EPIDEMIOLOGI GIZI
“EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF PENYAKIT
DEGENARATIF”
DISUSUN OLEH :
NIM : P00331019069
PRODI : D3 TK.2 B
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat- Nya saya
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula saya mengucapkan terima kasih
kepada dosen Mata kuliah Epidemiologi Gizi yang telah memberikan tugas ini kepada kami sebagai
upaya untuk menjadikan saya manusia yang berilmu dan berpengetahuan.
Keberhasilan saya dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini. Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Untuk itu saya mengharapkan
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun
yang membacanya.
WINDA SEPRINA
DAFTAR ISI
SAMPUL............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6
3.1. Kesimpulan........................................................................................................9
3.2. Saran..................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Global
Sekitar 9 juta fraktur timbul pada osteoporosis, dengan fraktur tersering pada
tulang pinggul, diikuti pergelangan tangan, vertebra dan humerus. Dampak sosial
maupun ekonomi akibat fraktur sangat besar. Di Eropa, beban biaya yang
dikeluarkan untuk penanganan fraktur osteoporosis sangat tinggi, mencapai sekitar
450 triliun Rupiah pada tahun 2005 sedangkan di Amerika mencapai 280 triliun
Rupiah.
2. Indonesia
Penderita wanita lebih banyak dibanding pria pada populasi usia >55 tahun.
Berkebalikan dengan populasi <55 tahun, kasus osteopenia dan osteoporosis lebih
banyak didominasi oleh pria. Studi tersebut mengambil sampel secara luas dari
berbagai provinsi di Indonesia. Tingginya risiko osteoporosis pada studi ini diduga
akibat peningkatan usia harapan hidup yang tidak disertai dengan rerata konsumsi
kalsium yang adekuat. Rerata konsumsi kalsium saat itu sangat rendah yakni hanya
seperempat dari standar nasional.
3. Mortalitas
Mortalitas 12 bulan akibat fraktur pinggul pada pria mencapai 20%. Fraktur
pinggul pada wanita lebih sering tetapi risiko mortalitas sebesar 2,8% pada wanita
usia ≥50 tahun.
1. Global
Prevalensi multiple sclerosis lebih tinggi di daerah yang jauh dari khatulistiwa
seperti New Zealand, Amerika Utara, dan Skotlandia. Di negara-negara Asia,
prevalensi multiple sclerosis cenderung lebih rendah.
2. Indonesia
3. Mortalitas
Mortalitas pada pasien multiple sclerosis terjadi dalam kurun waktu yang
bervariasi, yakni 17-47,5 tahun sejak onset pertama atau diagnosis. Sebuah penelitian
melaporkan angka mortalitas berkisar 0,8 pada 2 tahun sejak diagnosis, namun akan
tersebut meningkat secara signifikan menjadi 3,1 setelah 10 tahun.
Selain karena penyebab langsung dari multiple sclerosis itu sendiri, penelitian
tidak bisa memisahkan faktor penuaan dan faktor risiko mortalitas lainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
https://www.pael.or.id/epidemiologi-deskriptif/
https://www.alomedika.com/penyakit/reumatologi/osteoporosis/epidemiologi
https://www.alomedika.com/penyakit/neurologi/multiple-sclerosis/epidemiologi
https://www.pongopedia.blogspot.com/2019/02/pengertian-dan-materi-
epidemiologi.html