Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KEGIATAN

PENYEGARAN KADER DALAM MANAJEMEN DIABETES MELITUS


DI DUSUN 1 DESA SUKABANJAR KECAMATAN GEDONG TATAAN
KABUPATEN PESAWARAN
TAHUN 2018

Di susun Oleh :
Ns.Shanty Chloranyta., M.Kep., Sp.Kep.M.B
NRP. 010201343

Akademi Keperawatan ( Akper )Panca Bhakti Bandar Lampung


Jl. Za. Pagar Alam No 14 Gedung Meneng Bandar Lampung
Telp . (0721) 786864
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Desa Suka Banjar merupakan salah satu bagian dari wilayah kecamatan Gedong
Tataan, Kabupaten Pesawaran. Kondisi kelurahan Suka Banjar masih berupa
kawasan pedesaan, yang mayoritas penduduk bekerja sebagai petani dan
pedagang. Sebagian besar masyarakat menderita penyakit Diabetes Melitus.
Kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai penyakit tersebut menjadi
salah satu faktornya. Untuk itu diperlukan suatu langkah atau tindakan awal yang
diperlukan dalam mengidentifikasi penyakit diabetes melitus.

Diabetes menjadi masalah kesehatan di dunia dengan proyeksi peningkatan kasus


baru setiap tahun. IDF menyatakan prevalensi diabetes akan meningkat 50 %
dalam rentang waktu 25 tahun. Peningkatan kasus diabetes pada tahun 2015
sekitar 415 juta dan akan meningkat 642 juta pada tahun 2040.Jumlah kasus
diabetes di wilayah western pacificmenurut IDF yaitu 153 juta. Indonesia
merupakan satu dari 21 negara di western pacificdengan jumlah kasus diabetes 10
juta pada tahun 2015 (IDF, 2016). Demikian halnya, hasil penelitian yang
dilakukan oleh Riskesdas menunjukkan prevalensi diabetes di Indonesia juga
mengalami peningkatan 1.2 %. Jumlah kasus diabetes mengalami peningkatan
tahun 2013 yaitu 6.9 % dibandingkan pada tahun 2007 sekitar 5.7 % (Riskesdas,
2013).

Diabetes dikarakteristikkan dengan hiperglikemi kronis. Hiperglikemia kronis


yang tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan gangguan makrovaskuler
dan mikrovaskuler bahkan kematian. Penelitian United Kingdom Prospective
Diabetes Study(UKPDS) menunjukkan 5.102 partisipan yang di follow up selama
25 tahun setelah didiagnosa diabetes mengalami komplikasi. Hasil penelitian
membuktikan kematian pada 2.260 pasien, serangan miokard infarkpertama 1.014
pasien, dan yang kedua 169 pasien, gagal jantung kongestif pada 351 pasien, serta
ischemic heart disease 749 pasien. Gangguan yang terjadi pada pembuluh darah
meningkatkan serangan stroke berulang. Serangan stroke pertama terjadi pada 504
pasien dan serangan stroke kedua 78 pasien. Komplikasi mikrovaskuler yang
terjadi yaitu kebutaan 271 pasien, gagal ginjal 113 pasien, amputasi 171 dan
ulkus 97 pasien (Hayes, Leal, Gray, Holman, & Clarke, 2013).

Diabetes adalah salah satu penyakit degeneratif dengan angka kejadian di


Indonesia yang cenderung mengalami peningkatan. Diabetes bukan penyakit yang
menakutkan, hanya perlu pengendalian agar penderita dapat hidup dengan
penyakit diabetes. Diabetes bila diremehkan akan menyerang seluruh anggota
tubuh. Perawatan dan pengobatan diabetes mellitus yang tertib dan baik dapat
mencegah kelanjutan komplikasi-komplikasi selanjutnya (Tjokroprawiro, 2006).
Obat-obat paten untuk penderita diabetes semakin beragam. Biaya untuk
pengobatan diabetes pun juga semakin mahal dan hampir tidak terjangkau.

Dalam penanggulangan penyakit DM, seorang penderita DM harus memiliki


pengetahuan tentang DM yang baik sehingga akhirnya dapat mencegah penderita
DM dari mortalitas dan morbiditas penyakit DM. Oleh karena itu peranan
pengetahuan merupakan hal yang penting Notoadmodjo dan Waspadji (2007),
berpendapat bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan hal pokok yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan atau perilaku seseorang. Perilaku yang
didasari oleh pengetahuan dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan
berlangsung langgeng. Pengetahuan penderita tentang diabetes melitus merupakan
sarana yang dapat membantu penderita menjalankan penanganan diabetes selama
hidupnya. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit DM berdampak pada
perilaku dan pola pencegahan komplikasi lanjutan, salah satu upaya penanganan
yang dilakukan pasien DM adalah dengan pengendalian kadar glukosa darah
secara rutin.

Dari data UPT Puskesmas Bernung yang terdapat di Kecamatan Bernung


Kabupaten Pesawaran pada tahun 2018 diperoleh bahwa Puskesmas Bernung
jumlah penderita DM berjumlah (7). Data ketanakerjaan di Puskesmas Bernung
terdiri dari: dokter umum (2), dokter gigi (1), apoteker (1), ,magister kesehatan
(1), perawat S1+Ners (2), perawat S1 (5) perawat D-3 (16), perawaat SPK (1),
kebidanan D4 (5), kebidanan D3 (39), nutrisionis D3 (1), analis laboratorium D3
(1), perawat gigi (2), kesehatan lingkungan (1), staf administrasi (1), kesehatan
masyarakat (3), staf kebersihan (1), pakarya (2).

Berdasarkan survei di Desa Suka Banjar ternyata banyak warga yang menderita
penyakit diabetes mellitus yang terus meningkat setiap tahunnya , sedangkan
dengan jumlah kader yang memadai seharusnya mampu menekan angka kejadian
tersebut. Selama ini banyak kader yang kurang mendapatkan edukasi tentang
bagaimana manejemen diabetes melitus, dengan tingkat pengetahuan yang kurang
tentang manajemen DM itu maka upaya yang dapat dilakukan dengan melakukan
penyegaran kader di Dusun 1 Desa Suka Banjar

II. Tujuan Kegiatan


1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan kader di Dusun 1 Desa Sukabanjar tentang
konsep Diabetes Melitus
1.2.2 Tujuan Khusus
Meningkatkan pengetahuan kader di Dusun 1 Desa Sukabanjar tentang:
a. Definisi Diabetes Melitus
b. Etiologi Diabetes Melitus
c. Manifestasi Klinis Diabetes Melitus
d. Pemeriksaan Penunjang Diabetes Melitus
e. Komplikasi Akut dan Kronis Diabetes Melitus
f. Penatalaksanaan Diabetes Melitus
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Strategi Pelakasanaan


Hari/tanggal : Sabtu, 01 Desember 2018
Tempat : Desa SukaBanjar, Pesawaran

2.2 Sasaran Kegiatan


Sasaran kegiatan ini adalah kader kesehatan Desa Suka Banjar, Pesawaran.

2.3 Evaluasi
1. Persiapan
a. Hambatan
Pada tahap persiapan dilakukan pembuatan proposal, pengajuan
surat izin pelaksanaan kegiatan, dan pengajuan surat permohonan
dana pengabdian kepada masyarakat. Pada tahap ini ditemukan
beberapa hambatan seperti keterlambatan respon terhadap surat
izin pelaksanaan kegiatan.
b. Saran
Disarankan kepada pelaksana kegiatan pengabdian kepada
masyarakat selanjutnya agar selalu mem-follow up baik proposal
dan surat izin pelaksanaan.
2. Pelaksanaan
a. Hambatan
Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan kegiatan, terdapat beberapa
hambatan diantaranya kesesuaian waktu pelaksanaan yang mundur
dari jadwal.
b. Saran
Disarankan untuk pelaksana kegiatan pengabdian kepada
masyarakat selanjutnya agar mengalokasikan waktu luang yag
sesuai bagi kader kesehatan.
3. Tahap Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
- Peserta yang hadir berjumlah 14 orang
- Setting tempat acara berlangsung di Aula Kelurahan Desa Suka
Banjar Dusun 1 dan telah disepakati sebelum kegiatan.
- Peran dosen sebagai pelaksana acara telah sesuai dengan peran
dan tugas masing-masing.
- Perlengkapan alat dan media yang digunakan sudah lengkap
sesuai dengan yang telah direncanakan, yaitu microphone,
benner. Penggunaan bahasa dan cara penyampain materi telah
disesuaikan sehingga mudah dipahami oleh keluarga.
b. Evaluasi Proses
- Pelaksanaan kegiatan penyuluhan berlangsung pada hari Sabtu,
01 Desember 2018 pukul 10.00 WIB dan berakhir 12.00 WIB.
- Kegiatan berjalan dengan lancar sesuai rencana dan kontrak
yang telah disepakati di awal pembukaan
- Peran petugas dan dosen telah dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan
- Kader aktif selama kegiatan, penuh perhatian.
- Seluruh peserta mengikuti kegiatan sampai akhir.
c. Evaluasi hasil
Pengetahuan kader mengenai Diabetes Melitus meningkat, dimulai
dari pengertian, tanda dan gejala, penyebab, akibat lanjut, cara
perawatan di rumah, diit diabetes melitus dan juga obat-obatan
tradisional apa aja yang bisa digunakan dalam pengobatan diabetes
melitus.
d. Saran
Untuk selanjutnya sebaiknya dilakukan kegiatan yang dapat
meningkatkan atusias kader untuk lebih aktif bertanya dan
memberikan saran dalam kegiatan penyuluhan.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

3.1 SIMPULAN
Kegiatan penyegaran kese kepada masyarakat yang dilaksanakan adalah
Pertolongan Pertama Akut dan Cedera di Desa SukaBanjar, Pesawaran.
Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada tanggal 15April 2017, dihadiri oleh 20
orang peserta. Kegiatan berjalan lancar walaupun terdapat beberapa hambatan
di beberapa aspek.

3.2 SARAN
1. Untuk Institusi
Kepada Institusi pembina kegiatan kepada masyarakat disarankan untuk
selalu memotivasi dan mendukung terlaksanannya kegiatan pengabdian
kepada masyarakat sebagai perwujudan tridharma perguruan tinggi.
2. Untuk Pelaksana Kegiatan Selanjutnya
Kepada pelaksana kegiatan selanjutnya disarankan untuk lebih inovatif
mengusung tema pengabdian agar lebih bermanfaat dan tepat sasaran
pada kebutuhan masyarakat.
LAMPIRAN
PROPOSAL KEGIATAN
PENYEGARAN KADER DALAM MANAJEMEN DIABETES MELITUS
DI DUSUN 1 DESA SUKABANJAR KECAMATAN GEDONG TATAAN
KABUPATEN PESAWARAN
TAHUN 2018

Di susun Oleh :
Ns.Shanty Chloranyta., M.Kep., Sp.Kep.M.B
NRP. 010201343

Akademi Keperawatan ( Akper ) Panca Bhakti Bandar Lampung


Jl. Za. Pagar Alam No 14 Gedung Meneng Bandar Lampung
Telp . (0721) 786864
PROPOSAL KEGIATAN
PENYEGARAN KADER DALAM MANAJEMEN DIABETES MELITUS
DI DUSUN 1 DESA SUKABANJAR KECAMATAN GEDONG TATAAN
KABUPATEN PESAWARAN
TAHUN 2018

1.1 Latar Belakang


Desa Suka Banjar merupakan salah satu bagian dari wilayah kecamatan Gedong
Tataan, Kabupaten Pesawaran. Kondisi kelurahan Suka Banjar masih berupa
kawasan pedesaan, yang mayoritas penduduk bekerja sebagai petani dan
pedagang. Sebagian besar masyarakat menderita penyakit Diabetes Melitus.
Kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai penyakit tersebut menjadi
salah satu faktornya. Untuk itu diperlukan suatu langkah atau tindakan awal yang
diperlukan dalam mengidentifikasi penyakit diabetes melitus.

Diabetes menjadi masalah kesehatan di dunia dengan proyeksi peningkatan kasus


baru setiap tahun. IDF menyatakan prevalensi diabetes akan meningkat 50 %
dalam rentang waktu 25 tahun. Peningkatan kasus diabetes pada tahun 2015
sekitar 415 juta dan akan meningkat 642 juta pada tahun 2040.Jumlah kasus
diabetes di wilayah western pacificmenurut IDF yaitu 153 juta. Indonesia
merupakan satu dari 21 negara di western pacificdengan jumlah kasus diabetes 10
juta pada tahun 2015 (IDF, 2016). Demikian halnya, hasil penelitian yang
dilakukan oleh Riskesdas menunjukkan prevalensi diabetes di Indonesia juga
mengalami peningkatan 1.2 %. Jumlah kasus diabetes mengalami peningkatan
tahun 2013 yaitu 6.9 % dibandingkan pada tahun 2007 sekitar 5.7 % (Riskesdas,
2013).

Diabetes dikarakteristikkan dengan hiperglikemi kronis. Hiperglikemia kronis


yang tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan gangguan makrovaskuler
dan mikrovaskuler bahkan kematian. Penelitian United Kingdom Prospective
Diabetes Study(UKPDS) menunjukkan 5.102 partisipan yang di follow up selama
25 tahun setelah didiagnosa diabetes mengalami komplikasi. Hasil penelitian
membuktikan kematian pada 2.260 pasien, serangan miokard infarkpertama 1.014
pasien, dan yang kedua 169 pasien, gagal jantung kongestif pada 351 pasien, serta
ischemic heart disease 749 pasien. Gangguan yang terjadi pada pembuluh darah
meningkatkan serangan stroke berulang. Serangan stroke pertama terjadi pada 504
pasien dan serangan stroke kedua 78 pasien. Komplikasi mikrovaskuler yang
terjadi yaitu kebutaan 271 pasien, gagal ginjal 113 pasien, amputasi 171 dan
ulkus 97 pasien (Hayes, Leal, Gray, Holman, & Clarke, 2013).

Diabetes adalah salah satu penyakit degeneratif dengan angka kejadian di


Indonesia yang cenderung mengalami peningkatan. Diabetes bukan penyakit yang
menakutkan, hanya perlu pengendalian agar penderita dapat hidup dengan
penyakit diabetes. Diabetes bila diremehkan akan menyerang seluruh anggota
tubuh. Perawatan dan pengobatan diabetes mellitus yang tertib dan baik dapat
mencegah kelanjutan komplikasi-komplikasi selanjutnya (Tjokroprawiro, 2006).
Obat-obat paten untuk penderita diabetes semakin beragam. Biaya untuk
pengobatan diabetes pun juga semakin mahal dan hampir tidak terjangkau.

Dalam penanggulangan penyakit DM, seorang penderita DM harus memiliki


pengetahuan tentang DM yang baik sehingga akhirnya dapat mencegah penderita
DM dari mortalitas dan morbiditas penyakit DM. Oleh karena itu peranan
pengetahuan merupakan hal yang penting Notoadmodjo dan Waspadji (2007),
berpendapat bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan hal pokok yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan atau perilaku seseorang. Perilaku yang
didasari oleh pengetahuan dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan
berlangsung langgeng. Pengetahuan penderita tentang diabetes melitus merupakan
sarana yang dapat membantu penderita menjalankan penanganan diabetes selama
hidupnya. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit DM berdampak pada
perilaku dan pola pencegahan komplikasi lanjutan, salah satu upaya penanganan
yang dilakukan pasien DM adalah dengan pengendalian kadar glukosa darah
secara rutin.

Dari data UPT Puskesmas Bernung yang terdapat di Kecamatan Bernung


Kabupaten Pesawaran pada tahun 2018 diperoleh bahwa Puskesmas Bernung
membawahi 3 pustu, diantaranya yaitu pustu desa sukabanjar yang terdapat di
dusun 3 dengan luas wilayah 73,44 km dengan penduduk terbanyak dengan
jumlalah total (725) yang terdiri dari jumlah KK (225), laki-laki (371), perempuan
(354). Jumlah penderita DM berjumlah (7). Data ketanakerjaan di Puskesmas
Bernung terdiri dari: dokter umum (2), dokter gigi (1), apoteker (1), ,magister
kesehatan (1), perawat S1+Ners (2), perawat S1 (5) perawat D-3 (16), perawaat
SPK (1), kebidanan D4 (5), kebidanan D3 (39), nutrisionis D3 (1), analis
laboratorium D3 (1), perawat gigi (2), kesehatan lingkungan (1), staf administrasi
(1), kesehatan masyarakat (3), staf kebersihan (1), pakarya (2).

Berdasarkan survei di Desa Suka Banjar ternyata banyak warga yang menderita
penyakit diabetes mellitus yang terus meningkat setiap tahunnya , sedangkan
dengan jumlah kader yang memadai seharusnya mampu menekan angka kejadian
tersebut. Selama ini banyak kader yang kurang mendapatkan edukasi tentang
bagaimana manejemen diabetes melitus, dengan tingkat pengetahuan yang kurang
tentang manajemen DM itu maka upaya yang dapat dilakukan dengan melakukan
penyegaran kader di Dusun 1 Desa Suka Banjar

1.2 Dasar Kegiatan


1.2.1 Kesehatan merupakan hak setiap manusia untuk mencapai
kesejahteraan
1.2.2 Kesehatan lansia merupakan hal penting untuk menuju taraf derajat
kesehatan yang di cita-citakan negara
1.2.3 Pengabdian kepada masyarakat adalah bentuk implementasi konkrit
dari ilmu pengetahuana

1.3 Tujuan Kegiatan


1.3.1 Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan kader di Dusun 1 Desa Sukabanjar tentang
konsep Diabetes Melitus
1.3.2 Tujuan Khusus
Meningkatkan pengetahuan kader di Dusun 1 Desa Sukabanjar tentang:
a. Definisi Diabetes Melitus
b. Etiologi Diabetes Melitus
c. Manifestasi Klinis Diabetes Melitus
d. Pemeriksaan Penunjang Diabetes Melitus
e. Komplikasi Akut dan Kronis Diabetes Melitus
f. Penatalaksanaan Diabetes Melitus

1.4 Sasaran Kegiatan


Seluruh kader di dusun 1, 2,dan 3 didesa Suka Banjar dengan jumlah 16
orang

1.5 Pokok Bahasan


Konsep Diabetes Melitus

1.6 Jenis Kegiatan


Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan adalah pendidikan kesehatan tentang
konsep diabetes melitus

1.7 Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan pada :
Hari : Sabtu , 01 Desember 2018
Waktu : 09.00 s/d selesai
Tempat : Kantor Kelurahan Dusun 1 desa Suka Banjar
Susunan acara kegiatan yang terlampir pada lampiran 1

1.8 Kepanitiaan
Susunan kepanitiaan yang Terlampir pada lampiran 2.

1.9 Pendanaan Kegiatan


Pendanaan Kegiatan yang terlampir pada lampiran 3.

1.10 Satuan Acara Pendidikan Kesehatan


Satuan Acara Pendidikan Kesehatan yang terlampir pada lampiran 4

1.11 Penutup
Pelaksanaan kegiatan penyegaran kader dalam manjemen diabetes melitus di Desa
Suka Banjar diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan kader mengenai
diabetes melitus melalui materi yang telah disampaikan. Oleh karena itu besar
harapan saya untuk terlaksananya kegiatan ini. Demikian proposal kegiatan
penyegaran kader dalam manajemen diabetes melitus di Dusun 1 Desa Suka
Banjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Tahun 2018 yang saya
ajukan, diharapkan proposal kegiatan ini dapat memberikan informasi dan
gambaran yang jelas mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan. Atas
perhatiannya dan kerjasamanya kami mengucapkan terima kasih.

Pelaksana Kegiatan
Penyegaran Kader Dalam Manajemen Diabetes

Ns. Shanty Chloranyta, M.Kep., Sp.Kep.M.B


010 201343
Lampiran I

SUSUNAN ACARA KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN MANEJEMEN


DM DI DUSUN 1 DESA SUKABANJAR KECAMATAN GEDONG
TATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2018

No Kegiatan Metode Waktu Alat Bantu


Penyuluhan
1 Pembukaan dan Ceramah 15 menit Microphone
sambutan

2 Penyajian materi Ceramah 2 jam Microphone


“Konsep Diabetes LCD
Melitus” Proyektor

3 Tanya jawab Menerima & 15 menit Microphone


menjawab
pertanyaan
4 Doa dan penutup 5 menit Microphone
Lampiran 2

SUSUNAN KEPANITIAAN PENYEGARAN KADER TENTANG


MANAJEMEN DIABETES DI DUSUN 1 DESA SUKABANJAR
KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN
TAHUN 2018

Ketua Pelaksana : Tris Wantoro


Sekertaris : Endang Ulastri
Fisca Dwipa Kartika
Bendahara : Ernawati
Seksi Pelaksana : 1.Ferdinan Hilal
2.Nadirsyah
3.Elta Sari
4.Dina Veronika
5.Ahmad Chanda Efendi

Seksi Konsumsi :1.Eranila Artika


2.Dinda Permata Sari
3.Ninda Irana

Seksi Acara :1.Dewi Oktavia Sari


2.Esti Winarni
3.Eka Gusrianti
4.Eka Putri Arditama

Seksi Dokumentasi :1.Fifi Handayani


2.Herlia Dwi Hartati

Seksi Humas :1.Wibowo


2.Rudi Hermanto
Lampiran 3

PENDANAAN KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN MANEJEMEN


DM DI DUSUN 1 DESA SUKABANJAR KECAMATAN GEDONG
TATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2018

No Keterangan Jumlah Harga


1. Banner 3x2x 35.000 Rp 210.000

2. Snack 50x10.000 Rp 500.000

3. Makan siang 50x15.000 Rp 750.000

4. Leaflet 50x3000 Rp 150.000

5. Absensi dan proposal 50x1000 Rp 50.000

6. Undangan dan amplop 30x5000 Rp 150.000

Total Jumlah Rp 1.810.000


Lampiran 4

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Manajemen Diabetes Melitus


Sub pokok bahasan : Manajemen Diabetes Melitus Dengan Gaya Hidup Sehat
Sasaran : Kader Dusun 1 Desa Suka Banjar
Hari/Tanggal : Sabtu, 01 Desember 2018
Waktu : 2 jam
Tempat : Di Aula Dusun 1 Desa Suka Banjar

1. Latar Belakang
Diabetes menjadi masalah kesehatan di dunia dengan proyeksi peningkatan kasus
baru setiap tahun. IDF menyatakan prevalensi diabetes akan meningkat 50 %
dalam rentang waktu 25 tahun. Peningkatan kasus diabetes pada tahun 2015
sekitar 415 juta dan akan meningkat 642 juta pada tahun 2040.Jumlah kasus
diabetes di wilayah western pacificmenurut IDF yaitu 153 juta. Indonesia
merupakan satu dari 21 negara di western pacificdengan jumlah kasus diabetes 10
juta pada tahun 2015 (IDF, 2016). Demikian halnya, hasil penelitian yang
dilakukan oleh Riskesdas menunjukkan prevalensi diabetes di Indonesia juga
mengalami peningkatan 1.2 %. Jumlah kasus diabetes mengalami peningkatan
tahun 2013 yaitu 6.9 % dibandingkan pada tahun 2007 sekitar 5.7 % (Riskesdas,
2013).

Diabetes dikarakteristikkan dengan hiperglikemi kronis. Hiperglikemia kronis


yang tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan gangguan makrovaskuler
dan mikrovaskuler bahkan kematian. Penelitian United Kingdom Prospective
Diabetes Study (UKPDS) menunjukkan 5.102 partisipan yang di follow up selama
25 tahun setelah didiagnosa diabetes mengalami komplikasi. Hasil penelitian
membuktikan kematian pada 2.260 pasien, serangan miokard infarkpertama 1.014
pasien, dan yang kedua 169 pasien, gagal jantung kongestif pada 351 pasien, serta
ischemic heart disease 749 pasien. Gangguan yang terjadi pada pembuluh darah
meningkatkan serangan stroke berulang. Serangan stroke pertama terjadi pada 504
pasien dan serangan stroke kedua 78 pasien. Komplikasi mikrovaskuler yang
terjadi yaitu kebutaan 271 pasien, gagal ginjal 113 pasien, amputasi 171 dan
ulkus 97 pasien (Hayes, Leal, Gray, Holman, & Clarke, 2013).

Diabetes adalah salah satu penyakit degeneratif dengan angka kejadian di


Indonesia yang cenderung mengalami peningkatan. Diabetes bukan penyakit yang
menakutkan, hanya perlu pengendalian agar penderita dapat hidup dengan
penyakit diabetes. Diabetes bila diremehkan akan menyerang seluruh anggota
tubuh. Perawatan dan pengobatan diabetes mellitus yang tertib dan baik dapat
mencegah kelanjutan komplikasi-komplikasi selanjutnya (Tjokroprawiro, 2006).
Obat-obat paten untuk penderita diabetes semakin beragam. Biaya untuk
pengobatan diabetes pun juga semakin mahal dan hampir tidak terjangkau.

Dalam penanggulangan penyakit DM, seorang penderita DM harus memiliki


pengetahuan tentang DM yang baik sehingga akhirnya dapat mencegah penderita
DM dari mortalitas dan morbiditas penyakit DM. Oleh karena itu peranan
pengetahuan merupakan hal yang penting Notoadmodjo dan Waspadji (2007),
berpendapat bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan hal pokok yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan atau perilaku seseorang. Perilaku yang
didasari oleh pengetahuan dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan
berlangsung langgeng. Pengetahuan penderita tentang diabetes melitus merupakan
sarana yang dapat membantu penderita menjalankan penanganan diabetes selama
hidupnya. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit DM berdampak pada
perilaku dan pola pencegahan komplikasi lanjutan, salah satu upaya penanganan
yang dilakukan pasien DM adalah dengan pengendalian kadar glukosa darah
secara rutin.

Dari data UPT Puskesmas Bernung yang terdapat di Kecamatan Bernung


Kabupaten Pesawaran pada tahun 2018 diperoleh bahwa Puskesmas Bernung
membawahi 3 pustu, diantaranya yaitu pustu desa sukabanjar yang terdapat di
dusun 3 dengan luas wilayah 73,44 km dengan penduduk terbanyak dengan
jumlalah total (725) yang terdiri dari jumlah KK (225), laki-laki (371), perempuan
(354). Jumlah penderita DM berjumlah (7). Data ketanakerjaan di Puskesmas
Bernung terdiri dari: dokter umum (2), dokter gigi (1), apoteker (1), ,magister
kesehatan (1), perawat S1+Ners (2), perawat S1 (5) perawat D-3 (16), perawaat
SPK (1), kebidanan D4 (5), kebidanan D3 (39), nutrisionis D3 (1), analis
laboratorium D3 (1), perawat gigi (2), kesehatan lingkungan (1), staf administrasi
(1), kesehatan masyarakat (3), staf kebersihan (1), pakarya (2).

Berdasarkan survei di Desa Suka Banjar ternyata banyak warga yang menderita
penyakit diabetes mellitus yang terus meningkat setiap tahunnya , sedangkan
dengan jumlah kader yang memadai seharusnya mampu menekan angka kejadian
tersebut. Selama ini banyak kader yang kurang mendapatkan edukasi tentang
bagaimana manejemen diabetes melitus, dengan tingkat pengetahuan yang kurang
tentang manajemen DM itu maka upaya yang dapat dilakukan dengan melakukan
penyegaran kader di Dusun 1 Desa Suka Banjar

2. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 2 jam, kader kesehatan Dusun 1
diharapkan mampu memahami tentang Manajemen Diabetes Melitus.

3. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 20 menit diharapkan keluarga
mampu :
1. Menjelaskan Pengertian Diabetes Mellitus
2. Menyebutkan Tipe Diabetes Mellitus
3. Menyebutkan Penyebab Diabetes Mellitus
4. Menyebutkan Faktor Resiko Diabetes Mellitus
5. Menyebutkan Tanda dan Gejala dari Diabetes Mellitus
6. Menjelaskan Gaya Hidup Sehat pada penderita Diabetes Mellitus
4. Garis besar materi (materi terlampir)
1. Definisi Diabetes Melitus
2. Etiologi Diabetes Melitus
3. Manifestasi Klinis Diabetes Melitus
4. Pemeriksaan Penunjang Diabetes Melitus
5. Komplikasi Akut dan Kronis Diabetes Melitus
6. Penatalaksanaan Diabetes Melitus

5. Pelaksanaan Kegiatan
No Waktu Acara Kegiatan Kegiatan
Pemateri Peserta

15 Menit Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam


2. Memperkenalkandiri 2. Mendengarkan
3. Menggali 3. Menjawab
pengetahuan tentang pertanyaan
diabetes melitus 4. Mendengarkan
4. Menjelaskan tujuan 5. Menyetujui
penyuluhan kontrak waktu
5. Membuat kontrak 6. Mendengarkan
pemateri
7. Menyampaikan
penyuluhan

60 menit Proses 1. Menjelaskan materi 1. Aktif bertanya


penyuluhan tentang
a. Definisi Diabetes 2. Aktif menjawab
Melitus
b. Etiologi Diabetes 3. Mendengarkan
Melitus dan
c. Manifestasi memperhatikan
Klinis Diabetes
Melitus
d. Pemeriksaan
Penunjang
Diabetes Melitus
e. Komplikasi Akut
dan Kronis
Diabetes Melitus
f. Penatalaksanaan
Diabetes Melitus
No Waktu Acara Kegiatan Kegiatan
Pemateri Peserta

2. Diskusi Tanya 1. Aktif bertanya


jawab 2. Aktif menjawab
a. Menanyakan 3. Mendengarkan
kembali kepada dan
peserta tentang memperhatikan
materi diabetes 4. Menjawab salam
melitus
30 menit Penutup b. Menyimpulkan
isi materi
penyuluhan
c. Salam penutup

6. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab

7. Evaluasi
Evalusai dengan tes formatif memberikan pertanyaan kembali mengenai
manajemen diabetes melitus
a. Evaluasi proses
1) Peserta antusias terhdap materi penyuluhan
2) Tidak ada peserta yang meninggakan tempat penyuluhan sebelum
acara selesai
3) Peserta mengajukan pertanyaan
b. Evaluasi hasil
1) Kader kesehatan mampu menyebutkan definisi diabetes melitus
2) Kader kesehatan mampu menyebutkan etiologi diabetes melitus
3) Kader kesehatan mampu menyebutkan manifestasi klinis diabetes
melitus
4) Kader kesehatan mampu menyebutkan pemeriksaan diabetes melitus
5) Kader kesehatan mampu menyebutkan komplikasi akut dan kronis
diabetes melitus
6) Kader kesehatan mampu menyebutkan penatalaksanaan diabetes
melitus
c. Pertanyaan
1) Definisi Diabetes Melitus
2) Etiologi Diabetes Melitus
3) Manifestasi Klinis Diabetes Melitus
4) Pemeriksaan Penunjang Diabetes Melitus
5) Komplikasi Akut dan Kronis Diabetes Melitus
6) Penatalaksanaan Diabetes Melitus

8. Daftar Pustaka
Brunner & suddarth (2001). Keperawatan Medical Bedah. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III. Jakarta : Media
Aesculapsis
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC
LAMPIRAN MATERI

A. Definisi
Diabetes melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan
metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi
kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah.

B. Etiologi
Insulin Dependen Diabetik Melitus (IDDM) atau Diabetes Mellitus Tergantung
Insulin (DMTI) disebabkan oleh destruksi sel beta, sedangkan Non insulin
Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) Disebabkan kegagalan relative sel beta
dan resistensi insulin. Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin
untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk
menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel beta tidak mampu mengimbangi
resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi defisiensi relatif insulin.
Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan
glukosa, maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi
insulin lain. Berarti sel beta pankreas mengalami desensititas terhadap glukosa.
Adapun menurut tipenya :
Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas. Kombinasi
faktor genetik, imunologi dan mungkun pula lingkungan
Dibetes tipe II
Faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II.
Faktor-faktor ini adalah : usia, obesitas, riwayat keluarga dan kelompok etnik.

C. Faktor Resiko
1. Usia di atas 40 tahun
2. Kegemukan ( Obesitas )
3. Hipertensi ( TD : >140/90 mmhg )
4. Adanya riwayat keluarga dengan diabetes mellitus
5. Riwayat kadar gula abnormal
6. Riwayat penyakit jantung koroner

D. Manifestasi klinis
Diagnosa diabetes awalnya ditandai dengan adanya gejala khas berupa polifagia,
poliuria, polidipsi, lemas, dan berat badan turun. Gejala lain yang mungkin
dikeluhkan pasien adalah kesemutan, gatal, mata kabur, dan impotensi pada pria,
serta pruritus vulva pada wanita.

E. Pemeriksaan Penunjang Diabetes Melitus


Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >126 mg/dl dan
gula darah sewaktu > 200 mg/dl disertai dengan keluhan klasik , pemeriksaan
HbA1c > 6.5 %

F. Komplikasi Akut dan Kronis Diabetes Melitus


1. Penyakit jantung
2. Penyakit stroke
3. Gangguan saraf
4. Gangguan mental
5. Kerusakan ginjal
6. Infeksi pada kulit
7. Kebutaan
8. Sirkulasi darah pada kaki menjadi buruk.

G. Penatalaksanaan Diabetes Melitus


1. Rencana diet
Dimaksudkan untuk mengatur jumlah kalori dan karbohidrat yang
dikonsumsi setiap hari. Rencana diet harus didapakan dengan
berkonsultasi dahulu dengan ahli gizi yang terdaftar dan berdasarkan pada
riwayat diet pasien, makanan yang disukai, gaya hidup, latar belakang
budaya, dan aktivitas fisik. Pada konsensus PERKENI telah ditetapkan
bahwa standar yang dianjurkan adalah santapan dengan komposisi
seimbang berupa KH 60-70%, protein 10-15%, dan lemak 20-25%.
Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stres
akut, dan kegiatan jasmani untuk mencapai berat badan ideal. Jumlah
kandungan kolesterol <300 mg/hari, jumlah kandungan serat ± 25 gr/hari
diutamakan jenis serat larut konsumsi garam dibatasi bila terdapat
hipertensi. Pemanis dapat digunakan secukupnya.
2. Latihan fisik dan pengaturan aktivitas fisik.
Dianjurkan latihan jasmani teratur 3-4x tiap minggu selama ±0.5 jam yang
sifatnya sesuai CRIPE (Continous, Rhytmical, Interval, Progressive,
Endurance training). Latihan yang dapat dijadikan pilihan adalah jalan
kala, jogging, lari, renang, bersepeda, dan mendayung
3. Batasi gula dalam setiap makanan
4. Utamakan yang tinggi lemak tak jenuh tunggal (kacang-kacangan,
alpukat), cegah dislipidemia
5. Cegah kegemukan: IMT <25
6. Tidur min 6 jam sehari
7. Pakai alas kaki untuk menghindari luka karena akan beresiko
menimbulkan luka ulkus
8. Pengawasan glukosa di rumah

Anda mungkin juga menyukai