Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN STRATEGI

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER


UMKM MANUFAKTUR
Jl.Labuan Lombok,Wanansaba Lombok Timur – NTB

DISUSUN OLEH:

NAMA : M SAJARATUL MUNTAHA

NIM : A1C016085

KELAS : B

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

S1 AKUNTANSI REGULER PAGI

UNIVERSITAS MATARAM
Latar Belakang

UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan suatu usaha produktif
milik sendiri atau badan usaha yang diatur dalam undang-undang no 28 tahun
2008 danmempunyai peranan pentingkhususnya di Indonesia (Marcellina,
2012).Peranan UMKM di Indonesia mempunyai peringkat yang cukup
tinggibahkan di negara-negara ASEAN UMKM dipandang dapat membantu
pendapatan nasional (Yahaya, Geidam, & Usman, 2015).Peran UMKM selain
dapat membantudalammemajukan perekonomian masyarakat, juga berperan
dalam mendistribusikan perekonomian Indonesiasecara merata (Widyaningsih,
2016).Berdirinya UMKMdi Indonesia dapat membangkitkan semangat
masyarakat untuk terus berkembang dalam menciptakan suatu usaha.

Rumusan Masalah
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi
pengembangan produksi tempe apabila dilihat dari aspek potensi, masalah,
peluang dan tantangan (SWOT) di Desa Wanasaba Kecamatan Wanasaba
Kabupaten Lombok Timur ?

Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
strategi pengembangan produksi tempe dilihat dari aspek potensi, masalah,
peluang dan tantangan (SWOT) di Desa Wanasaba Kecamatan Wanasaba
Kabupaten Lombok Timur
Kerangka penelitian

struktur

sistem proses

karyawan

Identifikasi Karakteristik Sentra


Kawasan Produksi

AnalisisSWOT

Identifikasi Key successfactor

Internal (Strengths &Weaknesses)


Eksternal (Opportunities &threats)

Strategi Pengembangan Produksi Tempe


di Desa Wanasaba

- Rasional (DasarPemikiran)
- StrategiPengembangan
- ProgramPengembangan
IDENTITAS OBJEK STUDI
A. Badan Usaha
1. Nama :-
2. Bentuk : Perseorangan (Perusahaan Keluarga)
3. Usaha Utama : Memproduksi dan Menjual Tempe
4. Alamat : Jl.Labuan Lombok,Wanansaba Lombok Timur - NTB
B. Pemilik
1. Nama : Hotmah
2. Umur : 30 tahun
5. Alamat : Jl.Labuan Lombok,Wanansaba Lombok Timur - NTB
Visi, Misi, Tujuan Jangka Panjang, dan Rencana Strategis
1. Visi :-
2. Misi :-
3. Tujuan JP :-

DESKRIPSI AKTIVITAS BISNIS


 Wilayah Bisnis
Perusahaan Ibu Hotmah merupakan perusahaan keluarga atau perseorangan
yang bergerak di bidang pemproduksian dan penjualan tempe. Ibu Hotmah
memproduksi tempe di rumahnya dan dibantu oleh tenaga 4 orang buruh. Hasil
produksi dari usaha ini dijual kepada para pengepul (distributor) yang berada di
wilayah Kecamatan Wanasaba.

 Produksi dan Penjualan


Dalam sehari perusahaan Ibu Hotmah rata-rata dapat memproduksi tempe
sebanyak 1.250 buah dengan ukuran dan harga yang berbeda-beda sebagai berikut:
1) Ukurang kecil; harga Rp800,-/buah sebanyak 600 buah;
2) Ukuran cukup kecil; harga Rp1.400,-/buah sebanyak 120 buah;
3) Ukuran sedang; harga Rp1.500,-/buah sebanyak 250 buah;
4) Ukuran cukup besar; harga Rp1.800,-/buah sebanyak 120 buah; dan
5) Ukuran besar; harga Rp2.000,-/buah sebanyak 160 buah.
Dan dalam hari tersebut pula biasanya seluruh hasil produksi habis terjual.
Sehinga dapat diperkirakan bahwa rata-rata penjualan Ibu Hotmah per hari sama
dengan Rp1.559.000,-.

 Biaya Produksi
a) Biaya Bahan Baku
1. Kedelai
Rata-rata Kebutuhan = 140 kg per hari (1,5 ton per 10-11 hari)
Harga per kg = Rp7.000,-
Biaya Bahan Baku = 140 kg x Rp7.000,-
= Rp980.000,-
b) Biaya Tenaga Kerja Langsung (TKL)
1. Bagian Pencucian Kedelai
Jumlah Buruh = 1 orang
Upah per hari = Rp450.000 : 10,5 hari*)
= Rp42.857
Keterangan:
*)
Ibu Hotmah akan mengupah tukang cuci kedelai jika stok kedelai yang rata-rata sebanyak 1,5
ton per 10-11 hari habis [(10+11):2)].
2. Bagian Memasak
Jumlah Buruh = 1 orang
Upah per hari = Rp115.000 : 7 hari*)
= Rp16.429
Keterangan:
*)
Ibu Hotmah akan mengupah tukang memasak sebesar Rp115.000 per minggu.
3. Bagian Pembungkusan Tempe
Jumlah Buruh = 2 orang
Upah per hari = 2 x (Rp300.000 : 7 hari*))
= Rp85.714
Keterangan:
*)
Ibu Hotmah akan mengupah buruh bagian pembungkusan sebesar Rp300.000 per minggu.

Jumlah Biaya TKL per hari:


Bagian Pencucian Kedelai Rp 42.857
Bagian Memasak Rp 16.429
Bagian Pembungkusan Tempe Rp 85.714
Rp 145.000
c) Biaya Overhead Pabrik
1. Bahan Penolong
- Soda per hari = (3 Bungkus x Rp5.000) / 7 hari
= Rp2.143
- Kanji per hari = (1 kg x Rp9.000) / 7 hari
= Rp1.286
- Plastik per hari = Ukuran 12 + ukuran 11 + bermerek
= Rp12.500 + Rp5.500 + Rp6.250
= Rp24.250

2. Bahan Bakar
- Bahan Bakar Minyak Mesin Penggiling Kedelai
Rata-rata pemakaian = Rp20.000 per 3 hari
Biaya BBM per hari = Rp6.667

- Kayu Bakar
Rata-rata pemakaian = 1 karung per hari
Harga kayu bakar per karung = Rp30.000

Jumlah Biaya Overhead Pabrik per hari:


Bahan Penolong
- Soda Rp 2.143
- Kanji Rp 1.286
- Plastik Pembungkus Rp 24.250
Rp 27.679
Bahan Bakar
- BBM Mesin Penggiling Rp 6.667
- Kayu Bakar Rp 30.000
Rp 36.667
Jumlah Rp 64.346

 Perkiraan Laba/Rugi
           
  PERUSAHAAN TEMPE IBU HOTMAH  
  PERKIRAAN LABA/RUGI PER HARI  
   
  Penjualan 1.559.000  
  Persediaan dalam proses awal - -  
  Biaya Produksi  
  Biaya Bahan Baku 980.000  
  Biaya TKL 145.000  
  Biaya Overhead Pabrik 64.346  
  Persediaan tersedia diproduksi 1.189.346  
  Persediaan dalam proses akhir -  
  Harga Pokok Produksi 1.189.346  
  Persediaan barang jadi awal -  
  Persediaan tersedia dijual 1.189.346  
  Persediaan Akhir -  
  Harga Pokok Penjualan (1.189.346)  
  Laba Kotor 369.654  
           

PERMASALAHAN
1. Tidak terdapatnya manajemen strategi yang tercermin dari tidak adanya
visi, misi, tujuan jangka panjang, dan perencanaan strategis.
2. Tidak dilakukannya perhitungan yang memadai dalam menghitung biaya
overhead pabrik, yaitu tidak diperhitungkannya beban penyusutan
bangunan, peralatan dan mesin, serta terhadap beban listrik.

PENYELESAIAN PERMASALAHAN
1. Secara garis besar, konsep manajemen strategi adalah untuk mencapai
keunggulan kompetitif. Penyusunan strategi perusahaan dimulai dari
mengembangkan pernyataan visi dan misi, melakukan audit internal dan
eksternal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan, mengevaluasi
dan memilih strategi, implementasi strategi dan dilanjutkan dengan
mengukur dan mengevaluasi kinerja perusahaan (David, 2006).

Pernyataan visi merupakan tahap pertama dalam perencanaan strategis.


Visi menggambarkan apa yang ingin diraih di masa depan. Berikut adalah
beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam menyusun visi
menurut Tripomo dan Udan (2005):
1) Visi menunjukan arah strategis;
2) Visi lebih menunjukan apa yang ingin dicapai, buka bagaimana cara
mencapai;
3) Seperti pernyataan tujuan jangka panjang, visi bisa berupa hasil
akhir dan bisa juga berupa kemampuan;
4) Visi dan goal berbeda dalam jangka waktu pencapaian. Goal adalah
suatu langkah yang harus dicapai dalam jangka waktu tertentu untuk
mencapai visi; dan
5) Visi merupakan representasi dari keyakinan mengenai
bagaimanakah seharusnya bentuk organisasi perusahaan di masa
depan dalam pandangan pelanggan, karyawan, pemilik, dan
stakeholder lainnya.

Pernyataan misi adalah pernyataan tujuan jangka panjang yang


membedakan satu perusahaan dengan perusahaan sejenis lain. Pernyataan
misi menjawab pertanyaan yang mengandung alasan kenapa perusahaan
ini ada (Wall et al., 1999):
1) Siapa kita?
2) Apa yang kita lakukan?
3) Untuk siapa kita melakukan?
4) Mengapa kita melakukan?

Sehingga dalam kasus ini, adapun bentuk penyelesaian masalahnya adalah


bawha perusahaan Ibu Hotmah perlu untuk memiliki visi, misi, tujuan
jangka panjang dan perencanaan strategis agar dapat melakukan
manajemen strategi guna mencapai keunggulan kompetitif. Meskipun
perusahaan Ibu Hotmah tergolong ke dalam perusahaan mikro, hal ini
tetap dirasa perlu oleh penulis karena dapat menjadi pemacu bagi
perusahaan untuk mencapai kesuksesan di masa depan. Selain itu, hal
terpenting dari hal ini adalah akan membuat jelas ke mana arah
perusahaan. Sehingga memudahkan untuk menetapkan target-target
perusahaan dan melakukan perencanaan yang matang untuk mencapai
target-target tersebut. Dampak yang paling dirasakan oleh penulis dari
tidak adanya hal ini adalah tidak adanya target dari perusahaan ibu
Hotmah untuk lebih berkembang lagi seperti membentuk badan usaha
yang legal, menambah modal perusahaan melalui bentuk badan usaha (CV
dan lain sebagainya), kerjasama atau melalui pembiayaan eksternal,
membuka cabang di daerah lain, dan lain sebagainya. Untuk itu maka
langkah yang diperlukan untuk melakukan manajemen strategi ke
depannya bagi perusahaan Ibu Hotmah perlu dilakukan.

2. Menurut Mulyadi (2003), biaya overhead pabrik adalah semua biaya


produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Sedangkan menurut Mas’ud Machfoedz (1999) biaya overhead pabrik
adalah seluruh biaya yang digunakan untuk membuat suatu barang jadi
selain bahan dasar langsung dan upah tenaga kerja langsung.

Dalam kasus di atas, perusahaan Ibu Hotmah belum memperhitungkan


beban penyusutan terhadap bangunan serta peralatan dan mesin dalam
menghitung biaya produksi. Selain itu perusahaan Ibu Hotmah juga belum
memperhitungkan beban listrik dalam proses produksinya. Sehingga
terjadi pembiasan dalam perhitungan biaya produksi yang akan
berpengaruh terhadap ketepatan pembebanan harga jual produk. Selain itu
hal ini juga akan mempengaruhi keandalan terhadap jumlah laba yang
diperhitungkan.

Berikut adalah perhitungan terhadap beban penyusutan bangunan, beban


penyusutan peralatan dan mesin, dan beban listrik berdasarkan penelitian
yang dilakukan:

1. Bangunan1

1
Dikarenakan proes produksi dilakukan di rumah Ibu Hotmah, maka untuk menghitung beban
penyusutan penulis mengestimasikan harga perolehan tempat produksi sebesar 30% dari harga
Estimasi Harga Perolehan = Rp150.000.000 x 30%
= Rp45.000.000
Estimasi Umur Ekonomis = 25 tahun
Beban Penyusutan = Rp45.000.000 / (25 x 360)
= Rp5.000 per hari

2. Peralatan dan Mesin


- Peralatan:
a) Panci Besar
Jumlah = 2 unit
Estimasi Harga Perolehan = Rp300.000
Estimasi Umur Ekonomis = 5 tahun
Beban Penyusutan = (2 x Rp300.000) / (5 x 360)
= Rp333 per hari

b) Peralatan Lainnya (kipas angin, Baskom, dan peralatan lainnya)


Estimasi Harga Perolehan = Rp1.500.000
Estimasi Umur Ekonomis = 5 tahun
Beban Penyusutan = Rp1.500.000 / (5 x 360)
= Rp833 per hari

c) Mesin Penggiling Kedelai


Estimasi Harga Perolehan = Rp3.000.000
Estimasi Umur Ekonomis = 15 tahun
Beban Penyusutan = Rp3.000.000 / (15 x 360)
= Rp556 per hari

3. Listrik2
Rata-rata tagihan listrik per bulan = Rp90.000
Biaya Listrik = (Rp90.000 x 50%) / 30
= Rp1.500 per hari

perolehan bangunan berdasarkan persentase luas tempat produksi dari total luas bangunan
2
Pemakaian listrik untuk proses produksi diestimasikan sebesar 40% dari total tagihan listrik
berdasarkan lama jam kerja per hari yang rata-rata selama 12 jam (dari jam 3 pagi s.d. jam 5 sore).
Jumlah Biaya Overhead Pabrik per hari setelah penambahan perhitungan beban
penyusutan bangunan, beban penyusutan peralatan dan mesin, dan beban
listrik:
Bahan Penolong
- Soda Rp 2.143
- Kanji Rp 1.286
- Plastik Pembungkus Rp 24.250
Rp 27.679
Bangunan Rp 5.000
Peralatan dan Mesin
- Panci Rp 333
- Peralatan Lainnya Rp 833
- Mesin Penggiling Rp 556
Rp 1.722
Bahan Bakar
- BBM Mesin Penggiling Rp 6.667
- Kayu Bakar Rp 30.000
Rp 36.667
Biaya Listrik Rp 1.500
Jumlah Rp 72.568

Sehingga dapat diketahui bahwa terhadap perhitungan biaya produksi


sebelumnya kurang-saji (understated) sebesar Rp8.222. Berikut adalah perkiraan
laba/rugi per hari setelah perhitungan beban-beban ini:

           
  PERUSAHAAN TEMPE IBU HOTMAH  
  PERKIRAAN LABA/RUGI PER HARI  
   
  Penjualan 1.559.000  
  Persediaan dalam proses awal - -  
  Biaya Produksi  
  Biaya Bahan Baku 980.000  
  Biaya TKL 145.000  
  Biaya Overhead Pabrik 72.568  
  Persediaan tersedia diproduksi 1.197.568  
  Persediaan dalam proses akhir -  
  Harga Pokok Produksi 1.197.568  
  Persediaan barang jadi awal -  
  Persediaan tersedia dijual 1.197.568  
  Persediaan Akhir -  
  Harga Pokok Penjualan (1.197.568)  
  Laba Kotor 361.432  
           
Sebaliknya seperti yang terjadi terhadap biaya produksi, jumlah laba kotor
setelah perhitungan beban penyusutan banguna, beban penyusutan
peralatan dan mesin, dan beban listrik menurun sebesar Rp8.222 yang
berarti bahwa jumlah laba kotor sebelum perhitungan telah lebih-saji
(overstated) sebesar jumlah tersebut.

Sehingga adapun penyelesaian atas permasalahan ini adalah perlunya


dilakukan perhitungan terhadap beban-beban tersebut dalam proses
produski. Meskipun perusahaan Ibu Hotmah tergolong ke dalam
perusahaan mikro, hal ini tetap dirasa perlu oleh penulis karena dapat
mempengaruhi ketepatan dalam penetapan harga produk yang dapat
menghindarkan perusahaan dari risiko kerugian. Selain itu hal ini juga
akan berguna dalam analisis biaya, di mana perusahaan Ibu Hotmah akan
dapat melakukan perencanaan yang lebih matang terkait dengan biaya
produksi jika seluruh biaya-biaya produksi yang ada diperhitungkan.
Terakhir hal ini akan dapat menghindarkan perusahaan dari risiko
mengambil keputusan yang salah karena dapat menghindarkan bias
terhadap jumlah biaya produksi, harga pokok produksi, harga pokok
penjualan, dan laba yang diperhitungkan.

 Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan suatu kerangka penganalisisan yag terintegrasi


antara internal perusahaan dan lingkungan eksternal, dengan membangun
pendekatan SWOT. Pendeketan analisis SWOT merupakan peralatan
analisis tradisional yang mengintegrasikan perspektif internal dengan
eksternal. Jadi dengan pendekatan analisis SWOT ini akan dapat
memperoleh gambaran singkat tentang keseluruhan keadaan perusahaan
yang mendasar,terkait permasalahan sehat tidaknya perusahaan tersebut.

Analisa SWOT Adalah bisa kita bagi menjadi 2 bagian berdasarkan


lingkupnya, yaitu (1) Lingkungan Internal, dan (2) Lingkungan Eksternal).
Analisa SWOT Lingkungan Internal:
1. Strength: Adalah kekuatan atau kelebihan perusahaan tempe yang tidak
dimiliki oleh yang lainnya.
2. Weakness: Ialah kelemehan atau kekurangan dari perusahaan tempe yang
bisa mengancam.

Analisa SWOT Lingkungan Eksternal terdiri dari:


1. Opportunity: Kesempatan yang bisa diraih perusahaan tempe melalui
kekuatannya.
2. Threat: Ancaman yang membahayakan perusaan karena kelemahannya.

Adapun untuk analisis SWOT dari UMKM manufaktur usaha tempe adalah
sebagai berikut
A. Analisis SWOT Lingkungan Internal
 Strength
1. Pelanggan yang sangat besar
2. Coverage Area lumayan cukup bagus dan luas dan banyak
3. Perusahaan ini sangat memperhatikan semua permintaan serta kebutuhan
pelanggan
4. Usaha tempe merupakan provider lumayan banyak peminatnya

 Weakness
1. kurnagnya alat untuk memproduksi barang yang lebih bnyak
2. rendahnya kemampuan yang dimiliki karyawan pada perusahaan kami
pada bidanng tertentu
3. Kerangka pembuatan program dalam perhitungan masih kurang
4. Masih belum bisa untuk memaksimalisasi sebagai media pemasaran
5. Lokasi kurang strategis
Analisis Swot lingkungan eksternal

 Oppurtunity
1. Usaha tempe ini terus berkembang
2. Tren peningkatan daya beli penggan makin meningkat
3. Adanya dukungan pemerintah bagi usaha local seperti usaha kami ini
4. Sektor yang kami tekkuni mengalami kenaika

 Threat
1. Perubahan strategi dari pesaing sehingga mengancam posisi kami di pasar
2. Perkembangan teknolgi di luar membuat kemampauan perusahaan kami
yang terlalu cepat di pasar sehingga mengakibatkan perusahaan kami
terlalu lambat dalam mengadopsinya
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Produk tempe (dalam proses pematangan) Ibu Hotmah – Senin (malam Selasa), 8
0ktober 2019

Gambar 4. Mesin penggilingan kedelai – Rabu, 9 Oktober 2019.


Gambar 5. Panci tempat memasak kedelai –Selasa, 9 Oktober 2019.

Anda mungkin juga menyukai