Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang“ Hepatitis A “ ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Dan juga kami ucapkan terima kasih pada Dosen mata kuliah virologi yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya, kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.
Penulis
1
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi 3
2.2 Patofisiologi 9
2.3 Epidemologi 12
DAFTAR PUSTAKA 16
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Penyakit peradangan hati atau lebih dikenal dengan hepatitis merupakan
penyakit endemik di Indonesia.Sulit untuk mengetahui insiden pasti penyakit
hepatitis karena pada sebagian kasus penyakit tersebut tidak menunjukkan
gejala.Hepatitis akut berlangsung kurang dari enam bulan, sedangkan hepatitis
kronis berlangsung lebih dari enam bulan.Hepatitis umumnya disebabkan oleh
virus hepatitis, namun belakangan ini perlemakan hati merupakanpenyebab
penyakit hati kronik yang semakin dominan
1.2 Tujuan
1. Mengetahui klasifikasi hepatitis A pada manusia?
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi
5
sirosis dan asites terjadi dalam beberapa tahun sampai dengan puluhan tahun
setelah infeksi awal.
Diagnosis. Tes serologik untuk hepatitis akan member informasi diagnostik
dan informasi tentang tingkat penularandan kemungkinan tahap penyakit. Tes
dilakukan langsung berhubungan dengan virus dan antibodi yang dihasilkan
penjamu dalam merespons protein tersebut. Virus mempunyai inti dan bagian luar
sebagai pelindung. Protein behubungan dengan bagian antigen inti dan antigen
permukaan. Tes laboratorium untuk antigen inti tidak tersedia, tetapi antigen
permukaan sering menunjukan HBsag, yang dapat didetekasi, dalam beberapa
minggu awal infeksi. Peningkatan titer selama beberapa minggu dan juga terjadi
penurunan pada tingkat yang tidak dapat dideteksi. Adanya HBsag menadakan
infeksi saat itu dan tingkat penularan relative tinggi. Antigen lain yang merupakan
bagian dari virus disebut e antigen ( HBeag ). HBeag adalah penanda ketajaman
yang sangat sensitive karena dapat dideteksi dalam perkiraan terdekat pada waktu
penyakit klinis dan pada saat di mana tampak risiko menjadi lebih besar untuk
menular.
Vaksin. Vaksin hepatiis B dihasilkan dengan menggunakan antigen hepatitis B
untuk menstimulasi produksi antibodi dan untuk memberikan perlindungan
terhadap infeksi, keamanan, dan keefektifannya mendekati 90% dari vaksinasi.
Karena virus hepatitis B mudah ditularkan dengan jarum suntik di area perawatan
kesehatan. Penurunan infeksi perinatal dan risiko penularan terjadi setelah
kelahiran, vaksin hepatitis B diberikan secara rutin pada bayi setelah lahir.
Vaksinasi individual ( yang sebelumnya tidak terinfeksi ) akan memiliki serologi
hepetitis B yang positif hanya pada HBsab. Ini menjamin kekebalan yang
dihasilkan olah vaksin yang dapat dibedakan dari produksi alami, saat inti antbodi
juga ada.
Hepatitis C
Sampai saat ini, hepatitis Non- A, Non- B menunjukan gambaran virus
hepatitis yang bukan hepatitis A, B atau agens penyebab lain. Banyak dari
hepatitis Non- A, Non- B ditularkan melalui parenteral. Hal ini sebelumnya tidak
diketahui dan virus ini juga tidak diketahui dan sekarang teridentifikasidan disebut
6
hepatitis C. Kemudian, tes antibodi untuk memeriksa pasien terhadap agens ini
telah tersedia.
Patofisiologi. Hepatitis C sekarang diperkirakan dapat menginfeksi sekitar
150.000 orang per tahun di Amerika Serikat. Hal ini dianggap menjadi penyakit
yang ditularkan hampir selalu melalui transfusi darah. Namun, ada bukti bahwa
virus ditularkan melalui cara perenteral lain ( menggunakan bersama jarun yang
terkontaminasi oleh pengguna obat intravena dan tusukan jarum yang tidak
disengaja dan cedera lain pada petugas kesehatan ). Terdapat bukti lanjut dimana
virus ditularkan melalui kontak seksual.
Diagnosis. Tes serologik saat bisa dilakukan untuk mendeteksi virus hepatitis
C dengan antibodi yang diinterpretasi secara terbatas. Banyak pasien yang
memiliki gejala klinik dari virus hepatitis perlu dilakukan tes.
Tes fungsi hati digunakan untuk mendapat status hepatitis. Penyakit ini tidak
terlalu dipahami pada saat ini, tapi peningakatan dan biasanya ditemukan
penurunan berulang enzim hati. Dengan informasi ini dan tanda klinis lain,
dipercaya bahwa sebanyak separuh dari semua pasien mengalami infeksi hepatitis
C yang berkembang menjadi infeksi kronik. Hal ini telah menunjukan penyebab
utama penyakit hati kronik dan sirosis di Amerika Serikat.
Penatalaksanaan. Saat ini, tidak diketahui terapi, vaksin atau agens profilaktik
pasca pemajananyang diakui untuk hepatitis C. Petugas perawatan kesehatan
harus mengikuti prinsip kewaspadaan umum untuk meminimalkan risiko
penularan karena pekerjaan. Prinsip ini didasarkan pada pemahaman bahwa
populasi yang terinfeksi adalah carrier penyakit ini. Perhatian terhadap jarum dan
kewaspadaan yang tepat harus digunakan pada semua pasien.
Hepatitis D
Hepatitis D adalah virus yang bergantung pada virus hepatitis B yang lebih
kompleks untuk bertahan. Hepatitis D hanya merupakan risiko untuk mereka yang
mempunyai antigen permukaan hepatitis B positif
Hepatitis D dicurigai ketika pasien sakit akut dengan gejala baru atau berulang
dan sebelumnya telah mengalami hepatitis B atau sebagai carrier hepatitis B.
7
Tidak ada tindakan spesifik untuk hepatitis. Pencegahan untuk virus ini dicapai
sebagai keuntungan sekunder dari vaksin hepatitis B. Perilaku preventif terhadap
virus darah ini ( tidak menggunakan jarum bergantian dan menggunakan kondom
pada saat berhubungan seksual ) harus ditekankan pada orang yang terinfeksi
hepatitis B yang tidak terinfeksi hepatitis D.
Hepatitis E
Hepatitis E adalah infeksi virus yang menyebar melalui kontaminasi makanan
dan air melalui jalur fekal – oral. Sampai dengan saat ini, infeksi disebut dengan
hepatitis enteric Non- A Non- B. Diagnosa dibuat dengan menyingkirkan hepatitis
A, B, dan C dan menentukan yang paling mungkin dari sumber makanan atau air
yang terkontaminasi. Sekarang tes untuk antibodi untuk hepatitis E telah tersedia,
studi epidemologi akan sangat terfasilitasi
8
Hepatitis E telah jarang ditemukan di Amerika Serikat, tetapi berhubungan
dengan epidemic dari air yang terkontaminasi di Asia, Afrika, dan Republik
Soviet. Di Amerika Serikat, hepatitis E harus dipertimbangkan pada beberapa
orang yang telah melakukan perjalanan keluar negeri dan mempunyai gejala virus
hepatitis tetapi serologic negative untuk virus hepatitis lain.
2.2 Patofisiologi
HAV umumnya ditularkan melalui rute fekal-oral baik dari kontak orang-ke-
orang atau menelan makanan atau air yang terkontaminasi. Hepatitis A adalah
infeksi enterik yang disebarkan oleh ekskresi yang terkontaminasi. Konsentrasi
virus akan meningkat dalam kotoran pasien selama 3 - 10 hari sebelum onset
penyakit sampai 1 – 2 minggu setelah ikterus muncul atau ketika 3 – 6 minggu
masa inkubasi. Oleh karena itu, tingginya prevalensi infeksi pada suatu daerah
dengan standard sanitasi yang rendah dapat menyebabkan mudahnya transmisi
HAV. HAV stabil pada suhu tertentu dan pH rendah, sehingga HAV dapat
bertahan di lingkungan, ditransmisikan melalui makanan yang terkontaminasi, dan
melewati barrier asam lambung.9,10 Ekskresi feses HAV berlangsung lama pada
anak-anak dan orang dengan immunocompromised (sampai dengan 4 - 5 bulan
setelah infeksi) dibandingkan pada orang dewasa yang sehat.
9
Transmisi melalui transfusi darah jarang terjadi. Donor harus dalam fase
prodromal viremia pada saat donor darah. Oleh karena itu, stok darah saat ini
tidak di skrining infeksi HAV aktif.Viremia yang bertahan selama beberapa
minggu menunjukkan adanya kemungkinan transmisi melalui jarum suntik,
terutama kalangan pengguna narkoba suntikan, meskipun konsentrasi HAV dalam
darah bervariasi dan lebih rendah dibandingkan konsentrasi dalam feses HAV
tidak menular dari ibu yang terinfeksi kepada bayi yang baru lahir.Anti-HAV IgG
antibodi yang terbentuk saat tahap awal infeksi HAV melewati plasenta dan
memberikan perlindungan kepada bayi setelah dilahirkan.Transmisi oleh paparan
urin, sekresi nasofaring atau droplet dari orang yang terinfeksi tidak dapat
terjadi.Penularan HAV melalui gigitan serangga dapat dimungkinkan.
10
Gambar 2. Siklus HAV intraseluler (Martin dan Lemon, 2006)
Siklus replikasi HAV sebenarnya mirip dengan replikasi picornavirus yang lain
seperti polio. Seperti yang terlihat pada gambar 2, HAV berikatan dengan molekul
reseptor, HuHAVcr-1, pada permukaan sel. Mekanisme masuknya virus
dimungkinkan secara endositosis, tetapi masih belum jelas (gambar 2a).
Selanjutnya, terjadi penetrasi dan pelepasan kapsid virus. Setelah masuk sel
hepatosit, RNA strand positif HAV terlepas dari kapsulnya (gambar 3b). HAV-
RNA ini kemudian diterjemahkan ke dalam protein utama dari 2.225 asam amino.
Vpg terpotong dari RNA dan translasi poliprotein virus terjadi. Translasi
dimediasi oleh IRES-dependent dan 5’-cap-independent, sehingga ribosom akan
melewati ujung 5’ RNA. Internal ribosome entry site bagian 5’-nontranslated
segmen pada genom HAV memediasi translasi cap-independent poliprotein virus
(gambar 2c). Poliprotein virus yang terbentuk selanjutnya mengalami proses co-
dan post-translasional proteolitik. Poliprotein dipotong oleh cysteine protease 3C
virus/3Cpro (kecuali pada ikatan VP1-2A yang dipotong oleh protease hospes)
(gambar 2d). Protein nonstruktural virus yang terbentuk bergabung menuju
membrane-bound RNA replicase, berikatan dengan ujung 3’ RNA dan mengawali
sinthesis genom virus strand negative (gambar 2e). Strand negatif tersebut
selanjutnya digunakan sebagai cetakan pada sinthesis RNA strand positif baru
(gambar 2f). Sebagian dari RNA strand positif yang baru disinthesis juga berguna
untuk sinthesis RNA atau proses translasi (gambar 2g). RNA strand positif lain
11
diselubungi oleh partikel virus baru/protein struktural yang sudah terbentuk,
diikuti dengan pemotongan VP1-2A oleh protease seluler (gambar 2h). Partikel
HAV yang sudah berikatan disekresikan oleh sel melewati membran apical
hepatosit ke dalam kanalikuli biliaris, sehingga akan melewati duktus biliaris dan
intestinal (gambar 3i).
2.4 Epidemiologi
Agen ini ditularkan secara fecal-oral. Penyebaran HAV dari manusia ke manusia
ditingkatkan oleh kebersihan diri yang buruk dan kepadatan penduduk.Wabah
besar serta kasus sporadik disebabkan oleh makanan dan minuman yang tercemar.
Pada negara maju, insiden hepatitis A telah menurun yang disebabkan karena
peningkatan kebersihan sanitasi .Berdasarkan penilaian WHO dari Global Burden
Disease (GBD), hasil awal menunjukkan peningkatan global dari 117 juta infeksi
pada 1990 sampai 121.000.000 infeksi pada tahun 2005. Menurut penilaian WHO,
peningkatan kejadian diamati pada kelompok umur 2-14 tahun dan>30 tahun.
Kematian meningkat dari 30.283 pada tahun 1990 menjadi 35.245 pada 2005.
12
banyak orang dewasa lolos dari paparan HAV saat anak – anak, tetapi menjadi
rentan terhadap infeksi selama wabah .
Periode manifestasi klinis dengan onset lambat dapat disebabkan oleh kemampuan
virus untuk mengganggu dari mekanisme selular di mana infeksi virus dikenali
dan menginduksi synthesis interferon-β. Pada sel yang terinfeksi HAV, aktivasi
Interferon Regulatory Factor -3 (IRF-3) yang dimediasi oleh dsDNA terhambat.
IRF-3 adalah kunci faktor transkripsi yang diekspresikan di sitoplasma secara
konstitutif. Pada saat terjadi infeksi virus, IRF-3 akan terfosforilasi, mengalami
tranlokasi neklear, dan menginduksi synthesis interferon-β. Dalam hepatosit,
proses tersebut terjadi karena induksi dari 2 signal berbeda, yaitu: dsRNA yang
dipengaruhi oleh TLR-3 dan interaksi antara dsRNA dengan novel pathogen-
associated molecular pattern receptor, RNA helicase, retinoic acid-inducible gene
I. Aktivasi IRF-3 melalui jalur retinoic acid-inducible gene I secara efektif
dihambat pada sel hepatosit yang terinfeksi HAV. Signal melalui jalur TLR-3 juga
terhambat secara parsial. Infeksi HCV juga menghambat aktivasi IRF-3 melalui
kedua jalur tersebut. Hal ini diperkirakan memiliki peran dalam persistensi infeksi
HCV. HCV juga dapat menghambat aktivasi nuclear factor-κB (NF-κB) yang
merupakan faktor transkripsi penting yang mengontrol jalur apoptosis. Hal ini
tidak tampak pada HAV yang mengindikasikan bahwa kedua virus hepatotropik
tersebut memiliki cara yang berbeda dalam mengganggu mekanisme pertahanan
antivirus. Sedikit penelitian membuktikan bahwa HAV cukup sensitive terhadap
interferon tipe I. Akan tetapi, masih belum jelas apakah HAV dan HCV
mengekspresikan protein yang melawan mekanisme efektor antivirus spesifik
interferon.10
13
Gambar 4. Respon Antibodi Anti-HAV
Antibodi terhadap HAV (anti-HAV) dapat terdeteksi selama fase akut penyakit
ketika aktivitas aminotransferase serum tinggi dan perkembangan HAV fekal
masih terjadi. Respon antibodi awal ini terutama respon IgM dan berlangsung
selama beberapa bulan, terkadang selama 6-12 bulan. Selama pemulihan, IgG
anti-HAV antibodi menjadi dominan. Oleh karena itu, diagnosis hepatitis A dibuat
selama penyakit akut dengan menunjukkan IgM anti-HAV. Setelah fase akut,
anti-HAV dari kelas IgG tetap terdeteksi tanpa batas dan pasien dengan serum
anti-HAV kebal terhadap reinfeksi. Aktivitas antibodi seimbang dengan kadar
anti-HAV, dan IgG anti-HAV terdapat dalam memori immunoglobulin untuk
perlindungan terhadap infeksi HAV. Tidak seperti pada HCV, imunitas adaptif
sebagai respon terhadap HAV bersifat kuat dan sangat efektif dalam
mengeliminasi virus.
14
Tabel 1. Tanda klinis dan epidemiologis infeksi virus hepatitis
15
Daftar Pustaka
16
17