Disusun Oleh :
Kelompok 7 SGD 4
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah hasil Small
Group Discussion ( SGD ) kami pada modul Personal Profesional Development ini dengan
topik LBM 4 Penyusunan makalah ini bertujuan agar mahasiswa Kedokteran UNIZAR dapat
memahami isi makalah ini, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari. Sehingga dapat
bermanfaat khususnya untuk mahasiswa kedokteran itu sendiri.
Tidak lupa juga kami mengucapakan terima kasih kepada :
1. dr. Halia Wanadiatri,M. Si. , selaku fasilitator dalam teks reading.
2. Seluruh anggota kelompok VII dan semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah hasil diskusi SGD ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangannya
sehingga kami menginginkan saran dan kritik yang membangun dalam menyempurnakan
makalah ini. Sehingga diharapan kami dapat menyelesaikannya tugas makalah ini dengan hasil
yang maksimal dan memuaskan .
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.....................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6
1.1...........................................................................................................SKENARIO 6
1.2. STEP 1 :TERMINOLOGI……………………………………………………..6
1.3.................................................................STEP 2 : IDENTIFIKASI MASALAH
...............................................................................…………………………….7
1.4. STEP 3 : MENJAWAB PERMASALAHAN ( BRAIN STORMING )……....7
1.5 LEARNING ISSUE..........……………………………………………………10
1.6. PEMBAHASAN LEARNING ISSUE………………………………………...10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kedokteran merupakan cabang dari ilmu kesehatan. Pendidikan dokter adalah salah
satu program studi di fakultas kedokteran yang mempelajari tubuh manusia berdasarkan
sistem organnya, mulai dari keadaan normal hingga penyakit-penyakitnya. Di program studi
ini, mahasiswa diajarkan tentang cara mengeksplorasi keluhan pasien, melakukan
pemeriksaan, mendiagnosa, menangani pasien baik secara farmakologis maupun non
farmakologis, dan cara mencegah penularan penyakit. Pada akhirnya, pendidikan kedokteran
akan melahirkan dokter-dokter muda yang belum memilih spesialisasi, atau disebut juga
dokter umum.
Dalam proses belajar-mengajar, fakultas kedokteran membutuhkan acuan supaya
proses pembelajaran dapat berlangsung terarah. Oleh karena itu, digunakan kurikulum yang
sesuai dengan proses belajar mengajar. Sedangkan kompetensi yang harus dicapai oleh
mahasiswa kedokteran sudah diatur oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) melalui Standar
Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI).
SKDI merupakan standar minimal kompetensi lulusan dan bukan merupakan standar
kewenangan dokter layanan primer. SKDI pertama kali disahkan oleh Konsil Kedokteran
Indonesia (KKI) pada tahun 2006 . SKDI juga menjadi acuan dalam pengembangan uji
kompetensi dokter yang bersifat nasional (Konsil Kedokteran Indonesia, 2012). Dalam SKDI
sudah ditentukan area kompetensi yang harus dicapai oleh calon dokter umum untuk
menangani pasien. Kompetensi tersebut dicapai pada saat menempuh studi sebagai
mahasiswa kedokteran melalui berbagai kegiatan perkuliahan, praktikum, melatih
keterampilan klinis, dan juga saat menjalani program sebagai dokter muda di rumah sakit
akademik. Peran mahasiswa fakultas kedokteran dalam kegiatan ini adalah seperti dokter
keluarga, yang kemudian menyelesaikan masalah kesehatan di masyarakat, sesuai dengan
Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI).
Setiap mahasiswa kedokteran harus memahami dan memenuhi kompetensi sesuai
dengan SKDI. Apabila capaian kompetensi dokter umum masih belum memenuhi standar
4
minimal sesuai dengan yang tercantum pada SKDI, maka dikhawatirkan dapat terjadi
kekacauan sistem kesehatan di Indonesia. Profesi dokter sebagai tulang punggung sistem
pelayanan kesehatan nasional juga akan memasuki era baru (Pengurus Besar Ikatan Dokter
Indonesia, 2013). Melalui sistem ini, tugas pokok dan fungsi DLP menjadi lebih jelas.
Meskipun begitu, cakupan kompetensi yang harus dikuasai DLP sangatlah banyak. Terlebih
lagi dalam setting pelayanan JKN, sebenarnya DLP mengemban fungsi baru yang tidak
dikenal dalam sistem pelayanan yang berorientasi spesialis, yaitu sebagai gatekeeper dari
sistem kesehatan (Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, 2013).
Apabila lulusan dokter umum tidak memenuhi standar kompetensi dalam
mendiagnosis dan melakukan penangana, dikhawatirkan program JKN tidak dapat
berlangsung secara maksimal dan perbaikan status kesehatan di Indonesia dikhawatirkan sulit
tercapai. Mengingat pentingnya peran dokter umum sebagai ujung tombak pelayanan
kesehatan di Indonesia terutama di era JKN seperti sekarang, dan pentingnya kesesuaian
capaian kompetensi dokter umum dengan SKDI, maka pengkajian tentang kesesuaian
capaian lulusan dokter umum dengan SKDI sangat perlu untuk dilakukan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
4. Coass : Tahap Pendidikan profesi dimana dokter muda melaksanakan
koasistensi di rumah sakir Pendidikan dengan bimbingan dari dosen, staf pendidik
fakultas, dan residen di bawah pengawasan pihak fakultas
5. Internship : Proses pemantauan mutu profesi dokter untuk menerapkan
kompetensi yang diperoleh selama Pendidikan, secara terintegrasi, komprehensif,
mandiri, serta menggunakan pendekatan kedokteran keluarga, dalam rangka pemahiran
dan penyelarasan antara hasil Pendidikan dengan praktik di lapangan.
6. Evidance Based Medicine : proses yang digunakan secara sistematik untuk melakukan
evaluasi, menemukan, menelaah/ me-review, dan memanfaatkan hasil-hasil studi sebagai
dasar dari pengambilan keputusan klinik.
7. Dokter Umum : Tenaga medis yang diperkenankan untuk
melakukan praktik media tanpa harus sspesifik memiliki spesialis tertentu.
Ada beberapa tahapan untuk kita bisa disebut seorang dokter. Untuk menyelesaikan studi
menjadi dokter adalah minimal 6 tahun. Berikut tahapan-tahapan yang harus dilalui agar seorang
bisa dikatakan dokter yaitu :
7
Setelah dinyatakan lulus dan diterima sebagai mahasiswa baru jurusan kedokteran, kita akan
menjalani program sarjana kedokteran.
2. Profesi Dokter
Pada program Profesi Dokter, kamu akan masuk ke tahap stase (di negara lain sering disebut
rotasi). Kalian akan dirotasi dari bagian ke bagian di rumah sakit untuk mempelajari kasus-kasus
dokter umum yang tertera di Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI).
3. Ujian Sertifikasi
Setelah kalian lulus semua rotasi, kalian wajib mengikuti Ujian Kompetensi Mahasiswa
Program Profesi Dokter (UKMPPD). UKMPPD ini akan menguji keterampilan dan pengetahuan
kamu untuk menangani 400an kasus yang ada di SKDI.
4. Internship
Setelah kita dinyatakan lulus dalam UKMPPD ini kita sudah resmi menjadi seorang dokter.
Namun kita harus melakukan yang namanya internship. Pada masa Internship yang berlangsung
1 tahun ini, kamu akan praktik kerja untuk mendapatkan STR paten. Kamu akan praktik kerja
layaknya dokter umum, tetapi masih berada di bawah tanggung jawab dan perlindungan dokter
umum lain yang senior.
Evidence based medicine (EBM) adalah proses yang digunakan secara sistematik untuk
melakukan evaluasi, menemukan, menelaah atau me-review, dan memanfaatkan hasil-hasil studi
sebagai dasar dari pengambilan keputusan klinik bagi seorang dokter. Menurut Sackett et al.,
Evidence-based medicine (EBM) adalah suatu pendekatan medik yang didasarkan pada bukti-
bukti ilmiah terkini untuk kepentingan pelayanan kesehatan penderita. Dengan demikian, dalam
praktek, EBM memadukan antara kemampuan dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti ilmiah
terkini yang paling dapat dipercaya. Evidence-based Medicine (EBM).
• Karna dalam dunia kedokteran itu bersifat dinamis dan update mengenai diagnosis,terapi
dan pencegahan yang dibutuhkan dalam praktek sehari hari
8
• Karna dunia kedokteran perlu berlanjut, karna ilmu dalam dunia kedokteran selalu
bertambah dan berubah ubah bergantung pada penelitian yang dilakukan
• Karna EBM paling baik dan objektif untuk mempertahankan kualitas medis secara
konsisten
• Karna EBM adalah suatu cara seorang dokter untuk mengaplikasikan atau mengelola
pasien
Karena seperti yang kita tahu stereotype adalah penilain terhadap seseorang hanya
berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan.
Berikut beberapa alasan mengapa dokter dikatakan jurusan yang sukses, kaya raya oleh
masyarakat :
Masyarakat hanya melihat hasil tetapi tidak mengetahui proses yang dilalui
menjadi seorang dokter
Masyarakat melihat seorang dokter dari cara berpakaian dan cara berbicara
Masyarakat mengetahui pendapatan dokter itu banyak
9
• Dengan cara terus belajar seiring berjalannya waktu dan memperbanyak praktek
dimasyarakat
• Dengan cara mengetahui dan menanamkan konsep dokter yang rahmatan lil alamin
• Dengan cara melatih diri sejak awal melalui proses proses yang telah ditetapkan pada saat
menjadi mahasiswa kedokteran
Evidence Based Medicine adalah proses meninjau secara sistematis, menilai dan
menggunakan temuan penelitian klinis untuk membantu pemberian perawatan
klinis yang optimal bagi pasien. Pada umumnya EBM baru mulai diajarkan
10
kepada mahasiswa setelah memasuki tahap klinik untuk menentukan diagnosis,
terapi dan prognosis pasien yang dihadapi di rumah sakit. 2 Namun seiring
dengan timbulnya keluhan bahwa mahasiswa yang memasuki tahap klinik belum
menguasai prinsip dasar EBM, dirasakan perlu untuk mengajarkan kepada
mahasiswa pre-klinik materi EBM.
EBM dapat diartikan sebagai pemanfaatan bukti ilmiah secara seksama, ekplisit
dan bijaksana dalam pengambilan keputusan untuk tatalaksana pasien. Artinya
mengintegrasikan kemampuan klinis individu dengan bukti ilmiah yang terbaik
yang Langkah dalam proses EBM adalah sebagai berikut:
1. Diawali dengan identifikasi masalah dari pasien atau yang timbul selama proses
tatalaksana penyakit pasien
3. Pilihlah sumber yang tepat untuk mencari jawaban yang benar bagi pertanyaan
tersebut dari literatur ilmiah
4. Lakukan telaah kritis terhadap literatur yang didapatkan untuk menilai validitas
(mendekati kebenaran), pentingnya hasil penelitian itu serta kemungkinan
penerapannya pada pasien
Tahapan sarjana
11
Lama waktu pendidikan dokter dikuliah atau biasa disebut preklinik paling
cepat 3,5 tahun atau 4 tanhun. Dilanjutkan dengan,
Tahap koas atau profesi
Tahap koas atau profesi merupakan salah satu proses dalam pendidikan
tinggi kedokteran setelah menempuh teori yang telah dipelajari selama di
perkuliahan. Pada Program Studi Profesi Dokter (PSPD) terdiri dari rotasi
pada 16 departemen yang dilalui dalam waktu 3 semester. Pada tahap ini
diharapkan dokter muda telah memiliki kompetensi sebagai dokter,
dilaksanakan selama 1,5 tahun. Selanjutnya,
Tahap internship
Tahap internship merupakan proses pemantapan mutu profesi dokter untuk
menerapkan kompetensi yang diperoleh selama pendidikan. Dilaksanakan
selama 1 tahun.
3. Bagaimana cara menghadapi pandangan masyarakat terhadap kehidupan
seorang dokter?
Jawaban:
Membina hubungan
12
AGAR TIDAK ADA DISKRIMINASI
Asas asas pelayanan publik menurut Keputusan Menpan Nomor 63/2003 sebagai
berikut:
a. Transparansi Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.
b. Akuntabilitas Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
c. Kondisional Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima
pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas.
d. Partisipatif Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
publik denganmemperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.
e. Kesamaan Hak Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras,
agama, golongan, gender dan status ekonomi.
f. Keseimbangan Hak dan Kewajiban Pemberi dan penerima pelayanan publik harus
memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.
13
Dapat disimpulkan bahwa kurangnya pengetahun masyarakat tentang
pendidikan kedokteran yang mengacu timbulnya stigma-stigma negatif terhadap
profesi ini, masyarakat juga belum memahami perbedaan dalam dunia kesehatan
itu sendiri dengan profesi tenaga kesehatan yang lain.
14
5. Dengan metode data maining dengan menggali informasi dari data yang
tersedia
6. Alogaritma word yang dilakukan untuk menemumukan persamaan antara
7. Diperlukan system komunikasi untuk memperkuat perbedaan ini
mengingat perbedaan harus diminimalisisr untuk mendukung upaya
edukasi pada masyarakat secara berkesinambungan
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa untuk menjadi seorang
dokter harus melewati berbagai tahapan yang tidak mudah untuk dilalui mulai dari
menempuh proses pendidikan Strata I selanjutnya mengikuti program profesi dokter atau
coass dan akhirnya mengikuti internship, apabila tahap internship telah selesai maka pada
saat itulah mereka baru bisa dikatakan seorang dokter. Itulah roses menjadi dokter yang
jarang diketahui oleh masyarakat sehingga mereka hanya melihat seorang dokter apabila
sudah sukses tanpa mengetahui tahapan yang mereka lalui untuk dapat dikatakan sebagai
seorang dokter. dan sebagai seorang dokter haruslah memiliki EBM ( Evidence Based
Medicine) yang baik.
16
DAFTAR PUSTAKA
Nurul Fatin dkk, 2020, GAMBARAN STIGMA TERHADAP PENDERITA SKIZOFRENIA PADA
MAHASISWA UNIVERSITAS UDAYANA. Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS), Juni,
2020 (12)1:16-21.
Maharani Riri, 2014, Stigma dan Diskriminasi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) pada
Pelayanan Kesehatan di Kota Pekanbaru. Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2,
No. 5, Pekanbaru.
Pamungkasari Eti Poncorini dkk, Pengukuran Kemampuan Belajar Mandiri pada
Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter. Jurnal Penelitian dan Evaluasi
Pendidikan, Tahun 16, Nomor 2, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Prawiroharjo Pukovisa dkk, 2017, Tinjauan Etika Penggunaan Media Sosial oleh Dokter.
Jurnal Etika Kedokteran Indonesia Vol 1 No. 1 Okt 2017, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia/Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Jakarta.
Setiawati, E.P. 2015. “Perspektif Mahasiswa : Evaluasi Program Pendidikan Profesi Dokter
Rotasi Kedokteran Keluarga”. Dalam Jurnal Sistem Kesehatan. Fakultas
Kedokteran universitas Padjajaran. Bandung.
Sianturi, ru. 2016. “Respon Dokter pada Implementasi Program Internship Dokter Indonesia
dirumah Sakit TK II Putri Hijau Kesdam 1/BB Medan dan Rumah sakit Sultan
Sulaiman Syaiful Alamsyah Sedang Bedagai.
Jurnal dengan judul peran masyarakat madani dalam mengurangi stigma dan diskriminasi.
Vol 5 No 2 2016, Hal 52-57 oleh Ade Latifa dan Sri Sunarti Purwaningsih.
17