Anda di halaman 1dari 7

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI

Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014

APLIKASI METODE RESPON PERMUKAAN DAN GOAL


PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI SIFAT FISIK DAN MEKANIK
TABLET OBAT
Ivan Aris Nugroho1) dan Abdullah Shahab2)
1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia
e-mail: ivan.aris88@yahoo.com
2) Jurusan Manajemen Industri, Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember

ABSTRAK
Industri Farmasi menghasilkan berbagai jenis obat salah satunya adalah produksi solida
(berbentuk tablet padat). Tablet merupakan produk yang paling banyak beredar dan diterima di
masyarakat karena berbagai keuntungan. Keuntungan tablet adalah mudah dibawa, bentuk
kompak dan mudah diberikan. Oleh karena banyak beredar di masyarakat dan mempunyai
banyak keuntungan maka tablet haruslah memiliki sifat fisik dan mekanik yang baik. Hasil
tablet yang diharapkan adalah tablet yang memiliki kekerasan cukup tinggi, waktu hancur yang
singkat, dan tingkat keregasan yang rendah. Faktor yang diduga berpengaruh terhadap sifat fisik
dan mekanik tablet adalah kadar zat pengikat, kadar zat disintegran, dan tekanan mesin.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Respon Permukaan. Metode
Respon Permukaan digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor terhadap hasil cetakan tablet.
Dari Metode Respon Permukaan didapat persamaan hubungan antara faktor dan respon.
Persamaan ini kemudian diolah dengan menggunakan Goal Programming agar mendapatkan
hasil yang optimal.
Hasil dari penelitian ini adalah faktor kadar zat pengikat, zat disintegran dan tekanan mesin
pada waktu pengempaan terbukti secara signifikan mempengaruhi respon tingkat kekerasan,
tingkat keregasan dan waktu hancur tablet. Hasil percobaan pembuatan tablet obat dengan
menggunakan faktor-faktor yang telah optimal menunjukkan kesesuaian dengan prediksi
menggunakan model.
Kata kunci: Metode Respon Permukaan, Goal Programming, Optimasi Sifat Fisik dan
Mekanik, Tablet Obat.

PENDAHULUAN
Industri Farmasi menghasilkan berbagai jenis obat dalam memenuhi kebutuhan
kesehatan masyarakat. Pada dasarnya obat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu produksi solida
(berbentuk tablet padat), produksi liquid (berbentuk cair), dan produksi semisolid (berbentuk
balsam).
Tablet dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan solid yang mengandung satu atau
lebih zat aktif dengan atau tanpa bahan pengisi (Depkes RI, 1995). Biasanya tablet berbentuk
bulat dengan permukaan datar, atau konveks. Tablet diberikan secara oral dan ditelan dengan
bantuan air atau bisa juga dibuat untuk dikunyah terlebih dahulu baru ditelan.

ISBN : 978-602-70604-0-1
A-7-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014

Produk solida berbentuk tablet adalah produk yang paling banyak beredar di
masyarakat. Selain itu tablet adalah bentuk obat untuk orang dewasa yang paling luas diterima
karena berbagai keuntungan. Keuntungan tersebut seperti kemudahan pemberian dosis yang
akurat, bahan yang digunakan tidak mengandung alkohol (alkohol seringkali digunakan untuk
meningkatkan kelarutan dan stabilitas bentuk lain), dan komposisi tablet dapat segera
disesuaikan dalam berbagai dosis zat aktif. Keuntungan tablet lainnya adalah mudah dibawa,
bentuk kompak, dan ekonomis bila dibandingkan obat lain dan mudah diberikan (Siregar,
2008).
Zat yang terkandung dalam tablet secara garis besar dibagi menjadi empat, yaitu zat
aktif, zat pembentuk sifat fisik tablet, zat pengisi, dan zat pengawet. Zat aktif merupakan zat
kandungan obat yang dosisnya telah ditentukan oleh para ahli farmasi melalui berbagai uji
untuk menyembuhkan penyakit. Sedangkan zat pembentuk sifat fisik tablet merupakan zat yang
tidak memiliki efek menyembuhkan namun digunakan untuk memperlancar pembentukan
tablet dan mempermudah proses pelarutan agar dapat diserap oleh tubuh. Zat pengisi berfungsi
untuk mengisi tablet agar mencapai berat yang telah ditentukan. Dalam proses pembuatan obat
keempat zat tersebut dicampur melalui berbagai proses sebelum mencapai proses pencetakan.
Secara umum proses produksi solida melibatkan urutan proses yaitu persiapan bahan baku,
penimbangan bahan baku, proses campur basah, sizing (pembuatan granul), pengeringan,
pengecilan ukuran granul, campur kering, dan proses pencetakan.
Proses pengeringan dilakukan dengan oven pada suhu dan waktu tertentu. Proses
pengecilan ukuran granul dilakukan agar granul tersebut dapat dicetak. Pada proses campur
kering ditambahkan pelincir dan disintegran. Pelincir berfungsi untuk memperlancar granul
pada waktu melalui proses pencetakan. Sedangkan disintegran adalah tambahan zat agar tablet
mudah larut ketika masuk ke dalam tubuh manusia.
Setelah proses produksi tersebut selesai maka pihak quality control (QC) mengadakan
sampling untuk memeriksa apakah hasil tablet tersebut telah sesuai dengan kriteria tablet yang
baik atau tidak. Pihak Quality control melakukan uji terhadap tablet meliputi uji kadar air
(sebelum mulai cetak), uji keragaman berat tablet, uji keragaman diameter dan tebal tablet, uji
kekerasan tablet (Hardness test), uji waktu hancur tablet (disintegration test), dan uji keregasan
atau kerapuhan tablet (friability test).
Hasil tablet yang diharapkan adalah tablet yang memiliki kekerasan cukup tinggi (agar
tidak mudah pecah dalam pengemasan dan pengiriman tablet), waktu hancur yang singkat (agar
zat cepat diserap oleh tubuh dan khasiat obat cepat bekerja), dan tingkat keregasan yang rendah
(tingkat kerapuhan tablet terhadap gesekan dan bantingan).
Faktor yang diduga berpengaruh terhadap sifat fisik dan mekanik tablet adalah kadar
zat pengikat, kadar zat disintegran, dan tekanan mesin. Zat pengikat adalah zat yang
ditambahkan agar tablet tidak pecah atau retak. Zat disintegran adalah zat yang membuat tablet
agar dapat hancur di dalam perut. Sedangkan tekanan mesin yang dimaksud adalah tekanan
mesin pada alat mesin kempa granul.
Penelitian dilakukan agar dapat melihat faktor yang dominan mempengaruhi respon
hasil cetak tablet. Dengan menggunakan data hasil percobaan yang cukup banyak, model akan
diperoleh dengan menggunakan metode respon permukaan.
Setelah mendapatkan model hasil dari metode respon permukaan, akan dilakukan
optimasi faktor-faktor dengan menggunakan metode goal programming. Dengan optimasi
parameter tersebut diharapkan bisa diperoleh solusi optimal untuk memperoleh hasil tablet
sesuai dengan kriteria yang diharapkan.

ISBN : 978-602-70604-0-1
A-7-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014

Metode Respon Permukaan


Metode respon permukaan adalah kumpulan teknik statistika dan matematika yang
berguna untuk mengembangkan, meningkatkan, dan mengoptimalkan proses. Metode ini juga
mempunyai aplikasi penting dalam desain, pengembangan dan formulasi produk baru,
demikian juga pada peningkatan desain produk yang sudah ada (Myers, 2002)
Pengukuran kualitas karakteristik suatu produk disebut respon. Kebanyakan aplikasi
nyata dari metode respon permukaan akan melibatkan lebih dari satu respon. Input variable
kadang disebut variabel bebas. Variabel bebas ini adalah besaran yang dapat dikontrol oleh
peneliti dalam suatu eksperimen. Metode respon permukaan adalah metode yang berupaya
melihat pengaruh atau respon dari beberapa variabel secara bersama-sama.
Menurut Myers (2002) metode respon permukaan berguna sebagai solusi dari berbagai
masalah. Secara umum masalah dibagi menjadi tiga kategori :
1. Memetakan respon permukaan atas suatu daerah.
2. Optimasi dari respon. Dalam dunia industri permasalahan yang sangat penting
adalah menentukan kondisi yang mengoptimalkan respon.
3. Pemilihan dari kondisi operasi untuk mencapai spesifikasi. Dalam kebanyakan
masalah respon permukaan terdapat beberapa respon yang harus dipertimbangkan
secara bersamaan.
Pada dasarnya analisis permukaan respon adalah serupa dengan analisis regresi yaitu
menggunakan prosedur pendugaan parameter fungsi respons berdasarkan kuadrat terkecil
(Least Square Method). Perbedaanya dengan regresi linear adalah dalam analisis respon
diperluas dengan menerapkan teknik-teknik metematik untuk menentukan titik-titik optimum
agar dapat ditentukan respon yang optimum (maksimum atau minimum) (Montgomery, 1998).
Dalam respon permukaan digunakan model first order atau model second order. Secara
umum model first order mempunyai fungsi sebagai berikut :
Y = β0 + β1x1 + β2x2 + … + βkxk +
Namun model first order tidak cukup memetakan hubungan parameter dengan respon
bila berbentuk kurva. Oleh karena itu diperlukan model second order yang dapat memetakan
bentuk kurva. Model second order dengan dua variabel mempunyai fungsi sebagai berikut :
Y = β0 + β1x1 + β2x2 +β11x12+β22x22 + β12x1x2 +

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model second order respon
permukaan. Model ini banyak sekali digunakan dalam metode respon permukaan karena
modelnya sangat fleksibel dalam mendeskripsikan data eksperimen dalam bentuk kurva.
Goal Programming
Masalah keputusan yang melibatkan tidak hanya satu tetapi beberapa fungsi tujuan
merupakan masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan linear programming biasa. Oleh
karena itu terdapat suatu teknik riset operasional untuk menanganni masalah keputusan dengan
beberapa fungsi tujuan, yang dinamakan Goal Programming.
Goal Programming merupakan suatu metode yang menggabungkan beberapa tujuan
dalam sebuah fungsi tujuan dengan prioritas yang sudah ditentukan. Ini dilakukan dengan
mengekspresikan tujuan itu dalam bentuk sebuah kendala (goal constraint), memasukkan suatu
variabel simpangan (deviational variable) dalam kendala itu untuk mencerminkan seberapa
jauh deviasi dari tujuan. Goal Programming bertujuan meminimumkan penyimpangan-
penyimpangan dari tujuan-tujuan tertentu (Mulyono, 2002).

ISBN : 978-602-70604-0-1
A-7-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014

Karena penyimpangan-penyimpangan dari tujuan-tujuan itu diminimumkan, sebuah


model Goal Programming menangani aneka ragam tujuan dengan dimensi atau satuan ukuran
yang berbeda. Tujuan-tujuan yang saling bentrok juga dapat diselesaikan. Jika terdapat banyak
tujuan, prioritas atau urutannya bisa ditentukan, dan proses penyelesaian Goal Programming itu
akan berjalan sedemikian rupa sehingga tujuan dengan prioritas tertinggi dipenuhi sedekat
mungkin sebelum memikirkan tujuan-tujuan dengan prioritas lebih rendah. Goal programming
mencari titik yang paling memuaskan dari sebuah persoalan dengan beberapa tujuan.Goal
programming meminimumkan penyimpangan-peyimpangan dari tujuan dengan
mempertimbangkan hirarki prioritas (Mulyono, 2002).

METODE
Studi lapangan dan percobaan secara langsung dilakukan di sebuah perusahaan farmasi.
Dari para apoteker dan staf yang bekerja di perusahaan tersebut diperoleh gambaran dan
aplikasi mengenai pembuatan tablet obat dengan metode granulasi basah. Berdasarkan
pengalaman membuat tablet obat selama ini didapatkan faktor dan variabel respon untuk
penelitian ini.
Untuk menghasilkan tablet yang mempunyai kualitas fisik dan mekanik yang baik,
beberapa faktor dalam produksi tablet diduga berpengaruh. Faktor yang diduga berpengaruh
tersebut adalah kadar zat pengikat, kadar zat disintegran, dan tekanan mesin. Sedangkan respon
dari faktor tersebut adalah tingkat kekerasan tablet, tingkat keregasan/kerapuhan tablet, dan
waktu hancur tablet
Setelah menetapkan faktor dan respon maka langkah selanjutnya adalah menetapkan
level dari faktor tersebut. Faktor kadar zat pengikat mempunyai level bawah 2%, level tengah
4% dan level atas 6%. Kadar zat disintegran mempunyai level bawah 2%, level tengah 3,5%
dan level atas 5%. Tekanan mesin waktu cetak mempunyai level bawah 3.5, level tengah 3.25,
dan level atas 3. Untuk mempermudah perhitungan maka ketiga level tersebut diubah dalam
bentuk coded. Nilai Coded adalah nilai faktor bukan berdasar nilai yang sebenarnya melainkan
diberi notasi -1 untuk tingkat bawah, nilai 0 untuk tingkat tengah dan nilai +1 untuk level atas.
Setelah penentuan level dilakukan, maka dipilih desain percobaan Central Composite
Design. Percobaan ini dirancang dengan 20 macam perlakuan. Setiap perlakuan diulang
sebanyak lima kali. Kemudian hasil kempa tablet dengan 20 perlakuan yang berbeda tersebut
dilakukan pengujian tingkat kekerasan, tingkat keregasan dan waktu hancur. Pengujian
dilakukan dengan cara sebagai berikut : misal pada komposisi pertama dengan pengikat -1,
disintegran 1, dan tekanan 1, diambil 5 tablet untuk 5 kali uji kekerasan, uji keregasan sebanyak
5 kali (1 kali uji diperlukan 20 tablet, sehingga total membutuhkan 100 tablet) dan terakhir
diambil 5 tablet untuk 5 kali uji waktu hancur. Didapatkan 5 hasil pengukuran tekanan, 5
pengukuran keregasan, 5 pengukuran waktu hancur yang kemudian diambil rata – ratanya untuk
tiap jenis pengukuran. Angka rata – rata tersebut yang digunakan sebagai respon pada metode
respon permukaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tablet dibuat berdasarkan Central Composite Design dan setelah itu dilakukan
pengukuran. Tabel 1 merupakan data hasil percobaan yang menunjukkan hasil pengukuran
tingkat kekerasan.tablet , tingkat keregasan tablet dan waktu hancur tablet.

ISBN : 978-602-70604-0-1
A-7-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014

Tabel 1. Data Hasil Percobaan


Faktor (Coded) Respon
Pengikat Disintegran Tekanan Kekerasan Keregasan Waktu Hancur
No
(Kp) (detik)
X1 X2 X3 Y1 Y2 Y3
1 -1 1 1 8,35 1,3% 17,4
2 0 0 0 7,95 0,9% 24,2
3 1 -1 -1 7,75 0,9% 23,8
4 0 0 0 8,2 0,8% 23,2
5 0 0 0 8 0,8% 23,8
6 0 0 0 8 0,8% 24,2
7 1 1 -1 8,3 0,8% 19,2
8 1 1 1 13,95 0,8% 75,2
9 -1 1 -1 4,75 4,1% 22,8
10 0 0 1,682 13,3 0,3% 62,6
11 0 -1,682 0 8,65 0,6% 27,8
12 0 0 0 8,15 0,9% 23,2
13 1,682 0 0 12,7 0,5% 70
14 -1 -1 1 9,7 0,6% 25
15 1 -1 1 13,3 0,5% 88,6
16 -1,682 0 0 5,8 3,5% 17,4
17 0 1,682 0 7,55 1,2% 18,2
18 0 0 0 8,1 1,0% 22
19 0 0 -1,682 6,1 3,0% 13,8
20 -1 -1 -1 4,9 3,8% 19,6

Hasil percobaan yang terdapat pada tabel 1 diolah dengan menggunakan perangkat
lunak statistik (program minitab) untuk memperoleh persamaan regresi. Formulasi matematis
secara lengkap yang didapat dari metode respon permukaan bisa dituliskan sebagai berikut:
Y1 = 8,12664 + 1,98467*X1 - 0,08471*X2 + 2,32682*X3 + 0,38705*X1*X1 +
0,52848*X3*X3 + 0,35000*X1*X2 + 0,36250*X1*X3 (1)
Y2 = 0,008183 - 0,008732*X1 + 0,001671*X2 - 0,008119*X3 + 0,004243*X1*X1 +
0,000460*X2*X2 + 0,002935*X3*X3 - 0,000800*X1*X2 + 0,006950*X1*X3 +
0,000900*X2*X3 (2)
Y3 = 23,4080 + 15,4107*X1 - 2,8224*X2 + 14,8549*X3 + 7,3307*X1*X1 +
5,3862*X3*X3- 1,7000*X1*X2 + 15,1000*X1*X3 - 2,4500*X2*X3 (3)
Batasan – batasan :
X1 ≥ -2 (4)
X1 ≤ 2 (5)
X2 ≥ -2 (6)
X2 ≤ 2 (7)
X3 ≥ -2 (8)
X3 ≤ 2 (9)

ISBN : 978-602-70604-0-1
A-7-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014

Di mana Y1 adalah tingkat kekerasan, Y2 adalah tingkat keregasan, Y3 adalah waktu


hancur, X1 adalah zat pengikat, X2 adalah zat disintegran, dan X3 adalah tekanan mesin.
Penyelesaian goal programming dilakukan dengan mencari deviasi minimal sasaran
dengan hirarki yang lebih tinggi, kemudian diikuti dengan mencari deviasi minimal sasaran
dengan hirarki lebih rendah. Untuk itu perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat hirarki
berdasarkan skala prioritas.
Tingkat kekerasan merupakan hal yang harus diprioritaskan pertama karena tablet
dalam kemasan pasti bertumpuk – tumpuk sehingga tablet haruslah dapat menahan gaya tekan
dan tidak mudah pecah. Nilai respon kekerasan yang diinginkan adalah minimal 11 Kp.
Tingkat keregasan merupakan prioritas kedua yang diutamakan karena pada saat
pengiriman tablet akan terbanting dan bergesekan satu dengan yang lain. Diharapkan nilai
keregasan suatu tablet tidak lebih dari 0,01 atau 1%.
Waktu hancur merupakan prioritas ketiga yang terpenting karena tablet haruslah cepat
hancur ketika di dalam perut agar khasiat tablet dapat cepat bekerja. Waktu hancur diharapkan
dapat kurang dari 1 menit. Oleh karena itu ditentukan angka yang sedikit kurang dari 1 menit
yaitu 55 detik.
Ketiga fungsi tujuan di atas kemudian dimasukkan ke dalam formulasi. Format dari
formulasi di atas akan dirubah agar sesuai dengan format goal programming. Berikut adalah
formulasi lengkap Goal Programming dari optimasi sifat fisik dan mekanik tablet :
Kendala sasaran :
8,12664 + 1,98467*X1 - 0,08471*X2 + 2,32682*X3 + 0,38705*X1*X1 +
0,52848*X3*X3 + 0,35000*X1*X2 + 0,36250*X1*X3 + δ1- - δ1+ = 11
0,008183 - 0,008732*X1 + 0,001671*X2 - 0,008119*X3 + 0,004243*X1*X1 +
0,000460*X2*X2 + 0,002935*X3*X3 - 0,000800*X1*X2 + 0,006950*X1*X3 +
0,000900*X2*X3 + δ2- - δ2+ = 0,01
23,4080 + 15,4107*X1 - 2,8224*X2 + 14,8549*X3 + 7,3307*X1*X1 + 5,3862*X3*X3-
1,7000*X1*X2 + 15,1000*X1*X3 - 2,4500*X2*X3 + δ3- - δ3+ = 55
Batasan – batasan :
X1 ≥ -2
X1 ≤ 2
X2 ≥ -2
X2 ≤ 2
X3 ≥ -2
X3 ≤ 2
Langkah pertama optimasi dilakukan dengan memasukkan kendala sasaran kekerasan
saja dan batasan yang ada. Tujuan dari langkah pertama adalah meminimalkan δ1- agar
mendapat tingkat kekerasan yang optimal. Dengan menggunakan perangkat lunak maka
diperoleh nilai δ1- = 0, kadar zat pengikat sebesar 4%, kadar zat disintegran sebesar 5,4% dan
tekanan mesin 2,9.
Langkah kedua optimasi dilakukan dengan menambahkan kendala sasaran keregasan
dan nilai variabel δ1- yang dihasilkan pada langkah pertama dimasukkan sebagai tambahan
batasan. Tujuan dari langkah kedua adalah meminimalkan variabel δ2+ agar tingkat kekerasan
dan tingkat keregasan yang optimal dapat sekaligus tercapai. Langkah kedua ini menghasilkan

ISBN : 978-602-70604-0-1
A-7-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014

nilai δ2+ =0, kadar zat pengikat sebesar 4,4%, kadar zat disintegran sebesar 3,8% dan tekanan
mesin 2,95.
Langkah ketiga optimasi dilakukan dengan menambahkan kendala sasaran terakhir
yaitu waktu hancur dan nilai variabel δ2+ yang dihasilkan pada langkah kedua dimasukkan
sebagai tambahan batasan. Tujuan dari langkah ketiga adalah meminimalkan variabel δ3+ agar
tingkat kekerasan, tingkat keregasan dan waktu hancur yang optimal dapat sekaligus tercapai.
Langkah ketiga ini menghasilkan nilai δ3+ =0, kadar zat pengikat sebesar 5,22%, kadar zat
disintegran sebesar 3,5% dan tekanan mesin 3,1.
Setelah mendapatkan faktor-faktor yang telah optimal dengan goal programming, maka
dilakukan percobaan sesuai dengan komposisi tersebut. Data hasil percobaan menunjukkan
kesesuaian antara hasil percobaan dan prediksi menggunakan model.

KESIMPULAN
Percobaan untuk mengetahui komposisi yang optimal agar menghasilkan tablet obat
sesuai kriteria dengan metode respon permukaan dan goal programming menghasilkan
beberapa kesimpulan yaitu :
1. Faktor kadar zat pengikat, zat disintegran dan tekanan mesin pada waktu pengempaan
terbukti secara signifikan mempengaruhi respon tingkat kekerasan, tingkat keregasan dan
waktu hancur tablet.
2. Agar dapat mencapai sasaran tingkat kekerasan tablet setidaknya 11 Kp, tingkat keregasan
tablet kurang dari 1% dan waktu hancur tablet kurang dari 55 detik, maka diperlukan
formulasi faktor yang optimal yaitu kadar zat pengikat 5,22%, kadar zat disintegran 3,5%
dan tekanan mesin pada waktu pengempaan 3,1.
3. Data hasil percobaan dengan faktor yang telah optimal menunjukkan kesesuaian dengan
prediksi menggunakan model.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, (1995), Farmakope Indonesia IV
Iriawan, N., (2006), Mengolah Data Statistik dengan Mudah Menggunakan Minitab 14, C.V
Andi Offset, Yogyakarta
Montgomery, D. C., (1998), Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta
Mulyono, Sri, (2002), Riset Operasi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Jakarta.
Myers, R., (2002), Response Surface Methodology : Process and Product Optimization Using
Designed Experiments, A Wiley-Interscience Publication, United States of America.
Siregar, C., & Wikarsa, S. (2008), Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar - Dasar Praktis,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Indonesia:

ISBN : 978-602-70604-0-1
A-7-7

Anda mungkin juga menyukai