Anda di halaman 1dari 16

Dosen : Ibu Khairunisa

Tugas : Manajemen Keuangan

MAKALAH

ECONOMIC ORDER QUANTITY

Di Susun Oleh :

YASER ALI JUNIOR (186601034)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM ENAM


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
KENDARI
2019/2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
Rahmat, Karunia, serta Taufik dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima
kasih pada Ibu Khairunisa selaku Dosen mata kuliah Manajemen Keuangan yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Economic Order Quantity (EOQ).
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Kendari, 28 Januari 2020

Penyusun

DAFTAR ISI

ii
COVER..............................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................2

1.3 Tujuan..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Persediaan ..................................................3

2.2 Jenis-Jenis Manajemen Persediaan...................................................3 

2.3 Manfaat Manajemen Persediaan.......................................................4

2.4 Fungsi – Fungsi Persediaan................................................................6

2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Persediaan...........................7

2.6 Metode Manajemen Persediaan........................................................ 8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan..........................................................................................12

3.2 Saran....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kepuasan pelanggan dapat diraih dengan cara menjual barang dengan kualitas
yang baik, harga yang terjangkau dan dengan pengadaan barang yang tepat waktu.
Untuk dapat mencapai hal tersebut perlu didukung dengan perencanaan bahan
baku yang baik. Perencanaan persediaan bahan baku merupakan hal yang penting
pada suatu proses produksi, terutama dalam industri manufaktur. Apabila
persediaan bahan baku tidak tersedia dengan baik sesuai dengan rencana atau
kebutuhan ,maka akan menghambat proses produksi. Setiap perusahaan, apakah
perusahaan itu perusahaan perdagangan ataupun perusahaan pabrik serta
perusahaan jasa selalu mengadakan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para
pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu
tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan atau meminta
barang/jasa. Persediaan diadakan apabila keuntungan yang diharapkan dari
persediaan tersebut hendaknya lebih besar daripada biaya-biaya yang
ditimbulkannya. Persediaan bahan baku yang melebihi kebutuhan akan
menimbulkan biaya ekstra atau biaya simpan yang tinggi. Sedangkan jumlah
persediaan yang terlalu sedikit malah akan menimbulkan biaya kerugian yaitu
terganggunya proses produksi dan juga berakibat hilangnya kesempatan untuk
memperoleh keuntungan apabila ternyata permintaan pada kondisi yang
sebenarnya melebihi permintaan yang diperkirakan.

Persediaan merupakan salah satu aset yang paling mahal dan penting pada
sebuah perusahaan baik perusahaan jasa maupun perusahaan dagang.
Perusahaan harus focus terhadap pengendalian persediaan karena persediaan
merupakan salah satu bagian yang menyerap investasi terbesar. Nilai invesatasi
perusahaan dalam bentuk barang persediaan besarnya bervariasi antara 25%-
35% dari nilai seluruh aset (Indrajitdan Djokopranoto,2003) dalam (Henmaidi
dan Suci Hidayati). Perusahaan harus bisa mencapai titik balance (seimbang)

1
antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan konsumen. Manajemen
persediaan merupakan hal yang mendasar dalam penetapan keunggulan
kompetatif jangka panjang.

Dalam upaya mencapai target yang diharapkan, diperlukan adanya


persediaan bahan baku yang optimal sehingga tidak menggangu kelancaran
proses produksi yang berlangsung. Adanya penanganan yang tepat terhadap
persediaan bahan baku sangat diperlukan untuk mengantisipas ikeadaan apabila
permintaanpasar tiba – tiba pada suatu periode tertentu. Dengan demikian
produk dapat dioptimalkan serta biaya – biaya yang terkait didalamnya ditekan
se-efisien mungkin. Maka dari itu diperlukan Manajemen persediaan merupakan
hal yangmendasar dalam penetapan keunggulan kompetatif jangka panjang.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :

1) Jelaskan pengertian dari manajemen persediaan ?


2) Jelaskan apa saja jenis-jenis manajemen persediaan ?
3) Jelaskan manfaat menajemen persediaan ?
4) Jelaskan fungsi – fungsi persediaan ?
5) Jelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat persediaan ?
6) Jelaskann metode manajemen persediaan ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dalam makanalh ini yaitu :

1) Mengetahui pengertian dari manajemen persediaan


2) Mengetahui apa saja jenis-jenis manajemen persediaan
3) Mengetahui manfaat menajemen persediaan
4) Mengetahui fungsi – fungsi persediaan
5) Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat persediaan
6) Mengetahui metode manajemen persediaan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Persediaan


Persediaan (inventory) adalah bahan-bahan atau barang (sumberdaya-sumber
daya organisasi) yang disimpan yang akan dipergunakan untuk memenuhi tujuan
tertentu, misalnya : untuk proses produksi atau perakitan, untuk suku cadang dari
peralatan, maupun untuk dijual. Walaupun persediaan hanya merupakan suatu
sumber dana yang menganggur, akan tetapi dapat dikatakan tidak ada perusahaan
yang beroperasi tanpa persediaan.
2.2 Jenis-jenis Manajemen Persediaan
Freddy Rangkuti dalam bukunya “Manajemen Persediaan Aplikasi di
Bidang Bisnis” (2002;8&15) menjelaskan jenis-jenis Persediaan terdiri dari 2
karakteristik :
a. Jenis-jenis Persediaan menurut Fungsi antara lain :
1) Batch Stock, persediaan yang didakan karena membeli atau membuat bahan-
bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang
dibutuhkan saat itu.
2) Fluctuation Stock, persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.
3) Anticipation Stock, persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat
dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan atau
permintaan yang meningkat.
b. Jenis-jenis Persediaan menurut Jenis dan Posisi Barang antara lain :
1) Persediaan Bahan Mentah (Raw Material), yaitu persediaan barang-barang
berwujud, seperti besi, kayu serta komponen-komponen lainnya yang digunakan
dalam proses produksi. Menurut Handoko (2002) Persediaan bahan mentah (raw
materialis), yaitu persediaan barang-barang berwujud mentah. Persediaan ini
dapat diperoleh dari sumber-sumber alam atau dibeli dari para Supplier atau

3
dibuat sendiri oleh perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi
selanjutnya
2) Persediaan Komponen-Komponen Rakitan (Purchased Parts/Components),
yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang
diperoleh dari perusahaan lain, di mana secara langsung dapat dirakit menjadi
suatu produk.
3) Persediaan Bahan Pembantu Atau Penolong (Supplies), yaitu persediaan
barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan
bagian atau komponen barang jadi.
4) Persediaan Barang Dalam Proses (Work In Process), yaitu persediaan barang-
barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi.
5) Persediaan Barang Jadi (Finished Goods), yaitu persediaan barang-barang
yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau
dikirim kepada pelanggan.
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa setiap jenis persediaan
memiliki karakteristik tersendiri dan cara pengelolaan yang berbeda. Persediaan
ditujukan untuk mengantisipasi kebutuhan permintaan. Permintaan ini meliputi:
persediaan bahan baku, barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir bahan-
bahan pembantu atau pelengkap, dan komponen-komponen lain yang menjadi
bagian keluaran produk perusahaan.
2.3 Manfaat Manajemen Persediaan
Dalam menejemen persediaan sudah tentu ada manfaatnya, berikut
merupakan manfaat dari manajemen persediaan.
a) Memanfaatkan Diskon Kuantitas
Diskon kuantitas diperoleh jika perusahaan membeli dalam kuantitas yang
besar.Perusahaan membeli melebihi kebutuhan sehingga ada yang disimpan
sebagai persediaan.
b) Menghindari Kekurangan Bahan (Out Of Stock).
Jika pelanggan datang untuk membeli barang dagangan, kemudian
perusahaan tidak mempunyai barang tersebut, maka perusahaan kehilangan

4
kesempatan untuk memperoleh keuntungan.Untuk menghindari situasi tersebut,
perusahaan harus mempunyai persediaan barang jadi.
c) Manfaat Pemasaran.
Jika perusahaan mempunyai persediaan barang dagangan yang lengkap,
maka pelanggan/calon pelanggan akan terkesan dengan kelengkapan barang
dagangan yang kita tawarkan. Reputasi perusahaan bisa meningkat.Di samping itu
jika perusahaan selalu mampu memenuhi keinginan pelanggan pada saat
dibutuhkan maka kepuasan pelanggan semakin baik, dan perusahaan semakin
untung.
d) Peningkatan Tingkat Pelayanan
Pelanggan tidak hanya meminta kecepatan pengantaran tetapi juga ketepatan,
kepercayaan, dan macam-macam pengapalan. Pengintegrasian dengan penjualan
meningkatkan pengetahuan pelanggan akan preferensi pengepakan dan
pengiriman, dan memungkinkan otomatisasi untuk memenuhi instruksi;
indetifikasi dari daerah distribusi untuk dibagi antara beberapa pelanggan atau
grup dan mudah untuk menyortir dari staging area dan pergerakan stok. Hal ini
menjamin bahwa produk yang benar berada ditempat yang benar pada waktu yang
tepat. Tingkat pelayanan tertinggi dapat menyediakan pelanggan sehubungan
dengan respons yang cepat terhadap permintaan atau perubahan persyaratan
dimana hal ini akan meningkatkan kepuasan pelanggan.
e) Pengontrolan Persediaan yang Lebih Baik
Fleksibilitas dari distribusi dan penyimpanan barang-barang secara
menyeluruh memungkinkan perusahaan untuk memantau dan mengontrol
persediaan sesuai dengan bisnis mereka. Akses yang instan terhadap data-data
yang kritis meliputi ketersediaan peresediaan, jumlah yang ada, jumlah yang harus
diorder lagi dan biaya yang dapat diketahui pada saat itu juga terhadap persediaan
untuk direspons secara cepat dalam rangka pengambilan keputusan, sistem dengan
kemampuan mengelolah beberapa lokasi yang berbeda-beda memungkinkan
manajemen dari gudang-gudang yang berbeda-beda dan penelusuran persediaan
melalui lot, secara seri atau menggunakan level.

5
2.4 Fungsi- Fungsi Persediaan
Fungsi persediaan yaitu untuk menghindari keterlambatan barang, hilangnya
barang dan dengan adanya persediaan, maka operasional perusahaan dapat terus
berjalan sehingga pelayanan terhadap konsumen dapat terus berjalan sehingga
pelayanan terhadap konsumen dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Menurut Freddy Rangkuti dalam buku “Manajemen Persediaan Aplikasi di
Bidang Bisnis”, fungsi utama persediaan yaitu :
1)  Fungsi Decoupling.
2) Fungsi Economic Lot Sizing.
3)    Fungsi Antisipasi.
Dari istilah diatas dapat di uraikan sebagai berikut :
1) Fungsi Decoupling adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat
memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan
bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada
pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan barang
dalam proses diadakan agar departemen-departemen dan proses-proses individual
perusahaan terjaga kebebasannya. Persediaan barang jadi diperlukan untuk
memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari para langganan.Persediaan
yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak
dapat diperkirakan atau diramalkan disebut Fluctuations Stock.
2) Fungsi Economic Lot Sizing. Persediaan Lot Size ini perlu
mempertimbangkan penghematan-penghematan atau potongan pembelian., biaya
pengangkutan per unit menjadi lebih murah dan sebagainya. Hal ini disebabkan
karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar,
dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya
sewa gudang, investasi, resiko, dan sebagainya).
3) Fungsi Antisipasi. Apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan
yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-data
masa lalu, yaitu permintaan musiman.Dalam hal ini perusahaan dapat
mengadakan persediaan musiman (Seasional Inventories).

6
Selain fungsi-fungsi diatas, menurut Herjanto (1997:168) terdapat enam
fungsi penting yang dikandung oleh persediaan dalam memenuhi kebutuhan
perusahaan antara lain:
 Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang
yang dibutuhkan perusahaan
 Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga
harus dikembalikan
 Menghilangkan resiko terhadap kenaikan harga barang atau inflasi.
 Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga
perusahaan tidak akan sulit bila bahan tersebut tidak tersedia dipasaran.
 Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan potongan kuantitas
(Quantity Discount).
 Memberikan pelayanan kepada langganan dengan tersediaanya barang
yang diperlukan
2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Persediaan
Secara umum besar-kecilnya inventory tergantung pada beberapan faktor :
 Lead time, yaitu lamanya masa tunggu material yang dipesan datang.
 Frekuensi penggunaan bahan selama 1 periode, frekuensi pembelian yang
tinggi menyebabkan jumlah inventory menjadi lebih kecil untuk 1 periode
pembelian
 Jumlah dana yang tersedia
 Daya tahan material
Secara khusus faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan adalah:
 Bahan baku, dipengaruhi oleh : perkiraan produksi, sifat musiman produksi,
dapat diandalkan pemasok, dan tingkat efisiensi penjadualan pembelian dan
kegiatan produksi.
 Barang dalam proses, dipengaruhi oleh: lamanya produksi yaitu waktu yang
dibutuhkan sejak saat bahan baku masuk ke proses produksi sampai dengan
saat penyelesaian barang jadi.

7
 Barang jadi, persediaan ini sebenarnya merupakan masalah koordinasi
produksi dan penjualan.
2.6 Metode Manajemen Persediaan
Adapun metode manajemen persediaan yaitu sebagai berikut :
1) Metode EOQ ( Economic Order Quantity )
EOQ atau kuantitas pesanan ekonomis adalah suatu metode untuk menentukan
beberapa jumlah pesanan yang paling ekonomis untuk satu kali pesan
2) Recorder Point
Recorder atau titik pemesanan kembali adalah saat persediaan mencapai titik
dimana perlu dilakukan pemesanan kemali yang dinyatakan dalam persamaan
berikut :
Titik persamaan kembali = tenggang waktu x pemakaian
3) Safety Stock
Safety stock atau persediaan pengamanan tambahan yang diadakan untuk
melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan
4) Sistem ABC
System ABC adalah teknik manajemen persediaan dengan membagai persediaan
kedalam tiga golongansesuai dengan tingkat penurunan kepentingan yang
didasarkan pada nilai rupiah pada investasi masing – masing golongang
persediaan
CONTOH KASUS
Model Economic Order Quantity
1) Contoh Kasus 1
Diketahui sebuah perusahaan memiliki kebutuhan bahan baku sebesar 10.000
unit per tahun. Biaya pemesanan untuk pengadaan bahan tersebut adalah sebesar
Rp 150,-/order. Biaya simpan yang terjadi sebesar Rp 0,75/u/tahun. Hari kerja per
tahun adalah 350 hari. Waktu tunggu (lead time) untuk pengiriman bahan tersebut
selama 10 hari
Pertanyaan:

8
Hitunglah EOQ ?
Berapa total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pengadaan bahan tersebut ?
Berapa kali perusahaan melakukan pemesanan dalam 1 tahun ?
Berapa lama EOQ akan habis dikonsumsi perusahaan ?
Tentukan reorder point (titik pemesanan kembali) ?
Jawab :

 EOQ =     2x150x10.000   = 2000 unit


0.75
 TC = HxQ/2 + S.D/Q   = (0.75 x 2000/2) + (150 x 10000/2000)
= Rp 750,- + Rp 750,- = Rp 1500,-
 Jumlah pemesanan/th = D/Q
= 10000/2000 = 5 kali
 Durasi habisnya EOQ = 350/5 = 70 hari
 Reorder point = L. D/hari kerja setahun
= 10 x (10000/350) = 285. 7 hari

CONTOH KASUS 2
Sebuah restoran Pizza membutuhkan salah satu bahan utama yaitu bubur keju.
untuk membuat kebijakan pemesanan restoran tersebut telah meiedntifikasi biaya-
biaya yang terkait antara lain :
a) Harga bubur keju per/kg Rp. 12.000.-
b) Biaya simpan per/kg pertahun 25% harga beli
c) Biaya pesan beberapa penjumlahan pesanan Rp. 500.000 per satu kali pesan
d) Lt Time 4 hari diperkirakan pada waktu mendatang permintaa keju adalah
1600 kg per minggu
note:
1 tahun 52 minggu
1 tahun 365 hari

9
Jika perusahaan tidak menggunakan EOQ Hitunglah ;
1. Berapa Pensanan pertahun ?
2. Berapa Pesanan harian ?
3. Berapakah kebutuhan minimal ?
4. Rata-rata persediaan ?
5. Total biaya simpan ?
6. Berapa kali banyak pesanan ?
7. Berapa total biaya pesan ?
8. Berapa biaya beli ?
9. Berapa total biaya variable ?
10. Berapa biaya total ?
JAWABANNYAAAAAA.......
1) Pesanan 1 thn
D = 1600 X 52 = 83.200 Kg/tahun
2) Pesanan per bulan
D = 83.200 : 365 = 228
3) Kebuthan min
Q = d.l = 228 4 = 912
4) Rata-rata persediaan
Q/2= 912:2
5) Biaya simpan
Q/2.I.C = 912/2 x 25% x 1200 = 1.386.000
6) Banyaknya pesanan
D/Q = 8323.000/912 = 91.22 kali pesan
7) Biaya pesan
D/Q . So = 91.22 x 500.000 = 45.610.000
8) Biaya beli
D.C = 83.200 x 12.000 = 998.400.000
9) Total biaya varibel
45.610.0 1.386.000 = 46.996.000

10
10) Biaya total
999.400.00 + 46.996.000 = 1.045.396.000

Jika perusahaan mengunakan kebijakan EOQ hitunglah ;

1) Hitung EOQ;
Q = √2 x D x S
     I.C
Q = √2 x 83.200 x 500.000 = 5266,2
   25% x 12.000
2) Biaya Pesan;
D/Q . So = 83.200 x 500.000 = 7.899.734
     52666
3) Biaya Simpan ;
D/2 x I x C = 5266 . 25% . 12.000 = 7.899.000

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan diatas maka dapat disimpilkan bahwa Persediaan adalah
suatu bagian dari kekayaan perusahaan yang digunakan dalam rangkaian proses
produksi untuk diolah menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi, yang
dalam hal ini dapat berupa barang maupun jasa.
Jenis-jenis persediaan terbagi menjadi 2 karakteristik yaitu
1) Persediaan sesuai fungsinya terbagi atas Batch Stock, Fluctuation Stock, dan
Anticipation Stock.
2). Persediaan menurut jenis dan posisi barangnya terdiri dari : Persediaan Bahan
Mentah (Raw Material), PersediaanKomponen-Komponen Rakitan (Purchased
Parts/Components), Persediaan Bahan Pembantu atau Penolong (Supplies),
Persediaan Barang Dalam Proses (Work In Process), Persediaan Barang Jadi
(Finished Goods).
Adapun manfaat dari memanajemeni persediaan yaitu sebagai berikut :
Memanfaatkan Diskon Kuantitas, Menghindari Kekurangan Bahan (Out Of
Stock), Manfaat Pemasaran, Peningkatan Tingkat Pelayanan, dan Pengontrolan
Persediaan yang Lebih Baik.
Faktor yang mempengaruhi pengendalian bahan baku persediaanya sebagai
berikut : Perkiraan Pemakaian Bahan Baku, Harga Bahan Baku, biaya-biaya
persediaan, Kebijaksanaan pembelanjaan, Pemakaian Bahan, Waktu Tunggu,
Model Pembelian Bahan Baku, Persediaan Pengaman, Pembelian Kembali.
3.2 Saran
Adapun saran yang bisa kami berikan antara lain :
1) Dalam membuat makalah sebaiknya menggunakan berbagai referensi dari
berbagai sumber untuk menambah informasi tentang Inventory Management
2) Dalam membuat makalah sebaiknya menggunakan bahasa yang baku sesuai
dengan EYD

12
DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, M.B.A. Dr. Mamduh M. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta:


BPFE.
Syamsuddin, M.A., Drs. Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Brigham, Eugene F. Dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan.Jakarta: 
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai