukup
banyak sayuran dan buah

10
Makanan yang Tidak Boleh Diberikan
 Karbohidrat sederhana : gula, madu, sirup, jam, jeli,
tarcis, dodol, kue-kue manis, buah yang diawet dengan gula,
susu kental manis, minuman botol ringan, es krim
 Protein : sumber protein yang tinggi kandungan kolesterol,
seperti jeroan dan otak
 Lemak : sumber protein yang banyak mengandung lemak
jenuh, lemak trans antara lain daging berlemak dan susu full
cream, makanan siap saji, cake, goreng-gorengan
 Mineral : sumber natrium antara lain adalah garam dapur,
vetsin, soda dan bahan pengawet, seperti natrium benzoat
dan natrium nitrit. Hindari bahan makanan yang
mengandung bahan tersebut antara lain: ikan asin, telur asin,
makanan yang diawetkan
11
PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA

Preeklamsia dalah sekumpulan gejala yang


timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang
terdiri dari hipertensi, edema dan proteinuria yang
muncul pada kehamilan 20 minggu sampai akhir
minggu pertama setelah persalinan.

12
PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA
Eklampsia adalah kejang yang terjadi pada ibu
hamil dengan tanda-tanda preeklampsia. Eklampsia
banyak terjadi pada trimester terakhir dan semakin
meningkat saat mendekati persalinan. Sekitar 60-
70% eklampsia dapat terjadi sebelum persalinan, dan
sekitar 40-50% terjadi saat persalinan dan 48 jam
pertama setelah melahirkan. Ancaman kejang dapat
tetap terjadi hingga 6 minggu pasca persalinan yang
sering disebut dengan eclampsia late onset.

13
Penyebab
Penyebab pasti dari kelainan ini masih
belum diketahui, namun beberapa
penelitian menyebutkan ada beberapa
faktor yang dapat menunjang terjadinya
preeklampsia dan eklampsia. Faktor-
faktor tersebut antara lain, gizi buruk,
kegemukan dan gangguan aliran darah
ke rahim.
Faktor risiko preeklampsia meliputi
status primigravida (kehamilan
pertama), kehamilan kembar, diabetes,
hipertensi yang telah ada sebelumnya,
riwayat preeklampsia dalam keluarga.
14
Efek Preeklampsia pada Janin

 Preeklampsia dapat menyebabkan gangguan


peredaran darah pada plasenta sehingga berat badan
bayi yang dilahirkan relatif kecil.
 Preeklampsia juga dapat menyebabkan terjadinya
kelahiran prematur dan komplikasi lanjutan dari
kelahiran prematur yaitu keterlambatan belajar,
epilepsi, sereberal palsy, dan masalah pada
pendengaran dan penglihatan.

15
Pencegahan
 Penggunaan antioksidan seperti N.
Acertyl cistein yang diberikan
bersama dengan vitamin A, B6,
B12, C, E dan berbagai mineral
lainnya dapat menurunkan angka
kejadia preeklampsia pada kasus
risiko tinggi
 Pemeriksaan antenatal pada
trimester II secara teratur untuk
menilai keadaan ibu dan
kesejahteraan janin
16
Pengobatan
 Untuk preeklampsia ringan dapat dilakukan observasi di
rumah atau rumah sakit tergantung kondisi umum pasien.
Jika umur bayi masih prematu, maka diusahakan keadaan
umum pasien dijaga sampai bayi siap dilahirkan. Proses
kelahiran sebaiknya dilakukan di rumah sakit dibawah
pengawasan ketat dokter spesialis kebidanan. Jika umur
bayi sudah cukup, maka sebaiknya segera dilahirkan baik
secara induksi (dirangsang) atau operasi.
 Untuk preeklampsia berat lebih baik dilakukan perawatan
intensif di rumah sakit guna menjaga kondisi ibu dan bayi
yang ada di dalam kandungannya.

17
DIET
Prinsip diet:
 Memperhatikan asupan garam dan protein

Syarat diet:
 Mencegah dan mempertahankan status gizi normal
 Mencegah dan mengurangi retensi garam dan air
 Mencapai dan mempertahankan tekanan darah
normal
 Menjaga keseimbangan nitrogen
 Menjaga agar pertambahan berat badan tidak
melebihi normal.
18
Syarat Diet
 Energi cukup, penambahan tidak melebihi 300 kkal dari
sebelum hamil.
 Protein tinggi, 1,5 – 2 gr/kgBB
 Lemak sedang, 20-25% berupa lemak tidak jenuh tunggal dan
lemak tindak jenuh ganda
 Karbohidrat sisa dari persen lemak dan protein
 Garam diberikan rendah sesuai dengan berat/ringannya retensi
garam atau air
 Vitamin cukup, vitamin C dam B6 diberikan lebih banyak
 Mineral cukup, terutama kalsium dan kalium
 Bentuk makanan sesuai keadaan pasien
 Cairan diberikan 2500 ml sehari pada saat ologuria, cairan
dibatasi dan disesuaikan dengan cairan yang dibutuhkan tubuh
19
Jenis Diet
 Diet preeklampsia I
Diberikan kepada pasien preeklampsia berat, makanan dalam bentuk
cair yang terdiri dari susu dan sari buah, jumlah cairan paling sedikit
1500 ml sehari peroral dan kekurangannya diberikan parenteral,
makanan rendah energi dan zat gizi karena hanya diberikan selama
1-2 hari
 Diet preeklampsia II

Diberikan kepada pasien yang keadaan penyakitnya tidak begitu


berat, makanan berbentuk saring atau lunak dan diberikan Diet
Rendah Garam I, makanan cukup energi dan zat gizi lain.
 Diet preeklampsia III

Diberikan kepada pasien dengan preeklampsia ringan, makanan


mengandung protein tinggi dan rendah garam, bentuk makanan
lunak atau biasa, jumlah energi disesuaikan dengan kenaikan BB

20
Makanan yang Boleh Diberikan
 Karbohidrat : beras, tepung-tepungan, mie basah, kentang,
singkong, ubi, talas, bihun, havermut/oat
 Protein hewani : telur, daging tanpa lemak, ayam tanpakulit, ikan,
yoghurt, susu
 Protein nabati : kacang hijau, kacang kedelai, kacang merah,
kacang tanah, kacang tolo, oncom, saridele bubuk, tahu, tempe
 Sayur : semua sayuran kecuali yang terdapat pada daftar makanan
yang tidak dianjurkan
 Buah : semua buah kecuali yang terdapat pada daftar makanan
yang tidak dianjurkan
 Bumbu : bawang merah, bawang putih, lada, kunyit, jahe,
ketumbar, salam, sereh, kayu manis, lengkuas
 Lain-lain : sirup, madu, kecsp, gula
21
Makanan yang Tidak Boleh Diberikan

Makanan yang mengandung alkohol, the kental


atau kopi kental, minuman bersoda, makanan
dengan campuran bahan tambahan makanan
sintesis atau berpengawet, serta pembatasan
terhadap bahan makanan yang mengandung tinggi
garam.

22
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai